You are on page 1of 16

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH NAMA: DAMIANUS SUWARDIN NPM:A1G011094 DOSEN PEMBIMBING: Dra.WURJINEM M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2012

Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Tuhan yang maha esa atas segala berkat dan bimbinganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dalam makalah ini membahas tentang A. Aliran Filsafat Pendidikan Modern Ditinjau dari Ontologi,Epistemologi,dan Aksiologi. B. Hubungan Antara Filsafat ,Manusia,dan Pendidikan C. Filsafat pendidikan Pancasila Isi makalah ini jauh dari yang sempurna.oleh karena itu,penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

Bengkulu,12 Februari 2012

Penulis

Daftar Isi Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan . i ii iii 1 1 2 2 3

1.1 Latar Belakang . 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan .. Bab II Pembahasan Masalah ..

2.1 Aliran Filsafat Pendidikan Modern Ditinjau dari Ontologi,Epistemologi,dan Aksiologi . 2.2 Aliran Filsafat Pendidikan Modern .............................................. 2.3 Hubungan Antara Filsafat,Manusia dan Pendidikan 2.4 Filsafat Pendidikan Pancasila .. Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran .. .

3 5 7 11 14 14 14

Daftar Pustaka

15

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan modern ini,filsafat diartikan sebagai ilmu yang mencari hakikat sesuatu,berupaya melakukan penafsiran-penafsiran atas pengalamanpengalaman manusia dan merupakan suatu upaya untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang timbul dalam berbagai bidang kehidupan manusia.Jawaban tersebut merupakan suatu hasil pemikiran yang mendasar dan digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan aspek kehidupan manusia,termasuk aspek pendidikan. Pada prinsipnya,konsep filsafat menempatkan sesuatu kebenaran berdasarkan kemampuan nalar manusia.yang merupakan tolak ukur suatu peristiwa yang terjadi sebelum dan sesudahnya. Filsafat sangat berperan penting dalam dunia pendidikan yaitu memberikan sebuah kerangka acuan bidang filsafat pendidikan guna mewujudkan cita-cita pendidikan yang diharapkan oleh suatu masyarakat atau bangsa.Oleh karena itu,filsafat pendidikan pada suatu negara menjadi sebuah anutan. Filsafat pendidikan yang lahir dan menjadi tumpuan konsep ilmu pendidikan,sebagai ilmu pengetahuan yang normative,merupakan disiplin ilmu yang merumuskan kaidah-kaidah nilai yang akan dijadikan ukuran tingkah laku manusia yang hidup di tengah-tengah masyarakat.serta tugas dari pendidikan,sebagai aspek kebudayaan yaitu menyalurkan nilai-nilai hidup dan melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai norma tingkah laku kepada subjek didik yang bersumber dari filsafat,kebudayaan,dan agama yang berlaku dalam suatu masyarakat atau negara.Dalam kaitannya dengan filsafat pendidikan pancasila,seluruh aspek kehidupan suatu bangsa di ilhami dan berpedoman pada ajaran-ajaran filsafat bangsa itu sendiri.pancasila merupakan kebudayaan yang mengajarkan bahwa hidup manusia akan mencapai puncak kebahagian jika dikembangkan keselarasan dan keseimbangan,baik dalam hidup manusia sebagai pribadi,sebagai makluk social,Tuhannya maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rohani.Oleh karena itu,kita perlu memahami, menghayati dan mengamalkan pancasila dalam segi kehidupan.

1.2 Rumusan masalah Bagaimanakah pengertian Ontologi,Epistemologi,danAksiologi? Jelaskan hubungan antara Ontologi,Epistemologi,dan Aksiologi dengan pendidikan! Pengertian Aliran Progresivisme,aliran Ensensialisme,aliran perennialisme dan aliran Rekonstruksionisme!

Bagaimanakah pandangan aliran progresivisme,aliran ensensialisme,aliran perennialisme dan aliran rekonstruksionisme tentang pendidikan? Bagaimanakah teori kebenaran menurut pandangan filsafat dalam bidang Ontologi,Epistemologi,dan aksiologi? Bagaimanakah pandangan filsafat tentang hakikat manusia dan pandangan filsafat tentang pendidikan? Mengapa pancasila sebagai filsafat hidup bangsa,dan pancasila sebagai filsafat pendidikan nasional? Bagaimanakah hubungan Pancasila dengan system pendidikan yang ditinjau dari filsafat pendidikan? Bagaimanakah penerapan filsafat pancasila dalam tinjauan Ontologi,Epistemologi,dan Aksiologi?

