You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Mengenai beberapa pengertian yang ada pada pembahasan dan kami tergugah untuk menjadikannya sebagai bahan diskusi untuk di kaji lebih jelas dan dalam lagi mengenai beberapa pengertian yang terdapat pada daftar isi yang menjadi landasan berfikir umat manusia pada umumnya. B. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menggali dan menambah pengetahuan yang telah ada menjadi sebuah pengetahuan yang ringkas, mudah dicerna oleh pembaca sekaligus untuk memenuhi tugas dari Dosen IAD/IBD/ISD (Drs. Syahroni AJ. M.Ag dan Rani AM, S.sos. Mpdi)

BAB II PEMBAHASAN

A.

Pengertian Pelapisan Sosial Pelapisan Sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah

pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).1 Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelasyang lebih rendah dalam masyarakat. Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu. Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakatyang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah. Menurut Theodorson dkk dalam Dictionary of Siciology, pelapisan masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanen yang terdapat di dalam sistem sosial (dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam hal pembedaan hak, pengaruh, dan kekuasaan. Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut atau piramida, dimana lapisan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit ke atas. Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatuyang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah. Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai adanya sosial, serta kekuasaan di dan wewenang.Perwujudannya
1

adalah

lapisan-lapisan

dalam

Wahyu Ms, Ilmu Sosial Dasar, Surabaya: Usaha Nasional, 1986, hlm 199
2

masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.

B.

Terjadinya Pelapisan Sosial Terjadinya Pelapisan Sosial terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Terjadi dengan Sendirinya


Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku. Kedudukan itu mungkin akibat dari dia paling tua (karena usia), karena punya kepandaian, atau kerabat pembuka tanah, atau punya bakat, seerti seni dan sakti.

2. Terjadi dengan Sengaja


Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung 2 sistem, antara lain : 1. Sistem Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat. 2. Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas ( Vertikal ).

C.

Perbedaan Sistem Pelapisan Dalam Masyarakat Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri 3

dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Masyarakat dan individu adalah komplementer dapat dilihat dalam kenyataan bahwa, antara lain : Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya. Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan menyebabkan perubahan.

Perbedaan Sifat Lapisan Sosial, antara lain : 1. Sifat Tertutup Orang tidak dapat pindah dari lapisan kelapisan lainnya baik ketingkat lebih atas maupun lebih bawah. 2. Sifat Terbuka Orang dengan kemampuannya dapat pindah kelapisan lebih atas atau turun kebawah Ada beberapa pendapat menurut para ahli mengenai stratifikasi sosial diantaranya menurut Pitirin, yaitu : A. Sorikin bahwa Pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas yang bertingkat. Theodorson dkk berpendapat bahwa Pelapisan masyarakat adalah jenjang status dan peranan yang relative permanen yang terdapat dalam system social didalam hal perbedaan hak, pengaruh dan kekuasaan. Masyarakat yang berstatifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut atau piramida, dimana lapiasan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit keatas. B. Pelapisan social ciri tetap kelompok social. Pembagian dan pemberian kedudukan yang berhubungan dengan jenis kelamin nampaknya menjadi dasar dari seluruh ssstem sosial masyarakat kuno. Di dalam organisasi masyarakat primitifpun dimana belum mengenai tulisan. Pelapisan masyarakat itu sudah ada. Hal itu terwujud berbagai bentuk sebagai berikut : Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan-pembedaan hak dan kewajiban. Adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan 4

memiliki hak-hak istimewa. Adanya pemimpin yang saling berpengaruh. Adanya orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar perlindungan hukum. Adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri. Adanya pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidaksamaan ekonomi itu secara umum. Pendapat tradisional tentang masyarakat primitif sebagai masyarakat yang komunistis yang tanpa hak milik pribadi dan perdagangan adalah tidak benar. Ekonomi primitif bukanlah ekonomi dari individu-individu yang terisolir produktif kolektif.

D.

Teori Tentang Pelapisan Sosial 1. Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas : Kelas Atas (upper class). Kelas Bawah (lower class). Kelas Menengah (middle class). Kelas Menengah Ke Bawah (lower middle class).

