You are on page 1of 21

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

PERCOBAAN II FOTOSINTESIS NAMA NIM :JIHADULHAQ BIN MARRA : I 111 12 046

KELOMPOK : 1 ASISTEN : ST. RAHBIAH

LABORATORIUM BIOLOGI DASAR UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH DASAR UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

BAB I PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan ialah

kemampuannya untuk menggunakan zat-karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung cukup cahaya, dan oleh karena itu maka asimilasi zat-karbon disebut juga fotosintesis. Lengkapnya adalah bahwa fotosintesis atau asimilasi zat-karbon itu suatu proses di mana zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan cahaya matahari. Pengubahan energi sinar menjadi energy kimia (karbohidrat) dan kemudian pengubahan energi kimia menjadi energi kerja pada peristiwa pernefasan dalam tubuh tumbuhan merupakan rangkaian proses kehidupan di dunia ini (Dwidjoseputro,1994) Fotosintesis mempunyai arti penting khusus yang lain, terlepas dari produksi makanan bagi kita dan para binatang. Arti yang sangat penting tersebut adalah mengubah pancaran energi menjadi energi kimia. Matahari adalah sumber dari semua energi dan tumbuhan hijau merupakan pabrik yang mampu mengikat energi ini dalam molekul senyawa organik. Energi mekanik dari makanan, yang menunjukkan perubahan energi oleh matahari yang ditangkap tumbuhan hijau melalui fotosintesis, dilepaskan dan membuatnya tersedia ketika benda-benda tersebut dioksidasi (Pradhan, 2001).

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002). Fotosintesis dilakukan baik oleh sel eukariotik, yaitu semua tumbuhan dan ganggang, maupun oleh sel prokariotik, yaitu bakteri hijau dan bakteri merah. Dalam organisme sederhana ini proses penangkapan energi matahari dilakukan oleh organel yang disebut kromatofor, sedang dalam jasad eukariotik, organel yang melakukan penangkapan energi matahari itu adalah kloroplast. Organel ini mengandung pigmen-pigmen fotosintesis, yaitu klorofil-a dan klorofil-b, sedang pada tumbuhan hijau juga terdapat pigmen lain dari golongan karotenoid, misalnya -karoten (Sulaiman, 1995). Untuk terjadinya fotosintesis, energi dalam bentuk elektron yang tereksitasi pada berbagai pigmen harus disalurkan ke pigmen pengumpul energi yang disebut pusat reaksi. Daun dari kebanyakan spesies menyerap lebih dari 90% cahaya ungu dan biru, demikian pula cahaya jingga dan merah. Hampir seluruh penyerapan ini dilakukan oleh pigmen pada kloroplast. Pada membran tilakoid, setiap foton dapat mengeksitasi suatu elektron dari pigmen karotenoid dan klorofil. Klorofil berwarna hijau, untuk menyerap cahaya (Lakitan, 1993).

I.2

Tujuan percobaan Tujuan dalam percobaan kali ini adalah : Membuktikan bahwa proses fotosintesis akan menghasilkan glukosa Membuktikan bahwa proses fotosintesis melepaskan O2 atau oksigen

I.3

Waktu dan tempat Percobaan ini dilakukan pada hari selasa, 02 oktober 2012 pada pukul

11.00-14.00 WITA. di Laboratorium Biologi Dasar Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002). Energi foton yang digunakan untuk menggerakkan elektron melawanan gradient panas di dalam fotosistem I dari sebuah agen dengan tenaga reduksi kuat, yang secara termodinamis mampu mereduksi CO2 di dalam fotosistem II dari air dengan pelepasan O2, jika sebuah molekul pigmen menyerap sebuah foton masuk ke dalam sebuah keadaan tereksitasi, karena satu elektronnya pada keadaan dasar pindah ke orbit (Anwar, 1984). Untuk kebanyakan tanaman, fotosintesis menjadi jenuh cahaya pada kerapatan pegaliran yang jauh di bawah maksimum yang biasa dialaminya, sebagian besar karena masalah penyediaan CO2, tetapi di daerah beriklim sedang (temperate) dan daerah kutub, kebalikannya sering terjadi, dimana fotosintesis dibatasi oleh intensitas cahaya yang rendah (Fitter dan Hay, 1991). Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang

selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan : 6H2O + 6CO2 + Cahaya C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol Co2 yang dilepaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis (Syamsuri, 2000). Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah

karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersamasama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002). Fotosistem ada dua macam, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I tersusun oleh klorifil a dan klorifil b dengan perbandingan 12:1 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 700 nm. Pada fotosistem II perbandingan klorofil a dan klorofil b yaitu 1:2 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 680 nm (Syamsuri, 2000). Fotosintesis merupakan penyedia makanan bagi hampir seluruh kehidupan di dunia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Organisme memperoleh senyawa organik yang digunakan untuk energi dan rangka karbon dengan cara autotrofik atau heterotrofik. Organisme autotrof menyediakan makanan bagi dirinya secara total tanpa memakan atau menguraikan organisme lain. Sedangkan

organisme hetereotrof memenuhi kebutuhan materi organik dari organisme lain dengan cara memakan organisme lain, menguraikan sisa tubuh organisme yang telah mati (Campbell, 2002). Fotosintesis dapat dilakukan oleh organisme yang memiliki pigmen klorofil pada sel tubuhnya. Ada empat kelompok organisme yang memiliki klorofil yaitu tumbuhan, ganggang, protista uniseluler dan prokariota fotosintetik. Klorofil pada tumbuhan terdapat di dalam kloroplas sedangkan pada organisme uniseluler subtansi klorofil terdapat di dalam sitoplasma. Dengan klorofil Organisme tersebut mampu menangkap energi matahari untuk menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari prekursor anorganik yaitu air (H2O) dan karbondioksida (CO2).Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas oleh karena klorofil terdapat dalam kloroplas. Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau pada tumbuhan, termasuk batang hijau dan buah yangbelum matang. Akan tetapi daun merupakan tempat paling utama berlangsungnya fotosintesis pada sebagian besar tumbuhan. Terdapat kira-kira setengah juta kloroplas tiap miliminter persegi permukaan daun (Campbell, 2002). Tanaman berhijau daun menangkap energi matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia melalui proses yang dikenal sebagai fotosintesis. Fotosintesis tergantung pada: Faktor luar : hara, mineral, air, CO2, suhu dan energy

Faktor dalam : pigmen, enzim, tingkat organisasi (Dartius, 1991). Fotosintesis adalah jalan kecil metabolism dimana NADPH dan ATP

diproduksi oleh reaksi terang dan dipakai untuk merombak anorganik CO2

menjadi organic karbon. Reaksi ini menunjukkan reaksi gelap fotosintesis, tetapi penunjukan iini sangat menyesatka, sejak implikasi ini bisa mereka proses tanda adanya cahaya. Bagaimanapun, beberapa enzim kritis dalam penurunan karbon mengaktifkan cahaya; dalam kamar gelap mereka tidak aktif atau menunjukkan aktivitas yang melemah (Hopkins, 1995). Di antara faKtor-faktor pembatas fotosintesis, agaknya intensitas cahaya mendapat perhatian yang paling besar. Cahaya matahari penuh pada hari cerah pada musim kemarau mempunyai intensitas sekitar 10000 foot candle. Pada daun tumbuhan yang habitat normalnya cahaya terang, laju fotosintesisnya cenderung sebanding dengan intensitas cahaya yang diterima oleh daun, sampai maksimum seperlima atau sepertiga cahaya matahari penuh. Titik yang padanya terdapat peningkatan intensitas lebih lanjut namun tidak meningkatkan laju fotosintesis dinamakan titik jenuh cahaya (Tjitrosomo, 1990). Secara alami, siklus gelap-terang berlangsung selama 24 jam, berarti lama periode terang 14 jam, maka lama periode gelap otomatis adalah 10 jam, dan sebaliknya. Lama periode gelap kritis (critical night) bersifat konstan, tetapi lama periode terang kritis (critical day) tidak konstan. Cahaya dengan intensitas yang rendah (3 sampai 10 kali intensitas cahaya bulan purnama) yang diberikan selama periode gelap sudah cukup efektif untuk menghambat pembungaan tanaman hari pendek; sebaliknya interupsi malam akan merangsang pertumbuhan pembungaan tanaman hari panjang. Dalam fenomena interupsi malam, yang lebih menentukan adalah total energi cahaya yang diterima, bukan intensitas cahaya yang diberikan (Lakitan, 1996)

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986) Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993). Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).

