You are on page 1of 9

RANGKAIAN LISTRIK 2

Teorema Node voltage dan Super posisi
























Kelompok 5 : 1. Arif Syahirul A ( 5215097028 )
2. Eka Dinarya ( 5215097024 )
3. M.Fauzil Ikhsan ( 5215097029 )















UNIVERSITA NEGERI JAKARTA
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
2010
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, penyusun memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan penulisan Tugas Resume ini untuk memenuhi dalam bidang
penilaian mata kuliah Rangkaian Listrik yang berjudul Teorema Node voltage
dan Super posisi.

Resume ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang apa itu
yang dimaksud dengan teorema node voltage dan super posisi, serta bagaimana
mendapakan solusi-solusi dari permasalahan-permasalahan pada pembahasn
tersebut ,yang kami sajikan berdasarkan hasil diskusi dan materi dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata kuliah ini
yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara
kami menyusun Resume ini.

Semoga Resume ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
kami dan kepada pembaca, walaupun memiliki banyak kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.




Jakarta, 5 ocktober 2010
- Teorema Node Voltage

Sebelum membahas metoda ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
pengertian mengenai tentang node. Node atau titik simpul adalah titik pertemuan
dari dua atau lebih elemen rangkaian. Analisis node berprinsip pada Hukum
Kirchoff I/ KCL dimana jumlah arus yang masuk dan keluar dari titik percabangan
akan samadengan nol.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Persamaan rangkaian diperoleh dari hukum kirchoff tentang arus pada titik
cabang
Titik-titik pada suatu rangkaian dimana ujung-ujung dua elemen atau lebih
saling bertemu
Simpul lebih dari 3 elemen disebut simpul utama
Simpul utama dipilih sebagai simpul acuan
Simpul acuan disebut juga simpul darum atau simpul tegangan nol
Pada suatu rangkaian terdapat n simpul utama , maka akan dihasilkan (n-1)
persamaan

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan besar arus :
1. Tentukan tegangan titik simpul
2. Tentukan arah arus
3. Tentukan besar arus


4. V
N
nya di dapat.
Agar lebih jelasnya perhatikan contoh berikut :

I
1
= 6
0

I
2
= 4
0
Z
1
= 4
Z
2
= 5 (J5)
Z
3
= 2 (-2J)

Berpatokan pada V
1

( )

( )

( ( ))

() . . . . persamaan 1

Berpatokan pada V
2

( )

( )

( )

()

()

() . . . . persamaan 2



- Teorema super posisi
Teorema

ini berbeda dengan teorema-teorema sebelumnya. Pada teorema ini
hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier, dimana rangkaian linier adalah
suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan memenuhi jika y = kx,
dimana k = konstanta dan x = variabel. Dalam setiap rangkaian linier dengan
beberapa buah sumber tegangan/ sumber arus dapat dihitung dengan cara :
Menjumlah aljabarkan tegangan/ arus yang disebabkan tiap sumber independent/
bebas yang bekerja sendiri, dengan semua sumber tegangan/ arus independent/
bebas lainnya diganti dengan tahanan dalamnya.

Pengertian dari teorema diatas bahwa jika terdapat n buah sumber bebas
maka dengan teorema superposisi samadengan n buah keadaan rangkaian yang
dianalisis, dimana nantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Jika
terdapat beberapa buah sumber tak bebas maka tetap saja teorema superposisi
menghitung untuk n buah keadaan dari n buah sumber yang bebasnya.
1


Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Berpatokan pada satu sumber
Tentukan arah arus
Menghitung besar arus pada masing-masing beban







1
Di ambil dari buku RANGKAIAN LISTRIK (REVISI) karya mohamad rhamdhani.

Langkah-langkah yang dilakukan :





1. Berpatokan pada V
A
, V
B
dishort


2. Berpatokan pada V
B
, V
A
dishort


3. Besar arus mengalir tiap cabang
Jika I
1

> I
1

maka I
1

- I
1

, I
2

- I
2

, I
3

+ I
3

.
Contoh soal :
1. Tentukan besar I
1
, I
2
dan I
3







Diketahui :
Z
1
= 5j, Z
2
= -2j, dan Z
3
= 4.
0 0
0 10 _ 0 5 Z = Z =
B A
V V

Ditanya :
Berapakah besar I
2
yang mengalir pada rangkaian tersebut ?
Jawab:
Loop 1. Loop 2.





Bentuk Matriks persamaan 1 dan persamaan 2 sebagai berikut :
(

Z
Z
=
(


+
0
0
2
1
0 10
0 5
2 4 4
4 5 4
I
I
j
j





) 1 ......( 0 5 4 . ) 5 4 (
0 4 . ) 5 4 ( 0 5
0 4 . 4 . 5 . 0 5
0 . . .
0
0
2 1
2 1
0
2 1 1
0
3 2 3 1 1 1
Z = +
= + + Z
= + Z
= +
=

I j I
I j I
I I j I
Z I Z I Z I V
V
A
) 2 ........( 0 10 ) 2 4 ( 4 .
0 ) 2 4 ( 4 . 0 10
0 4 . 4 . ) 2 .( 0 10
0 . . .
0
0
2 1
2 1
1 2 2
0
3 1 3 2 2 2
Z = +
= + Z
= + Z
= +
=

j I I
j I I
I I j I
Z I Z I Z I V
V
B
Dari persamaan matriks diatas, dapat kita peroleh besar I
2
.






































0 0
0
0
2
2
99 , 341 61 , 3 _ _ 01 , 18 45 , 3
19 , 50 62 , 15
2 , 68 85 , 53
12 10
50 20
16 ) 2 4 )( 5 4 (
) 5 )( 4 ( ) 10 )( 5 4 (
2 4 4
4 5 4
0 10 4
0 5 5 4
Z Z =
Z
Z
=
+

=
+
+
=
(


+
(

+
+ +
=
atau I
j
j
j j
j
j
j
j
j j
I
Daftar pustaka

Sumber :
Dosen Rangkaian Listrik 2 , Faried wadjdi.M Pd. M.M

You might also like