Professional Documents
Culture Documents
Tumor Intrakranial
DALAM MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH SISTEM NEUROBEHAVIOUR PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb. Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul Tumor Intrakranial yang mana makalah ini sebagai salah satu tugas Sistem Neurobehaviour, Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada: 1. Drs H.Budi Utomo,Amd.Kep.M.Kes, selaku ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan. 2. Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes, selaku ketua prodi S1
S.Kep.Ns
selaku
dosen
Mata
Kuliah
Sistem
Neurobehaviour. 4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga dapat digunakan untuk membantu perbaikan mendatang dan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum. Wr. Wb Lamongan,28 September 2012
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................i DAFTAR ISI ....................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................2 1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Dasar Bronkiektasis................................................................4 2.1.1 Pengertian...................................................................................4 2.1.2. Etiologi........................................................................................4 2.1.3. Klasifikasi...................................................................................4 2.1.4. Patofisiologi................................................................................5 2.1.5. Manifestasi Klinik.......................................................................6 2.1.6. Pemeriksaan Diagnostik..............................................................8 2.1.7. Penatalaksanaan..........................................................................8 2.2 Asuhan Keperawatan Bronkiektasis.....................................................9 2.2.1. Pengkajian...................................................................................9 2.2.2. Analisa Data dan Diagnosa.........................................................14 2.2.3. Perencanaan................................................................................17 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan .........................................................................................21 3.2. Saran ...................................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otak mengawal pemikiran, kecerdikan, ingatan dan emosi kita. Ia juga mengkoordinasi fungsi tubuh (seperti pergerakan, peredaran darah dan penghasilan hormon) dan mengirim perintah dari saraf-saraf (penglihatan, pendengaran, bau, sentuhan dan rasa) kita. Otak berada didalam rongga tengkorak, yang dilindungi oleh selaput durameter. Struktur tulang tengkorak yang kaku dan keras serta selaput durameter yang tidak elastis mengurangi kemungkinan pengembangan jaringan otak dalam keadaan tertentu. Di dalam rongga tengkorak yang kaku terdapat jaringan otak, darah dan pembuluh darah serta cairan serebrospinalis. Berat otak ialah kira-kira satu setengah kilogram dan dikelilingi dan dilindungi oleh tengkorak. Saraf tunjang (korda spina) terletak di dalam spina (tulang belakang): ia terdiri daripada sel-sel saraf dan berkas saraf yang menyambung otak ke seluruh bahagian badan. Saraf tunjang bermula dari pangkal otak dan berakhir di pangkal turus spina. Otak dan saraf tunjang membentuk sistem saraf pusat (central nervous system). Bagian-bagian sistem saraf pusat ini sebagian besarnya terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron membawa pesan ke sekitar tubuh yang membolehkan kita bertindak seperti yang kita ingini (contohnya, berdiri dan terus berjalan). Neuron juga membolehkan fungsi badan yang kita tidak sadari langsung: contohnya, menyebabkan jantung berdetak cepat karena kita berolahraga. Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak 10% dari neoplasma seluruh tubuh, dengan frekwensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di Amerika di dapat 35.000 kasus baru dari tumor otak setiap tahun, sedang menurut Bertelone, tumor primer susunan saraf pusat
dijumpai 10% dari seluruh penyakit neurologi yang ditemukan di Rumah Sakit Umum. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan.Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70 dengan puncak usia 40-65 tahun. Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan masa tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi dari jaringan otak. Walaupun demikian ada bebrapa jenis tumor yang mempunyai predileksi lokasi sehingga memberikan gejala yang spesifik dari tumor otak. Dengan pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi hampir pasti dapat dibedakan tumor benigna dan maligna. Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen) dibanding perempuan (39,26 persen) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai 60 tahun (31,85 persen); selebihnya terdiri dari berbagai kelompok usia yang bervariasi dari 3 bulan sampai usia 50 tahun. Dari 135 penderita tumor otak, hanya 100 penderita (74,1 persen) yang dioperasi dan lainnya (26,9 persen) tidak dilakukan operasi karena berbagai alasan, seperti; inoperable atau tumor metastase (sekunder). Lokasi tumor terbanyak berada di lobus parietalis (18,2 persen), sedangkan tumor-tumor lainnya tersebar di beberapa lobus otak, suprasellar, medulla spinalis, cerebellum, brainstem, cerebellopontine angle dan multiple. Dari hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA), jenis tumor terbanyak yang dijumpai adalah; Meningioma (39,26 persen), sisanya terdiri dari berbagai jenis tumor dan lain-lain yang tak dapat ditentukan. 1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar tumor intrakranial?
