You are on page 1of 7

PERMEABILITAS Permeabilitas ini merupakan suatu ukuran kemudahan aliran melalui suatu media poreus.

Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas. Banyak peneliti telah mengkaji problema permeabilitas dan mengembangkan beberapa rumus. (Rumus Fair dan Hatch 1933) dapat dipandang sebagai sumbangan yang khas. Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air larian. Permeabilitas primer adalah kemampuan batuan untuk menyalurkan air melalui pori-pori atau ruangan intergranuler yang sudah ada sejak

pembentukannya dan saling berhubungan. Permeabilitas sekunder bila penyaluran air itu melewati ruangan-ruangan yang timbul kemudian, seperti joint, bedding, fault, misalnya akibat gerakan tektonik. Intrinsik suatu akifer bergantung pada porositas efektif batuan dan bahan tak terkonsolidasi, dan ruang bebas yang diciptakan oleh patahan dan larutan. Porositas efektif ditentukan oleh distribusi ukuran butiran, bentuk dan kekasaran masing-masing partikel dan susunan gabungannya, tetapi karena sifat-sifat ini jarang seragam, konduktivitas hidrolik suatu akifer yang berkembang dibatasi oleh permeabilitas lapisan-lapisan atau masing-maisng zone, dan mungkin bervariasi cukup besar tergantung pada arah gerakan air. Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga k yang lebih rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung yang bercelah lebih besar dari pada lempung yang tidak bercelah (unfissured).

Ukuran pori-pori batuan reservoir sering dihubungkan dengan besaran permeabilitas yang besar akan mempunyai tekanan kapiler yang rendah dan ketebalan zona transisinya lebih tipis dari pada reservoir dengan permeabilitas yang rendah. Cara memperoleh data permaebilitas antara lain :

1. Dengan menggunakan hukum Darcy yang datadatanya diperoleh dari analisis core di laboratorium. 2. Dengan well-test analysis (flow testing). 3. Dengan mengukur aliran kedalam sumur pada logging produksi. Dengan cara log data menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang dikalibrasi melalui analisis core.

Permeabilitas didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan kemampuan dari suatu batuan untuk mengalirkan fluida. Permeabilitas batuan merupakan fungsi dari tingkat hubungan ruang antar pori-pori dalam batuan . Definisi kwantitatif permeabilitas pertama-tama dikembangkan oleh Henry Darcy (1856) dalam hubungan empiris dengan bentuk differensial sebagai berikut:
V k

dP dL ...(2-7)

di mana V

= kecepatan aliran, cm/sec = viskositas fluida yang mengalir, cp

dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm k = permeabilitas media berpori.

Tanda negatip dalam Persamaan 2-7 menunjukkan bahwa bila tekanan bertambah dalam satu arah, maka arah alirannya berlawanan dengan arah pertambahan tekanan tersebut. Aliran dapat terjadi ke sagala arah asal ada beda potensial. Beberapa anggapan yang digunakan oleh Darcy dalam Persamaan 2-7 adalah: 1. Alirannya mantap (steady state)

2. Fluida yang mengalir satu fasa 3. Viskositas fluida yang mengalir konstan 4. Kondisi aliran isothermal 5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal 6. Fluidanya incompressible. Dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1. Permeabilitas absolut, adalah permeabilitas dimana fluida yang mengalir melalui media berpori tersebut hanya satu fasa, misal hanya minyak atau gas saja. 2. Permeabilitas efektif, adalah permeabilitas batuan dimana fluida yang mengalir lebih dari satu fasa, misalnya minyak dan air, air dan gas, gas dan minyak atau ketiga-tiganya. 3. Permeabilitas relatif, adalah perbandingan antara permeabilitas efektif dengan permeabilitas absolut.

Dasar penentuan permeabilitas batuan adalah hasil percobaan yang dilakukan oleh Henry Darcy. Dalam percobaan ini, Henry Darcy menggunakan batupasir tidak kompak yang dialiri air. Batupasir silindris yang porous ini 100% dijenuhi cairan dengan viskositas , dengan luas penampang A, dan panjanggnya L. Kemudian dengan memberikan tekanan masuk P1 pada salah satu ujungnya maka terjadi aliran dengan laju sebesar Q, sedangkan P2 adalah tekanan keluar. Dari percobaan dapat ditunjukkan bahwa QL/A(P1-P2) adalah konstan dan akan sama dengan harga permeabilitas batuan yang tidak tergantung dari cairan, perbedaan tekanan dan dimensi batuan yang digunakan. Dengan mengatur laju Q sedemikian rupa sehingga tidak terjadi aliran turbulen, maka diperoleh harga permeabilitas absolut batuan. Ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Gambar .1. Skema Percobaan Pengukuran Permeabilitas


K Q. .L A.( P1 P2 ) (2-8)

Satuan permeabilitas dalam percobaan ini adalah :

