You are on page 1of 22

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR : 23 Tahun 2012 TANGGAL : 24 September 2012 PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA DESA TAHUN ANGGARAN 2013 I. SINKRONISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DESA

Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2016, visi Kabupaten Grobogan 2011-2016 dalam pencapaian tujuan pembangunan Daerah yaitu terwujudnya Kabupaten Grobogan sebagai daerah industri dan perdagangan yang berbasis pertanian, untuk mencapai masyarakat yang sehat, cerdas dan lebih sejahtera. Terkait dengan agenda pembangunan Daerah, berbagai isu terkini berkembang yang dijadikan pertimbangan dalam Fase Peningkatan Kualitas Pelayanan publik (Tahun 20112013), sehingga pada tahap ini diarahkan untuk terwujudnya percepatan kesejahteraan Masyarakat Grobogan diantaranya melalui Reformasi Birokrasi, Peningkatan Jalan Potensial Ekonomi, Peningkatan Potensi ekonomi Lokal, Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan, Peningkatan Pendidikan terjangkau Sampai Tingkat SLTA, Peningkatan Pembangunan Infrastruktur khusunya Kepentinagan Umum, Peningkatan Penyediaan Distribusi Barang dan Jasa, Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya alam, Peningkatan Promosi Untuk menarik Investor di bidang Industri dan Perdagangan yang terkait dengan industri pertanian, Mempermudah Perijinan dan memfasilitasi bagi investor yang bergerak di bidang industri dan perdagangan yang terkait dengan produksi pertanian dalam arti luas. Mengingat terbatasnya sumberdaya anggaran yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Grobogan, tidak semua bidang maupun urusan diberi porsi anggaran yang sama. Dengan mempertimbangkan isu-isu nasional yang saat ini sedang aktual, masalah dan tantangan di tingkat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 serta kondisi dan masalah yang sedang berkembang di wilayah Kabupaten Grobogan, maka prioritas pembangunan di Kabupaten Grobogan pada tahun 2013 di arahkan untuk meningkatkan dan mengembangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Percepatan penanggulangan kemiskinan Prioritas pembangunan ini meliputi aspek-aspek antara lain : a. Program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga dan penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat; b. meningkatkan berbagai jenis ketrampilan bagi penduduk miskin; c. meningkatkan pelatihan manajemen kelompok bagi pengembangan UKP (Usaha Kelompok Produktif) bagi kelompok penduduk miskin; dan d. meningkatkan pemanfaatan teknologi tepat guna oleh masyarakat miskin, sehingga akan dapat meningkatkan ketrampilannya dan sumber penghidupannya (pendapatannya). 2. Penyediaan sarana dan prasarana umum daerah Prioritas pembangunan ini meliputi aspek-aspek antara lain: a. meningkatkan kualitas jalan-jalan kabupaten dan pemeliharaan prasarana keciptakaryaan; b. meningkatkan kualitas jembatan kabupaten;
Hal 1 dari 22

sarana dan

c. melakukan normalisasi sungai-sungai alam yang mengalami kedangkalan pengelolaan air baku;

dan

d. mengembangkan irigasi pedesaan dan konservasi sumberdaya air dan energi alternatif; dan e. mengembangkan penyediaan air bersih berbasis masyarakat melalui program AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan) dan PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat). 3. Perluasan lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran Prioritas pembangunan ini meliputi aspek-aspek antara lain: a. meningkatkan layanan informasi pasar kerja (IPK); b. meningkatkan kualitas dan produktifitas tenaga kerja; c. meningkatkan perlindungan terhadap tenaga kerja; d. meningkatkan ketersediaan data dan informasi ketenagakerjaan; e. pelatihan kewirausahaan bagi penganggur dan putus sekolah; f. perluasan jaringan kerjasama penempatan tenaga kerja; g. sosialisasi syarat-syarat kerja; dan h. pelatihan manajemen kelompok bagi UKP (Usaha Kelompok Produktif) bagi pemuda putus sekolah. 4. Pembangunan di bidang ekonomi. Prioritas pembangunan di bidang ini meliputi aspek-aspek antara lain: 1) Pembangunan bidang koperasi dan UKM diantaranya : a. meningkatkan daya saing usaha koperasi dan peningkatan kelembagaan koperasi dan akses koperasi dan UKM terhadap pembiayaan dan permodalan serta pemasaran; dan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap koperasi dan kemitraan antar koperasi dan UKM maupun dengan badan usaha lainnya.

b.

2) Pembangunan bidang perindustrian, antara lain sebagai berikut: a. b. c. d. meningkatkan kinerja Industri Kecil Menengah (IKM); meningkatkan jaringan kerja sama antara IKM dan swasta; mengembangkan sentra-sentra industri potensial daerah, dan mengembangkan usaha yang berkaitan dengan kompetensi inti industri daerah.

