You are on page 1of 11

KONSEP DAN TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Makalah Kelompok Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik yang di ampu oleh Drs. Yaya sunarya M.Pd

Disusun oleh : Aftie Kulsum Hakimi (1204436 ) Ajeng (1206031 ) Amna Nurdiana (1200552 ) Elis Siti Nurjanah (1203013 ) Yuni Nonengsih (1203015 )

Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman 1-B Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia 2012

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang masalah Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologis manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Oleh Havighurts perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus di pelajari, dijalani dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya, atau dengan perkataan lain perjalanan hidup manusia ditandai dengan berbagai tugas perkembangan yang harus ditempuh. Tugas tugas perkembangan tersebut oleh Havighurts dikaitkan dengan fungsi belajar, Karena pada hakikatnya perkembnagan kehidupan mansia dipandang sebagai upaya mempelajari norma kehdupan dan budaya masyarakat agar ia / mereka mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik di dalam kehidupan nyata.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definsi konsep dasar perkembangan? 2. Apa definisi tugas perkembangan? 3. Apa saja sumber sumber tugas perkembangan? 4. Apa saja sususan / tingkatan tugas peserta didk? 5. Bagaimana Pengaruh Tingkatan Terhadap Proses Pembelajaran dan Aplikasinya

C. Tujuan 1. Mengetahui definisi dari konsep dasar perkembangan 2. Mendefinisikan tugas erkembangan 3. Menjelaskan sumber sumber tugas perkembangan 4. Memberikan penjelasan tentang tingkatan dari tugas peserta didik
5. Mengetahui Pengaruh Tingkatan Terhadap Proses Pembelajaran dan

Aplikasinya

BAB II Konsep dan Tugas Perkembangan Peserta Didik

A. Konsep Perkembangan Konsep perkembangan adalah perubahan perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan ( maturity ) yang berlangsung secara sistematik, progresif dan berkesinambungan, baik mengenai fisik, maupun psikis. Terdapat beberapa istilah yang bertalian dan sering diasosiasikan dengan konsep perkembangan tersebut, antara lain pertumbuhan, kematangan atau masa peka, dan belajar atau pendidikan serta latihan. Lefrancois berpendapat bahwa konsep perkembangan mempunyai makna yang luas, mencakup segi segi kuantitatif seta aspek aspek fisik psikis seperti yang terkandung dalam istilah istilah pertumbuhan,

kematangan, dan belajar atau pendidikan dan latihan.

B. Definisi Tugas perkembangan Huvigrust (dalam Muhammad Ali, 2008:171) mendefinisikan tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam

melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Sebaliknya, jika tugas-tugas tersebut tidak dilalui dengan baik maka akan timbul rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya. Tugas perkembangan adalah berbagai ciri perkembangan yang diharapkan timbul dan dimiliki setiap anak pada setiap masa dalam periode perkembangannya. Tugas perkembangan difokuskan pada upaya

peningkatan sikap dan perilaku peserta didik serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku sesuai fasenya.

C. Sumber-sumber Tugas Perkembangan Tugas perkembangan berasal dari tiga jenis sumber. Sumber-sumber itu adalah sebagai berikut : 1. Tugas yang berasal dari pertumbuhan fisik. Misalnya, kesiapan fisik balita membuatnya mulai belajar berjalan dan bicara. Dengan keterampilan itu diperlukan untuk tahapan perkembangan berikutnya. Di usia remaja, pertumbuhan fisik hormonal memunculkan rasa ketertarikan pada lawan jenis. 2. Ada tuga-tugas yang berasal dari kematangan kepribadian. Ini berkaitan dengan pertumbuhan sistem nilai dan spirasi. Misalnya, anak usia sekolah dasar mulai muncul kesadaraan akan perbedaan kelompok sosial dan ras, maka di usia ini ada tugas perkembangan untuk bisa menyikapi dengan tepat perbedaan tersebut. Ketika beranjak remaja muncul harapan tentang karir, sehingga muncul tugas perkembangan untuk memulai mempelajari pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan kerja. 3. Jenis tugas perkembangan ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan masyarakat. Contoh pada usia SD, anak diharapkan sudah bisa baca tulis. Di usia dewasa, seseorang individu dituntut melakukan tanggung jawab sebagai warga sipil seperti membayar pajak dan memiliki pekerjaan.

D. Tugas Perkembangan Peserta Didik a. Masa Kanak-kanak (TK-SD) Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Anak-anak usia ini masih senang bermain,

senang bergerak, senang bekerja dalam berkelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Menurut Havigurst, tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:

1. Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan


aktivitas fisik.

2. Membina hidup sehat. 3. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok. 4. Belajar menjalankan peran sosial sesuai dengan jenis kelamin. 5. Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi
dalam masyarakat.

6. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif. 7. Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai. 8. Mencapai kemandirian pribadi.

b. Masa Remaja (SMP) Dilihat dari tahapan yang disetujui oleh para ahli, usia SMP memasuki tahap pubertas. Adapun tugas perkembangannya sebagai berikut: 1. Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan. 2. Mulai tumbuh atau timbul ciri-ciri seks sekunder. 3. Kecenderungan sikap bimbang, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtua. 4. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa. 5. Mulai mempertanyakan secara tidak yakin akan keberadaan dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan. 6. Reaksi dan ekpresi emosi masih labil. 7. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.

