You are on page 1of 2

BIOGRAFI KARL MANNHEIM

Karl Mannheim di lahirkan 1893 di Budapest, Hongaria. Ayahnya orang Hongaria sedangkan ibunya orang Jerman. Lulus dari gimnasium humanistik dan melanjutkan studinya di perguruan tinggi.pada mulanya Mannheim sangat tertarik pada filsafat, khususnya epistemologi; desertasinya membahas analisa struktural epistemologi. Perhatianya kemudian beralih pada ilmu-ilmu sosial, khususnya ajaran-ajaran yang di kembangkan oleh Max Weber, Max Scheler, dan Karl Marx. Pada tahun 1925 dia menjadi dosen di Heidelberg, dan dalam tahun 1929 dia menjadi gurubesar sosiologi dan ekonomi di frankfurt. Dia diberhentikan pada tahun 1933 atas perintah Adolf Hitler, sehingga Mannheim menetap di london dan mengajar sosiologi pada London School of Economics. Selama tinggal di Inggris mannheim mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan Sosiologi di Inggris, sehingga sosiologi menjadi suatu ilmu yang di hormati. Mannheim meninggal dunia dalam usia yang tidak terlalu tua, namun hasil karyanya mempunyai arti tersendiri bagi perkembangan ilmu. Beberapa permasalahan pokok yang mendasari karya-karyanya adalah, bagaimanakah pribadi yang unik, atau suatu kelompok, atau suatu kurun waktu, atau pandangan hidup dapat di sajikan atau di mediasikan. Hal itu sebenarnya berkisar bagaimana mengadakan penafsiran intelektual atau menangani gejala spiritual. Menurut Mannheim, penafsiran sosiologis merupakan suatu diskusi mengenai berbagai jenis penafsiran yang memperkaya penafsiran imanen atau interinsi. Dengan mempergunakan penafsiran itu, akan dapat diungkapkan praanggapan-praanggapan eksistensial yang mempunyai arti. Hal ini bukan beratrti bahwa penafsiran sosiologis meninggalkan ruang lingkup intelektual, oleh karena praanggapan-praanggapan eksistensial itu mempunyai arti tertentu, walaupun sifatnya prateoritis. Ringkasan mengenai sosiologi sistematis yang merupakan bahan-bahan kuliah, selama Mannheim berada di Inggris. Intinya adalah tentang usaha untuk mengungkapkan ruang lingkup sosiologi sistematis, yakni berbagai bentuk kehidupan bersama manusia. Bentuk-bentuk kehidupan bersama tersebut tidaklah berdiri sendiri, namun di pengaruhi oleh faktor-faktor psikologis dan kebudayaan. Mannheim berusaha untuk menyusun sintesis antara metode-metode psikologi modern yang dinamis dengan metode-metode sosiologis. Sebagai sosiolog dia memberikan tekanan pada peranan faktor-faktor sosial dalam pembentukan perilaku dan pola berfikir. Dia juga berpendapat bahwa bentuk-bentuk individualisasi berasal dari proses-proses sosial.

BIOGRAFI GEORG SIMMEL Georg Simmel dilahirkan 1858 di Berlin, suatu daerah tempat dia hidup pada masa kanak-kanak, sebagai mahasiswa maupun sebagai gurubesar. Orang tua Simmel adalah orang Yahudi yang beragama protestan. Latar belakang ini kemudian menjadi halangan utama perkembangan karir Simmel selama hidupnya. Simmel belajar di Universitas Berlin. Di sinilah ia meraih gelar Doktor pada 1881 dan mengajar di perguruan tinggi mulai 1885 sampai dengan 1914. Pusat perhatian studi Simmel mencakup ruang lingkup yang sangat luas. Semula dia memusatkan perhatian pada filsafat, yang kemudian sangat bermanfaat bagi bidang-bidang sosiologi, sejarah, sastra dan kesenian yang di tekuninya. Dalam bidang sosiologi, pusat perhatianya terarah pada proses interaksi yang di anggapnya sebagai ruang lingkup primer sosiologi dan perkembangannya. Selanjutnya dia menyelidiki masalah solidaritas dan konflik yang di kaitkanya dengan besar kecilnya kelompok. Simmel berusaha untuk mengembangkan teori-teori yang di landaskan pada bentuk-bentuk dasar proses sosial. Pendekatan itu disebutnya sosiologi formal. Pertama-tama Simmel mencoba untuk mengabstraksikan berbagai unsur proses dan peristiwa dalam berbagai konteks sosial, yang dilakukanya berdasarkan pengamatan yang mendalam. Dengan demikian Simmel mengharapkan akan dapat menyusun kerangka proses-proses sosial fundamental yang yang menjadi dasar organisasi sosial. Simmel memandang pertikaian sebagai gejala yang tidak mungkin di hindarai dalam masyarakat. Struktur sosial di lihatnya sebagai gejala yang mencakup berbagai proses asosiatif dan disosiatif yang tidak mungkin dipisah-pisahkan, namun dapat di bedakan dalam analisa. Pendekatan Simmel rupanya di landaskan pada postulat yang menyatakan bahwa dalam organisme secara menyeluruh terdapat dorongan-dorongan untuk bersikap bermusuhan, hal mana menimbulkan menimbulkan kebutuhan untuk membenci dan berkelahi. Dorongan itu bercampur dengan implusi untuk jatuh cinta, dan di batasi untuk kekuatan-kekuatan yang ada pada hubungan sosial.

You might also like