You are on page 1of 14

NASIONALISME

MAKALAH Untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan Yang dibimbing oleh Bapak Ir. Imam Prayogo, MS.

Disusun Oleh : Petty Ciptani K. S. Diwyacitta Antya P. Sindhu Martinda Ika Devi Arinda Agus Rahman Salim Kemala Febrianty 105100100111001 105100100111003 105100100111005 105100100111007 105100100111009 105100100111011

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN September 2010

DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN


1.1

i Latar Belaka ng 1

1.2
1.3

Rumusan Masalah

2 Tujuan 2 Manfaa t 2

1.4

BAB II PEMBAHASAN
2.1

Definis i Nasion alisme 3

2.2

Bentuk -bentuk Nasion alisme 3

2.3

Manfaa t Nasion alisme 5

2.4

Tujuan Nasion alisme 6

2.5

Faktor Pendor ong Muncu lnya Nasion alisme di Indone sia 6

2.6 Konsep-konsep Negara yang Menimbulkan Sifat-sifat

Nasionalisme pada Masyarakat BAB III PENUTUP


3.1

7 Kesim pulan 10

3.2

Saran 11 12

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang Dari preseden yang ada mengenai nasionalisme, musuh bersama menjadi sebuah kebutuhan jika nasionalsime ingin mempunyai tempat dalam kehidupan Indonesia. Namun pencarian terhadap musuh bersama ini tidaklah sekadar mencari subyek ataupun obyek yang sekadar dijadikan tumbal caci maki oleh civil society (yang di dalamnya terdapat juga gerakan mahasiswa), melainkan juga harus mencari subyek atau obyek yang memang harus dijadikan musuh bersama karena pengaruhnya yang buruk bagi masyarakat. Nasionalisme akan selalu berkaitan erat dengan masalah kedaulatan sebuah negara. Kedaulatan adalah sebuah hal yang mutlak dimiliki oleh sebuah negara dan tidak bisa diganggu gugat oleh negara atau pihak manapun. Pada perkembangan saat ini, kedaulatan negara tidaklah lagi menjadi hal yang mutlak untuk dipraktekkan. Karena dengan munculnya berbagai macam Organisasi Internasional (OI) dan semakin kuatnya posisi tawar negara-negara maju di dalam OI tersebut, kedaulatan negara menjadi semakin kabur. Prinsip koordinatif yang dikembangkan ketika awal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) muncul menggantikan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) tidak lagi tegas jika sudah berhadapan dengan kepentingan negara-negara besar. Nasionalisme telah digantikan oleh globalisasi sedikit demi sedikit. Globalisasi yang lahir dari budaya sebuah bangsa, dan dijadikan budaya tunggal dunia. Indonesia terkena dampak dari globalisasi ini. Hukum positif Indonesia tidak lagi menjadi kewenangan legislatif, melainkan harus mematuhi regulasi internasional yang dihasilkan oleh OI yang dikontrol oleh negara-negara maju. Nasionalisme sebuah bangsa menentukan arah pergerakan bangsa tersebut kepada pilihan yang lebih buruk atau baik. Negara-negara maju pada saat ini menekankan pentingnya nasionalisme ketika mereka sedang berada dalam posisi sebagai negara sedang berkembang. Ketika posisi mereka berubah, nasionalisme mereka tidak ikut berubah dan justru berusaha menyebarkan nasionalisme mereka ke negara lain. Jadi, ketika muncul pertanyaan: masih relevankah nasionalisme untuk Indonesia? Hal ini harus dijawab dengan mudah jika melihat preseden dan memiliki visi yang tegas mengenai bangsa ini.

Bangsa yang tidak memiliki kedaulatan penuh atas wilayahnya, akan selalu menjadi bangsa kelas dua di lingkungan internasional, akan selalu menjadi bangsa konsumtif yang dependen terhadap negara lain. Kedaulatan penuh dapat diwujudkan jika masyarakat dalam suatu bangsa memiliki visi yang kuat untuk mengarahkan bangsanya menjadi lebih baik. Sebuah visi yang kuat dapat lahir jika dilandaskan dengan nasionalisme. Tanpa adanya nasionalisme, tidak akan ada visi, tidak akan ada kedaulatan, dan tidak akan ada perubahan bagi bangsa ini.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi Nasionalisme? 2. Apa saja bentuk Nasionalisme? 3. Apa manfaat adanya Nasionalisme? 4. Apa tujuan dari adanya Nasionalisme? 5. Sebutkan faktor pendorong munculnya Nasionalisme di Indonesia? 6. Jelaskan konsep-konsep yang ada pada negara sehingga konsep tersebut menjadi sifatsifat nasionalisme yang tumbuh dalam masyarakat?

