Professional Documents
Culture Documents
Formulasi obat tradisional yang bersifat alami, terdiri dari : Bahan aktif utama berkhasiat (BAUK) Bahan aktif pendukung berkhasiat (BAPK) Bahan pengantar : Stabilisator Solubiliser
Bahan tambahan Penyedap rasa Penyedap bau Penambah warna Pengisi Pengurang efek samping S.E.E.S = Side effect eliminating substances
Contoh resep : R/ Daun seledri Kumis kucing Biji Pala Kayu Legi Adas Pulosari Kayu Secang (U/penurun tekanan darah) R/ Temulawak
Daun asam
Daun Jati Belanda Cengkeh Daun Saga Pulosari (U/penurun kolesterol)
Daun Mentha
Daun Gondopuro Adas Manis jangan Biji Kedawung Waron regulu (khusus U/topical) Cengkeh
Cara pembuatan : Umbi lapis bawang putih langsung di makan. Bila tidak tahan baunya dapat dilakukan dengan cara bawang putih diiris kecil-kecil kemudian di masukan dalam kapsul dan langsung di minum
Cara pembuatan : Rimpang temu lawak di iris-iris lalu direbus bersama asam jawa, gula dan air di dalam panic infus pada suhu 90 0C (setelah mengeluarkan banyak uap) selama 15 menit, kemudian di saring dalam keadaan panas sehingga diperoleh rebusan sebanyak 250 ml.
Cara penggunaan : Di minum sekaligus Kegunaan : Penambah nafsu makan
Gom Arab
Air gliserin secukupnya Buat pil sebanyak
1,5 g
50
Cara pembuatan : Rimpang temulawak, gom arab, di serbuk hingga halus. Campur ekstrak temulawak dan serbuk rimpang temulawak hingga tercampur rata, kemudian di tamhakan air gliserin sedikit demi sedikit adalah diperoleh masa pil yang baik. Buat pil sebanyak 50 pil. Cara penggunaan : di minum sehari 3 x, tiap kali 2 pil Kegunaan : Penambah nafsu makan
2.
Data berasal dari etnobotani Yaitu adat kebiasaan suku bangsa atau masyarakat dalam menanam dan atau memanfaatkan tanaman atau menggunakannya antara lain sebagai obat. Jadi, di sini juga termasuk dalam istilah etnofarmakologi karena masyarakat tersebut menggunakannya untuk mengibati suatu penyakit. Etnofarmakologi juga digunakan sebagai pendekatan untuk menemukan obat baru.
B. Seleksi Berdasarkan Kemotaksonomi Kemotaksonomi adalah penggolongan tumbuhan ke dalam taksontakson berdasarkan kesamaan kandungan kimianya.
Misalnya : tumbuhan yang termasuk ke dalam suku Solanaceae biasanya mengandung alkaloid golongan tropana. Jadi, alkaloid tropana digunakan sebagai marker (penanda). Senyawa lain yang digunakan sebagai penanda misalnya flavonoid dan kumarin
C. Seleksi Berdasarkan sifat-sifat bahan baku Bahan baku obat yang berasal dari tanaman mempunyai sifat-sifat tertentu. Bahan baku tersebut dapat berupa herba, akar, rimpang, kulit batang dan dahan, kayu daun, bunga, buah, dan biji. Setiap bentuk simplisia merupakan salah satu pertimbangan dalam seleksi ini.
Contoh-contoh kasus Dalam seleksi berdasarkan Data Penelitian Fitokimia : Pencarian informasi Penelitian yang dilakukan oleh balai penelitian, perguruan tinggi, industri farmasi yang banyak diminati adalah penelitian farmakognosifitokimia. Pada tahap awal biasanya dilakukan penapisan (skrining) fitokomia. Senyawa yang diteliti termasuk dalam golongan flavonoid, kumarin, alkaloid, terpenoid, sianofora (sianogenik), isotiosianat, fenolat, dan fanin. HTS digunakan oleh industri farmasi untuk mendeteksi senyawa bioaktif yang kemudian digunakan sebagai model untuk penemuan obat baru.
1.
Pemeriksaan secara organoleptis adalah pemeriksaan dengan menggunakan panca indera kita yaitu mata, hidung, lidah, tangan, dan telinga. Ciri-ciri yang dapat diamati adalah bentuk dan warna serta ukuran, bau, rasa, di raba untuk mengetahui tekstur (halus atau kasar permukaannya) dan suaranya kalau dipatahkan atau di remas.
2. Pemeriksaan secara Mikroskopik Pemeriksaan secara mikroskopik kecuali dinyatakan lain, uraian mikroskopik mencakup pengamatan terhadap penampang melintang simplisia atau bagian simplisia dan terhadap fragmentasi pengenal serbuk simplisia
3. Kandungan air
Syarat MMI : apabila tidak dinyatakan lain, kadar air simplisia tidak boleh lebih dari 10% Penetapan kadar air (menurut MMI) dilakukan dengan cara :
4. Susut Pengeringan Berbeda dengan kadar air, yang dimaksud dengan susut pengeringan adalah kadar bagian yang menguap suatu zat, kecuali dinyatakan lain, suhu penetapan adalah 105 0C
5. Kadar Sari yang larut dalam air (yida) Kadar sari yang larut dalam air dimaksudkan untuk mengetahui beberapa kandungan simplisia yang dapat larut dalam air kloroform dengan menggojok selama 6 jam pertama, selanjutnya dibiarkan 18 jam
6. Kadar sari yang larut dalam etanol (yide) Cara penetapan sama dengan butir 8, sebagai pengganti air kloroform digunakan etanol 95% Dengan mengetahui kadar sari yide tersebut, dapat diperkirakan jumlah bahan yang larut dalam etnol 95% atau bahan yang dapat diekstraksi dengan etanol 95%
7. Kadar Abu Mengenal penetapan kadar abu ada tiga macam Kadar abu, Kadar abu yang larut dalam air, Kadar abu yang tidak larut dalam asam
8. Angka Kuman Untuk simplisia tertentu 9 gom arab, agar, tragacanth, serbuk daun digitalis. Menurut BP tidak boleh mengandung Escherichia coli, juga untuk asam alginat dan tragacanth harus bebas dari Saimonella. Persyaratan untuk angka kuman biasanya 103 sampai 104 mikrooraganisme per gram bahan. Untuk gom xantan yang dihasilkan dengan fermentasi, persyaratan menjadi 103 bakteri 102 fungsi per gram