Tujuan Umum 1. Untuk mengetahui konsep dasar tumor intrakranial. 2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan intrakranial. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian Tumor Intrakranial. 2. Untuk mengetahui etiologi Tumor Intrakranial. 3. Untuk mengetahui klasisifikasi Tumor Intrakranial. 4. Untuk mengetahui patofisiologi Tumor Intrakranial. 5. Untuk mengetahui manifestasi klinis Tumor Intrakranial. 6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Tumor Intrakranial. 7. Untuk mengetahui penatalaksanaan Tumor Intrakranial. 8. Untuk mengetahui pengkajian pada klien dengan Tumor Intrakranial. 9. Untuk mengetahui diagnosa yang sering muncul pada klien dengan Tumor
tumor
Intrakranial.
10. Untuk mengetahui perencanaan pada klien dengan Tumor Intrakranial
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Dasar 2.1.1 Definisi Tumor otak intrakranial adalah sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati ruang di dalam tengkorak dan selalu bertumbuh sebagai sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar, masuk ke dalam jaringan. (Brunner and Suddarth. 2001.) 2.1.2 Etiologi -
Riwayat trauma kepala Faktor genetik Paparan bahan kimia yang bersifat carsinogenik Virus tertentu
2.1.3
Klasifikasi Identifikasi dan klasifikasi tumor otak merupakan hal yang sulit. Modifikasi Bailey Cushing berdasarkan histogenesis digunakan bermacam-macam klasifikasi. Di bawah ini klasifikasi menurut Kempe dkk. 1) Menurut asalnya:
Tumor primer dari jaringan otak sendiri tumor otak metastasis. 2) Menurut gambaran histologik. Glioma : astrositoma, meduloblastoma, ependimoma, glioma batang otak, glioma kiasma dan nervus optikus. kraniofaringioma, papiloma pleksus koroideus, pinealoma tumor lain seperti jaringan saraf, neurinoma, meningioma. 3) Menurut lokalisasi tumor. Supratentorial:
a) Daerah supraselar : kraniofaringioma, glioma kiasma optikus. b) Daerah talamus dan ventrikel IV : pinealoma, glioma,
hamartoma. c) Daerah hemisfer serebri : elioma. ependimoma, sarkoma. 2.1.4 Patofisiologi Tumor otak menyebabkan peningkatan intracranial serta tanda dan gejala local sebagai akibat dari tumor yang mengganggu bagian dari spesifik otak. Sesuai dengan hipotesis Monroe-killie yang dimodifikasi, bahwa tengkorak adalah sebuah ruangan kaku yang berisi materi esensial yang tidak dapat tertekan : benda otak, darah dalam vaskuler dan cairan serebrospinal (CSS). Jika salah satu komponen dalam tengkorak volumenya meningkat, TIK akan meningkat, kecuali satu dari komponen lain menurunkan volumenya. Konsekuensinya terdapat perubahan volume otak bila terjadi gangguan seperti tumor otak atau edema serebral ini akan menimbulkan tanda dan gejala peningkatan intracranial. Gejala- gejala peningkatan TIK disebabkan oleh tekanan yang berangsur-angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya adalah gangguan keseimbangan yang nyata antara otak, cairan serebrospinal, dan darah serebral (semua terletak didalam tengkorak). Sebagai akibat pertumbuhan tumor maka kompensasi penyesuaian diri dapat dilakukan melalui penekanan pada vena
intracranial, melalui penurunan volume cairan serebrospinal (melalui peningkatan absorpsi dan menurunkan produksi), penurunan sedang pada aliran darah serebral dan menurunnya masa jaringan otak intraselular dan ekstraselular. Bila kompensasi ini semua gagal, pasien mengalami tanda dan gejala peningkatan TIK. (Brunner and Suddarth. 2001)
