You are on page 1of 9

MAKALAH

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas : Mata kuliah : Fiqih 2

Dosen pengampu : Agus Khumaedi, Mag

Disusun Oleh : Kelas : D RE Lilis Karlina :2021211169

JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN 2012
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Untuk lebih meningkatkan wawasan dan pendalaman terhadap ilmu agama yang lebih luas lagi timbul rasa kecintaan terhadap ilmu agama, maka kami menganggap perlu untuk bisa lebih jauh mengenalinya. Timbulnya rasa kecintaan dan keingintahuan terhadap ilmu agama akan berdampak positif sekaligus menjadi bekal dimasa yang akan datang. Penyusunan makalah ini bertujuan supaya mengenali lebih jauh tentang ilmu agama, tetapi tidak hanya sekedar mengenali dan diharapkan agar memahami serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. B. Rumusan Masalah 1. Menjelaskan Pengertian hudud 2. Delik hukuman (jarimah Al-Hudud) 3. Syarat penerapan hudud 4. Hukum menegakakan hukuman hudud 5. Laki-laki dan perempuan sama dalam hudud 6. Hikmah hudud C. Tujuan Tujuan penulisan dari makalah ini yaitu: 1. Sebagai tugas untuk mengikuti mata pelajaran Fiqih 2. Untuk melatih penulis agar memudahkan dalam membuat Makalah 3. Untuk mengetahui ketentuan hukum islam tentang zina dan qadzaf, minuman keras, mencuri dan bughah 4. Untuk mengetahui hikmah agar terhindar dari zina dan qadzaf, minuman keras, mencuri dan bughah. 2

BAB II PEMBAHASAN A.PENGERTIAN HUDUD Kata hudud (berasal dari bahasa arab) adalah jamak dari kata had.Secara harfiyah ada beberapa kemungkinan arti antara lain batasan atau definisi,siksaan,ketentuan,atau hukum.1 Adapun menurut syarI, istilah hudud adalah hukuman-hukuman kejahatan yang telah ditetapkan oleh syara untuk mencegah dari terjerumusnya seseorang kepada kejahatan yang sama dan menghapus dosa pelakunya.2 B.DELIK HUKUMAN KEJAHATAN(jarimah al_hudud) 1. Had zina (hukuman zina)ditegakkan untuk menjaga keturunan dan nasb. Para ulama bersepakat bahwa hukuman yang dikenakan atas pelaku zina muhsan (janda,duda,laki-laki yang masih beristri atau perempuan yang masih bersuami)adalah wajib dirajam sampai mati. Sedangkan bagi wanita atau laki-laki yang belum mempunyai suami atau istri hukumanya adalah didera 100kali dasarnya adalah QS.Annur:2 .3 2. Had Al-Qadf (hukuman orang yang menuduh zina tanpa bukti) untuk menjaga kehormatan dan harga diri. Bagi seseoranag yang menuduh seseorang berzina maka ia wajib dijatuhi hukuman seperti firman Allah dalam surat An-Nuur ayat 4 dan 5 yang artinya:Orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi,maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang fasik.
1 2

Zainudin Ali.Hukum Islam,(Sinar Grafika,jakarta :2006)hlm106 http/Yeniyuliani Melinda-yuiani.blogspot.com/2011/08/makalah fiqih-hudud-dan hikmahnya.diakses pada:kamis 11 okt 2012 3 Sayyi Sabiq,Fiqih Sunnah9(PT.Almaarif,Bandung:1984)hlm96-101

Kecuali orang-orang yang berdaulat sesudah itu dan nmemperbaiki (dirinya) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.4 3. Had Al-Khamr Para ulama sepakat bahwa setiap konsumen khamr ditetapkan sanksi hukum berupa had ,yaitu hukum dera sesuai dengan berat ringannya tindak pelanggaran yang dilakukan oleh terpidana. Terhadap pelaku pidana yang mengonsumsi minuman atau obat-obatan yang membahayakan sampai batas yang membuat gangguan kesadaran, menurut pendapat Hanafi dan Maliki hukumanya dera 80 kali. Menurut SyafiI hukumanya hanya 40 kali. Namun ada riwayat yang menegaskan bahwa jika pemakai setelah dikenai hukuman masih terus melakukan beberapa kali (3/4 kali) hukumannya adalah hukuman mati.5 4. Had As-Sariqah (hukuman mencuri) Allah berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 38:

Artinya:Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.6 5. Had Al-Hiraabah (hukuman para perampok) Perampok ada empat (4) macam, yaitu sebagai berikut: 1. Membunuh orang yang dirampoknya dan diambil hartanya. Dalam hal ini hukumannya wajib dibunuh, sesudah dibunuh, kemudian disalibkan (dijemur).

4 5

Ibid.hlm107 Ibid.hal 115 6 Op.cit.hlm118

2. 3.

