You are on page 1of 15

Untuk download artikel. Kunjungi http://jurnalskripsi07.blogspot.

com/

PENDAHULUAN

Pembangunan peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian. Produk peternakan dapat berupa daging, telur dan susu. Telur dapat dihasilkan oleh ternak unggas antara lain ayam ras petelur. Pengembangan ternak ayam ras petelur di Indonesia memiliki prospek bisnis menguntungkan, karena permintaan selalu bertambah. Hal tersebut dapat berlangsung bila kondisi perekonomian berjalan normal. Lain halnya bila secara makro terjadi perubahan-perubahan

secara ekonomi yang membuat berubahnya pasar yang pada gilirannya akan mempengaruhi permodalan, produksi dan pemasaran hasil ternak. Ternak unggas merupakan salah satu komoditas sub sektor peternakan yang mengalami pertumbuhan relatif cepat. Pertumbuhan tersebut didorong oleh adanya perkembangan yang kuat dari sektor industri hulu (pabrik pakan, pembibitan dan industri farmasi) dan industri hilir yang meliputi rumah potong ayam, restoran dan lain-lain. Para ahli menyatakan bahwa industri unggas nasional telah mampu swasembada dalam menyediakan telur dan daging unggas sejak tahun 1993. Suatu perusahaan peternakan khususnya peternakan ayam petelur dapat memperoleh suatu keuntungan (profit) dengan banyak cara, salah satu diantaranya yaitu dengan menjual telur dan ayam yang sudah di afkir tersebut sehingga biaya yang digunakan bisa lebih efisien. Keuntungan juga dapat diperoleh jika permintaan terhadap telur ayam meningkat, dimana tiap tahun permintaan pasar terhadap ayam petelur terus menerus mengalami peningkatan sehingga

Untuk download artikel. Kunjungi http://jurnalskripsi07.blogspot.com/

keuntungan yang didapat juga meningkat. Jika permintaan banyak maka harga jual telur ayam juga akan tinggi. Usaha beternak ayam petelur mempunyai peluang yang cukup besar, dilihat dari tingkat pemanfaatan potensi pemeliharaan serta kemungkinannya dikirim keluar daerah. Dilihat dari nilai ekonomisnya, apabila diperoleh anak ayam yang sehat, maka dalam proses pemeliharaannya akan lebih mudah, sehingga apabila ayam-ayam tersebut sudah besar maka dapat dijual dengan harga yang tinggi dan akan berpengaruh dalam pendapatan usaha beternak ayam tersebut. Oleh karena itu kualitas anak ayam sangat menentukan untuk mendapat tujuan yang diharapkan. Meningkatnya harga pakan yang tidak sejalan dengan kenaikan harga produk perunggasan, menjadi alasan utama bagi peternak untuk berhati-hati dalam mengelola dana dalam pengembangan ternak unggas. Perubahan harga pakan yang setiap hari terjadi membuat peternak resah. Semakin tinggi harga pakan maka permintaannya akan menurun, sebaliknya semakin rendah harga pakan maka permintaan pakan meningkat. Dari uraian tersebut maka dibuat makalah yang berjudul Elastisitas Harga Terhadap Permintaan Pakan Ayam Petelur.

Untuk download artikel. Kunjungi http://jurnalskripsi07.blogspot.com/

RUMUSAN MASALAH

Adapun permasalahan yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah: Bagaimana Elastisitas Harga terhadap Permintaan Pakan Ayam Petelur ?

Untuk download artikel. Kunjungi http://jurnalskripsi07.blogspot.com/

PEMBAHASAN

A.

Tinjauan Umum Pakan Ayam Petelur Pakan adalah makanan yang terdiri dari satu atau lebih dari bahan-bahan

makanan yang diberi pada ayam untuk sehari semalam.

