Professional Documents
Culture Documents
Pd
ii
senantiasa melimpahkan rahmat serta inayah-Nya sehingga penyusun masih diberikan kesempatan untuk dapat menyusun makalah Analisis Struktur III ini. Dan tak luput pula penyusun ucapkan rasa terima kasih kepada beliau bapak Faqih Maarif, S.Pd yang telah memberi bimbingan sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah sesuai dengan materi yang diberikan. Penyusunan makalah Analisis Struktur III MOMEN INERSIA ini ditujukan agar kita semua tahu pengertian momen inersia, prinsip momen inersia, dan perhitungannya. Oleh karena itu, penyusun berharap semoga penyusunan makalah mengenai MOMEN INERSIA ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Namun penyusun juga sadar bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, sehingga diharapkan bagi semua pihak untuk berpartisipasi memberikan kritik dan sarannya demi kesempurnaan makalah ini. Sekian yang dapat penyusun sampaikan, dan atas partisipasinya penyusun ucapkan banyak terima kasih. Jombor, November 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................1 BAB II KERANGKA TEORITIK 2.1 Definisi Momen Inersia.......................................................................2 2.1 Macam-macam Momen Inersia...........................................................2 BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS 3.1 Perhitungan Momen Inersia................................................................5 3.1.1 Penentuan Titik Berat...........................................................5 3.1.1 Contoh Penerapan.................................................................6 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan..........................................................................................16 4.2 Saran....................................................................................................16
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Inersia adalah kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaannya (tetap diam atau bergerak). Benda yang sukar bergerak dikatakan memilliki inersia yang besar. Dalam dunia teknik sipil, perhitungan inersia atau momen inersia sangat diperlukan untuk mengetahui besarnya inersia atau kecenderungan suatu bangunan untuk tetap pada posisinya. Untuk keperluan tertentu perhitungan momen inersia dan titik berat dapat digunkan misalnya untuk meruntuhkan gedung-gedung tinggi. Dengan mengetahui titik berat dari gedung yang akan diruntuhkan maka proses peruntuhan gedung dapat dilakukan melalui pengeboman secara aman, karena gedung yang dibom tersebut akan runtuh searah vertical sumbu beratnya sehingga tidak menimpa banguan dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Perhitungan inersia dan titik berat juga dapat digunakan untuk mengetahui keseimbangan suatu bangunan air misalnya ponton, Mega-floating building dan bangunan lainnya. Manfaat perhitungan momen inersia dalam kehidupan sangat nyata dapat dirasakan sehingga pengetahuan tentang momen inersia harus diketahui untuk menciptakan suatu bangunan dan metode pengahncuran bangunan yang aman
1.
Momen Inersia Partikel Konsep partikel itu berbeda dengan konsep benda tegar. Dalam gerak
lurus dan gerak parabola, misalnya, kita menganggap benda sebagai partikel, karena ketika bergerak, setiap bagian benda itu memiliki kecepatan (maksudnya kecepatan linear) yang sama. Ketika sebuah mobil bergerak, misalnya, bagian depan dan bagian belakang mobil mempunyai kecepatan yang sama. Jadi kita bisa mengganggap mobil seperti partikel alias titik. Ketika sebuah benda melakukan gerak rotasi, kecepatan linear setiap bagian benda berbeda-beda. Bagian benda yang ada di dekat sumbu rotasi bergerak lebih pelan (kecepatan linearnya kecil), sedangkan bagian benda yang ada di tepi bergerak lebih cepat (kecepatan linear lebih besar).
Gambar 1. Inersia Penampan Lingkaran 2. Momen Inersia Benda Tegar Secara umum, Momen Inersia setiap benda tegar bisa dinyatakan sebagai berikut : I = mr2
Benda tegar bisa kita anggap tersusun dari banyak partikel yang tersebar di seluruh bagian benda itu. Setiap partikel-partikel itu punya massa dan tentu saja memiliki jarak r dari sumbu rotasi. jadi momen inersia dari setiap benda merupakan jumlah total momen inersia setiap partikel yang menyusun benda itu.
3
3.
Momen Inersia Benda-Benda yang Bentuknya Beraturan Selain bergantung pada sumbu rotasi, Momen Inersia (I) setiap partikel
juga bergantung pada massa (m) partikel itu dan kuadrat jarak (r2) partikel dari sumbu rotasi. Total massa semua partikel yang menyusun benda = massa benda itu. Persoalannya, jarak setiap partikel yang menyusun benda tegar berbeda-beda jika diukur dari sumbu rotasi.
X0 = Sy/A Y0 = Xy/ A 3.1.2 Contoh Penerapan Pecahkan permasalahan di bawah ini: Suatu gedung akan dirancang dengan bentuk dan dimensi sebagai berikut:
2.
Tentukan titik berat, Y baru dan X baru, dan momen inersianya. ? Step 1; Tentukan titik berat benda.
