You are on page 1of 13

MAKALAH UNDANG UNDANG & ETIKA PELAYANAN KEFARMASIAN APOTEK & RUMAH SAKIT

Disusun Oleh : KELOMPOK 1 & 2

D3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN

Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical care) adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan. Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. Tujuan pelayanan informasi obat: Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan dilingkungan rumah sakit. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan obat, terutama bagi Panitia/Komite Farmasi dan Terapi. Meningkatkan profesionalisme apoteker. Menunjang terapi obat yang rasional.

Kegiatan pelayanan informasi obat : Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif dan pasif.Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon, surat atau tatap muka. Membuat buletin, leaflet, label obat. Menyediakan informasi bagi Komite/Panitia Farmasi dan Terapi sehubungan dengan penyusunan Formularium Rumah Sakit. Bersama dengan PKMRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga farmasi dan tenaga kesehatan lainnya.

Mengkoordinasi kefarmasian.

penelitian

tentang obat

dan

kegiatan

pelayanan

Resep adalah suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam bentuk sediaan tertentu dan menyerahkannya kepada penderita. Resep yg lengkap terdiri atas : Nama,alamat dan nomor ijin praktek dokter Nama kota serta tanggal resep yg ditulis dokter Tanda R/ singkatan dari recipe yg berarti harap diambil Nama, umur, dan berat badan pasien Parap dokter yang besangkutan Skrining resep a. Skrining administratif. Berguna untuk menghindari kesalahan penulisan resep maupun pemalsuan resep. Yang dianalisis dalam skrining ini antara lain ada tidaknya maupun keaslian dari : -ada tidaknya Nama,SIP dan alamat dokter. -ada tidaknya dan logis tidaknya Tanggal penulisan resep. -ada tidaknya Tanda tangan/paraf dokter penulis resep. -ada tidaknya Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien (jika perlu). -benar salahnya Nama obat , sesuai tidaknya potensi obat , dosis, jumlah yang minta. -Cara pemakaian untuk pasien

b. Skrining farmasetis. Yakni menyesuaian dengan kondisi pasien tentang : -bentuk sediaan, apakah cocok digunakan pasien? -dosis apakah sesuai dengan usia, umur, atau berat badan pasien. Sesuai disini maksudnya dapat menyelesaikan masalah terapi pasien. Disini akan dihitung dosis dan apakah dosis over dosis atau tidak. -potensi obat, cocok tidak khasiatnya dengan penyakit yang diderita pasien, -stabilitas, apakah apabila obat ini digunakan dalam bentuk sediaan tertentu (misal cair), apakah stabil atau tidak

-inkompatibilitas, apakah obat satu berinteraksi dengan obat yang lainnya ketika dicampur/ketika dibuat. -cara dan lama pemberian apakah dapat menyebabkan kenyamanan pada pasien atau tidak.

c. Skrining klinis -adanya alergi, efek samping, interaksi, obat. -kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Disini juga harus benar benar dicatat adalah cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi, sehingga nanti bisa disampaikan pada saat konseling.

Pelayanan kefarmasian adalah segala bentuk pelayanan dan tanggungjawab langsung ptofesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Sedangkan untuk pelayanan kefarmasian rumah sakit yaitu sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi masyarakat.(anonim, 2004)

BAB II ISI
dr. Febrian Sastromartono Dokter Umum SIP : 0123.DS.911.11.2008 Praktek :Jl. Pandanaran No.199 Solo Telep: 0271 - 280889

No. 0156

tgl. 3-11-2011 Paracetamol 250 mg Ammoxillin 250 mg m.f pulv dtd no. X 3dd 1 pulv