1.3 Tujuan Agar mahasiswa dapat memahami apa itu Ontologi,Epistemologi,dan Aksiologi hubungannya. Agar mahasiswa dapat memahami tentang pandangan aliran Progresivisme,aliran ensensialisme,aliran perennialisme dan aliran rekonstruksionisme dengan pendidikan. Mahasiswa dapat mengetahui dan menghayati hubungan filsafat,manusia,dan pendidikan serta teori kebenaran menurut pandangan filsafat dalam bidang Ontologi,Epistemologi dan Aksiologi Agar mahasiswa dapat memahami filsafat pendidikan pancasila serta mendalami dan menghayati sila-sila yang termuat dalam pancasila tersebut.

Bab II Pembahasan Masalah 2.1 Airan Filsafat Pendidikan Modern Ditinjau dari Ontologi,Epistemologi,dan Aksiologi A.Pengertian Ontologi,Epistemologi dan Aksiologi Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kono dan beasal dari yunani.Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Ontologi terdiri dari dua suku kata yakni ontos dan logos.Ontos bearti sesuatu yang berwujud dan logos bearti ilmu. Jadi, ontology adalah bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab akibat yaitu ada manusia, ada alam,dan ada kausa prima dalam suatu hubungan yang menyeluruh,teratur dan tertib dalam keharmonisan (Suparlan Suhartono,2007).ontologi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang ada.obyek ilmu itu adalah dunia empirik,dunia yang dapat dijangkau panca indra.Dengan demikian,obyek ilmu adalah pengalaman inderawi.Dengan kata lain,ontology adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat sesuatu yang bewujud (yang ada) dengan berdasarkan pada logika semata.Ontologi membahas tentang yang ada,yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu.Ontologi membahas tentang yang universal,menampilkan pemikiran semesta universal.Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan.Berdasarkan obyek yang telah ditelaah,ilmu dapat disebut sebagai pengetahuan empiris,karena obyeknya adalah sesuatu yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia.Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana (yang) ada.Dengan demikian,ontology merupakan sebuah jawaban atas pertanyaan mengenai hakikat kenyataan.kita harus memahami dengan baik masalah-masalah ontologi agar dapat memahami dengan baik masalah dunia atau tempat kita tinggal. Beberapa aliran dalam persoalan keberadaan,yaitu: 1) Monoisme Aliran yang menyatakan bahwa hanya satu keadaan fundamental.kenyataan tersebut berupa jiwa,materi,Tuhan. 2) Dualisme (seba dua) aliran yang menganggap adanya substansi yang masing-masing berdiri sendiri. 3) Pluralisme ( serba banyak), aliran yang tidak mengakui adanya substansi atau dua substansi melainkan banyak substansi,misalnya: hakikat kenyataan terdiri dari empat unsure yaitu udara,api ,air dan tanah. Kebeadaan dipandang dari segi sifat,menimbulkan beberapa aliran yaitu: a) Spiritualisme Menyatakan bahwa kenyataan yang terdalam adalah roh yaitu roh yang mengisi dan mendasari seluruh alam. b) Materialisme Menyatakan bahwa tidak ada hal yang nyata kecuali materi.

Epistemologi. Epistemologi adalah pengetahuan yang berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaaan seprti apakah pengetahuan,cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan.Setiap pengalaman manusia merupakan hasil dari pemeriksaan dan penyelidikan benda hingga akhirnya diketahui manusia(Salam,1988:19).kajian epistemologi yang di ajukan melazimkan adanya analisa bahasa atas setiap terminus.Epistemologi berupaya untuk menafsirkan hakikat pengetahuan dengan cara mengkaji setiap rukun dari defenisi epistemology yang dihasilkan.

Aksiologi Aksiologi berkaitana dengan nilai-nilai yang berupa pertanyaan apakah yang baik adan bagus itu.Aksiologi merupakan suatu pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai-nilai tersebut dalam kehidupan manusia.aksiologi disini merupakan kesimpulan dari Ontologi dan Epistemologi.