1.5 Tujuan Nasionalisme dalam kehidupan kita dibutuhkan untuk mengelak rasa kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa. Dengan nasionalisme akan mengalir rasa kesetiakawanan sosial, semangat rela berkorban dan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Rasa kesetiakawanan sosial akan mempertebal nasionalisme suatu bangsa.

1.6 Manfaat Dalam kebangsaan kita mengenal adanya ras, bahasa, agama, batas wilayah, budaya dan lain-lain. Tetapi ada pula negara dan bangsa yang terbentuk sendiri ras, agama, bahasa, serta budaya. Rasa nasionalisme merupakan suatu kebutuhan yang dibutuhkan untuk menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di bangsa kita. Semangat Nasionalisme adalah kesediaan untuk berkorban demi kepentingan yang besar. Terutama untuk kepentingan bangsa dan negara kita. Bagi bangsa yang ingin maju mencapai tujuannya haruslah memiliki semangat nasionalisme yang tinggi dan didukung pula dengan jiwa patriotisme yang tinggi.

BAB II PEMBAHASAN

2.7 Definisi Nasionalisme Ideologi nasionalisme telah didefinisikan dengan berbagai cara tetapi kebanyakan definisi tersebut telah tumpang tindih dan menyikapkan tema yang sama. Nasionalisme adalah suatu ideologi yang meletakkan bangsa di pusat masalahnyadan berupaya mempertinggi keberadaannya. Pernyataan ini agak kurang jelas, hendaknya diperluas dengan menambahkan kalimat berikut tempat nasionalisme berupaya meninggikan derajat bangsa. Definisi ini mengikat ideologi pada gerakan yang berorientasi sasaran, karena sebagai ideologi nasionalisme menetapkan jeni-jenis tindakan tertentu. Konsep inti ideologilah yang menetapkan sasaran gerakan, sehingga membedakannya dengan jenis gerakan lainnya. Kaitan erat antara ideologi dan gerakan tidaklah membatasi konsep nasionalisme sekedar sebagai gerakan yang megupayakan kemandirian. Bentuk budaya bangsa dari kaum nasionalis tersebut adalah bangsa yang anggota-anggotanyasadar akan kesatuan budaya dan sejarah nasional mereka melalui pendidikan dan institusi-institusi nasional. Nasionalisme tidak lagi menjadi milik, melainkan hak eksklusif kaum elite nasionalis yang dengan otoritas pengetahuan mendominasi wacana nasionalisme. Nasionalisme berevolusi menjadi alat manufacturing consent untuk melegitimasi kepentingan-kepentingan ekonomi politik elite nasionalis. Nasionalisme adalah suatu gejala psikologis berupa rasa kesamaan dari sekelompok manusia yang menimbulkan kesadaran sebagai bangsa. Bangsa adalah sekelompok manusia yang hidup dalam suatu wilayah tertentu dan memiliki rasa persatuan yang timbul karena kesamaan pengalaman sejarah, serta memiliki cita-cita bersama yang ingin dilaksanakan di dalam negara yang berbentuk negara nasional.

2.8 Bentuk-bentuk Nasionalisme Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan sebahagian atau semua elemen tersebut.

a.

Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").

b.

Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").

c.

Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secara semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya "Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman.

d.

Nasionalisme budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa. Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.

e.

Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan

tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki kontemporer, dan dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-kanan di Spanyol, serta sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan golongan pemusat negeri Perancis, seperti juga nasionalisme masyarakat Belgia, yang secara ganas menentang demi mewujudkan hak kesetaraan (equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan Fleming, dan nasionalis Basque atau Korsika. Secara sistematis, bila mana nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme Turki dan penindasan kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara pemerintahan pusat yang kuat di Spanyol dan Perancis dengan nasionalisme Basque, Catalan, dan Corsica. f. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.

2.9 Manfaat Nasionalisme a. Membangun karakter bangsa yang unggul dalam kehidupan sehari-hari. b. Akan menggugah/meningkan rasa nasionalisme warga negara Indonesia. c. Akan menuntun bagaimana cara mencintai Indonesia dari tingkat dasar sampai maestro dalam kehidupan sehari-hari. d. Memahami karakteristik negara Indonesia. e. Memahami tugas dan tanggung jawab dari pemerintah, legistlatif, perusahaan swasta/BUMN, LSM, media masa, kepala rumah tangga, ibu rumah tangga, siswa semua tingkatan, individu untuk meningkatkan rasa nasionalisme. f. Memahami sejarah bahwa presiden Indonesia bukan cuma orang jawa (2 periode). g. Memahami batas wilayah Indonesia sebelum merdeka. h. Memahami UUD 45 yang sudah diamandemen yang ke empat.