R/

R/

GG CTM Vitalong C m.f pulv dtd no. XII 3dd 1 pulv caps

Nama : Susi ( Jebres) Umur : th Berat : kg fll

Skrining Resep Langkah pertama yang harus dilakukan Apoteker maupun Asisten Apoteker dalam pelayanan resep adalah melakukan skrining resep. Skrining resep ini meliputi tiga hal yaitu : a. Persyaratan admisnistratif : - Nama, SIP, dan Alamat dokter - Tanggal penulisan resep - Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep - Nama , alamat , umur, jenis kelamin dan berat badan pasien - Nama Obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta - Cara pemakaian yang jelas - informasi lainnya

b. Kesesuaian Farmasetik : - bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian c. Pertimbangan Klinis : - adanya alergi - efek samping - interaksi obat - kesesuaian ( meliputi dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain) Untuk mengetahui ada tidaknya masalah dalam skrining resep, maka akan di jabarkan

dibawah ini : Nama, SIP, dan Alamat dokterw Tanggal penulisan resep Tanda tangan/paraf dokter : lengkap : ada : ada

Nama , alamat , umur, jenis kelamin dan berat badan pasien : tidak terdapat berat badan dan umur, karena obat yang digunakan hanya menggunakan perhitungan resep berdasar umur maka dapat langsung ditanyakan kepada pasien/penebus resep. Obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta : lengkap, namun pada GG dan CTM

tidak tercantum dosis yang diminta maka perlu ditanyakan kepada dokter. Cara pemakaian yang jelas Informasi lainnya : sudah jelas, yaitu 3x sehari 1 bungkus pulveres : tidak ada

Pada resep ini juga memiliki masalah mengenai pertimbangan klinis dan kesesuaian

farmasetik yaitu , 1. data resep terdapat Amoxicilin dimana dalam beberapa kasus pasien alergi terhadap Amoxcilin, sebelum meracik pastikan pasien tidak mempunyai riwayat alergi terhadap Amoxicilin, 2. Amoxicilin dan Paracetamol dibuat dalam bentuk pulveres, seharusnya ke 2 obat itu harus diminum secara terpisah mengingat bahwa Amoxicilin adalah antibiotik maka harus diminum sampai habis sedangkan Parasetamol sebaiknya diminum saat panas saja. Maka tidak tepat bila obat tersebut di buat sediaan pulveres. Untuk bentuk sediaan Amoxicilin karena pasien Susi masih berusia 6 tahun maka sebaiknya kita merekomendasikan dokter untuk mengganti berupa sediaan sirup forte 250 mg/ 5ml misal Amobiotic dengan aturan

minum 3x sehari 5ml. Sedangkan parasetamol juga dapat direkomendasikan dalam bentuk sirup misal Pamol 120mg/ 5ml sirup 3-4x sehari 1 sedok makan sirup. Apabila pada kasus ini dokter tidak menghendaki untuk menganti resep, maka sesuai Keputusan Menteri Kesehatan no. 1027/MENKES/SK/IX/2004 maka kita sebagai tenaga kefarmasian harus mencegah adanya medication eror. Maka langkah pertama menginformasikan kepada pasien bahwa kita merekomendasikan untuk mengganti bentuk sediaan, apabila pasein juga tidak mengganti solusi kita dapat membungkus parasetamol dan amoxicillin secara terpisah dengan informasi bahwa parasetamol hanya diminum saat / selama panas sedangkan Amoxcilin harus diminum sampai habis. Hal ini selain untuk mencegah medication eror juga untuk melindungi hak konsumen. 3. Pada resep ke-2 terdapat dosis obat yang tidak lengkap yaitu GG dan CTM, maka harus menghubungi dokter untuk menambahkan berapa dosis yang dibutuhkan, apabila dokter tidak bisa dihubungi sebagai Apoteker berhak untuk menetukan dosis yang diperlukan sesuai dengan aturan. Penyelesaian kasus ini, dosis GG 50 mg dan CTM 2 mg. untuk vitalong c karena sediaan lepas lambat tidak boleh di buka kapsulnya. Dan sebaiknya vitalong C diganti dengan bentuk generiknya yaitu asam askorbat maka ketiga obat tersebut dapat dibentuk dalam bentuk pulveres.