2.2 Aliran Filsafat Pendidikan Modern. Dalam filsafat pendidikan modern dikenal beberapa aliran, antara lain progresivisme, esensialisme, perenialisme, dan rekonstruksionisme. 1. Aliran Progresivisme Manusia bisa survei menghadapi semua tantangan hidup dengan mengembangkan asas progresivisme dalam sebuah realita kehidupan biasa di sebut instrumentalisme .aliran ini menganggap bahwa kemmpuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup dan mengembangkan kepribadian manusia dan biasa disebut enviromentalisme. Aliran progesivisme memberikan sumbangan yang besar di dunia pendidikan. Karena aliran ini meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebaikan baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain (Ali, 1990: 146). Oleh karena itu, filsafat progesivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter.sehinnga belajar yang baik tidak cukup di sekolah saja.Dengan demikian, sekolah yang ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar. Karena sekolah adalah bagian dari masyarakat,

sekolah harus dapat mengupyakan pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekolah sekitar atau daerah di mana sekolah itu berada. Untuk dapat melestarikan usaha ini, sekolah harus menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada anak didik tentang apa yang menjadi karakteristik atau kekhususan daerah itu. Untuk itulah, fisafat progesivisme menghendaki pendidikan dengan bentuk belajar sekolah sambil berbuat atau learning by doing (Zuhairini, 1991: 24). akal dan kecerdasan anak didik harus dikembangkan dengan baik. bahwa sekolah tidak hanya berfungsi sebagai pemindahan pengetahuan (transfer of knowledge), melainkan juga berfungsi sebagai pemindahan nilai-nilai (transfer of value), sehingga anak menjadi terampildan berintelektual baik secara fisik maupun psikis. Untuk itulah sekat antara sekolah dengan masyarakat harus dihilangkan.

2. Aliran Esensialisme Aliran esensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.Esensiliasme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang meberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas (Zuhairini, 1991: 21). Idealisme, sebagai filsafat hidup, memulai tinjauannya mengenai pribadi individu dengan menitikberatkan pada akun. Menurut idealisme, pada tarap permulaan seseorang belajar memahami akunya sendiri, kemudian ke luar untuk memahami dunia objektif. Bila orang berhadapan dengan benda-benda, bukan berarti semua itu sudah mempunayi bentuk, ruang, dan ikatan waktu. Bentuk, ruang , dan waktu sudah ada pada budi manusia sebelum ada pengalaman atu pengamatan. Budi membentuk dan mengatur dalam ruang dan waktu. Dengan mengambil landasan pikir tersebut, belajar dapat didefinisikan sebagai substansi spiritual yang membina dan menciptakan diri sendiri (Poedjawijatna, 1983: 120-121). 3. Aliran Perennialisme Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang. Dari pandangan ini diketahui bahwa perenialisme merupakan hasil pemikiran yang memberikan kemungkinan bagi sseorang untukk bersikap tegas dan lurus. Karena itulah, perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah arsah tujuan yang jelas merupakan tugas yang utama dari filsafat, khususnya filsafat pendidikan.Menurut perenialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi, dengan berpikir maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Tugas utama pendidiakn adalah mempersiapkan anak didik kea rah kematangan. Matang dalam arti hiodup akalnya. Jadi, akal inilah yang perlu mendapat tuntunan kearah

kematangan tersebut Sekolah, sebagai tempat utama dalam pendidikan, mempesiapkan anak didik ke arah kematangan akal dengan memberikan pengetahuan. Sedangkan tugas utama guru adalah memberikan pendidikan dan pengajaran (pengetahuan) kepada anak didik. Dengan kata lain, keberhasilan anak dalam nidang akalnya sangat tergantung kepada guru, dalam arti orang yang telah mendidik dan mengajarkan.

4. Aliran Rekonstruksionisme Dalam konteks filsafat pendidikan, rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu berawal dari krisis kebudayaan modern. bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia. Karenanya, pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat melalui pendidikan yang tepat akan membina kembali manusia dengan nilai dan norma yang benar pula demi generasi yang akan datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia. Di samping itu, aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur dan diperintah oleh rakyat secara demokratis, bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Cita-cita demokrasi yang sesungguhnya tidak hanya teori, tetapi mesti diwujudkan menjadi kenyataan, sehingga mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit,, keturunan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan.

