Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH KEWARGANEGARAAN
06/199483/DPA/2516
YOGYAKARTA
2008
1
1. PENDAHULUAN
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dimiliki seseorang
sejak ia lahir dan merupakan pemberian dari Tuhan. Dasar-dasar HAM
tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of
Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia,
seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan
pasal 31 ayat 1.
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM
adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam
era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal
pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan
orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang
lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.
Gelombang reformasi yang melanda indonesia pada tahun 1998 telah
membawa banyak perubahan yang cukup signifikan terhadap permasalahan
Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Setelah lebih dari 32 tahun hidup
dalam kekuasaan yang otoriter Indonesia memasuki babak baru kehidupan
bernegara, namun hal ini masih banyak menyisakan pekerjaan rumah bagi
pemerintah sekarang. Masa 32 tahun pemerintahan orde baru didinyalir telah
melakukan berbagai tindakan pelanggaran HAM. Selanjutnya pasca orde baru
terutama pada masa transisi antara tahun 1998 – 2000 banyak kasus
kekerasan yang terjadi di Indonesia menelan ratusan bahkan ribuan orang
apalagi kasus timor timus pasca jajak pendapat menambah rentetan panjang
pelanggaran HAM di Indonesia.
Berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi belum pernah
terselesaikan secara tuntas antara lain kasus Tanjung Priok, DOM Aceh,
Papua dan kasus pelanggaran HAM berat di Timor-timur selama pra dan
2
pasca jajak pendapat belum ada yang terselesaikan. Atas kondisi ini sorotan
dunia internasional terhadap Indonesia sehubungan dengan maraknya
pelanggaran HAM yang terjadi kian menguat terlebih sorotan atas
pertanggungjawaban pelanggaran HAM yang terjadi di Timor- timur selama
proses jajak pendapat.
Masyarakat nasional maupun internasional sangat prihatin dengan
situasi yang terjadi di Timor Timur bahkan Komisi Hak Asasi Manusia PBB
di Geneva pada tanggal, 23 – 27 September 1999 menyelenggarakan special
session mengenai situasi di Timor Timur. Special session tersebut adalah
yang keempat diadakan sejak komisi ini dibentuk 50 tahun yang lalu. Ini
menunjukkan betapa seriusnya penilaian dunia internasional terhadap
masalah pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timur. Special Session
tersebut mengeluarkan Resolusi 1999/S-4/1 yang menuntut kepada
Pemerintah Indonesia agar antara lain: dalam kerjasama dengan Komnas
HAM menjamin bahwa orang-orang yang bertanggung jawab atas tindak
kekerasan dan pelanggaran sistematis terhadap hak asasi manusia akan
diadili. Resolusi tersebut juga meminta kepada Sekjen PBB untuk
membentuk komisi penyelidik internasional dengan komposisi anggota yang
terdiri dari ahli-ahli dari Asia, dan bekerjasama dengan Komnas HAM
Indonesia, serta mengirimkan pelapor khusus ke Timor Timur.
Selain itu resolusi juga merekomendasikan untuk membentuk
International tribunal atas kasus tersebut. Atas resolusi Komisi HAM PBB
tersebut Indonesia secara tegas menolak dan akan menyelesaikan kasus
pelanggaran HAM dengan menggunakan ketentuan nasional karena konstitusi
Indonesia memungkinkan untuk menyelenggarakan peradilan hak asasi
manusia. Atas penolakan tersebut, mempunyai konsekuensi bahwa Indonesia
harus melakukan proses peradilan atas terjadinya pelanggaran HAM di
Timor- Timur . Dorongan untuk adanya pembentukan peradilan internasional
ini juga didasarkan atas ketidakpercayaan dunia internasional pada sistem
peradilan Indonesia jika dilihat antara keterkaitan antara pelaku kejahatan
yang merupakan alat negara.
3
Penghargaan Masa Kerja dan Uang Penggantian Hak. Kedua, RPP tentang
Program Jaminan Pemutusan Hubungan Kerja (RPP Jaminan PHK).
Singkatnya, paket-paket RPP tersebut mengandung arti melestarikan sistem
kontrak dan outsorcing dan mempertegas pelegalan PHK. Dengan demikian
perjuangan kaum buruh menuntut hak-hak normatifnya akan semakin jauh
dari realitas.
memang telah berubah. Pemenuhan hak dasar rakyat merupakan salah satu
komitmen yang tertuang dalam Strategi Pembangunan Nasional 2004-2005.
Namun pada kenyataanya, implementasi kebijakan itu hingga sekarang
sepertinya belum berubah dimana pembangunan masih menekankan pada
pertumbuhan ekonomi, dengan mengabaikan pemerataan dan keadilan.
Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada
suatu mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan
kepada setiap mahasiswa.
Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu
jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap
anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai
dengan minat dan bakatnya.
10
3. PEMBAHASAN
Jika melihat hakikat HAM yang sebenarnya, tentu akan sangatlah
indah dibayangkan apabila HAM yang terjadi di Indonesia benar-benar
seperti itu. Akan tetapi realitas yang ada tidak seperti itu, bahkan bertolak
belakang. HAM yang katanya sangat dilindungi dan dihormati di injak-injak
begitu saja oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pelanggaran
HAM sering terjadi pada semua aspek kehidupan, sebut saja salah satu contoh
kekerasan terhadap perempuan. Hal ini bukanlah satu hal yang asing
dikalangan rakyat Indonesia.
4. KESIMPULAN
Melihat seluruh kenyataan yang ada penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa HAM di Indonesia sangat memprihatinkan dan masih
sangat minim penegakannya. Banyaknya pelanggaran HAM yang terjadi, hal
itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti :
Telah terjadi krisis moral di Indonesia
Aparat hukum yang berlaku sewenang-wenang
Kurang adanya penegakan hukum yang benar.
Dan masih banyak sebab-sebab yang lain. Maka untuk dapat
menegakkan HAM di Indonesia perlu :
1. Kesadaran rasa kemanusiaan yang tinggi
2. Aparat hukum yang bersih, dan tidak sewenang-wenang
3. Sanksi yangtegas bagi para pelanggara HAM
4. Penanaman nilai-ilai keagamaan pada masyarakat
5. SARAN
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-
injak oleh orang lain.
Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.
13
6. DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
http//:www.sekitarkita.com
http://makalah-ibnu.blogspot.com
http://www.komnasham.go.id/portal/
http://www.elsam.or.id