3) Pembangunan bidang lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, antara lain sebagai berikut: a. b. c. meningkatkan kelestarian lingkungan hidup dan konservasi sumber daya alam; mewujudkan kondisi wilayah Kabupaten Grobogan yang lebih hijau (dominasi vegetasi) dan tersedianya sumber daya air yang lebih baik; mengoptimalkan upaya reklamasi lahan pasca penambangan sesuai dengan rekomendasi teknis dan vegetasi yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;dan

Hal 2 dari 22

d.

mengendalikan usaha pertambangan rakyat yang memiliki ijin usaha/ legal.

4) Pembangunan bidang pariwisata, antara lain sebagai berikut : a. b. c. d. e. mengoptimalkan pengelolaan potensi pariwisata daerah; meningkatkan daya tarik potensi pariwisata daerah; meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di bidang pariwisata; mengoptimalkan kegiatan promosi pariwisata daerah; dan meningkatkan kualitas dan kuantitas pemandu wisata daerah.

5) Pembangunan bidang perhubungan, antara lain sebagai berikut: a. b. c. d. meningkatkan kesadaran dan kepatuhan para pemakai jalan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang lalu lintas jalan; mengoptimalkan pemasangan rambu-rambu jalan yang terpasang di jalanjalan utama; meningkatkan penegakan disiplin tertib berlalu lintas;dan meningkatkan penumpang. kualitas pelayanan angkutan umum terhadap para

6) Pembangunan bidang pertanian dan perkebunan antara lain sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana produksi tanaman pangan, hortikultura dan pertanian dalam arti luas; menumbuhkembangkan kelembagaan petani; meningkatkan aksesibilitas petani pada sumber teknologi, permodalan dan pemasaran; mengendalikan serangan hama dan penyakit, sehingga tidak merugikan petani; dan Mengembangkan pupuk organik dan perluasan pemanfaatan bagi usaha tani. pertanian

meningkatkan asopsi teknologi di bidang pertanian dan perkebunan;

7) Pembangunan bidang perikanan, antara lain sebagai berikut : a. b. c. d. e. meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani ikan; meningkatkan produksi ikan di Kabupaten Grobogan; menanggulangi ancaman hama dan penyakit perikanan; mengembangkan industri rumah tangga pengolahan ikan sebagai komoditas ekonomi yang dapat meningkatkan pendapat keluarga;dan meningkatkan industri kecil dan rumah tangga yang menggunakan bahan baku hasil pertanian, petenakan dan perikanan.

8) Pembangunan bidang kehutanan, antara lain sebagai berikut: a. b. c. d. meningkatkan kelembagaan dalam pembangunan kehutanan rakyat; pengembangan kawasan agropolitan kehutanan; meningkatkan sentra-sentra produksi kehutanan; dan meningkatkan teknologi tepat guna di lingkungan kehutanan.

Hal 3 dari 22

9) Pembangunan bidang penanaman modal, antara lain sebagai berikut: a. b. c. d. meningkatkan daya tarik investasi di Kabupaten Grobogan; mengoptimalkan kegiatan promosi investasi dalam rangka menawarkan produk-produk unggulan, andalan dan potensial; meningkatkan penyediaan data dan informasi potensi investasi;dan mengembangkan BUMD yang bersifat Badan Layanan Umum (BLU) guna mendinamisasi masyarakat.

10) Prioritas pembangunan bidang perdagangan, antara lain berikut: a. b. c. d. meningkatkan kelancaran sistem distribusi barang dan jasa kebutuhan dasar masyarakat; mengoptimalkan penyebaran informasi pasar kepada masyarakat; mengembangkan promosi produk unggulan daerah melalui pasar lelang; dan meningkatkan pengaturan dan pembinaan serta penyediaan tempat usaha bagi PKL sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pembangunan di bidang pendidikan antara lain meliputi: a. b. c. menuntaskan dan memantau tindak lanjut wajar 9 tahun; peningkatan Pendidikan Anak Usia Dini; memperluas dan meratakan kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas di tingkat menengah, peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan; memberdayakan lembaga pendidikan, baik formal maupun informal dalam pembentukan kualitas SDM berwawasan IPTEK dan IMTAQ; meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan, meningkatkan kinerja, akuntabilitas, transparansi, efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan;dan peningkatan prasarana olah raga dan Peningkatan Pembinaan Pemuda dan Keolahragaan.

d. e. f. g.

6. Memantapkan pembangunan di bidang kesehatan antara lain yaitu : a. b. c. d. e. f. g. h. i. menjamin ketersediaan dan keterjangkauan obat serta perbekalan kesehatan untuk masyarakat; memberdayakan masyarakat untuk menumbuhkan perilaku hidup sehat; meningkatkan sarana prasarana pelayanan kesehatan masyarakat sampaim pada tingkat polindes; meningkatkan status gizi keluarga dan masyarakat; meningkatkan pelayanan kesehatan untuk pasien miskin; meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat; meningkatkan penanganan wabah penyakit menular; mengembangkan pengendalian faktor resiko (PFR);dan meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas.

7. Penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien sesuai dengan prinsip good governance antara lain sebagai berikut:

Hal 4 dari 22

a. b. c. d. e.

meningkatkan kesadaran hukum, mewujudkan supremasi hukum dan HAM baik di masyarakat maupun di aparatur pemerintah; meningkatkan tingkat partisipasi politik masyarakat; mengoptimalkan dan menindaklanjuti penanganan aduan masyarakat yang di dukung data yang benar dan bertanggung jawab; Peningkatan optimalisasi penggunaan teknologi informasi untuk mewujudkan pemerintahan yang efektif dan efisien; dan meningkatkan optimalisasi segenap potensi dan sumberdaya yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan umum masyarakat dan mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance).

Sejalan dengan upaya pencapaian sasaran prioritas pembangunan daerah, dalam menyusun rancangan APBDesa, pemerintah Desa harus mendukung tercapainya sasaran utama dan prioritas pembangunan daerah sesuai dengan potensi dan kondisi masingmasing desa, mengingat keberhasilan pencapaian sasaran utama dan prioritas pembangunan daerah sangat tergantung pada sinkronisasi kebijakan antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Desa yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa). Penyusunan rancangan APBDesa dimaksud dilakukan melalui sinkronisasi capaian sasaran dan target kinerja antara program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam RKPDesa Tahun 2013 dengan program dan kegiatan dalam RKPD Kabupaten Tahun 2013, dengan memperhatikan prioritas pembangunan desa dan kemampuan keuangan desa. Prioritas kegiatan Pemerintah Kabupaten yang perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah desa antara lain sebagai berikut :
No 1 Prioritas Kegiatan SKPD Pendataan dan Penyusunan Profil Desa Kegiatan TMMD Lokasi (desa) 228 Desa/Kel Bentuk Dukungan Pemdes Anggaran dari Kegiatan APBDesa Pendataan dan Entri Insentif bagi Peugas Data potensi dan Sesuai Kemampuan tingkat keuangan Desa perkembangan Desa Pendampingan Sesuai Kemampuan Kegiatan TMMD Keuangan Desa serta kesesuaian program TMMD dengan Prioritan di desa Keterangan Bapermas Kab. Grobogan

2.

3.

Kegiatan Panca Bina

4. 5.

Pemahaman Isue Strategis Gender Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Gender Gerakan sayang Ibu dan Bayi

12 Desa : Ngambakrejo, Papanrejo, Tlogomulyo, Sumberagung, Kramat, Kandangrejo, Kronggen, Karanganyar_Geyer, Kenteng, Tambakselo, Jambon, Kejawan 280 Desa/Kel (BKB, BKR, BKL, BLK, BEK) tiap desa terdapat 2 kelompok Desa Se Kabupaten Grobogan Desa Genengsari dan Bandungharjo Kec. Toroh

Bantuan Operasional untuk MasingMasing Kelompok

Sesuai kemampuan desa

BP3A-KB

6.

Seluruh Desa di Kec. Purwodadi

Soasialisasi kepada KK, Toga dan Tomas Mengumpulkan Kelompok Usaha di Pedesaan Menyiapkan lokasi P2MBG Mengumpulkan Kelompok Usaha di Pedesaan Menyiapkan lokasi P2MBG

Sesuai kemampuan desa Sesuai kemampuan desa

Sesuai kemampuan desa

Hal 5 dari 22

No 7.

Prioritas Kegiatan SKPD Pencanangan Kecamatan, Desa/Kelurahan Layak Anak

Lokasi (desa) Desa Putat, Boloh, Wolo, Jatilor, Tanjungrejo, Ledokdawan,

Bentuk Dukungan Pemdes Anggaran dari Kegiatan APBDesa 1. Pengadaan Rp. 5.000.000,Sarana Alat Permainan Usia 0-12 Tahun 2. Pengadaan Sarana Alat Oleh Raga usia 12 s/d 18 Tahun 3. Kelengkapan Sudut Baca 1. Penyusunan Kebijakan regulasi(Perdes/ Keputusan Kades) 2. Revitalisasi Kepengurusan FKD 3. Penunjang Kegiatan FKD 4. Survey PHBS 1. Kebijakan Regulasi (Perdes/Kept. Kades) 2. Revitalisasi Posyandu dll. Operasional Musyawarah Mayarakat Desa (MMD) untuk Pengurus FKD dan perwakilan Masyarakat/ bulan

Keterangan

8.

Pengembangan Desa Siaga

280 Desa/Kel

Dinas Kesehatan

9.