2.2 Hubungan Antara Filsafat,Manusia dan Pendidikan Pada hakikatnya,semua yang ada dialam ini menjadi pemikiran manusia yang diselidiki.Jadi,filsafat adalah hasil usaha manusia dengan akal budinya untuk memahami secara radikal,integraldan universal tentang hakikat yang ada (Tuhan, alam,dan manusia) serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari pemahaman tersebut.Dengan demikian,filsafat itu timbul dari kodrat manusia.Yang merupakan makluk ciptaan Tuhan yang begitu sempurna yaitu dapat berpikir melalui pengetahuan yang diterima.

1. Teori kebenaran Menurut Pandangan Filsafat Dalam Bidang Ontologi,Epistemologi dan Aksiologi. 1) Ontologi Ontologi merupakan pembahasan utama di bidang filsafat. yang mengarahkan kebenaran.Didalam pendidikan,pandangan ontology menjadi masalh utama dimana anak didik bergaul dengan lingkungan dan memiliki dorongan untuk mengerti sesuatu.Agar anak memahami realita dunia dan membina kesadaran tentang kebenaran yang berpangkal atas realita diperlukan bimbingan. Disini,pendididk membina daya pikir yang tinggi dan kritis. 2) Epistemologi Epistemologi didefenisikan sebagai cabang filsafat yang bersangkutan dengan sifat dasar dari ruang lingkup pengetahuan dan realitas umum dari tuntutan pengetahuan yang sebenarnya.Studi tentang mengetahi benda-benda.dan memperjelaskan benda tersebut sesuai dengan kebenaran. 3) Aksiologi Aksiologi adalah ilmu yang menyelidiki nilai-nilai (value).Nilai dalam aksiologi membicarakan tentang etika.sedangkan nilai dalam pendidikan adalah membina kepribadian yang ideal dalam kehidupan. 2. Pandangan Filsafat Tentang Hakikat Manusia. Ada empat aliran yang akan di bahas tentang hakikat manusia. a. Aliran serba Zat. Dalam aliran ini, alam dijadikan sebagai zat atau materi dan manusia adalah unsur dari alam tersebut. b. Aliran serba roh. Roh ialah hakikat yang ada di dunia.Hakikat manusia merupakan roh dan zat adalah manifestasi dari roh tersebut.misalnya jika manusia meninggal maka roh dan badannya tidak akan menyatu.jadi,roh ialah hakikat dan badan ialah penjelmaan. c. Aliran dualism. Aliran yang menganggap bahwa manusia memiliki jasmani dan rohani,kedua substansi tersebut saling mempengaruhi.Dimana badan tidak berasal dari roh dan roh bukan berasal dari badan. d. Aliran eksistensialisme Hakikat manusia,tidak hanya dipandang dari sudu serba zat atau seba roh atau dualism,tetapi,dilihat dari segi eksistensi manusia di dunia ini. Segala peristiwa atau persoalan yang berada di dunia ini,selalu berkaitan dengan manusia.karena setiap manusia akan selalu berpikir tentang dirinya,selain itu manusia menyelidiki kedudukannya dalam lingkungan yang diselidikinya pula.

3. Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia Manusia merupakan makluk social dan juga makluk budaya.sebagai makluk social,manusia selalu hidup bersama dan selalu berinteraksi dengan sesamanya.manusia akan membutuhkan rohani. Manusia selalu menghadapi masalah-masalah social yang berkaitan dengan nilai-nilai. Jadi, nilai akan selalu muncul apabila manusia mengadakan hubungan social atau bermasyarakat dengan manusia lain. menyebabkan beragam pandangan manusia tentang nilai-nilai.Jadi, nilai merupakan hasil dari kreatifitas manusia dalam rangka melakukan kegiatan social baik itu berupa cinta,simpati dan lain-lain. 4. Pandangan Filsafat Tentang Pendidikan a. Dasar dan Tujuan Filsafat pendidikan adalah nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan filsafat yang menjiwai,mendasari dan memberikan identitas (karakteristik) suatu sistem pendidikan.Filsafat pendidikan adalah jiwa,roh dan kepribadian sistem kependidikan nasional,karenanya mencerminkan identitas pancasila,citra dan karsa bangsa atau tujuan nasional dan hasrat luhur rakyat Indonesia yang tersimpul dalam pembukaan UndangUndang Dasar 1945,sebagai perwujudan jiwa dan nilai pancasila.Sistem pendidikan bertumpu dan dijiwai oleh suatu keyakinan,pandangan hidup dan filosofis tertentu.Filsafat menjadikan manusia berkembang dan mempunyai pandangan hidup yang menyeluruh dan sistematis.kemudian pandangan ini dituangkan dalam system pendidikan,untuk mengarahkan tujuan pendidikan. Secara umum,tujuan pendidikan dapat dapat dikatakan dapat membawa anak ketingkat kedewasaan.artinya agar anak didik dapat mandiri dalam hidupnya ditengah-tengah masyarakat.

