You are on page 1of 4

TUGAS PKN

Karangan Bebas
Membangun NKRI
Ditulis oleh : Ardiana 210110110062 Kelas B, ILKOM

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN 2011/2012

Mempertahankan NKRI
Assalamualaikum Wr. Wb. Yang terhormat dosen mata kuliah Publik Speaking, Bapak Hadi Suprapto Arifin, drs, M.Si, dan Ibu Wenny Widyowati, S.Sos, Msi. Serta tidak lupa teman-teman mahasiswa kelas B Ilmu Komunikasi FIKOM UNPAD 2011 yang saya cintai dan saya banggakan. Alhamdulillah, sungguh merupakan sesuatu yang patut kita syukuri karena sampai hari ini kita masih diberi berbagai kesempatan untuk dapat berkumpul bersama di kelas ini. Dan pada hari ini, saya berniat untuk menyampaikan pidato saya dihadapan hadirin sekalian. Dan topik atau tema yang saya angkat dalam pidato ini adalah mengenai pertahanan NKRI. Hadirin sekalian, anda semua tentu sudah tahu istilah WNI. Akan tetapi, mungkin tidak semua orang benar-benar sadar bahwa orang yang menyandang status tersebut memiliki kewajiban mempertahankan NKRI. Namun sayang, fenomena-fenomena yang terjadi dewasa ini banyak menandakan bahwa negara kita, Indonesia, sedang mengalami krisis pertahanan. Sebagai bukti, kita sudah gagal mempertahankan pulau Sipadan yang akhirnya dirampas oleh saudara serumpun kita, Malaysia. Sementara itu, di lingkungan internal, Maluku dan Papua saat ini masih terus bersemangat untuk memisahkan diri dari NKRI. Masalah-masalah tersebut tentu saja membuat kita prihatin dan khawatir akan keutuhan negeri ini. Jika kita tidak bisa bertahan, tentu kejadian-kejadian seperti dulu misalnya saat terlepasnya Timor Timur dari NKRI bisa saja kembali terjadi. Inilah yang harus kita pikirkan dan harus kita waspadai saat ini. Jika kita kembali melihat masa lalu, sejarah telah membuktikan bahwa Indonesia bisa merdeka setelah bersatu. Sebelum bersatu, rakyat Indonesia yang saat itu masih berada dibawah kerajaan yang berbeda-beda telah melakukan berbagai bentuk serangan perlawanan terhadap penjajah secara terpisah-pisah. Tentu saja, karena terpisah-pisah, perlawanan-perlawanan tersebut akhirnya banyak yang gagal. Ada pula yang berhasil, namun tidak berlangsung lama karena penjajah bisa menambah kekuatan dengan mendatangkan pasukannya yang lain yang tersebar diseluruh nusantara sementara rakyat Indonesia yang berada pada satu kerajaan itu hanya mengandalkan kekuatan dari keraajaan itu saja tanpa bantuan dari pihak lain. Saat itu, rakyat Indonesia masih cenderung melakukan perlawanan secara fisik dan hanya sedikit menggunakan taktik politik. Setelah berlangsung selama puluhan bahkan ratusan tahun, muncullah tokoh-tokoh yang menghadirkan ide-idenya untuk mempersatukan daerah-daerah yang ada di wilayah nusantara menjadi satu kesatuan. Kesadaran itu diiringi dengan majunya tingkat pengetahuan termasuk pengetahuan di bidang politik yang dapat dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh kita untuk merebut kemerdekaan. Dengan melewati proses yang cukup lama beserta tantangan dan rintangan yang