2.10

Tujuan Nasionalisme

Pada dasarnya nasionalisme yang muncul dibanyak negara memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Untuk ikut campur dalam usaha membela negara. b. Bercita-cita mensejahterakan rakyat. c. Lebih mencintai tanah air. d. Menimbulkan rasa bangga terhadap Indonesia. e. Menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional melawan musuh

dari luar sehingga melahirkan semangat rela berkorban. f. Menghilangkan ekstremisme (tuntutan yang berlebihan) dari warga negara (individu dan kelompok ).

2.11

Faktor Pendorong Munculnya Nasionalisme di Indonesia Munculnya nasionalisme pada masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh faktor dari

dalam ( intern ) dan faktor dari luar ( ekstern ). Faktor intern yang mempengaruhi munculnya nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut. a. Timbulnya kembali golongan pertengahan, kaum terpelajar. b. Adanya penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh seluruh rakyat dalam berbagai bidang kehidupan c. d. berikut. a. Paham-paham modern dari Eropa (liberalisme, humanisme, nasionalisme dan komunisme) b. Gerakan pan-islamisme c. Pergerakan bangsa terjajah di Asia d. Kemenangan Rusia atas Jepang Pengaruh golongan peranakan Adanya keinginan untuk melepaskan diri dari imperialisme

Faktor ekstern yang mempengaruhi munculnya nasionalisme Indonesia adalah sebagai

2.12

Konsep-konsep Negara yang Menimbulkan Sifat-sifat Nasionalisme pada Masyarakat

a. Berbuat kebaikan

Kebajikan dapat diartikan kebaikan, sesuatu yang mendatangkan kebaikan keselamatan, keuntungan, dan kebahagiaan. Kebaikan adalah realisasi dari cita-cita atau apa yang dicita-citakan. Kebaikan bersumber pada unsur budaya budaya, yaitu karsa. Berbuat baik berarti kebaikan berbuat buruk berarti kesengsaraan, tidak bahagia. Kebaikan itu datang dari manusia itu sendiri ini memang benar karena manusia itu mahluk sosial yang mempunyai kebutuhan dan kebutuhan itu terpenuhi karena mereka hidup bermasyarakat. Kekuasan itu adalah kekuasan Tuhan. Jadi kebajikan itu ada 2 (dua) sumbernya yaitu kebajikan manusia dan kebajikan Tuhan. Kebajikan manusia adalah kebajikan karena usaha atau perjuangan manusia. Sedangkan kebajikan Tuhan adalah karunia Tuhan. Manusia adalah sekedar lataran saja yang menentukan adalah Tuhan.

b. Bertanggung Jawab

Konsep tanggung jawab muncul berkenaan dengan pemenuhan kewajiban secara wajar atau seharusnya sesuai dengan norma kehidupan, ini disebut tanggung jawab positif yang bersifat ideal dan sempurna (ideal or complete responsibility). Ideal artinya menajadi idaman kehidupan manusia, sempurna artinya tidak ada cacat atau kekurangannya. Tanggung jawab positif lazim disebut tanggung jawabsaja (responsbility). Memenuhi kewajiban sesuai dengan norma kehidupan sesuai kehidupan disebut tanggung jawab (responsbility), hal ini adalah wajar. Pemenuhan kewajiban tidak wajar atau tidak sesuai dengan norma kehidupan, ini disebut tanggung jawab negatif bersifat tidak sempurna (Incomplete responsbility). Tidak sempurna artinya ada kekurangannya, ada cacatnya, bahkan tidak ada pemenuhan sama sekali. Tanggung jawab negatif lazim disebut tidak bertanggung jawab (Unresponsibility). Tidak sesuai dengan norma kehidupan artinya dipenuh, tetapi kurang; atau dipenuhi, tetapi keliru, atau dipenuhi tetapi cacat; atau tidak dipenuhi sama sekali, hal ini adalah tidak wajar.

c. Memelihara Keindahan dan Estetika

Keindahan berasal dari kata dasar indah, yang dapat diartikan bagus, cantik, molek, elok, dan permai, yaitu sifat yang menyenangkan, mengembirakan, menarik perhatian, dan berupa benda, ciptaan, perbuatan, atau keadaan. Melalui pancaindera unsur rasa dalam diri manusia berkomunikasi itu merupakan penilaian atau penanggapan itu disebut nilai. Keindahan merupakan konsep abstrak yang tidak mempunyai arti apa-apa karena tidak dihubungkan dengan suatu bentuk.