Empat macam tujuan pendidikan Tujuan pendidikan nasional,yaitu membangun kualitas manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan sebagai warga negara yang berjiwa pancasila pancasila yang mempunyai semangat dan kesadaraan yang tinggi,berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian yang kuat,cerdas,terampil,dapat mengembangkan dan menyuburkan sikap demokratis,dapat memelihara hubungan yang baik antara sesame manusia dan dengan lingkungannya,sehat jasmani,mampu mengembangkan daya etika,sanggup untuk membangun diri dan masyarakat. Tujuan institusional,yaitu perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler,yaitu untuk mencapai pola perilaku dan pola kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga.

Tujuan instruksional,yaitu rumusan secara terperinci tentang apa yanga harus dikuasai oleh anak didik sesudah ia melewati kegiatan instruksional yang bersangkutan dengan berhasil. b. Pendidik dan peserta didik Pendidik adalah individu yang mampu melaksanakan tindakan mendidik dalam satu situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.Yang dimaksud dengan pendidik disini adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya,agar mencapai tingkat kedewasaan,mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai makluk Tuhan,makluk social,dan makluk individu yang mandiri.Sedangkan,peserta didik adalah anak yang sedang bertumbuh dan berkembang,baik ditinjau dari segi fisik maupun dari segi perkembangan mental.Yang dimaksud dengan peserta didik disini adalah anak yang belum dewasa yang memerlukan bimbingan dan petolongan dari orang lain yang sudah dewasadalam melaksanakan tugasnya. c) Kurikulum Tujuan pendidikan yang ingin dituju merupakan factor yang menentukan kurikulum dan isi pendidikan yang diberikan.Hubungan tujuan pendidikan dan kurikulum adalah hubungan antara tujuan dan isi pendidikan.Sebagai isi dan jalan untuk mencapi tujuan pendidikan,maka kurikulum menyangkut masalh-masalah nilai,ilmu,teori ,skill,praktik,pembinaan mental. d) Sistem Pendidikan Dalam system pendidikan kita harus memiliki jiwa yang dewasa,tidak saja mampu mandiri dan dalam memenuhi kebutuhan hidup pribadi sekeluarga,tapi juga mampu untuk menghadapi kenyataan hidup secara otonomi dan sukarela,kritis-objektifkreatif,rendah hati,dan terbuka serta dapat menerima kenyataan secara ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab.Untuk selanjutnya,manusia yang bermental dewasa mampu untuk konsisten menjadi pengabdi pada apa yang ia yakini benar dan adil.Oleh karena itu,pendidikan nasional kita mencita-citakan tewujudnya manusia dan masyarakat pancasila yang bertugas mendewasakan mental manusia pancasila.

2.3 Filsafat Pendidikan Pancasila. a. Pengantar Seluruh aspek kehidupan suatu bangsa diilhami dan berpedoman ajaran-ajaran filsafat bangsa itusendiri. Dengan demikian,kehidupan social,politik,ekonomi,pendidikan dan kebudayaan,bahkan kesadaran atas nilai-nilai hukum dan moral bersumber dari ajaran filsafat. Pada prinsipnya,setiap masyarakat dan bangsa melaksanakan aktivitas pendidikan untuk membina kesadaran nilai-nilai filosofis bangsa itu sendiri.Manusia sebagai individu,sebagai ruang social budaya. Aktivitas untuk mewariskan dan mengembangkan budaya itu terutama menlalui pendidikan.

