You are on page 1of 8

Pengertian USG USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh atau

analisis dari gelombang Doppler dimana pemeriksaannya dilakukan diatas permukaan kulit atau diatas rongga tubuh untuk menghasilkan suatu ultrasound dalam jaringan. Gelombang Doppler tersebut dipantulakn kembali dari permukaan struktur organ sehingga komputer dapat menginterpretasikan densitas jaringan berdasarkan gelombang-gelombang tersebut. USG ini dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai kelainan yang ada pada abdomen, otak, kandung kemih, jantung, ginjal, hepar, uterus atau pelvis. Selain itu USG dapat digunakan untuk memebdakan kista dan tumor. Pada kehamilan, cairan ambion dapat menambah refleksi gelombang suara dari plasenta dan fetus sehingga dapat mengidentifikasi ukuran, bentuk, serta posisi si bayi. Prinsip USG adalah penggunaan gelombang ultrasonic, yaitu gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuan pendengeran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia memiliki frekuensi yang berkisar antara 20-20.000 cpd (Cycles per detik-Hz), sedangkan frekuensi suara yang digunakan oleh USG ini menggunakan frekuensi berkisar antara 1000-10 juta Hz.

Perkembangan USG Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonic yang kemudian sekitar tahun 1920-an, gelombang ultrasonic ini mulai diterapkan dalam bidang medis. Penggunaan gelombang ultrasonic dalam bidang medis ini awalnya bukan untuk mendeketeksi kelainan pada organ dalam tubuh atau untuk mengidentifikasi bentuk, ukuran, dan posisi bayi yang ada dalam perut seorang ibu, melainkan digunakan untuk kepentingan terapi. Dalam hal ini, kemampuan gelombang ultrasonic yang digunakan atau dimanfaatkan adalah kemampuan gelombang tersebut untuk menghancurkan sel-sel atau jaringan berbahaya. Barulah pada awal tahun 1940, gelombang ultrasonic dinilai memungkinkan untuk digunakan sebagai alat untuk mendiagnosis suatu penyakit. dengan menggunakan transduser (kombinasi alat pengirim dan penerima data), pada masa itu, hasil pemindaian masih berupa gambar dua dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik berintensitas rendah. Kemudian pada tahun 1990-an, dikembangkanlah tranduser digital yang memungkinkan sinyal gelombang ultrasonic yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan

lebih jelas.penemuan komputer pada tahun 1990 juga sangat membantu dalam perkembangan teknologi USG ini. Pada masa ini, USG masih dalam taraf USG 2 dimensi. Barulah sekitar 3-4 tahun yang lalu dikembangkan USG 3 dimensi dan akhir-akhir kita juga dapat menemukan USG 4 dimensi yang merupakan pengembangan dari USG 3 dimensi. Perbedaan dari USG 3 dimensi dan 4 dimensi ini terletak pada ada tidaknya pergerakan dari gambar yang muncul dilayar komputer. Pada USG 3 dimensi, tidak terdapat pergerakan pada gambar di layar monitor komputer, sedangkan pada USG 4 dimensi terdapat pergerakan.

Komponen-Komponen yang Terdapat Pada USG

1. Transduser

Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.

2.Monitor Monitor yang digunakan dalam USG

3. Mesin USG

Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC

Jenis-Jenis USG JENIS PEMERIKSAAN USG

1. USG 2 Dimensi Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.

2. USG 3 Dimensi Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).

3. USG 4 Dimensi Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat bergerak. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.

4. USG Doppler Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi: - Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit). - Tonus (gerak janin). - Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm). - Doppler arteri umbilikalis.

- Reaktivitas denyut jantung janin.

Cara kerja Mesin USG menggunakan gelombang suara berfrekuensi sangat tinggi untuk membuat gambar dilayar komputer. Gelombang tersebut dipancarkan dengan sebuah perangkat yang disebut transduser. Transduser bekerja sebagai pemancar sekaligus peneriman gelombang suara. Pulsa listrik yan dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transduser yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambut terus menembus jaringan. Hal ini akan menimbulkan bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang dilaluinya. Pantulan echo yang berasala dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transduser dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar komputer. Masing-masing jaringan tubuh mempunya impedansi akustik tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan menimbulkan macam-macam echo yang disebut sebagai jaringan echogenic. Sedangkan jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali tidaka da echo yang disebut sebagai echofree.