Pakan itu disebut

bermutu (sempurna) apabila makanan itu mengandung semua zat-zat makanan yang diperlukan oleh ayam karena setiap peternak menginginkan hasil yang sebanyak-banyaknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (1998) yang

menyatakan bahwa pakan merupakan makanan yang diberikan pada ternak. Pakan merupakan salah satu komoditi dari subsistem agribisnis hulu, atau dengan kata lain penyedia sapronak untuk subsistem budidaya ternak. Pakan merupakan faktor terpenting untuk menunjang budidaya ternak karena berimbas pada peningkatan bobot badan ternak dan performa ternak yang diinginkan. Peningkatan populasi, produksi daging, susu dan telur sebagai hasil ternak sangat tergantung dari penyediaan pakan yang baik dan berkualitas. Selain itu dalam usaha peternakan biaya pakan mencapai persentasi tertinggi dalam biaya produksi yaitu mencapai 50 70%. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2007) yang menyatakan bahwa pakan merupakan faktor terpenting untuk penunjang budidaya ternak di mana pakan berfungsi untuk pertumbuhan yang nantinya akan berimbas pada produksi telur. Penyediaan pakan ternak di Indonesia sudah dilakukan dalam industri skala besar, khususnya untuk pakan non hijauan dan tanaman pakan. Bahkan pada sektor perunggasan industri pakan sudah terintegrasi menjadi sitem agribisnis

Untuk download artikel. Kunjungi http://jurnalskripsi07.blogspot.com/

perunggasan. Sedangkan untuk penyediaan hijauan atau tanaman pakan masih harus didapatkan dari petani hijauan atau tanaman pakan. Seiring munculnya industri pakan ternak diperlukan iklim yang kondusif agar persaingan usaha berlangsung sehat. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2007) yang

menyatakan bahwa di Indonesia pakan ternak sudah disediakan dalam skala yang besar yang diperoleh dari petani hijauan atau tanaman pakan. Distribusi atau peredaran pakan atau bahan baku pakan melalui jalur ekspor-impor di era perdagangan bebas akan lebih mudah. Indonesia harus memperhatikan hal ini karena sebagian besar bahan baku pakan ternak kita masih dipenuhi dari impor. Adanya bebas biaya tarif untuk impor harus diperhatikan karena dapat membuat produsen bahan baku pakan lokal kalah bersaing. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2007) yang menyatakan bahwa distribusi atau pemasaran pakan yang menjadi bahan baku masih melalui ekspor impor. Perdagangan bebas lebih mempermudah peternak di Indonesia untuk memperoleh pakan. Pakan yang baik dan berkualitas harus memenuhi persyaratan mutu yang mencakup aspek keamanan pakan, aspek kesehatan ternak, aspek keamanan pangan dan aspek ekonomi. Keempat aspek tersebut penting untuk dipenuhi karena akan berpengaruh pada kesehatan ternak, penyediaan pangan hasil ternak dan keamanan konsumen dalam mengkonsumsi pangan hasil ternak, serta efisiensi biaya agar dihasilkan pakan yang bernilai ekonomis. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2007) yang menyatakan bahwa pakan yang yang

Untuk download artikel. Kunjungi http://jurnalskripsi07.blogspot.com/

berkualitas tinggi memiliki persyaratan yang mencakup aspek keamanan pakan, aspek kesehatan ternak, aspek keamanan pangan dan aspek ekonomi. Pembelian pakan unggas yang dilakukan konsumen terkait erat dengan

perilaku konsumen dalam membeli termasuk persepsi konsumen terhadap berbagai atribut yang melekat pada merek dagang yang sekaligus juga menunjukan performance perusahaan pakan tersebut di mata konsumen. Pembelian juga terkait dengan strategi bauran pemasaran perusahaan dan strategi segmentasi, targeting dan positioning perusahaan. Tingkat konsumsi pakan konsentrat ayam ras baik petelur maupun pedaging pada peternakan rakyat non kemitraan di Propinsi Lampung periode tahun 1996-2000 jauh lebih tinggi dibandingkan konsumsi peternakan ayam ras yang terkait kemitraan. Febriyanti (2003) menyatakan bahwa pembelian terhadap produk pakan unggas dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya perilaku konsumen dan bauran pemasaran.

