You are on page 1of 3

Makna Metafora

Posted on January 13, 2012 by iwardany Makna Metafora Penelitian akan makna sebuah kata, saat ini telah berkembang menjadi ilmu tersendiri yaitu ilmu semantik. Teori yang terkenal saat ini adalah teori segitiga makna dari C.K. Ogden dan A. Richard pada tahun 1923. Dijelaskannya melalui segitiga tersebut, terdapat hubungan langsung antara konsep dan lambang bahasa, sedangkan pada lambang bahasa dengan objeknya tidak berhubungan langsung. Hal ini dikarenakan bahasa dan realitas tidaklah identik, melainkan terkandung pula cara pandang suatu masyarakat terhadap realitas. Ulman (1964:62) menyederhanakan teori segitiga Ogden dan A. Richard dengan melihat makna sebagai hubungan resiprokal antara nama dan pengertian. Di mana pada hakikatnya, satu nama boleh memiliki lebih dari satu pengertian dan atau pun sebaliknya. Dalam fenomena pergeseran makna kita mengenal adanya metafora.Metafora memungkinkan kita untuk mengerti dan mengkomunikasikan tentang hal-hal abstrak dan konsep-konsep yang sulit. Lakoff dan Johnson (1980:3) mengatakan bahwa, metaphor is peruasive in everday life, not just in language but in thought and action. Our ordinary conceptual system, in terms of which we both think and act, is fundamentally methaporical in nature. Teori metafora ini lebih dikenal dengan teori metafora konseptual (Conceptual Metaphor Theory, disingkat CMT). Dalam CMT, terdapat dua ranah konseptual, yaitu ranah sumber (source domain) dan ranah sasaran (target domain). Ranah sumber yang lebih kongkrit digunakan manusia untuk memahami konsep abstrak dalam ranah sasaran. Metafora mengorganisasi hubungan antar objek dan menciptakan pemahaman mengenai objek tertentu melalui pemahaman mengenai objek lain. Metafora menurut Lakoff dan Johnson (1980) terdiri atas tiga jenis, yaitu: 1. Metafora struktural, yaitu sebuah konsep dibentuk secara metaforis dengan menggunakan konsep yang lain. Metafora struktural ini didasarkan pada dua ranah, yaitu ranah sumber dan ranah sasaran. Metafora struktural berdasar pada korelasi sistematis dalam pengalaman sehari-hari. 2. Metafora orientasional, yaitu metafora yang berhubungan dengan orientasi ruang, seperti naik-turun, dalam-luar, depan-belakang, dan lain-lain. Orientasi ruang ini muncul dengan didasarkan padapengalaman fisik manusia dalam mengatur orientasi arah dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang terdapat pada UP-DOWN.Metafora orientasional berbeda di setiap budaya, karena apa yang dipikirkan, dialami, dilakukan oleh setiap budaya, berbeda. Metafora orientasional memberikan sebuah konsep suatu orientasi ruang, misalnyaHAPPY IS UP. 3. Metafora ontologis adalah metafora yang melihat kejadian, aktifitas emosi, dan ide sebagai entitas dan substansi. Misalnya dalam metafora THE MIND IS A MACHINE dalam kalimat My mind just isnt operating today (hariini otak saya tidak bekerja atau hari ini saya sedang tidak ingin berpikir).Metafora ontologis adalah metafora yang mengkonseptualisasikan pikiran, pengalaman, dan proseshal abstrak lainnyake

sesuatu yang memiliki sifat fisik. Dengan kata lain, metafora ontologis menganggap nomina abstrak sebagai nomina konkret. Daftar Pustaka : Knowles, Murray and Rosamund Moon. 2006. Introducing Metaphor. New York:Routledge. Widya. 2010. Analisis Metaforis Pepatah-Petitih Berbahasa Minangkabau Tentang Konsep Kepemimpinan : Studi Tentang Kearifan Budaya. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Filed under Semantik and tagged metafora leech teori segitiga makna | Leave a comment Jan13

Jenis-jenis Makna Menurut Geoffrey Leech


Posted on January 13, 2012 by iwardany Jenis-jenis Makna Menurut Geoffrey Leech Dalam bukunya, Geoffrey Leech (1974:19) membedakan makna pada tujuh unsur yang berbeda, yaitu sebagai berikut. Makna konseptual, yaitu makna yang menekankan pada makna logis. Kadang-kadang makna ini disebut makna denotatif atau koginitif. Walaupun sesungguhnya ada kemungkinan terdapat perbedaan makna konseptual pada setiap diri pemakai bahasa, pada penelitian ini diasumsikan bahwa makna konseptual adalah makna yang tertulis pada kamus. Makna konotatif, adalah nilai komunikatif dari suatu ungkapan menurut apa yang diacu. Kata women/wanita dalam makna konseptualnya hanya berarti: manusia, bukan laki-laki, dan dewasa.Namun dalam makna konotatif terdapat sifat tambahan yang diacu, baik sifat fisik, psikis, atau sosial, seperticontohnya konotasi sifat psikis lemah, gampang menangis, penakut, dsb.yang melekat pada katawanita. Makna stilistika, adalah makna sebuah kata yang menunjukkan lingkungan sosial penggunanya. Adanya beberapa ucapan atau kata sebagai dialek, menunjukkan tentang asal-usul penutur menurut lingkungan geografis atau sosial. Makna ini juga menunjukkan sesuatu mengenai hubungan sosial antara penutur dan pendengarnya.

Makna afektif, adalah makna yang mencerminkan perasaan pribadi penutur, termasuk sikapnya terhadap pendengar, atau sikapnya terhadap sesuatu yang dikatakannya. Makna reflektif, adalah makna yang timbul dalam hal makna konseptual ganda, jika suatu pengertian dari suatu kata pada pemakaiannya secara otomatis memunculkan sebagian respons kita terhadap pengertian lain.Makna ini sering juga dipahami sebagai sugesti yang terdapat pada suatu pemakaian bahasa. Makna kolokatif, adalah makna yang mengandung asosiasi-asosiasi yang diperoleh suatu kata, yang disebabkan oleh makna kata-kata lain yang cenderung muncul di dalam lingkungannya. Makna reflektif, kolokatif, afektif, stilistik, dan konotatifdapat disatukan kedalam suatu kategori besar, yaitu makna asosiatif. Makna tematik adalah jenis yang terakhir, yaitu makna yang dikomunikasikan menurut cara penutur atau penulis menata pesannya, dalam arti urutan, fokus dan penekanan. Sumber : Leech, Geoffrey. 1974. Semantics. Suffolk: Richard Clay (The Chaucer Press) Ltd.

You might also like