PATHWAY :
Riwayat trauma kepala Faktor genetik Paparan bahan kimia (carsinogenik) Virus
Pertumbuhan sel abnormal Pada central nervous system (CNS) Tumor otak
Penekanan tumor
Oedema otak
Obstruksi jar.cerebrospinal
Hipoksia
Kompensasi: 1.Vasokontriksi pemb drh otak 2.Mempercepat absorbsi cairan cerbrospinal Peningkatan TIK
Hidrocefalus
Gagal
Nekrosis jaringan Kehilangan fungsi secara akut Proses perjalanan penyakit Kejang Ditandai dg;
Nyeri
Kurangnya pengetahuan Gangguan perfusi jaringan Manifestasi Klinis Ansietas 2.1.5 otak
a. Nyeri kepala Anoreksia b. Mual muntah proyektil c. Hipertensi d. Bradikardi e. Kesadran Gangguan menurun nutrisi
1) Gejala-Gejala Umum Akibat peninggian tekanan intrakranial. a) Muntah Merupakan gejala tetap dan sering sebagai gejala pertama, timbulnya terutama pagi hari tanpa didahului rasa mual, pada tingkat lanjut, muntah menjadi proyektil. b) Sakit kepala Dijumpai pada 70% penderita yang bersifat serangan berulang-ulang, nyeri berdenyut, paling hebat pagi hari, dapat timbul akibat batuk, bersin dan mengejan. Lokasi nyeri unilateral/bilateral yang terutama dirasakan daerah frontal dan suboksipital. c) Gejala mata o Strabismus/diplopia dapat terjadi karena regangan nervus abdusens. o Edema papil pada funduskopi merupakan petunjuk yang sangat penting untuk tumor intrakranial. Bailey menemukan gejala ini path 80% tumor otak anak d) Pembesaran Kepala
10
Terutama pada anak di bawah umur 2 tahun yang fontanelnya belum tertutup. Gejala ini tidak khas untuk tumor otak, hanya menunjukkan adanya peninggian tekanan intrakranial e) Gangguan kesadaran Dapat ringan sampai yang berat. f) Kejang Sangat jarang, kira-kira 15% pada anak dengan tumor supratentorial; pada tumor infratentorial, kejang menunjukkan tingkat yang sudah lanjut. g) Gangguan mental Lebih sering ditemukan pada orang dewasa, terutama bila tumor berlokasi pada lobus frontalis atau lobus temporalis.
2) Gejala-gejala lokal sesuai lokasi tumor; a. Tumor
Korteks
Motorik
memanifestasikan
diri
dengan
menyebabkan gerakan seperti kejang yang terletak pada satu sisi tubuh, yang disebut kejang Jacknison. (Brunner and Suddarth. 2001)
b. Tumor lobus Oksipital menimbulkan
manifestasi visual,
hemianopsia homonimus kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang lapang pandangan, pada sisi yang berlawanan dari tumor) dan halusinasi penglihatan. (Brunner and Suddarth. 2001)
c. Tumor Cerebelum menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan
keseimbangan)atau gaya berjalan yang sempoyongan dengan kecenderungan jatuh ke sisi lesi, otot-otot tidak terkoordinasi dan nistagmus (gerkakan mata berirama tidak disengaja) biasanya menunjukka gerakan horizontal. (Brunner and Suddarth. 2001)
d. Tumor
Lobus
Frontal
sering
menyebabkan
gangguan
kepribadian, perubahan status emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi perilaku mental. Pasien sering menjadi ekstrem
11
yang tidak teratur dan kurang merawat diri dan menggunakan bahasa cabul. (Brunner and Suddarth. 2001)
e. Tumor sudut serebelopontin biasanya diawali pada sarung saraf