Untuk download artikel. Kunjungi http://jurnalskripsi07.blogspot.com/

B. Permintaan Pakan Ayam Petelur Hal yang memprihatinkan sekarang ini bagi peternak ayam, setelah terpukul oleh wabah virus flu burung, adalah giliran harga pakan yang ikut naik. Pakan ayam petelur yang tadinya Rp 2.700 per kg, kini sudah Rp 3.300 per kg. Kenaikan itu terjadi lantaran harga bahan baku pakanjagung dan bungkil kedelaijuga terus naik di pasar internasional. Banderol jagung, misalnya, terusterusan naik sejak tahun 2006 silam. Awal tahun 2006 lalu, harga jagung di pasar internasional hanya senilai US$ 130 per ton. Setahun kemudian, harga itu telah mencapai US$ 235 per ton. Secara umum industri pakan ternak nasional memiliki peluang yang baik. Dilihat dari tingkat produksi, industri pakan ternak mengalami pertumbuhan ratarata 8,4% dalam periode lima tahun terakhir. Total produksi pakan ternak nasional merosot menjadi 7,7 juta ton pada 2007 dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 9,9 juta ton. Hal ini diakibat oleh maraknya kasus flu burung H5N1. pada 2007 lalu di sejumlah provinsi termasuk Jawa Barat, DKI, Banten, JawaTengah, Bali, Sumatera Utara, Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan. Saat itu masyarakat khawatir mengkonsumsi ayam dan produk turunannya, menyebabkan konsumsi ayam dan produk turunannya turun hingga 50%-60%, sehingga menimbulkan kerugian pada industri peternakan, industri pakan ternak juga merasakan imbas dari kasus flu burung ini. Bencana tersebut mengakibatkan permintaan terhadap pakan ternak merosot hingga 30% pada 2007 lalu dibandingkan tahun sebelumnya.
7

Untuk download artikel. Kunjungi http://jurnalskripsi07.blogspot.com/

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pakan ayam petelur 1. Harga 2. Jumlah Ternak yang dipelihara 3. Tingkat Umur. Dimana diketahui bahwa dalam pemeliharaan ayam

petelur memiliki 3 fase yaitu Starter, grower, dan Layer. Dan kebutuhan akan pakan akan berubah pula sepanjang pertambahan umur. C. Elastisitas Harga Terhadap Permintaan Pakan Ayam Petelur Elastisitas permintaan mengukur seberapa besar kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga. Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik semakin rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga. Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar, dan elastisitas sama dengan 1 disebut unitary elastic. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2009) yang menyatakan bahwa elastisitas merupakan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga. Ketika harga barang turun jumlah permintaan akan meningkat dan sebaliknya semakin tinggi harga barang semakin rendah permintaan barang tersebut.

Untuk download artikel. Kunjungi http://jurnalskripsi07.blogspot.com/

Elastisitas harga permintaan adalah prosentase perubahan jumlah barang yang diminta akibat terjadinya perubahan harga itu sendiri Rumusnya adalah sebagai berikut Hanafiah (2006) Q2-Q1 Q1 ------------------P2-P1 P1 Keterangan : Ed P2 P1 Q2 Q1 = Elastisitas harga = Perubahan harga barang = Harga barang = Perubahan jumlah barang = Jumlah barang Ed > 1 disebut elastis Ed < 1 disebut in elastis Ed = 1 disebut unitary elastis Ed = 0 disebut in elastis sempurna Ed = disebut elastis sempurna

Ed =

Untuk download artikel. Kunjungi http://jurnalskripsi07.blogspot.com/

Diagram grafik elastisitas 1.

Ed > 1 disebut elastis


P = Harga Barang

P1 P2

Q = Jumlah Barang

Q1

Q2

Grafik di atas menunjukkan Elastisitas > 1 disebut Elastis yang artinya besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga. Ini bisa terjadi pada permintaan akan pakan ternak. Dimana jumlah pakan yang diminta akan dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga. 2.

Ed < 1 disebut in elastis


P = Harga Barang

P1

P2

Q = Jumlah Barang

Q1 Q2

10

Untuk download artikel. Kunjungi http://jurnalskripsi07.blogspot.com/

Dari grafik di atas menunjukkan elastisitas < 1 disebut in elastic yang artinya pengaruh besar kecilnya harga terhadap jumlah permintaan tidak terlalu besar. Permintaan ini mungkin saja bias terjadi pada pakan, dimana besar

kecilnya harga pakan tidak berpengaruh terhadap permintaan. 3.

Ed = 1 disebut unitary elastis


P = Harga Barang

P1 P2

Q = Jumlah Barang

Q1 Q2

Grafik di atas menunjukkan elastisitas = 1 disebut unitary elastic yang artinya pengaruh besar kecilnya harga sama dengan besarnya permintaan. Permintaan ini mungkin bias terjadi pada pakan. 4.