BAB III METODE PERCOBAAN

III.1

Alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah penjepit, gelas piala,

tabung reaksi, corong, korekapidan kaki tiga. III.2 Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah daun mangga (Mangifera indica), Tanaman Hydrilla verticillata hoele, kertas timah (alumunium foil), alcohol, JKJ (yodium, klaium, iodide) dan air panas. III.3 Cara kerja

A. Percobaan sachs 1) Menutup permukaan daun mangga dibagian tengahnya dengan kertas timah dan jepit rapat dengan menggunakan penjepit kertas. 2) Membiarkan daun sperti keadaan itu selama seminggu (lebih lama lebih baik). Setelah itu, daun dipetik dan merebusnya pada air mendidih. Hal ini dilakukan dengan tujuan mematikan sel sel daun dan untuk melayukan daun agar nantinya klorofil mudah larut. 3) Kemudian mencelup daun percobaan kedalam alkohol mendidih beberapa saat, hal ini dilakukan agar klorofil pada daun larut dengan sempurna 4) Setelah itu, mencelupkannya lagi kedalam larutan JKJ selama beberapa saat, lalu membilasnya dengan air mengalir agar sisa larutan JKJ hilang

5) Mengamati daun percobaan dengan seksama. warna hitam atau biru tua pada daun menunjukkan adanya amilum sebagai haasil proses fotosintesis. B. Percobaan ingenhouz 1) Mengisi gelas piala dengan air kemudian Hydrilla verticillata dimasukkan ke dalamnya 2) Membalik corong dan memasukkannya ke dalam gelas piala sedemikian rupa sehingga Hydrilla verticillata semuanya berada di bawah corong 3) Menutup pangkal corong dengan tabung reaksi terbalik yang berisi sejumlah air 4) Menempatkan percobaan dibawah matahari atau cahaya lampu yang mempunyai intensitas tinggi 5) Setelah itu, kami mengamati apakah terjadi gelembung gelembung udara yang terkumpul di dasar tabung reaksi. Jika ada berarti terbentuk oksigen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Hasil A. Percobaan Sachs


a.

Gambar awal daun mangga yang kertas aluminium foilnya telah dilepaskan

b.

gambar proses pencelupan daun mangga kedalam air mendidih


3

5 6

c.

gambar daun mangga yang telah di celupkan kedalam air mendidih/air panas mengalami perubahan warna pada daun yaitu coklat kekuning-kuningan.

d.

gambar proses pencelupan daun ke dalam alkohol

10

e.

gambar daun mangga yang telah dicelupkan kedalam alkohol yang mengalami perubahan warna

11

f.

Proses pencelupan daun mangga kedalam larutan JKJ

12

g. Gambar daun mangga yang telah dicelupkan kedalam larutan JKJ.

13

Keterangan Gambar : 1. 2. 3. 4. 5. Bagian daun mangga yang tidak tertutup kertas aluminium foil. Bagian daun mangga yang tertutup kertas aluminium foil. Gelas piala Air mendidih/air panas Kawat kasa

6. 7. 8. 9.

Kaki tiga Daun mangga yang telah dicelupkan kedalam air panas Gegep Alkohol

10. Pemanas spritus/bunsen 11. Daun mangga yang telah dicelupkan kedalam alkohol. 12. Larutan JKJ 13. Butiran amilum.

B. Percobaan Ingenhouz

1 2 3

4
5

Keterangan: 1. Tabung reaksi 2. Gelas Piala 3. Air

4. Corong terbalik 5. Tanaman hydrilla verticillata Hoele. Tabel Pengamatan No 1. 2. 3. 4. Waktu (menit) 0-5 5-10 10-15 15-20 Total Jumlah Gelembung Udara 25 31 38 47 141

IV.2 a.

Pambahasan Percobaan sachs Pada perlakuan pertama, daun ditutup dengan alumunium foil dibagian

tengahnya. Warna daun pada bagian yang ditutup menjadi berwarna hijau keputihan. Hal ini disebabkan karena pada bagian daun tersebut tidak terjadi proses fotosintesis. Amilum yang terbentuk sebelum daun ditutupi lama kelamaan akan habis digunakan, sehingga tidak lagi terdpat amilum pada bagian daun tersebut. Akibatnya, bagian daun yang ditutupi dengan kertas timah tidak sesegar daun yang tidak ditutupi dan melakukan fotosintesis. Pada perlakuan kedua, daun direbus pada air mendidih. Keadaan daun setelah diperlakukan seperti ini adalah daun terluhat layu. Hal ini disebabkan oleh matinya sel sel daun karena suhu yang sangat panas. Warna daun saat itu adalah hijau kekuningan. Perubahan warna ini juga disebabkan karena matinya sel sel pada daun. Pada perlakuan ketiga, daun dicelup pada alkohol mendidih selama beberapa saat. Setelah dicelup daun terlihat kaku. Warna daun saat itu adalah putih pucat. Perubahan ini terjadi karena klorofil yang terkandung pada daun telah terlarut dengan sempurna selama proses pencelupan. Pada perlakuan ketiga, daun dicelup pada larutan JKJ selama beberapa menit. Pada bagian yang tertutupi, warna daun adalah putih pucat. Warnanya tidak berubah seperti saat setelah dicelup pada alkohol. Ini disebabkan karena pada bagian daun yang tertutupi tidak terdapat. Lain halnya dengan bagian yang tidak tertutupi, warna daun berubah menjadi biru tua/ungu. Hal ini dikarenakan larutan