akustik dan memebri rangkaian gejala yang timbul dengan semua karakteristik gejala pada tumor otak. (Brunner and Suddarth. 2001)` 1. Pertama tinitus dan kelihatan vertigo, segera ikuti perkembangan saraf-saraf yang mengarah terjadinya tuli (gangguan saraf kranial kedelapan) 2. Berikutnya kesemutan dan rasa gatal-gatal pada wajah dan lidah (berhubungan dengan saraf kranial kelima) 3. Selanjutnya terjadi kelemahan atau paralisis (keterlibatan saraf kranial ketujuh) 4. Akhirnya karena pembesaran tumor yang menekan serebelum mungkin ada abnormalitas pada fungsi motoorik. 2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik 1. Arterigrafi atau Ventricolugram ; untuk mendeteksi kondisi patologi pada sistem ventrikel dan cisterna. 2. CT SCAN ; Dasar dalam menentukan diagnosa. 3. Radiogram ; Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur, penebalan dan klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang mengapur; dan posisi selatursika. 4. Elektroensefalogram (EEG) ; Memberi informasi mengenai perubahan kepekaan neuron. 5. Ekoensefalogram ; Memberi informasi mengenai pergeseran kandungan intra serebral. 6. Sidik otak radioaktif ; Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal dari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif
12
2.1.7
Penatalaksanaan Pengobatan tumor otak meliputi pembedahan, kemoterapi, radiasi atau kombinasi ketiga tiganya. a. Managemen umum. Terapi radiasi dan nutrisi yang adekuat. b. Pembedahan. Kraniotomi, kraninektomi, prosedur transpheniodal, prosedur shunting, dan reservoir Ommaya. c. Terapi obat. Kortikosteroid, antikonvulsan, analgesic/antipiretik, histamine reseptor antagonis, antacids, kemoterapi sistemik.
Nama, umur (51 sampai 60), jenis kelamin status perkawinan, dan penanggung biaya dll.
2. Riwayat Kesehatan
(laki-laki >
- Keluhan utama Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan biasanya berhubungan dengan peningkatan TIK dan adanya gangguan fokal seperti nyeri kepala hebat, muntah-muntah,kejang,dan penurunan tingkat kesadaran. - Riwayat penyakit saat ini Klien mengeluh nyeri kepala, muntah, papiledema, penurunan tingkat kesadaran, penurunan penglihatan atau penglihatan double, ketidakmampuan sensasi (parathesia atau anasthesia), hilangnya ketajaman penglihatan atau diplopia - Riwayat penyakit dahulu Tanyakan pada klien atau keluarga apakah klien mengalami trauma kepala ? pernah
13
Tanyakan pada klien atau keluarga apakah klien menjalani pembedahan kepala? - Riwayat penyakit keluarga
pernah
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga dengan tumor kepala
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Kesadaran menurun
TTV - TD : Hipertensi - Nadi : Bradikardi (<60x/mnit) - Suhu : Hipertermi (<37,5oC) - RR : Bradipnea (<16x/mnit) Pernafasan B1 (breath) Pola nafas tidak teratur, penggunaan otot bantu pernafasan.
Kardiovaskular B2 (blood)
Tekanan darah : Hipertensi, denyut nadi menurun, HR menurun, irama jantung irregular. Persyarafan B3 (brain)
a. Penglihatan (mata) : penurunan penglihatan, hilangnya
ketajaman atau diplopia b. Pendengaran (telinga) : terganggu bila mengenai lobus temporal c. Penciuman (hidung) : mengeluh bau yang tidak biasanya, pada lobus frontal
d. Pengecapan (lidah) : ketidakmampuan sensasi (parathesia
atau anasthesia)
e.
Afasia : kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif atau kesulitan berkata-kata, reseotif
14
atau berkata-kata komprehensif, maupun kombinasi dari keduanya. f. Ekstremitas :kelemahan atau paraliysis genggaman tangan tidak seimbang, berkurangnya reflex tendon.