Fungsi dan Manfaat USG

1. Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan. Dengan pemindaian USG, embrio dapat diamati dan diukur pada usia lima setengah minggu. Bila terjadi perdarahan pada trimester pertama, USG sangat diperlukan untuk diagnosis awal kehamilan ektopik(kehamilan di luar rahim) dan kehamilan molar/anggur (kehamilan yang disertai tumor). 2. Melihat posisi dan kondisi plasenta. Plasenta yang menghalangi jalan lahir (plasenta previa) dapat menyulitkan proses kelahiran bayi. Plasenta yang memiliki kelainan dalam kondisi seperti diabetes dan hidrops janin (cairan berlebihan di dua atau lebih bagian tubuh seperti toraks, abdomen atau kulit yang biasanya terkait dengan penebalan plasenta) juga bisa dilihat melalui USG. 3. Memeriksa denyut jantung janin.

Denyut jantung janin bisa dilihat dan dideteksi pada umur kehamilan 6 minggu dan menjadi jelas pada 7 minggu. Jika denyut jantung teramati, kemungkinan kehamilan berlanjut adalah lebih dari 95 persen. Denyut jantung janin cenderung bervariasi mengikuti usia kehamilan. Denyut jantung pada 6 minggu adalah sekitar 90-110 denyut per menit (dpm) dan pada 9 minggu menjadi 140170 dpm. Pada usia 5-8 minggu, bradikardia (denyut kurang dari 90 dpm) seringkali berkaitan dengan risiko tinggi keguguran. 4. Mengetahui bila Anda memiliki lebih dari satu bayi (kembar). Kehamilan kembar meningkatkan risiko hambatan pertumbuhan janin, persalinan prematur, plasenta lepas (abruptio placenta), kelainan bawaan, morbiditas dan kematian perinatal. Kehamilan kembar terdeteksi selama ultrasonografi rutin di minggu 18 sampai 20. 5. Menghitung usia kehamilan dan berat janin. Ukuran tubuh janin mencerminkan usia kehamilan. Dengan mengetahui usia kehamilan, hari perkiraan lahir juga dapat dihitung lebih akurat. Hubungan yang erat antara ukuran janin dan usia kehamilan terutama berlaku pada awal kehamilan. Untuk itu, pengukuran-pengukuran berikut dapat dilakukan dengan USG:

Crown-rump Length (CRL). CRL adalah istilah untuk panjang antara bokong dan ujung kepala janin. Pengukuran CRL dilakukan pada janin berusia 7-12 minggu dan memberikan perkiraan yang sangat akurat mengenai usia kehamilan. Setelah usia kehamilan 12 minggu, CRL tidak lagi akurat mengukur usia janin, sehingga pengukuran lain diperlukan.

Biparietal Diameter (BPD). Diameter antara 2 sisi kepala, yang diukur setelah bayi berusia di atas 12 minggu. Diameter kepala bayi meningkat dari sekitar 2,4 cm di usia 13 minggu menjadi sekitar 9,5 cm pada saat kelahiran. Dua bayi dengan berat yang sama dapat memiliki ukuran kepala berbeda sehingga BPD di tahap akhir kehamilan umumnya dianggap tidak dapat diandalkan.

Femur Length (FL). Mengukur panjang tulang paha yang mencerminkan pertumbuhan memanjang janin. FL meningkat dari sekitar 1,5 cm di 14 minggu menjadi sekitar 7,8 cm pada akhir kehamilan. Kegunaan FL mirip dengan BPD.

Abdominal Circumverence (AC). Mengukur lingkar perut ibu. Ini adalah pengukuran yang paling penting pada akhir kehamilan, namun lebih mencerminkan ukuran dan berat janin daripada usianya.