menghadangnya, kesadaran untuk bersatu itu pun mulai terwujud dan kemerdekaan Indonesia pun berhasil diraih. Dari sejarah tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa kebersamaan dan kekompakan merupakan hal yang paling penting untuk memerdekakan tanah air kita ini. Kita juga harus menyadari, mempertahankan tanah air yang sudah merdeka pun harus diringi dengan kesadaran dan kekompakan sebagai satu kesatuan. Berkenaan dengan hal itu, kita juga bisa memahami bahwa ada beberapa hal penting yang harus dibenahi, diperbaiki dan ditingkatkan secara kompak agar pertahanan negara Indonesia bisa dijalankan secara maksimal. Yang paling pertama adalah meningkatkan kredibilitas pihakpihak yang berperan di barisan depan pertahanan negara kita yaitu TNI. TNI adalah elemen yang memang sudah dibentuk untuk menangani masalah pertahanan negara secara langsung. Amanah yang diemban oleh TNI memang sangat banyak dan sangat berat apa lagi dengan munculnya masalah internal kenegaraan yang muncul baru-baru ini seperti konflik Poso, Papua, Maluku, serta ulah para teroris yang meledakkan bom disetiap penjuru nusantara. Sementara itu, TNI AL adalah salah satu pihak yang paling sering berurusan dengan pihak luar yang ingin bermain-main dengan mencoba merebut pulau-pulau kecil diujung batas wilayah NKRI. Namun, sayangya, TNI AL bisa dikatakan sering kali gagal dalam melaksanakan tugasnnya. Terlepasnya pulau Sipadan sudah tidak perlu diungkit lagi karena Indonesia sudah kehilangan muka akan hal itu. Masalah lain contohnya, sampai saat ini TNI AL belum bisa benar-benar men-steril-kan perairan Indonesia dari nelayan-nelayan asing yong hobinya mencuri ikan-ikan di perairan Indonesia. Wajar, karena teknologi yang dimiliki oleh TNI AL malah dikalahkan oleh teknologi yang dimiliki oleh nelayan-nelayan asing itu. Bukan hanya dari segi teknologi saja, kredibiltas SDM serta pelaksanaan sistem yang ambruk merupakan tali-tali kegelapan yang menyeret TNI AL kedalam kegagalan. Berkaitan dengan kekompakan dalam mempertahankan NKRI, tentu saja tugas-tugas pertahanan negara tidak hanya ditumpahkan pada TNI saja. Semua WNI punya kewajiban akan hal itu. Mulai dari presiden, elit politik, PNS, warga sipil dan juga mahasiswa. Dalam lingkup masyarakat, pertahanan yang harus didirikan adalah dalam hal sosial dan budaya. Masyarakat sipil harus benar-benar sadar bahwa idenitas sosial budaya kita bisa pula dirampas atau tertimpa budaya dari luar. Apalagi di zaman modern seperti sekarang ini, globalisasi menghadirkan kebebasan dalam bertukar keberagaman dunia tanpa melihat batas-batas kenegaraan. Dalam hal ini, pendidikan adalah salah satu hal yang harus ditekankan. Doktrin-doktrin mengenai kecintaan terhadap budaya bangsa Indonesia harus melekat pada diri setiap insan nusantara. Hal ini sebaiknya dilakukan sejak dini sehingga mereka bisa merasakan tanggung jawab yang besar dalam mempertahankan budaya bangsa layaknya menjaga harta yang sangat berharga. Generasi muda termasuk mahasiswa adalah salah satu elemen yang bertugas untuk tetap menghidupkan budaya bangsa sendiri. Dengan keleluasaan geraknya, generasi muda dapat

melakukan hal-hal positiv yang diiringi dengan kreatifitas yang luas serta kemajuan teknologi yang sebetulnya berdampak efektif jika benar-benar dimanfaatkan dalam melestarikan budaya Indonesia juga mempererat persatuan dan kesatuannya. Tugas-tugas serta elemen-elemen yang berperan dalam mempertahankan NKRI tidak hanya sebatas dua hal tadi saja. Masih banyak hal-hal lain yang lebih kompleks dengan peranan yang tidak kalah pentingnya, misalnya, pemerintah, akademisi/pelajar dan lain sebagainya. Selain itu, banyak pula faktor-faktor yang bisa berpengaruh pada sistem pertahanan negeri ini, diantaranya, negara yang bebas korupsi, kehidupan politik yang sehat, tingkat pendidikan yang tinggi dan lain-lain. Semua itu bisa disimpulkan dalam satu ikatan pengertian, yakni, kita harus bersatu dalam mempertahankan negara kita sendiri dengan cara memanfaatkan peran masingmasing secara maksimal. Hadirin sekalian, pidato saya tadi hanyalah salah satu dari sekian banyak opini dan harapan setiap WNI mengenai kemakmuran hidup di negeri ini. Tentu Anda masing-masing punya pemikiran tersendiri berkenaan dengan topic yang saya sampaikan tadi. Namun, meskipun kita punya opini yang berbeda-beda, tapi saya yakin bahwa sebagai sesame WNI, kita punya cita-cita yang sama yaitu kebahagiaan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air Indonesia. Itulah yang dapat saya sampaikan dalam kesmpatan ini. Mohon maaf apabila ada perkataan saya yang kurang berkenan di hati para hadirin. Tak lupa, saya ucapkan terima kasih banyak atas kesempatan dan perhatian dari hadirin sekalian. Wassalamualaikum Wr. Wb.

You might also like