g. GCS : Skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran
pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 16 tergantung responnya yaitu : Eye (respon membuka mata) (4) : Spontan (3) : Dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata). (2) : Dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari) (1) : Tidak ada respon Verbal (respon verbal) (5) : Orientasi baik (4) : Bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu. (3) : Kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu kalimat. Misalnya aduh, bapak) (1) : Tidak ada respon Motor (respon motorik) (6) : Mengikuti perintah (5) : Melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri) (4) : Withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri)
15
(3) : Flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri). (2) : Extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri). (1) : Tidak ada respon
Perkemihan B4 (bladder)
Penurunan BB, penurunan nafsu makan, mual muntah, mukosa bibir kering
Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
Kelelahan, turgor kulit menurun, kelemahan otot (<5) 4. Pola Fungsional Gordon
a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan dan kesehatan
Riwayat keluarga denga tumor Terpapar radiasi berlebih. Adanya riwayat masalah visual-hilang ketajaman Penglihatan dan diplopia Kecanduan Alkohol, perokok berat Terjadi perasaan abnormal
Gangguan kepribadian / halusinasi Riwayat epilepsi Nafsu makan hilang Adanya mual, muntah selama fase akut Kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan Faringeal)
tenggorokan
-
c. Pola eliminasi
16
Perubahan
pola
berkemih
dan
buang
air
besar
(Inkontinensia) - Bising usus negative d. Pola aktifitas dan latihan - Gangguan tonus otot terjadinya kelemahan otot, gangguan tingkat kesadaran - Resiko trauma karena epilepsi - Hamiparase, ataksia - Gangguan penglihatan
- Merasa mudah lelah, kehilangan sensasi (Hemiplefia)
f. Pola persepsi kognitif dan sensori - Pusing - Sakit kepala - Kelemahan - Tinitus - Afasia motorik - Hilangnya rangsangan sensorik kontralateral - Gangguan rasa pengecapan, penciuman dan penglihatan - Penurunan memori, pemecahan masalah
- Kehilangan kemampuan masuknya rangsang visual
g. Pola persepsi dan konsep diri - Perasaan tidak berdaya dan putus asa
- Emosi labil dan kesulitan untuk mengekspresikan
17
j. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stres - Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah - Mekanisme koping yang biasa digunakan - Perasaan tidak berdaya, putus asa - Respon emosional klien terhadap status saat ini
- Orang yang membantu dalam pemecahan masalah - Mudah tersinggung
k. Sistem kepercayaan - Agama yang dianut, apakah kegiatan ibadah terganggu 5. Pemeriksaan Penunjang - Scan otak. Meningkatt isotop pada tumor. - Angiografi serebral. Deviasi pembuluh darah. - X-ray tengkorak. Erosi posterior atau adanya kalsifikasi intracranial. - X-ray dada. Deteksi tumor paru primer atau penyakit metastase. - CT scan atau MRI. Identfikasi vaskuler tumor, perubahan ukuran ventrikel serebral.
- Ekoensefalogram. Peningkatan pada struktur midline.
- Oftalmoskop : Pada daerah fundus terdapat kaburnya batas papil, warna papil menjadi lebih kemerahan dan pucat pembuluh darah melebar atau kadang terputus-putus
- Pemeriksaan darah: albumin menurun (<3.5mg/dl), Hb menurun
18
DATA ETIOLOGI DS : Pasien mengeluh Peningkatan nyeri pada kepalanya DO : Biasanya dengan ;
-
MASALAH Nyeri
tekanan intrakranial
dibuktikan
- Pasien gelisah DS : pasien mengeluh edema sakit kepala DO : Biasanya dengan ; - Tekanan
- Tekanan
perfusi
rata 80-100mmHg - RR menurun Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dibuktikan (<16x/mnit) DS : Klien mengeluh Anoreksia mual, DO : Biasanya dengan; A: Penurunan BB B:Albumin (<3,5mg/dl) menurun Hb
19
(laki-laki
kering, mual,muntah
terhadap penekanan oleh tumor. 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia 2.2.3. Perencanaan No Dx 1. dengan peningkatan tekanan intrakanial Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional keluhan 1. intensitas, Nyeri lokasi, dan pengalaman merupakan subjektif
Nyeri Setelah dilakukan 1. Observasi berhubungan tindakan keperawatan ...x24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan KH : Skala nyeri ( 0-3)
Nadi
nyeri:
dan harus dijelaskan oleh pasien. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor berhubungan merupakan suatu hal yang untuk amat penting memilih yang
normal
(60-100 x/mnt)
20
dan mengevaluasi
untuk
keefektifan dari terapi yang diberikan. tanda-tanda nyeri non 2. verbal seperti ekspresi Merupakan wajah, gelisah, menangis/meringis, perubahan tanda vital. 3. Instruksikan pasien/keluarga untuk melaporkan dengan 4. Berikan segera nyeri timbul. kompres dingin pada kepala nyeri 3. jika Pengenalan meningkatkan intervensi dapat 4. Meningkatkan nyaman menurunkan vasodilatasi. rasa dengan dini dan mengurangi segera indikator/ derajat nyeri yang tidak langsung yang dialami.
menyeringai kesakitan
beratnya serangan.