2. Beberapa teori tentang pelapisan masyarakat dicantumkan di sini : a) Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsure, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya. b) Prof. Dr. Selo yang Sumardjan dihargai dan Soelaiman dan setiap Soemardi SH. MA. pasti menyatakan bahwa selama di dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu olehnya masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai. c) Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari pada perbedaan itu karena ada orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda. d) Gaotano Mosoa dalam The Ruling Class menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang kurang 5

berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama (jumlahnya selalu sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya lebih banyak). e) Karl Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan jika masyarakat terbagi menjadi lapisan-lapisan social, yaitu : 1. Ukuran Kekayaan : Ukuran kekayaan (keberadaan) dapat dijadikan suatu ukuran; barang siapa yang mempunyai kekayaan paling banyak, termasuk ke dalam lapisan social teratas. Kenyataan tersebut, misalnya dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, berupa mobil pribadinya, cara-cara menggunakan pakain serta bahan yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal, dan sebagainnya. 2. Ukuran Kekuasaan : Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan social teratas. 3. Ukuran Kehormatan : Ukuran kehormatan mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapatkan atau menduduki lapisan social teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa besar kepada masyarakat. 4. Ukuran Ilmu pengetahuan : Ilmu pengetahuan dipakai ukuran oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran ini kadangkadang menyebabkan menjadi negative karena ternyata bahwa bukan ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal itu mengakibatkan segala macam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut secara tidak halal.

E.

Elite Dan Massa 6

Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan. Elite adalah orangorang terbaik atau pilihan dalam suatu kelompok ; kelompok kecil orang-orang terpandang atau berderajat tinggi (kaum bangsawan, cendekiawan, dan sebagainya). Pembedaan elite dalam memegang strategi secara garis besar adalah sebagai berikut :

a.) b.) c.) d.)

Elite politik (elite yang berkuasa dalam mencapai tujuan). Elite ekonomi, militer, diplomatik dan cendekiawan (mereka yang berkuasa atau mempunyai pengaruh dalam bidang itu). Elite agama, filsuf, pendidik, dan pemuka masyarakat. Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologis, seperti : artis, penulis, tokoh film, olahragawan dan tokoh hiburan dan sebagainya. Elite dari segala elite dapatlah menjalankan fungsinya-fungsinya dengan mengajak

para elite pemegang strategi di tiap bidangnya untuk bekerja sebaik-baiknya. Kecuali itu dimanapun juga para elite pemegang strategi tersebut memiliki prinsip yang sama dalam menjalankan fungsi pokok maupun fungsinya yang lain, seperti memberikan contoh tingkah laku yang baik kepada masyarakatnya, mengkoordinir serta menciptakan yang harmonis dalam berbagai kegiatan, fungsi pertahanan dan keamanan, meredakan konflik sosial maupun fisik dan dapat melindungi masyarakatnya terhadap bahaya dari luar.
Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan : Posisi di dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas. Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tetapi yang secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain. Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku misal seperti mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers atau mereka yang berperan serta dalam 7

suatu migrasi dalam arti luas.

F.

Persamaan Derajat

Perbedaan-perbedaan antara tingkatan hidup, derajat seseorang, kekayaan, kekuasaan menciptakan kesenjangan sosial menyebabkan diskriminasi yang membeda bedakan antar sesama manusia dalam setiap bidang. Hal ini menyebabkan kehidupan lebih sulit terutama untuk kalangan bawah yang hingga akhirnya terjadi pemberontakkan yang menuntut persamaan hak atau persamaan derajat yang dimiliki. Persamaan bearasal dari kata dasar sama yang artinya nilai yang setara, seimbang, dll. Derajat yang artinya tinggkatan yang dimiliki tiap individu atau manusia. Jadi yang dimaksud persamaan derajat adalah dimana tiap individu atau orang per orang tersebut mendapatkan perlakuan atau pelayanan yang sama dalam kehidupan sosial. Contohnya dalam pelayanan hukum. Hukum itu buta tidak memandang orang atau individu berdasarkan kekayaan, kekausaan atau apapun artinya tiap orang di mata hukum adalah sama.
Setiap warganegara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam memperoleh kehidupan. Manusia dengan lingkungan memiliki hubungan timbal balik artinya masing-masing memiliki hak dan kewajiban sama besarnya. Setiap warga negara khususnya Indonesia dijamin kebebasannya dalam memperoleh hak dan melaksanakan kewajibannya, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

G.