8. Kecenderungan minat dan pilihan karir relatif sudah lebih jelas 9. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 10. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita 11. Mengenal kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni. 12. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran. 13. Mengenal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi.

c. Masa Remaja Akhir (SMA/SMK) 1. Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa. 2. Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya 3. Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya 4. Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif 5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. 6. Mencapai kemandirian perilaku ekonomis 7. Memiliki pilihan dan persiapan untuk suatu pekerjaan 8. Memiliki persiapan untuk perkawinan dan hidup berkeluarga 9. Memiliki keterampilan intelektual dan konsep yang diperlukan sebagai anggota masyarakat yang baik 10. Memiliki perilaku sosial yang bertanggungjawab 11. Memiliki seperangkat nilai dan sistem etis sebagai pedoman berperilaku.

d. Masa Anak Usia Dewasa Awal (PT)

1. Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan


yang Maha Esa.

2. Memperoleh perangkat nilai sebagai pedoman berperilaku 3. Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif 4. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita 5. Memiliki keterampilan intelektual, emosional, dan perilaku ekonomis 6. memiliki kemapuan memilih dan mempersiapkan pekerjaan 7. Memiliki sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga 8. Memiliki kriteria calon pasangan hidup yang sesuai dengan keadaan
dirinya

9. Menemukan kelompok sosial yang bermakna

E. Pengaruh Tingkatan Terhadap Proses Pembelajaran dan Aplikasinya Pada usia sekolah dasar, seorang guru dituntut untuk memberikan bantuan dalam upaya mencapai setiap tugas tersebut. Bantuan itu berupa : 1. Penciptaan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik. Contohnya, senam pagi, peserta didik dibagi ke beberapa kelompok, lalu mereka senam bersama-sama. Atau mereka dapat dibuat kelompok belajar, dengan membuat sebuah prakarya. 2. Pemberian pengalaman yang nyata dalam membangun konsep. Misalnya, seorang guru dapat menceritakan dogeng yang mengandung nilai-nilai kehidupan, sehingga peserta didik dapat mengambil nilai positif yang terkandung dalam isi cerita tersebut. Dengan begitu memudahkan peserta didik membangun konsepnya masing-masing.

Elemen sekolah terutama guru diharapkan dapat membantu peserta didik di usia remaja (SMP) dalam menjalankan tugas perkembangannya. Usaha itu dapat berupa:

1. Pada saat membahas topik-topik yang berkaitan dengan anatomi dan fisisologi, siswa wanita dan pria dipisahkan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman, dan rasa penasaran yang berlebihan dari masing-masing siswa baik itu dari siswa wanita maupun pria. 2. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif untuk menyalurkan hobi dan minat mereka. Pastikan kegiatan itu mempunyai tujuan dan menarik minat semua peserta didik untuk mengikutinya 3. Guru dapat menjadi contoh teladan yang baik siswa. Karena pada masa ini, siswa perlu model untuk dicontoh dalam perilakunya. Karena pada tugas perkembangannya, peserta didik SMP masih suka bersikap bimbang dan sering membandingkan. Ditakutkan jika seorang guru tidak dapat memberi contoh teladan yang baik, siswa tidak akan lagi percaya dengan nasihat yang diberikan. Mereka akan menganggap guru itu hanya omong kosong, tanpa ada bukti yang jelas.

Diperiode remaja akhir (SMA) guru juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Yang dapat

dilakukannya, antara lain: 1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan

reproduksi, bahaya penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika 2. Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap kondisi dirinya. 3. Melatih peserta didik mengembangkan kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan penuh godaan.

Selain itu sekolah dan perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan melaksanakan kegiatan non-akademik melalui perkumpulan. Seperti kegiatan ekstrakurikuler untuk di SMP dan SMA sedangkan di perguruan tinggi UKM. Selain menyalurkan minat dan hobi mereka, dengan adanya kegiatan non-

akademik seperti itu siswa dapat melatih kemampuan bersosialisasinya, dapat memperbanyak pertemanan. Memberikan bantuan kepada siswa untuk memilih lapangan pekerjaan yang sesuai. Contohnya, guru memberikan penyuluhan tentang pekerjaan yang masih berpeluang luas di masyarakat dan apakah pekerjaan itu masih berpeluang di waktu 5 tahun yang akan datang. Memberikan pelatihan untuk memilih pekerjaan yang sesuai.

BAB III Penutup


A. Kesimpulan Konsep perkembangan adalah perubahan perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan ( maturity ) yang berlangsung secara sistematik, progresif dan berkesinambungan, baik mengenai fisik, maupun psikis. Tugas perkembangan adalah berbagai ciri perkembangan yang diharapkan timbul dan dimiliki setiap anak pada setiap masa dalam periode perkembangannya. Tugas perkembangan difokuskan pada upaya peningkatan sikap dan perilaku peserta didik serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku sesuai fasenya. Sumber-sumber Tugas Perkembangan : 1. Tugas yang berasal dari pertumbuhan fisik 2. Ada tuga-tugas yang berasal dari kematangan kepribadian 3. Jenis tugas perkembangan ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan masyarakat

Tugas Perkembangan Peserta Didik a. Masa Kanak-kanak (TK-SD) b. Masa Remaja (SMP) c. Masa Remaja Akhir (SMA/SMK) d. Masa Anak Usia Dewasa Awal (PT)

Pengaruh Tingkatan Terhadap Proses Pembelajaran dan Aplikasinya : a. Penciptaan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik. b. Pemberian pengalaman yang nyata dalam membangun konsep.

You might also like