AC, BPD dan FL digabungkan dalam rumus untuk memperkirakan berat badan janin. Mesin USG langsung menghitung secara otomatis perkiraan berat janin, yang formulanya antara lain adalah : 1,4 BPD X FL X AC (semua dalam cm) 200 = berat janin. 5. Mendiagnosis kelainan janin. Banyak kelainan struktural janin seperti malformasi janin (anensefali, spina bifida, dll), kelainan jantung, dan hidrosefalus dapat didignosis dengan USG yang biasanya dilakukan sebelum 20 minggu. Sejumlah kecil masalah dapat diobati sebelum bayi Anda lahir. USG dapat menunjukkan beberapa masalah perkembangan bayi, tetapi tidak semua. Beberapa masalah bayi mungkin baru berkembang setelah 20 minggu dan beberapa mungkin tidak terlihat melalui USG. Inilah sebabnya, pada sejumlah kecil kasus, bayi lahir dengan masalah meskipun tidak ada masalah yang terlihat selama pemindaian. Mengetahui masalah sebelum kelahiran dapat membantu Anda mempersiapkan diri dan menyusun rencana perawatan setelah bayi lahir. Bayi Anda mungkin perlu dilahirkan di rumah sakit berbeda yang menyediakan staf dan fasilitas khusus yang diperlukan bayi Anda. 6. Memeriksa jumlah cairan ketuban. Jumlah cairan ketuban terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat dengan jelas digambarkan oleh USG. Kedua kondisi ini dapat berdampak merugikan pada janin:

Polihidramnion (kelebihan cairan ketuban) dapat mengakibatkan sesak nafas berat pada ibu dan persalinan prematur. Faktor risiko termasuk diabetes ibu yang tidak terkontrol, kehamilan kembar, isoimunisasi, dan malformasi janin.

Oligohidramnion (kekurangan cairan ketuban) dapat menyebabkan kematian janin. Kondisi ini sering terkait dengan kelainan bawaan pada saluran kemih, hambatan pertumbuhan janin dan berat janin kurang. 7. Mengetahui jenis kelamin bayi. Jenis kelamin bayi tidak memiliki signifikansi medis. Namun, banyak calon orangtua yang sangat ingin tahu jenis kelamin bayinya sebelum lahir. Beberapa faktor seperti tahap kehamilan dan posisi janin dapat mempengaruhi keakuratan prediksi gender. Anda dapat mengetahui usia janin melalui USG dengan akurasi 95% lebih pada minggu 18 sampai 20. Dalam sebuah penelitian, USG hanya mengidentifikasi jenis kelamin dengan benar pada 46 persen janin berusia 12 minggu dan 80 persen pada janin berusia 13 minggu. Di usia 13 minggu, bayi Anda masih

dapat meringkuk dan melakukan akrobatik sehingga mendapatkan sudut yang tepat bisa sangat sulit. Penggunaan USG tidak hanya untuk masalah kandungan dan kebidanan, tapi juga dapat memberikan kemudahan dalam memberikan pelayanan kesehatan, yaitu dapat dengan mudah dan murah mendeteksi sesuatu. Diantaranya adalah : USG mampu menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis, dapat membedakan kista dengan massa yang solid, dapat mempelajari pergerakan organ ( jantung, aorta, vena kafa), maupun pergerakan janin dan jantungnya. USG dapat digunakan untuk pengukuran dan penetuan volum, pengukuran aneurisma arterial, fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu massa untuk bioksi. USG juga dapat menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain).

Kekurangan USG Perlu diketahui, akurasi/ketepatan pemeriksaan USG tidak 100%, melainkan 80%. Artinya, kemungkinan ada kelainan bawaan/kecacatan pada janin yang tidak terdeteksi atau interpretasi kelamin janin yang tidak tepat. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain: * Keahlian/kompetensi dokter yang memeriksanya. Tak semua dokter ahli kandungan dapat dengan baik mengoperasikan alat USG. Sebenarnya untuk pengoperasian alat ini diperlukan sertifikat tersendiri. * Posisi bayi Posisi bayi seperti tengkurap atau meringkuk juga menyulitkan daya jangkau/daya tembus alat USG. Meski dengan menggunakan USG 3 atau 4 Dimensi sekalipun, tetap ada keterbatasan. * Kehamilan kembar Kondisi hamil kembar juga menyulitkan alat USG melihat masing-masing keadaan bayi secara detail. * Ketajaman/resolusi alat USG-nya kurang baik. * Usia kehamilan di bawah 20 minggu. * Air ketuban sedikit. * Lokasi kelainan, seperti tumor di daerah perut janin saat usia kehamilan di bawah 20 minggu agak sulit dideteksi.

You might also like