Membunuh orang yang dirampoknya, tetapi hartanya tidak diambil, Hanya mengambil harta bendanya saja, sedangkan orangnya tidak

hukumnya ia hanya wajib dibunuh saja. dibunuhnya, sedangkan harta benda yang diambilnya sedikitnya satu nisab. Perampok yang seperti ini hukumnya dipotong tangannya yang kanan dan kakinya yang kiri. 4. Perampok yang menakut-nakuti saja, tidak membunuh dan tidak mengambil harta benda hukumnya hendaklah diberi hukuman penjara atau hukuman lainnya yang dapat menjadi pelajaran kepadanya, agar ia tidak mengulanginya yang tidak baik itu. Pelaku pidana perampokan atau penodongan mempunyai sanksi hukum yang lebih berat jika dibandingkan dengan pencurian,yaitu dibunuh yang kemudian di salib, atau di potong tangan dan kakinya ,atau dibuang. Seperti firman Allah sebagai berikut: Artinya:sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi allah dan Rasulnya dan membuat kerusakan di muka bumi ,hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan secara bersilang ,atau dibuang dari negeri (tempat kediamanya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besaar.7 6. Had Al-Baghi(hukuman pembangkang) Dasar hukum yang dijadikan acuan adalah firman Allah dalam surat AHujarat ayat 9: Artinya:jika dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah keduanya yang adil dan berlaku adilah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
7

Op.cit.hlm121

7. Had Ar-Riddah(hukuman orang murtad) Hukuman bagi orang-orang yang murtad atau keluar dari agama Allah maka ia harus di bunuh.hal ini sesuai dengan sabda rasul yang berbunyi: dari ibnu abbas bahwa Rasul bersabda : barang siapa mengganti agamanya (islam) maka bunuhlah dia.8 C. SYARAT PENERAPAN AL-HUDUD: a. Pelaku kejahatan adalah mukkalaf yaitu baligh dan berakal. b. Pelaku kejahatan tidak terpaksa dan di paksa c. Pelaku kejahatan megetahui pelarangannya. d. Kejahatannya terbukti ia yang melakukannya tanpa ada syuhbat. Hal ini bisa dibuktikan dengan pengakuannya sendiri atau dengan bukti persaksian orang lain. (google) D. HUKUM MENEGAKAN HUKUMAN HAD Diwajibkan kepada wali umur (penguasa) untuk menegakkan dan menerapkan hukuman had kepada seluruh rakyatnya berdasarkan dalil al-quran,as-sunnah, dan ijma serta dituntut qiyas yang shahih. Dan pihak yang wajib menerapkan hudud yaitu imam, kepala Negara, atau wakilnya (aparat pemerintah yang mendapat tugas darinya) Apabila perkara sudah masuk kepemerintah atau telah dimeja hijaukan maka dilarang adanya syafaat (rekomendasi) pembebasan atau pengurangan hukuman. Juga pemerintah tidak boleh menerima syafat dalam hal ini. Tidak boleh menggagalkan (hukuman had) dengan syafaat, hadiah dan yang lainya tidak boleh memberikan syafaat padanya. Siapa yang menggagalkan nya karena hal ini padahal ia mampu menerapkanya maka semoga laknat Allah .malaikat dan semua manusia menimpanya.

Sayyi Sabiq,Fiqih Sunnah9(PT.Almaarif,Bandung:)hlm.175

E.LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SAMA DALAM HUDUD Wanita dalam penerapan hukum had sama seperti laki-laki, karena pada asalnya semua semua yang ditetapkan syari,at untuk laki-laki juga berlaku pada wanita sampai ada dalil yang menghususkannya. Hal ini umum berlaku dalam ibadah,mu,amalah, ataupun dalam hukuman. Namun para ulam memberikan 3 pengecualian,yaitu: 1. Wanita dihukum dengan duduk sedangkan lelaki dengan berdiri. 2. Pakain wanita diikat sedangkan lelaki tidak. 3. Wanita tanganya ditahan(diikat) hingga tidak terbuka auratnya, sedangkan lelaki tidak. F. HIKMAH PENSYARIATAN HUDUD. Siksaan bagi orang yang berbuat kejahatan dan membuatnya jera. Apabila ia merasakan sakitnya hukuman itu dan akibat buruk yang muncul darinya maka ia akan jera untuk mengulanginya kembali dan dapat mendorongnya untuk istiqamah dan selalu taat kepada Allah S.W.T. Membuat jera manusia dan mencegah mereka terjerumus dalam kemaksiatan,oleh karena itu Alah memerintahkan untuk mengumumkan had dan menerapkannya di hadapan manusia. Hudud adalah penghapus dosa dan pensuci jiwa pelaku kejahatan tersebut.9

http/Yeniyuliani Melinda-yuiani.blogspot.com/2011/08/makalah fiqih-hudud-dan hikmahnya.diakses pada:11 okt 2012

BAB III PENUTUP 1.KESIMPULAN Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa hukuman atau dalam Bahasa Arab yaitu Hudud adalah hukum yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan kesalahan yang sudah ditentukan oleh Agama Islam. Hudud tersebut ada banyak sekali. Banyak orang juga yang melanggar larangan yang sudah di tuliskan atau digariskan oleh Allah SWT. dalam Al-Quran bahwa dalam pacaran itu tidak boleh melakukan hubungan badan diluar nikah, kemudian dalam rumah tangga dilarang untuk melakukan hubungan badan di waktu bulan romadhon di siang hari. Pelanggaranpelanggaran tersebut disebut dengan hudud. 2.SARAN Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya tersilap dari yang telah ditetapkan atau seharusnya. Apalagi dalam kegiatan menyusun makalah ini masih banyak kekurangan yang penulis tidak sadari. Untuk itu, penulis harapkan dari pembaca, mohon kritik dan sarannya guna perbaikkan penyusunan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA Ali Zainudin.2006.Hukum Islam.Jakarta:Sinar Grafika Sabiq Sayyid.1984.Fiqih Sunnah9.Bandung:P.T. Al-maarif. http yeniyuliani Melinda-blogspot.com/2011/08/makalah fiqih-hudud dan hikmahnya/di akses pada:kamis 11 Oktober 2012.

You might also like