Gambar 3. Titik Berat Benda Step 2: Cari nilai titik tengah masing-masing benda Y1= 15 m Y2= 15 m Y3= 26,25 m Luas Benda: A1= b1h1 = 6.30 = 180 m2 A2= b2h2 = 6.30
7
= 180 m2 A3= b3h3 =4. 7,5 =30 m2 Luas total= A1+A2+A3 = 180+180+30 = 390 m2 Step 3: Mencari nilai momen statis Kemudian mencari nilai Sx: Sx1= A1.Y1 = 180. 15 = 2700 m3 Sx2= A2. Y2 = 180. 15 = 2700 m3 Sx3= A3. Y3 = 30. 26,25 = 787,5 m3 Sx total = Sx1+ Sx2+ Sx3
= 2700+2700+787,5 = 6187,5 m3 Mencari nilai Sy: Sy1= A1. X1 = 180. 3 = 540 m3 Sy2= A2. X2
=
180. 13
= 2340 m3 Sy3= A3Y3 = 30. 8 = 240 m3 Sy total = Sy1+ Sy2+ Sy3 = 540+2340+240 = 3120 m3 Step 4: mencari posisi Ybaru dan Xbaru sebagai ordinat pusat berat baru benda monolit. Mencari Ybaru dan Xbaru: Y=
Gambar 4. Ybaru Benda Dari nilai Y dan gambar di atas dapat dicari nilai dy: dy1=dy2 =(0,5 . 30)-Y =(15)-15,86538 = -0,865m
10
dy3
11
Gambar 5. Xbaru Benda Dari nilai X dan gambar di atas dapat kita cari nilai dx: dx1=(0,5.b1)- (0,5.b3+b1) = (0,5.6)- (0,5. 4+6) = -5m dx2= (0,5.b3+b1)- (0,5.b1) = (0,5. 4+6)- (0,5.6) = 5m dx3= 0 ; karena titik berat sejajar dengan Xbaru. Step 5: Mencari Ix0 dan Iy0 =
a. Mencari Ix0 12
Ix01 = 1/12 .b.h3 =1/12 . 6.303 = 13500 m4 Ix02 = 1/12 .b.h3 =1/12 . 6.303 = 13500 m4 Ix02 = 1/12 .b.h3 =1/12 . 4.7,53 = 140,625 m4
13
Iy03 = 1/12 .h.b3 =1/12 . 7,5. 43 = 40 m4 Maka Iy0total= Iy01+ Iy02+ Iy03 = 1120 m4 Step 6: Mencari Momen X dan Y:
a. Momen (Ady2)
b. Momen (A.dx)
14
Inersia x (Ix)= Ix0total + Ady2total = 27140,63 + 3504,808 = 30645,43 m4 Inersia y (Iy)= Iy0total + A.dxtotal = 1120 + 9000 = 10120 m4 Dari data yang didapat dari hasil penyelesaian di atas dapat disajikan dalam bentuk table sebagai berikut:
Tabel 1. Perhitungan Tampang Dengan Acuan Sumbu X A.dy Luas A Bagian y (m) Sx (m) dy (m) Ix (m) (m) (m) 1 180 15 2700 13500 134.6805 -0.865 180 2700 13500 134.6805 2 15 -0.865 30 787.5 3 26.25 10.385 140.625 3235.447 27140.6 390 6187.5 3 3504.808
Bagian 1 2 3
dx (m) -5 5 0
16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Dari materi yang telah dijelaskan di atas dapat diambil kesimpulan:
1. Momen inersia adalah kemampuan suatu benda untuk mempertahankan
keadaanya.
2. Momen inersia ditentukan oleh luas penampang, partikel, masa partikel,
dan jarak. 3. Perhitungan momen inersia terhadap suatu bangun akan lebih akurat jika yang ditinaju partikelnya lebih kecil. 4. Semakin besar luasan penampang, semakin besar momen inersianya. 5. Dua buah benda yang ditinjau secara berbeda mempunyai titik berat yang berbeda, namun setelah menjadi suatu benda monolit, maka bendatersebut akan mempunya titik berat baru yang sama (Xbaru dan Ybaru) 6. Suatu permukaan akan mempunyai momen statis jika dipusatkan pada titik beratnya. 7. Besarnya momen inersia selalu bernilai positif. 4.2 Saran 1. Untuk mendapatkan data yang akurat mengenai perhitungan momen inersia suatu bangunan, maka tinjaulah menggunakan partikel yang lebih kecil.
17
DAFTAR PUSTAKA
Laintarawan, I Putu, dkk, S.T., M.T., 2009, Buku Ajar Mekanika Bahan, Denpasar: Universitas Hindu Indonesia Oerlee, dalam Menghitung Momen Inersia, dalam
http://oerleebook.wordpress.com/tag/momen-inersia/, diakses 05 November 2012, pada 14.33 WIB Widodo, Slamet, S.T., M.T., 2006,Mekanika Teknik III, Yoyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.