K (darcy)

Q(cm3 / sec). (centipoise)L(cm) A( sqcm).(P P2 )(atm) 1 ..(2-9)

Dari Persamaan 2-8 dapat dikembangkan untuk berbagai kondisi aliran yaitu aliran linier dan radial, masing-masing untuk fluida yang compressible dan incompressible. Pada prakteknya di reservoir, jarang sekali terjadi aliran satu fasa, kemungkinan terdiri dari dua fasa atau tiga fasa. Untuk itu dikembangkan pula konsep mengenai permeabilitas efektif dan permeabilitas relatif. Harga permeabilitas efektif dinyatakan sebagai Ko, Kg, Kw, dimana masing-masing untuk minyak, gas, dan air. Sedangkan permeabilitas relatif dinyatakan sebagai berikut :
K ro Ko K ,
K rg Kg K ,

K rw

Kw K

dimana masing-masing untuk permeabilitas relatif minyak, gas, dan air. Percobaan yang dilakukan pada dasarnya untuk sistem satu fasa, hanya disini digunakan dua macam fluida (minyak-air) yang dialirkan bersama-sama dan dalam keadaan kesetimbangan. Laju aliran minyak adalah Qo dan air adalah Qw. Jadi volume total (Qo + Qw) akan mengalir melalui pori-pori batuan per satuan waktu, dengan perbandingan minyak-air permulaan, pada aliran ini tidak akan 4

sama dengan Qo / Qw. Dari percobaan ini dapat ditentukan harga saturasi minyak (So) dan saturasi air (Sw) pada kondisi stabil. Harga permeabilitas efektip untuk minyak dan air adalah :
Ko Qo . o .L A.( P1 P2 ) .(2-10)

Kw

Qw . w .L A.( P1 P2 ) (2-11)

dimana : o = viskositas minyak w = viskositas air. Percobaan ini diulangi untuk laju permukaan (input rate) yang berbeda untuk minyak dan air, dengan (Qo + Qw) tetap konstan. Harga-harga Ko dan Kw pada Persamaan 2-10 dan 2-11 jika diplot terhadap So dan Sw akan diperoleh hubungan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4. Dari Gambar 2.4, dapat ditunjukkan bahwa: 1. Ko akan turun dengan cepat jika Sw bertambah dari nol, demikian juga kw akan turun dengan cepat jika Sw berkurang dari satu, sehingga dapat dikatakan untuk So yang kecil akan mengurangi laju aliran minyak karena konya yang kecil, demikian pula untuk air. 2. Ko akan turun menjadi nol, di mana masih ada saturasi minyak dalam batuan (titik C) atau disebut Residual Oil Saturation (Sor), demikian juga untuk air, yaitu Swr. 3. Harga ko dan kw selalu lebih kecil daripada harga k, kecuali pada titik A dan B, sehingga diperoleh persamaan: ko + kw 1 (2-12)

Gambar .2. Kurva Permeabilitas Efektif untuk Sistem Minyak dan Air Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permeabilitas 1. Distribusi ukuran butir. Ukuran butiran yang semakin beragam dalam suatu batuan, maka pori-pori akan semakin kecil dan permeabilitas juga akan semakin kecil. 2. Susunan (packing) butiran. Susunan butiran yang semakin rapi, maka makin besar harga permeabilitasnya. 3. Geometri butiran. Semakin menyudut geometri butiran, maka permeabilitasnya semakin kecil. 4. Jaringan antar pori (pore network). Semakin bagus jaringan antar pori, maka permeabilitasnya semakin besar. 5. Sementasi. Semakin banyak semen dalam suatu batuan, maka harga permeabilitas akan semakin kecil. 6. Clays content. Semakin banyak mengandung clay, maka semakin kecil permeabilitas batuan tersebut. Kondisi aliran satu fasa dan multifasa a. Aliran dalam kondisi satu fasa. 1) Jika hanya ada satu fluida yang mengalir dalam medium. 2) Saturasi fluida yang mengalir dalam medium tersebut bernilai 1. 3) Permeabilitas ini disebut permeabilitas absolut.

b. Aliran dalam kondisi multifasa 1) Jika terdapat lebih dari satu fluida yang mengalir dalam medium. 2) Permeabilitas ini disebut permeabilitas relatif. Fungsi dari permaebilitas, antara lain :

a. Menentukan kuantitas fluida yang dapat diproduksikan. b. Menentukan potensi suatu lapisan batuan untuk dijadikan reservoir. c. Menentukan nilai ekonomis suatu reservoir. d. Menentukan lokasi lapisan yang ekonomis untuk dibor. e. Menentukan lokasi lapisan yang cocok untuk perforasi. f. Menentukan kekentalan lumpur yang baik agar tidak terjadi loss circulation. g. Menentukan komposisi lumpur yang baik untuk membuat mud cake pada dinding sumur.

You might also like