d. Konsep Kasih Sayang

Kasih sayang merupakan konsep yang mengandung arti psikologis yang dalam. Mungkin baru dapat dipahami makna yang jelas apabila konsep tersebut sudah diwujudkan dalam bentuk sikap, tingkah laku, dan perbuatan manusia terhadap manusia yang lainnya, atau terhadap alam lingkungnya, atau terhadapTuhan. Kasih sayang yang dilengkapi dengan tanggung jawab menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kedamaian antara sesama manusia, antara manusia dan alam lingkungan, serta antara manusia dan Tuhan. Kasih sayang merupakan kata mejemuk panduan dari (2) istilah kasih dan sayang yang satu sama lain ada kesamaan makna walaupun bentuk katanya berbeda. Apabila kedua istilah tersebut dipadu menjadi 1(satu) dalam bentuk majemuk maknanya menjadi lebih berbobot dan pas.

e. Konsep Keindahan dan Keadilan

Adil adalah sifat perbuatan manusia. Menurut arti katanya, Adil artinya tidak sewenang-wenang kepada diri sendiri maupun kepada pihak lain itu meliputi anggota masyarkat, alam lingkungan, dan Tuhan Sang Pencipta. Jadi, konsep adil berlaku kepada diri sendiri sebagai induvidu, dan kepada pihak lain sebagai anggota masyarakat, alam lingkungan dan Tuhan Sang Pecipta. Tidak sewenang-wenang dapat berupa keadaan yang: a. Sama (seimbang), nilai bobot yang tidak berbeda b. Tidak berat sebelah, perlakuan yang sama, tidak pilih kasih; c. Wajar, seperti ada adanya, tidak menyimpang, tidak lebih dan tidak kurang d. Patut /layak, dapat diterima karena sesuai, harmonis, dan Proporsional e. Perlakuan kepada diri sendiri, sama seperti perlakuan kepada pihak lain dan sebaliknya.

Dalam konsep adil berlaku tolak ukur yang sama kepada pihak berbuat dan kepada pihak lain terhadap mana perbuatan ini ditunjukan. Implikasi perlakuan kepada pihak lain. Bagaimana berbuat adil kepada pihak lain jika kepada diri sendiri saja sudah tidak adil. Konsep adil (tidak sewenang-wenang) baru jelas bentuknya apabila sudah diwujudkan dalam perbuatan nyata dan nilai yang dihasilkannya atau akibat yang ditimbulkannya. Situasinya dan kondisi nyata juga ikut menentukan perbuatan manusia.

BAB III

PENUTUP

3.3 Kesimpulan 1. Nasionalisme adalah gejala psikologis berupa rasa pesamaan dari sekelompok manusia yang menimbulkan kesadaran sebagai bangsa.
2. Munculnya nasionalisme pada masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh faktor dari

dalam (intern) dan faktor dari luar (ektern). 3. Ada berbagai bentuk nasionalisme antara lain
a. Nasionalisme kewarganegaraan

b. Nasionalisme etni
c. Nasionalisme romantik d. Nasionalisme budaya e. Nasionalisme agama

4. Tujuan Nasionalisme : a. Menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional melawan musuh dari luar sehingga melahirkan semangat rela berkorban. b. Menghilangkan Ekstremisme (tuntutan yang berlebihan) dari warga negara (individu dan kelompok ). 5. Manfaat Nasionalisme Akan menggugah/meningkan rasa nasionalisme warga negara indonesia. Akan menuntun bagaimana cara mencintai indonesia dari tingkat dasar sampai maestro dalam kehidupan sehari-hari.
6. Ada 5 konsep yang ada di negara yang mempengaruhi sifat-sifat nasionalisme

dalam masyarakat yaitu : a. Berbuat kebaikan


b. Bertanggung jawab

c. Memelihara Keindahan dan Estetika d. Konsep Keindahan dan Keadilan e. Konsep Kasih Sayang

3.4 Saran

Penulis menyampaikan saran yang mungkin dapat berguna bagi pihak lain, yaitu: 1. Penanaman jiwa nasionalisme pada seluruh elemen masyarakat merupakan salah satu aspek yang penting untuk menunjang kehidupan bernegara yang baik. 2. Bagi paper selanjutnya terutama yang akan membahas mengenai nasionalisme. Dapat menganalisa hubungan dari konsep yang ada di negara yang dapat mempengaruhi sifat nasionalisme antara satu dengan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Jamli, Edison dkk.2005. Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Akasara. Retno Listyarti, Setiadi. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMK dan MAK Kelas X (jilid 1). Jakarta: Erlangga Darmiyati, Tri "Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nilai Nasionalisme." www.wikimu.com/News/Home.aspx (diakses tangggal 7 Sepember 2010) Sarmin, Lukman "Nasionalisme Ditinjau dari Akarnya."FTP Nasionalisme Ditinjau dari Akarnya.htm (diakses 8 September 2010) Hasyim, Ibni "Makalah Nasionalisme di Indonesia."ujank.web.id/Coretan-Tugas/makalahnasionalisme-di-indonesia/All-Pages.html (diakses 7 September 2010)

You might also like