Ed = 0 disebut in elastis sempurna


P = Harga Barang

Q = Jumlah Barang

10

11

Untuk download artikel. Kunjungi http://jurnalskripsi07.blogspot.com/

Grafik di atas menunjukkan elastisitas = 0 disebut elastic sempurna artinya besar kecilnya permintaan jumlah barang tidak sama sekali mempengaruhi harga barang (berapapun permintaan tidak akan mempengaruhi harga). seperti ini sangat jarang terjadi. 5 Elastisitas

Ed = disebut elastis sempurna


P = Harga Barang

Q = Jumlah Barang

11

Grafik di atas menunjukkan Elastisitas sempurna artinya besar kecilnya harga tidak mempengaruhi permintaan (Berapapun harga tidak mempengaruhi permintaan). Elastisitas seperti ini sangat jarang. Faktor-faktor yang mempengaruhi Elastisitas Permintaan suatu barang 1. Tingkat kemudahan barang tersebut digantikan oleh barang lain 2. Besarnya proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu barang 3. Jangka waktu analisis perubahan-perubahan yang terjadi dipasar 4. Jenis barang yang dibutuhkan (barang pokok, barang mewah atau normal)

12

Untuk download artikel. Kunjungi http://jurnalskripsi07.blogspot.com/

Contoh Nilai Elastisitas untuk pakan ayam ras petelur yang dikutip dari Perkembangan Industri Pakan Ternak Di Indonesia bulan Mei tahun 2009 di kota Jawa Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Jumlah produksi mula-mulanya 8,4 ton menjadi 7,7 ton Harga mula-mula Rp. 2700 menjadi Rp.3300 Nilai Elastisitasnya Q2-Q1 Q1 ------------------P2-P1 P1 7700-8400 770 ------------------3300-2700 3300 - 0,09 ---------------0,18 - 0,50

Ed =

Ed =

Ed =

Dari nilai di atas maka dapat diketahui bahwa nilai elastisitasnya lebih kecil dari 1 yang disebut in elastis. Artinya setiap terjadinya peningkatan harga pakan ternak ayam ras petelur sebesar Rp. 50,-, permintaan pakan ternak akan menurun sebesar 100 kg, begitu pula sebaliknya.

13

Untuk download artikel. Kunjungi http://jurnalskripsi07.blogspot.com/

PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan dari pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Elastisitas harga terhadap pakan adalah : a. Elastisitas > 1 yang disebut Elastis b. Elastisitas < 1 yang disebut Inelstis c. Elastisitas = 1 yang disebut unitary elastic d. Elastisitas = 0 yang disebut elastis sempurna (sangat jarang terjadi). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pakan ayam petelur a. Harga b. Jumlah Ternak yang dipelihara c. Tingkat Umur. Dimana diketahui bahwa dalam pemeliharaan ayam

petelur memiliki 3 fase yaitu Starter, grower, dan Layer. Dan kebutuhan akan pakan akan berubah pula sepanjang pertambahan umur. Saran Bagi perusahaan pakan ternak sebelum meproduksi pakan harus memperhatikan respon perubahan jumlah permintaan akibat perubahan harga pakan ternak. permintaan pakan. Sesuai dengan nilai elastisitas perubahan harga terhadap

14

Untuk download artikel. Kunjungi http://jurnalskripsi07.blogspot.com/

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1998. Beternak Ayam Pedaging. Agromedia Pustaka. Jakarta. Anonim. 2007. Aspek Penting dalam Peraturan Pakan Ternak. http://www.poultryindonesia.com/. Diakses Tanggal 18 September 2009
______.

Permintaan Bibit Ayam Petelur Turun. http://www.poultryindonesia.com/. Diakses Tanggal 18 September 2009
2008.

---------.2009. Perkembangan Industri Pakan Ternak http:/industry.com. Diakses tanggal 05-Oktober-2009.

Di

Indonesia.

______. 2009. Permintaan Terus Berkotek Pakan Unggas dan DOC. http:/proweb.com. Diakses tanggal 05-Oktober 2009. _____. 2009. Elastisitas Permintaan.http:/www.Wikipedia.htm. Diakses tanggal 05-Oktober 2009. Febriyanti. 2003. Analisis Perilaku Konsumen Pakan Unggas di Prop. Lampung: Studi Kasus Kab. Lampung Timur dan Kab. Lampung Selatan/ -- 2003. Diakses Tanggal 18 September 2009 Hanafiah dan Saefuddin.2003. Tata Niaga Hasil Perikanan. Indonesia. Jakarta. Universitas

15

You might also like