JKJ tadi bereaksi dengan amilum yang terkandung dalam daun sehingga terjadilah perubahan warna. Karbohidrat, dalam hal ini glukosa, dibentuk dari karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang terjadi diubah menjadi amilum dan disimpan pada bagian lain, misalnya pada buah, daun, atau umbi (anna poedjiadi, 1994). Hal ini membuktikan proses fotosintesis menghasilkan glukosa. b. Percobaan ingenhouz Pada 5 menit pertama, daun hydrilla verticillata yang ditempatkan dibawah sinar matahari terlihat mengeluarkan gelembung udara. Jumlah gelembung udara yang terlihat adalah 28 butir Dalam 10 menit, daun hydrilla verticillata telah menghasilkan 59 gelembung udara. Terjadi peningkatan jumlah gelembung pada tanaman ini sebanyak 31 butir gelembung udara. Pada menit ke 15, gelembung udara yang terlihat semakin banyak. Yaitu 97 butir gelembung. Pertambahan gelembungnya adalah 38 butir. Di menit ke 20, jumlah gelembung yang dihasilkan oleh tanaman hydrilla verticillata adalah sebanyak 144 butir gelembung. Pertambahan gelembungnya adalah 47 butir gelembung. Ini membuktikan kepada kita bahwa proses fotosintesis menghasilkan udara. Semakin lama proses fotosintesis, maka semakin banyak udara yang dihasilkan.

BAB V PENUTUP

V.1 1.

Kesimpulan Dalam percobaan yang telah kita lakukan, dapat saya simpulkan bahwa proses fotosintesis pada tumbuhan menghasilkan glukosa. Hal ini dapat dibuktikan dari percobaan sachs yang telah dilakukan. Pada permukaan daun yang tidak ditutupi akan terjadi perubahan warna setelah dicelup dalam larutan JKJ, ini disebabkan karena amilum yang merupakan hasil fotosintesis bereaksi terhadap larutan JKJ tadi sehingga terjadi perubahan warna. Sedangkan, pada bagian daun yang tidak ditutupi, tidak terjadi apaapa karena tidak adanya amilum yang terkandung dalam bagian daun tersebut. Dalam percobaan sachs juga menunjukkan bahwa sinar matahari merupakan hal yang sangat mempengaruhi fotosintesis.

2.

Selain itu, proses fotosintesis juga melepaskan oksigen sebagai hasil selain glukosa. Hal ini dapat kita buktikan dalam percobaan ingenhouz.setelah ditempatkan di bawah sinar matahari, tanaman Hydrilla verticillata mengeluarkan gelembung gelembung udara. Gelembung tersebut berasal dari hasil proses fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman Hydrilla verticillata. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa proses fotosintesis menghasilkan glukosa dan melepaskan O2 atau oksigen.

V.2

Saran Dalam penulisan laporan seperti ini, hendaknya tidak terpaku dalam satu

sumber saja. Akan tetapi juga harus mencari referensi dari berbagai sumber. Baik itu dari buku maupun dari internet. Selain itu, salah satu tujuan dibuatnya tulisan ini agar kita semua mengetahui tentang fotosintesis, maka pengetahuan yang dapat diambil dalam penulisan laporan ini tidak dinikmati sendiri melainkan sebaiknya di bagi dengan orang lain agar pengetahuan kita semua dapat meningkat khususnya tentang fotosintesis

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A. 1984. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung. Campbell, et. al. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta. Erlangga. Dartius. 1991. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. USU-Press. Medan. Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta. Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Fitter, A. H dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGMPress.Yogyakarta. Hopkins, W. O. 1995. Introduction to Plant Physiology. John Willey&Sons Inc. New York. Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta. Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta. Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Lakitan, B. 1993. Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Malcome. B. W. 1990.Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara. Bandung. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga. Jakarta Pradhan, S. 2001. Plant Physiology. Har-Anand Publications Pvt Ltd. New Delhi. Sulaiman, A. H dan G. Sinuraya. 1995. Dasar-Dasar Biokimia Untuk Pertanian. USU-Press. Medan. Syamsuri. I. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta. Tjitrosomo, S. S. 1990. Botani Umum 2. Angkasa. Bandung. Wikipedia. 2007. fotosintesis. http://id.wikipedia.org/wiki/fotosintesis/. Diakses Tanggal 05 Oktober 2012.Pukul 20.27 WITA.

You might also like