Pelayanan Informasi Obat : PARASETAMOL Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang dan demam Dosis dan Cara Pemberian Oral : anak 6-12 tahun = - 1 tablet Farmakologi : Memiliki aktifitas sebagai analgetik dan antipiretik Stabilitas Penyimpanan : Sediaan harus disimpan pada suhu 15-30 C (pada suhu ruang) Kontraindikasi : Hipersensitivitas Efek Samping : Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut pernah dilaporkan setelah penggunaan jangka panjang

AMOXIXILIN Amoxycilin termasuk obat generic Indikasi : Infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan atau gram negatif yang peka terhadap amoxicillina. Infeksi saluran pernafasan, bronkhipneumonia, othitis media. Infeksi saluran kemih seperti pielonefritis akut dan kronik, sistitis. Gonore yang tidak terkomplikasi. Infeksi alat kelamin wanita, pervis kecil seperti aborsieptis, adniksitis, endometritis, parametritis, perviperitonis, demam puerperal. Infeksi saluran pencernaan seperti shigellosis, salmonelosis. Komposisi : Tiap kaplet mengandung : Amoxicillin 500 mg Dosis :Disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 20-40 mg/kg berat badan per hari dibagi dalam 3 dosis. Dewasa dan anak dengan berat badan di atas 20 kg : sehari 750-1500 mg dalam dosis terbagi, diberikan tiap 8 jam sebelum makan. Kontra Indikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap Penicillin dan turunannya. Efek Samping : Efek samping dari Amoxicillin antara lain : diare, gangguan tidur, rasa terbakar di dada, mual, gatal, muntah, gelisah, nyeri perut, perdarahan dan dapat merusak enamel gigi bayi secara permanen.

CTM Indikasi : Rinitis alergi dan gejala alergi lain termasuk urtikaria Dosis, cara Pemberian dan Lama Pemberian : Anak-anak 6-12 tahun: Dosis yang disarankan adalah 2 mg setiap 4-6 jam, hingga 12 mg/hr. Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap klorfeniramin maleat atau komponen lain dalam formulasi; glukoma sudut sempit;gejala hipertrofi prostat; sewaktu terjadi serangan asma akut; ulkus peptik; obstruksi pyloroduodenal. Hindari penggunaan pada bayi prematur atau baru lahir karena kemungkinan mengalami SIDS. Efek Samping 10% : Susunan saraf pusat : mengantuk. Saluran pernapasan : mengentalkan sekresi bronchial 1% - 10% :Susunan saraf pusat : Sakit kepala, eksitabilitas, rasa lelah, pusing. Gastrointestinal : Mual, xerostomia, diarea, sakit perut, meningkatkan nafsu makan, meningkatkan berat badan. Genitourinaria : Retensi urinar.

Interaksi : Dengan Makanan : Makanan : memperlambat absorpsi tetapi tidak mengurangi bioavailabilitasnya.

GG Indikasi : Produksi sputum yang tidak normal,Batuk Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian : Dosis anak-anak : 6-12 tahun : liquid/syrup, dosis secara oral 100 sampai 200 mg setiap 4 jam; dosis maksimum 1200 mg/hari. Stabilitas Penyimpanan : Serbuk Guaifenesin cenderung menggumpal pada saat penyimpanan. Simpan dalam wadah yang tertutup rapat. Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap produk guaifenesin. Efek Samping : Efek samping yang sering muncul adalah mual dan muntah.

Asam Askorbat Indikasi: Sariawan, Dietary and replacement requirements, Tes saturasi status nutrisi,

Degenerasi makular, Bahan pengasam urin (efektivitas masih dipertanyakan), Mengkoreksi tyrosinemia pada bayi prematur dengan diet tinggi protein, Terapi idopathic methemoglobinemia, Mencegah dan mengobati flu, Untuk meningkatkan ekskresi besi selama pemberian deferoxamine (bukti terbatas). Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Suplemen Makanan : Dewasa 50 - 200 mg/hari Anak 35 - 100 mg/hari

KONSELING PASIEN
PARASETAMOL Parasetamol merupakan obat yang digunakan untuk nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol hanya diminum ketika demam jika demam sudah turun maka obat tidak perlu lagi di minum.