b. Pancasila Sebagai Filsafat Hidup bangsa. Pancasila merupakan kebudayaan yang mengajarkan bahwa hidup manusia akan mencaapai puncak kebahagiaan jika dapat dikembangkan,keselarasan dan keseimbangan,baik dalam hidup sebagai pribadi,sebagai makluk social dalam mengejar hubungan dengan masyarakat,alam, Tuhannya maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagian rohani. Pancasila dijadikan filsafat hidup bangsa, dimana nilai-nilai dasar dalam social budaya Indonesia hidup dan berkembang sejak awal peradabannya. Kesadaran ketuhanan dan kesadaran keagamaan secara sederhana. Kesadaran kekeluargaan,dimana cinta dan keluarga sebagai dasar dan kodrat terbentuknya masyarakat dan sinambungnya generasi. Kesadaran musyawarah mufakat dalam menetapkan kehendak bersama. Kesadaran gotong royong,tolong menolong. Kesadaran tenggang rasa sebagai semangat kekeluargaan dan kebersamaan,hormat menghormati,dan memelihara kesatuan,saling pengertian demi kutuhan,kerukunan,dan kekeluargaan dalam kebersamaan. c.Pancasila Sebagai Filsafat Pendidikan Nasional Dalam kehidupan suatu bangsa,pendidikan memang mempunyi peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa.karena itu pendidikan diusahakan dan diselenggarakan oleh pemerintah sebagai satu system pengajaran nasional,sebagaimana termaktub dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1. Jika pendidikan pada suatu bangsa akan secara otomatis mengikuti idiologi bangsa yang dianutnya.Karenanya system pendidikan nasional Indonesia dijiwai,didasari dan mencerminkan identitas pancasila.Dengan kata lain Filsafat pendidikan pancasila merupakan aspek rohani dan

spiritual system pendidikan nasional.Hal ini tercermin dalam tujuan pendidikan nasional yang termuat dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang system pendidik an.

d.Hubungan pancasila Dengan Sistem pendidikan Ditinjau Filsafat pendidikan

dari

Pancasila adalah dasar negara RI,alat pemersatu bangsa,kepribadian bangsa,pandangan hidup bangsa,sumber dari segala sumber hokum dan sumber ilmu pengetahuan di Indonesia.Dapat diketahui bahwa pancasila merupakan dasar negara yang membedakannya dengan bangsa lain. Filsafat merupakan bepikir secara mendalam dan sungguh-sungguh mencari kebenaran sesuatu.Sementara filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang kependidikan berdasarkan filsafat.Jadi hubungan antara fungsi pancasila dengan system pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan,bahwa pancasila adalah pandangan hidup bangsa yang menjiwai sila-silanya dalam kehidupan sehari-hari. e.Filsafat Pendidikan Pancasila dalam tinjauan Ontologi,Epistemologi,dan Aksiologi I. Ontologi Ontologi adalah bagian dari filsafat yang menyelidiki tentang hakikat yang ada.Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang menjiwai system pendidikan yang tidak bisa dipisahkan dengan kenyataan yang ada,karena pendidikan nasional itu dasarnya adalah pancasila dan UUD 1945.jadi,ini merupakan satu kesatuan yang utuh. Epistemologi Epistemologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki sumber,syarat,proses terjadinya ilmu pengetahuan dan hakikat ilmu pengetahuan.Dengan filsafat,kita dapat menentukan tujuantujuan yang akan dicapai demi kesejahteraan hidup,pergaulan dan warga negara.Untuk itu,bangsa Indonesia telah menemukan filsafat pancasila.sekaligus memahami dan menghayati sila-sila yang termuat dalam pancasila. Aksiologi Aksiologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki nilainilai.Masyarakat menjadi wabah timbulnya nilai.Dikatakan mempunyai nilai apabila berguna,benar (logis),bermoral,etis dan ada nilai religious.Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara memiliki nilainilai:ketuhanan,kemanusiaan,persatuan,kerakyatan dan keadilan.Jadi, pancasila mempunyai nilai-nilai tersendiri.

II.

III.

Bab III 3.1 Penutup a. Kesimpulan Dari penyajian materi diatas maka,penulis menyimpulkan bahwa betapa eratnya hubungan antara filsafat pendidikan dengan system pendidikan sehingga dapat dipahami bahwa filsafat pendidikan merupakan tata pola pikir terhadap permasalah dalam kehidupan manusia serta,filsafat pendidikan sebagai tuntunan formal yang fungsional dari kedudukan dan fungsi dasar negara.Oleh karena itu,subjek manusia Indonesia seutuhnya terbina melalui system pendidikan nasional yang dijiwai filsafat pendidikan pancasila. b.Saran

Daftar Pustaka

You might also like