You are on page 1of 10

Di Susun Oleh : KELOMPOK 1 A-11 PROGRAM D-3 ANALIS KESEHATAN

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


2011/2012 NAMA KELOMPOK 1 :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. JESLY OLIVIA SAHULEKA (011-901-001) FARLIANA CRISTI POKOTE (011-901-005) I PUTU ADI SUPARSA (011-901-010) SYAMSUL BAHRI (011-901-017) FATMALASARI (011-901-019) ULFA MELISA KARLINA SUSENO (011-901-020) AWALUDIN AR (011-901-028) EDI HARDIANTO (011-901-042) ZULKIFLI (011-901-045)

Asam lemah
Asam lemah adalah salah satu yang tidak terionisasi seluruhnya ketika asam lemah tersebut dilarutkan dalam air. Asam etanoat (asam asetat) adalah asam lemah yang khas. Asam etanoat bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion etanoat, tetapi reaksi kebalikannya lebih baik dibandingkan dengan reaksi ke arah depan. Ion bereaksi dengan sangat mudah untuk membentuk kembali asam dan air. Pada setiap saat, hanya sekitar 1% molekul asam etanoat yang diubah ke dalam bentuk ion. Sisanya tetap sebagai molekul asam etanoat yang sederhana. Sebagaian besar asam organik adalah asam lemah. Hidrogen fluorida (dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam hidrofluorida) adalah asam anorganik lemah. Membandingkan kekuatan asam lemah Posisi kesetimbangan reaksi antara asam dan air bervariasi antara asam lemah yang satu dengan asam lemah yang lainnya. Selanjutnya bergeser ke arah kiri, ke sisi asam yang lebih lemah. Tetapan disosiasi asam, Ka anda dapat memperoleh ukuran posisi kesetimbangan dengan menuliskan tetapan kesetimbangan untuk reaksi. Tetapan yang memiliki harga lebih rendah, kesetimbangan bergeser ke arah kiri. Disosiasi (ionisasi) asam adalah contoh reaksi homogen. Semuanya berada pada fasa yang sama pada kasus ini, pada larutan dalam air. Karena itu anda dapat menuliskan ungkapan yang sederhana untuk tetapan kesetimbangan, Kc. Berikut adalah kesetimbangan lagi:

Pada bagian bawah ungkapan, anda memiliki hubungan untuk konsentrasi air dalam larutan. Hal itu bukanlah suatu masalah kecuali jumlah tersebut sangatlah besar untuk dibandingkan dengan jumlah yang lain. Dalam 1 dm3 larutan, terdapat sekitar 55 mol air. Catatan: Berat 1 mol air adalah 18 g. 1 dm3 larutan mengandung kurang lebih 1000 g air. Dengan membagi angka 1000 dengan 18 diperoleh kurang lebih 55. Jika anda memiliki asam lemah dengan konsentrasi sekitar 1 mol dm-3, dan hanya sekitar 1% asam lemah tesebut bereaksi dengan air, jumlah mol air hanya turun sekitar 0.01. Dengan kata lain, jika asam adalah lemah maka konsentrasi air tetap. Pada kasus tersebut, tidak terdapat batasan yang luas dalam memasukan hubungan konsentrasi air ke dalam ungkapan tersebut jika hubungan konsentrasi air itu merupakan suatu variabel. Malahan, tetapan kesetimbangan yang baru didefinisikan tanpa menyertakannya. Tetapan kesetimbangan yang baru ini disebut dengan Ka.

Catatan: Istilah untuk konsentrasi air telah diabaikan. Apa yang terjadi adalah pernyataan pertama telah disusun untuk mnghasilkan Kc sebuah konstanta) yang menyatakan konsentrasi air (konstanta yang lain) pada bagian sebelah kiri. Hasil kali ionnya kemudian diberi nama Ka. Anda mungkin menemukan ungkapan Ka ditulis berbeda jika anda menuliskannya dari versi reaksi kesetimbangan yang disederhanakan:

Ungkapan ini mungkin ditulis dengan atau tanpa simbol yang menunjukkan keadaan.