2.
adanya
perubahan pada tingkat kesadran dan potensial peningaktan TIK dan bermanfaat menentukan perluasan perkembangan dalam okasi, dan
jaringan otak keperawatan edema selama ....x24 jam diharapkan perfusi KH : jaringan klien adekuat dg
21
oleh tumor.
Tekanan
kerusakan SSP. 2. Normalnya autoregulasi 2. Pantau tanda vital tiap 4 jam. mempertahankan aliran darah ke otak yang stabil. autoregulasi mengikuti vaskularisasi 3. Kepala yang Kehilanagn dapat kerusakan serebral miring perfusi serebral 60100mmHg,
Tekanan
intrakranial 5s15mmHg, Tekanan arteri rata-rata 80100mmHg Menunjukkan tingkat kesadaran normal RR 1620x/menit 4. Pantau pemasukan pengeluaran turgor keadaan mukosa. 5. Bantu pasien untuk menghindari/membata si yang batuk, muntah, feses pengeluaran kulit ketat dan cairan, dan
3. Pertahankan
netral tengah, atau
menekan vena jugularis dan menghambat aliran darah vena yang akan sebagai cairan yang dengan ini akan selanjutnya 4. Bermanfaat indikator total terintegrasi perfusi jaringan. meningkatkan tekanan intra toraks dan intra abdomen yang dapat meningkatkan TIK. dari tubuh
kepala 200-300.
meningkatkan TIK.
membran 5. Aktivitas
dipaksakan/mengejan. 6. Petunjuk non verbal ini mengindikasikan 6. Perhatikan adanya adanya penekanan TIK
22
gelisah meningkat,
yang
3.
Setelah dilakukan 1. Hidangkan makanan 1. Makanan yang hangat dari tindakan keperawatan dan diharapkan nutrisi klien terpenuhi Klien tidak mengalam i penurunan BB lanjut Tidak lemas Albumin normal (3,5-5,5 mg/dl)
kebiasaan 2. Jenis
dengan KH: 3. Ajarkan napas dalam. 4. Timbang berat badan bila memungkinkan. 5. Kolaborasi dokter 6. Monitor laboratorium: albumin dengan untuk hasil Hb, lebih teknik
mengetahui
kehilangan berat badan 5. Mencegah kekurangan karena dalam lemak 6. Menentukan nutrisi status penurunan larut absorsi vitamin
pemberian vitamin
23
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Tumor otak intrakranial adalah sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati ruang di dalam tengkorak dan selalu bertumbuh sebagai sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar, masuk ke dalam jaringan. (Brunner and Suddarth. 2001.) Tumor otak disebabkan oleh; Riwayat trauma kepala Faktor genetik Paparan bahan kimia yang bersifat carsinogenik Virus tertentu
Tanda dan gejala pada pasien dengan tumor otak adalah: sakit kepala, muntah,penglihatan ganda, kejang dan mengalami gangguan kesadaran dari ringan sampai yang berat. Keluhan utama pada pasien dengan tumor otak pada umumnya akibat dari peninggian TIK seperti kepala hebat, muntah-muntah,kejang,dan penurunan tingkat kesadaran. Diagnosa Keperawatan yang sering muncul adalah:
24
sirkulasi akibat penekanan oleh tumor. 6. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia 3.2 Saran Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang
DAFTAR PUSTAKA Brunner and Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 3. EGC: Jakarta Doengoes,Marylin E. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencanaan /Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC:Jakarta. Artikel Bedah. Tumor Otak. http://ilmubedah.info/tumor-otak-
20110208.html#more-210. Diakses tgl 29 Desember 2011 Enggariani, S.Ked. Tumor Otak. http://belibis-a17.com/2008/10/23/602/. Diakses tgl 29 Desember 2011
25