AMOXIXILIN Yang perlu diperhatikan : Untuk menjaga khasiat obat ini, maka harus pula diperhatikan cara penyimpanannya. Amoxicillin sebaiknya disimpan dalam suhu kamar yaitu antara 20 sampai 25 derajat Celcius. Amoxicillin bisa diminum baik sebelum maupun setelah makan dan obat ini sangat jarang ditemukan berinteraksi dengan obat obat yang lain. Amoxicillin harus diminum sampai habis karena dapat menyebabkan terjadinya resistensi atau kekebalan terhadap bakteri apabila tidak di minum sampai habis. Untuk penggunaan Amoxcicillin harus diminum sampai habis, sehingga dalam peracikan tidak bias dijadikan puyer bersamaan dengan parasetamol.

CTM Stabilitas Penyimpanan : Simpan pada suhu kamar, antara 15 -30C. Tutup wadah rapatrapat setelah digunakan. Buang obat jika sudah melampaui waktu kadaluwarsa. Peringatan : Obat ini menyebabkan kantuk. Minum tablet sesuai dengan anjuran. Boleh diminum dengan susu atau makanan bila mengalami iritasi lambung. Bila lupa minum obat, segera minum begitu ingat. Apabila mendekati waktu minum berikutnya, minum hanya satu dosis saja, jangan menambah dosis.

GG Indikasi : Batuk yang disertai dengan produksi sputum yang terlalu banyak.Batuk kronik atau batuk yang terjadi terus menerus akibat merokok, asma, bronkitis kronis, atau emfisema.

VITAMIN C Penggunaan vitamin oleh tubuh hanya sedikit, jadi pemberian vitamin tidak boleh

berlebihan. Kebutuhan vitamin C manusia hanya berkisar 75-100 mg sehari, dan dosis maksimum yang ditoleransi sekitar 500 mg. Bila diberikan berlebihan selain mubazir dan juga akan menimbulkan efek samping. Menurut Food and Nutrition Board dan National Academy of Sciences-National Research Council, dosis vitamin C untuk anak usia 6 tahun sebesar 45 mg per hari. Vitamin C yang belebihan jika tidak terpakai akan diproses di ginjal dan terbuang melalui air seni. Sehingga bila kita mengkonsumsi vitamin C berlebihan maka air seni kita akan berwarna kuning. Harus diingat pemberian vitamin C berlebihan akan menimbulkan risiko batu ginjal karena vitamin C akan berikatan dengan oksalat sehingga terbentuk batu oksalat di ginjal. Nah hati-hati, pemberian vitamin C itu perlu, tetapi tidak boleh berlebihan

BAB III PENUTUPAN

KESIMPULAN : Dengan jelasnya peraturan dan undang-undang yang ada sudah seharusnya semua pelaku pelayanan kefarmasian mentaatinya. Hal-hal yang berhubungan dengan Pelayanan Kefarmasian yang diatur dalam undangundang, khususnya skrining resep sudah seharusnya menjadikan perhatian lebih bagi para pelaku pelayanan kefarmasian. Skrining resep merupakan salah satu hal vital dalam melakukan pelayanan kefarmasian, demi keberhasilan dalam pengobatan atau pelayanan kesehatan bagi masayarakat. Dengan semua pelaku dapat memahami dan mengaplikasikan pelayanan kefarmasian menurut undang-undang dan peraturan yang ada, maka pengobatan dan penjaminan kesehatan masyarakat sesuai tujuan dari undang-undang dan peraturan dapat terlaksana. Undang-undang dan peraturan dibuat untuk ditaati, bukan untuk dilanggar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta : P.T ISFI

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kepmenkes no 1027/menkes/sk/IX/2004 Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah sakit Kepmenkes no 1197/menkes/sk/X/2004

You might also like