Hal ini sebenarnya persis sama dengan ungkapan sebelumnya untuk Ka. Ingatlah bahwa meskipun kita sering menulis H+ untuk ion hidrogen dalam larutan, sebenarnya kita membicarakan ion hidroksonium. Ungkapan Ka versi yang kedua tidak persis sama dengan ungkapan yang pertama, tetapi penguji anda mungkin akan menyetujuinya. Untuk mengambil contoh tertentu, tetapan untuk disosiasi asam etanoat tepatnya ditulis sebagai: Ungkapan Ka adalah:

Jika anda menggunakan kesetimbangan dengan versi yang lebih sederhana ungkapan Ka adalah:

Tabel menunjukkan beberapa harga Ka untuk beberapa asam yang sederhana: Asam asam hidrofluorida asam metanoat asam etanoat hidrogen sulfida Ka (mol dm-3) 5.6 x 10-4 1.6 x 10-4 1.7 x 10-5 8.9 x 10-8

Semuanya adalah asam lemah karena harga Ka sangat kecil. Asamasam tersebut diurutkan seiring dengan penurunan kekuatan asam harga Ka yang diperoleh lebih kecil seiring dengan menurunnya urutan pada tabel. Meskipun demikian, jika anda sangat tidak menyukai bilangannya, bilangan tersebut tidaklah nyata. Karena bilangan terdiri dari dua bagian, terlalu banyak untuk membicarakannya dengan cepat!

Untuk menghindari hal ini, bilangan tersebut seringkali diubah ke dalam sesuatu yang baru, bentuk yang lebih mudah, disebut pKa. Pengantar untuk pKa pKa memuat dengan tepat hubungan yang sama untuk Ka sebagaimana pH digunakan untuk menunjukkan konsentrasi ion hidrogen: Jika anda menggunakan kalkuator anda pada seluruh harga Ka pada tabel di atas dan mengubahnya menjadi harga pKa anda akan memperoleh: Asam asam hidrofluorida asam metanoat asam etanoat hidrogen sulfida Ka (mol dm-3) pKa 5.6 x 10-4 1.6 x 10-4 1.7 x 10-5 8.9 x 10-8 3.3 3.8 4.8 7.1

Dengan catatan bahwa asam yang lebih lemah, memiliki harga pKa yang lebih besar. Sekarang sangat mudah untuk melihat bahwa kecenderungan mengarah pada asam yang lebih lemah seiring dengan menurunya posisi asam pada tabel. pH Asam Lemah Bagi asam-asam lemah, karena harga derajat ionisasinya 1 (0 < a < 1) maka besarnya konsentrasi ion H+ tidak dapat dinyatakan secara langsung dari konsentrasi asamnya (seperti halnya asam kuat). Langkah awal yang harus ditempuh adalah menghitung besarnya [H+] dengan rumus [H+] = ( Ca . Ka) dimana: Ca = konsentrasi asam lemah Ka = tetapan ionisasi asam lemah Contoh: Hitunglah pH dari 0.025 mol CH3COOH dalam 250 ml larutannya, jika diketahui Ka = 10-5 Jawab:

Ca = 0.025 mol/0.025 liter = 0.1 M = 10-1 M [H+] = (Ca . Ka) = 10-1 . 10-5 = 10-3 M pH = -log 10-3 = 3

Contoh asam lemah : NH4Cl (Amonium Klorida) HNO3 (Asam Nitrat) HCOOH (Asam Formiat) H3PO4 (Asam Pospat) H2S (Asam Sulfida) HNO2 (Asam nitrit) H2SO3 (Asam sulfit) HClO (Asam hipoklorit) CH3COOH (Asam Asetat) H2CO3 (Asam Karbonat) C6H8O6 (Asam askorbat) C6H8O7 (Asam sitrat) CH3CH(OH)COOH (Asam laktat) C6H4C(OH)(COOH) (Asam salisilat) HCN (Asam Sianida)

SIMBOL BAHAN KIMIA


Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia. Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam: Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia) Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau Kombinasi dari keduanya. Berikut ini adalah penjelasan simbol-simbol bahaya . 1. Toxic (beracun) Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya toxic dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:

LD50 oral (tikus) berat badan LD50 dermal (tikus atau kelinci) badan LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap

25 200 mg/kg 50 400 mg/kg berat 0,25 1 mg/L 0,50 2 mg/L

Frase-R untuk bahan beracun yaitu R23, R24 dan R25

Bahaya : toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, terteln atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan. Contoh : arsen triklorida, merkuri klorida Kemananan : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan. 2. Harmful irritant (bahaya, iritasi) Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut: LD50 oral (tikus) berat badan LD50 dermal (tikus atau kelinci) badan 200-2000 mg/kg 400-2000 mg/kg berat

LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap

1 5 mg/L 2 20 mg/L

Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20, R21 dan R22

Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi irritant atau kode Xi adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41 Kode Xn (Harmful) Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh, Contoh : peridin Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan. Kode Xi (irritant) Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan Contoh : ammonia dan benzyl klorida Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.

You might also like