You are on page 1of 42

Kuliah Dasar Ilmu Tanah/ Pertemuan 13

DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN USU MEDAN

SUMBER DAYA LAHAN


Tim Pengajar Dasar Ilmu Tanah FP USU Medan

Defenisi Tanah -Lahan


Tanah, menurut Soil Taxonomy, adalah : benda alam yang terdiri dari bahan padat (bahan mineral dan bahan organik), air dan udara yang ditemukan di permukaan bumi yang dicirikan oleh sifat berikut : (a) mempunyai horizon-horizon atau lapisan tanah sebagai hasil dari proses penambahan, pengurangan, pemindahan dan juga perubahan (transformasi) energi dan bahan; dan/atau (b) mempunyai kemampuan menopang pertumbuhan dan perakaran tanaman dalam lingkungan bumi.

Lahan, menurut PP No. 150/2000, adalah suatu wilayah daratan yang ciri-cirinya merangkum semua tanda pengenal biosfer, atmosfer, tanah, geologi, timbulan (relief), hidrologi, populasi tumbuhan dan hewan serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan masa kini yang bersifat mantap atau mendaur.

Lahan Kering Dataran Rendah

Lahan Kering
Lahan Kering Dataran Tinggi

Lahan
Lahan Rawa

Lahan Basah

Lahan Sawah

Lahan Subaquatik

Lahan kering
Lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun

Lahan Kering Dataran Rendah


Dataran rendah adalah hamparan lahan pada ketinggian antara 0 700 m di atas permukaan laut (dpl). Sampai ketinggian tersebut suhu udara tergolong panas dan suhu tanah isohiperthermik (suhu tanah 22 o C dan tidak ada perbedaan pada musim dingin dan musim panas).

Tanah yang dijumpai di lahan kering dataran rendah, terdiri dari jenis tanah Entisol, Mollisol, Vertisol, Andisol, Inseptisol, Alfisol, Ultisol, Spodosol dan Oksisol.

Potensi Lahan
Lahan dengan relief datar sampai bergelombang potensi untuk dikembangkan menjadi areal pertanian tanaman pangan (61 % dari luas wilayah lahan kering dataran rendah). Lahan denga relief berbukit (39 % dari luas wilayah lahan kering dataran rendah)dapat digunakan untuk pengembangan tanaman keras.

Kendala Lahan
Lahan kering beriklim basah yang didominasi jenis tanah Ultisol dan Oksisol umumnya bereaksi masam (pH rendah), miskin unsur hara dan kadar bahan organik renda, mengandung alumunium yang meracuni tanaman. Lahan kering beriklim kering terkendala oleh ketersediaan air yang terbatas.

Pengelolaan Lahan

Perbaikan kesuburan tanah meliputi : Pemupukan, Pengapuran, Pengelolaan bahan organik Konservasi tanah Teknik olah tanah konservasi, terdiri dari olah tanah minimum (OTM) dan tanpa olah tanah (TOT). Pemberian mulsa. Penanaman pohon yang dapat melindungi tanah dari terpaan air hujan dan aliran permukaan.

Lahan Kering Dataran Tinggi


Dataran tinggi adalah hamparan lahan pada ketinggian antara 700 2500 m di atas permukaan laut (dpl). Dasar penentuan ketinggian tersebut adalah karena adanya perubahan suhu udara dan tingkat adaptasi tanaman pada ketinggian tersebut. Secara kualitatif merupakan wilayah berbukit sampai bergunung, suhu udara sejuk antara 16 22o C.

Jenis tanah yang ditemukan pada lahan kering dataran tinggi umumnya didominasi oleh tanah yang berasal dari bahan induk Volkan, seperti Andisol, Inseptisol, dan Entisol. Ordo tanah lain yang juga banyak adalah Ultisol dan Oksisol.

Potensi Lahan
Lahan dataran tinggi merupakan tempat tumbuh yang ideal bagi berbagai komoditas petanian yang bernilai ekonomis tinggi dan sumber devisa, seperti teh, kopi, makadamia, kina, tanaman hortikultura.

Kendala Lahan
Kondisi tanah dengan topografi berbukit sampai bergunung sangat peka terhadap gangguan atau perubahan dari luar, seperti : hujan yang menyebabkan erosi, longsor; aktifitas budidaya yang intensif dapat mengakibatkan berkurangnya tingkat kesuburan tanah akibat lapisan atasnya tererosi.

Pengelolaan Lahan Pengelolaan lahan dataran tinggi yang penting adalah tindakan konservasi tanah, untuk mencegah erosi dan longsor. Perbaikan kesuburan tanah dengan pemupukan dan penambahan bahan organik serta pengapuran bagi tanah yang masam.

Lahan Basah
Lahan basah adalah hamparan lahan yang pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun

Lahan Rawa Lahan Sawah Lahan Sub Aquatik

Lahan Rawa
Lahan Rawa (Mars land) diartikan sebagai lahan yang permanen tergenang. Berdasarkan asal air yang menggenanginya dibedakan atas (i) Lahan Rawa Air Tawar atau Rawa Lebak , yang ditemukan di tepi danau dan aliran air, (ii) Lahan Rawa Payau (air asin) atau dikenal sebagai Rawa Pasang surut, ditemukan di daerah estuarin, delta dan daerah pasang-surut.