Penyebab Terjadinya Pelapisan Sosial

Diferensiasi dan ketidaksamaan sosial mempunyai potensi untuk menimbulkan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Diferensiasi sosial merupakan pengelompokan masyarakat secara horizontal berdasarkan pada ciri-ciri tertentu. Berbeda dengan ketidaksamaan sosial yang lebih menekankan pada kemampuan untuk mengakses sumberdaya, diferensiasi lebih menekankan pada kedudukan dan peranan. Stratifikasi sosial dapat terjadi sejalan dengan proses pertumbuhan atau dibentuk secara sengaja dibuat untuk mencapai tujuan bersama. Seperti apa yang dikemukakan Karl Marx yaitu karena adanya pembagian kerja dalam masyarakat, konflik sosial, dan hak kepemilikan. Jika dalam sebuah masyarakat terdapat pembagian kerja, maka akan terjadi ketergantungan antar individu yang satu dengan yang lain. Seorang yang sukses dalam mengumpulkan semua sumber daya yang ada dan berhasil dalam kedudukannya dalam sebuah
8

masyarakat akan semakin banyak yang akan diraihnya. Sedangkan yang bernasib buruk berada di posisi yang amat tidak menguntungkan. Semua itu adalah penyebab terjadinya stratifikasi sosial yang berawal dari ketidaksamaan dalam kekuasaan (beda kemampuan) dalam mengakses sumber daya. H.
Solusi Pelapisan Sosial Negatif

Adapun solusi dari pelapisan sosial yang bersifat negatif diantaranya: 1. Antroposentris

Antroposentris adalah pandangan spesiesis manusia. Semua diukur berdasarkan asas manfaatnya terhadap manusia. Dalam pendekatan ini terdapat dua cara untuk menghilangkan pelapisan sosial yang negatif yakni pendekatan material dan non material. Pendekatan material bisa diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan berupa materi yang dibutuhkan oleh mereka yang berada di stratifikasi bawah. Sedangkan pendekatan non material dari antroposentris ini diwujudkan dengan diberlakukannya demokrasi oleh pemerintah seperti adanya HAM.
2. Teosentris

Teosentris adalah suatu karakteristik yang memusatkan segala-galanya pada Tuhan. Seperti halnya pada pendekatan antroposentris, teosentris juga dapat diwujudkan dalam hal yang berupa material dan non material. Material dari pendekatan teosentris ini berasal dari firman Tuhan seperti kewajiban zakat, infaq, sedekah, dan lain-lain, sedangkan non material seperti firman Allah tentang pembelajaran Al-Qur'an.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 9

Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial merupakan suatu konsep yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Status yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu usaha (achievement status) dan ada yang didapat tanpa suatu usaha (ascribed status).. Terjadinya Pelapisan Sosial terbagi menjadi 2, yaitu : Terjadi dengan Sendirinya dan Terjadi dengan Sengaja. Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan-pembedaan hak dan kewajiban, Adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak istimewa, Adanya pemimpin yang saling berpengaruh, Adanya orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar perlindungan hukum, Adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri dan Adanya pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidaksamaan ekonomi itu secara umum. B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran untuk dijadikan pertimbangan, yaitu: Masyarakat mampu menghargai perbedaan yang sudah terjadi di masyarakat , tidak memaksakan suatu Kelompok untuk mengikuti atau memaksakan sesuatu hal yang berbeda seperti perbedaan derajat atau persamaan yang sudah berbeda

DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu,1991, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Rineka Cipta. Wahyu Ms,1986, Ilmu Sosial Dasar, Surabaya: Usaha Nasional. http://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial http://yanezzcihuy.wordpress.com/2010/10/23/terjadinya-pelapisan-sosial/ 10

http://www.facebook.com/topic.php?uid=174781952364&topic=11155 http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080726000824AAniZP7/ http://keyrenz.wordpress.com/2009/11/22/pelapisan-sosial-masyarakat/ http://ajinovyanw.blogspot.com/2011/11/beberapa-teori-tentang-pelapisansosial.html

11

You might also like