Lahan Rawa Pasang Surut


Lahan Sulfat Masam Potensial Mempunyai bahan sulfidik (pirit) pada kedalaman 0 - > 100 cm dari permukaan tanah. Bahan sulfidik dalam keadaan reduksi (terendam air) pH tanah > 3,5 Jenis tanah : Sulfaquent, Endoaquept, Hydraquent, Fluvaquent, atau Endoaquent

Lahan Rawa Pasang Surut


Lahan Sulfat Masam Aktual
Bahan pirit telah teroksidasi
FeS2 + O2 Fe(OH)3 + H+ + SO42-

Membentuk horizon sulfurik pH tanah < 3,5 Jenis tanah : Sulfaquept, Endoaquept, Endoaquent

Lahan Rawa Pasang Surut


Lahan Gambut Dangkal
Ketebalan gambut 50 100 cm. Tingkat dekomposisi gambut hemik sampai saprik. Terdapat pirit Jenis tanah : Sulfisaprist, Sulfihemist, Haplosaprist, Haplohemist.

Lahan Rawa Pasang Surut


Lahan Gambut Sedang
Ketebalan gambut >100 200 cm. Tingkat dekomposisi gambut hemik sampai saprik. Jenis tanah : Haplosaprist, Haplohemist.

Lahan Rawa Pasang Surut


Lahan Gambut Dalam Ketebalan gambut >200 300 cm. Tingkat dekomposisi gambut fibrik sampai hemik . Jenis tanah : Haplofibrist, Haplohemist.

Lahan Rawa Pasang Surut


Lahan Gambut Sangat Dalam
Ketebalan gambut >300 cm. Tingkat dekomposisi gambut hemik sampai saprik. Jenis tanah : Haplosaprist, Haplohemist.

Lahan RawaLebak
Rawa Lebak Dangkal
Genangan air dengan kedalam < 50 cm Lama genangan air < 3 bulan

Rawa Lebak Sedang


Genangan air dengan kedalam 50 - 100 cm Lama genangan air 3 6 bulan

Rawa Lebak Dalam


Genangan air dengan kedalam > 100 cm Lama genangan air > 6 bulan

Potensi Lahan Rawa


Arealnya cukup luas. Umumnya berada pada daerah datar. Air tersedia cukup banyak sehingga baik jika dikembangkan sebagai lahan sawah.

Kendala Lahan Rawa

Air tergenang menjadi penghambat untuk lahan pertanian non sawah. Pembuatan drainase yang tidak hatihati akan memuncul pirit ke permukaan; jika teroksidasi akan menimbulkan lahan sulfat masam aktual. Khusus lahan gambut selain kendala di atas, juga terkendala oleh hara yang miskin dan kendala sifat fisik tanah (subsiden/penyusustan permukaan tanah).

Pengelolaan Lahan Rawa


Pembuatan drainase, dengan memperhatikan kedalam pirit. Pengelolaan air, terutama air pasang.

Lahan Basah
Lahan basah adalah hamparan lahan yang pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun

Lahan Rawa Lahan Sawah Lahan Sub Aquatik

Lahan Sawah
Lahan sawah adalah lahan yang dikelola sedemikian rupa untuk budidaya tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau sebagian dari masa pertumbuhan padi.

Yang membedakan lahan ini dari lahan rawa adalah masa penggenangan airnya, pada lahan sawah penggenangan tidak terjadi terus menerus tetapi mengalami masa pengeringan.

Lahan Sawah
Ciri khas tanah sawah, yang membedakannya dengan tanah tergenang lainnya, adalah adanya lapisan oksidasi di bawah permukaan air akibat difusi O2 setebal 0,8 1,0 cm, selanjutnya lapisan reduksi setebal 25 30 cm dan diikuti oleh lapisan tapak bajak yang kedap air. Selain itu selama pertumbuhan tanaman padi akan terjadi sekresi O2 oleh akar tanaman padi yang menimbulkan kenampakan yang khas pada tanah sawah.

Lahan Sawah
Tanah sawah memiliki ciri-ciri tertentu , antara lain : Adanya lapisan oksidasi dan lapisan reduksi. Berkurangnya oksigen tanah pH tanah cenderung netral (6,7 7,2) Ferri direduksi menjadi Ferro Ketersediaan P lebih tinggi akibat penggenangan Keracunan sulfida terjadi bila penggenangan cukup lama

Lahan Sawah
Potensi Lahan Sawah pH tanah cenderung netral. Hara fosfor lebih tersedia. Erosi kecil Produksi padi lebih tinggi disawah dari pada di lahan kering.

Lahan Sawah
Kendala Lahan Sawah Butuh air untuk penggenangan. Kehilangan hara NO3- lebih besar.

Pengelolaan Lahan Sawah Pengaturan air Penerapan teknologi pemupukan

Lahan Basah
Lahan basah adalah hamparan lahan yang pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun

Lahan Rawa Lahan Sawah Lahan Sub Aquatik

Lahan Subaquatik
Lahan subaquatik adalah lahan yang terbentuk sebagai endapan di dasar sungai, danau atau laut.

Lahan Subaquatik
Diistilahkan sebagai tanah/lahan untuk menyatakan lapisan atas sedimen aquos ini didasarkan kepada : Sedimen terbentuk dari komponenkomponen tanah. Proses pembentukan tanah yang spesifik seperti hidrolisis, oksidaireduksi, presipitasi, sintesis, pertukaran bahan dan energi terjadi juga di lapisan atas sedimen aquatik. Sedimen laut dalam juga mengandung bahan organik dan bakteri hidup.

Lahan Subaquatik
Metabolisme sedimen aquatik sama dengan metabolisme yang terjadi di tanah tergenang lainnya. Lapisan atasnya menunjukkan horizon difrensiasi yang sifat fisiknya berbeda. Sedimen aquatik menunjukkan perbedaan tekstur, komposisi, mineralogi liat, kandungan bahan organik dan oksidasi-reduksi seperti pada tanah.

You might also like