Pengembangan UKBM (Posyandu,

280 Desa/Kel

Kerjasama PKK

Poskestren, Ambulan Desa, Bank Darah Hidup)

3. Insentif Kader

10.

STBM

11.

PSN DBD

273 132 ODF 21 Des 120 Desa/Kel 5 Desa /Kec 9 diluar MoU dengan PLAN Indonesia 280 Desa/Kel

4. Sarana dan Prasarana Posyandu Pokja STBM Desa, Sosialisasi, Monitoring, Operasional FD dan Evaluasi Insentif bagi FD STBM PSN (Pemeriksaan Jentik dan Abatesasi oleh Kader) RVS (Penemuan Kasus Oleh Kader) Operasional Kader a. Bantuan Biaya dan Pendampingan Biaya Perawatan. b. Pembelian Bahan Makanan untuk PMT Balita Gizi Buruk.

Sesuai Kemampuan Keuangan Desa

Sesuai Kemampuan Keuangan Desa Sesuai Kemampuan Keuangan Desa Posyandu Sesuai Kemampuan Keuangan Desa

12. 13. 14.

RVS TB Kusta Pelaksanaan Imunisasi a. Perawatan Gizi Buruk Non Kuota Jamkesmas/Jam kesda b. PMT Balita Gibur Pasca Perawatan (90HMA)

280 Desa/Kel 280 Desa/Kel Desa RejosariGrobogan, Mangunrejo Sugihmanik, Taruman, Kronggen, Gabus, Kropak, Tlogomulyo, Kebonagung, Tegowanu Kulon, Kuripan, Ngembak serta Kalimaro 280 Desa/Kel (1623 Posyandu) 280 Desa/Kel

16.

PMT Balita di Posyandu Pembentukan Posyandu Lansia

Penganggaran PMT dari Desa Pengadaan Buku Pemantauan Kesehatan Pra Lansia dan Lansia PMT untuk Posyandu lansia

Koordinasi dengan Kader PKK Anggaran sesuai jumlah lansia koordinasikan dengan Puskesmas

17.

Hal 6 dari 22

No 18. 19.

Prioritas Kegiatan SKPD PKPR Kesehatan ibu dan Anak

Lokasi (desa) 280 Desa/Kel 280 Desa/Kel

Bentuk Dukungan Pemdes Anggaran dari Kegiatan APBDesa Sesuai Kemampuan Mengirim peserta Keuangan Desa Pendampingan Kelas Ibu Hamil (10 Peserta) Kelas Ibu Balita (10 Peserta) Sosialisasi tentang Prosedur Pelayanan terhadap program Jamkesmas dan Jamkesda - Pemanfaatan lahan dibawah tegakan dengan sistem agroforesty (wana tani) - Pembinaan Mengenai Peningkatan Usaha Ekonomi Produktif - Penambahan tegakan di turus jalan - Perluasan dampak kegiatan pengembangan tanaman di bawah kegiatan - Pembuatan Koperasi Mandiri - Sosialisasi dan Pembinaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat - Penguatan Kelembagaan Tingkat Desa (Forkom) - Pembentukan Kelompok Usaha Produktif - Kebijakan Penanaman Pohon bagi warga - Turus Jalan - Pembuatan DAM Penahan - Pembinaan Kelompok Tani Hutan. - Menyiapkan Lokasi, dan Mengumpulkan Peserta Sosialisai - Mengumpulkan ternak - Operasional Petugas - Pembinaan dan Sosialisasi Sesuai Kemampuan Keuangan Desa

Keterangan Dinas Kesehatan

20.

Pelayanan Jamkesda dan Penduduk Miskin Tingkat Lanjut Aneka Usaha Kehutanan

280 Desa/Kel

Sesuai Kemampuan Keuangan Desa

21.

Kec. Kradenan, Kedungjati, Tanggungharjo, Karangrayung, Geyer

Sesuai Kemampuan Keuangan Desa

Dinas Kehutanan dan Perkebunan

22.

Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)

Kec. Tawangharjo, Ngaringan, Tanggungharjo, Kradenan, Geyer, Toroh, Pulokulon, Kedungjati, Gabus, Karangrayung

Sesuai Kemampuan Keuangan Desa

23.

Pengembangan Hutan Produksi Cadangan Pangan (PHPCP)

Ds. Gedangan, Dokoro, dan Tambakselo Kec. Wirosari

Sesuai Kemampuan Keuangan Desa

24.

Rehabilitasi Hutan dan lahan

Desa Pilangpayung, Sulursari, Bandungharjo, Kedungrejo

Biaya Pemeliharaan (Nov Des) dan aturan bagi hasil

25.

Pemeliharaan Kesehatan dan pencegahan Penyakit Menular Ternak, Flu Burung.

Se Kab. Grobogan

Sesuai kemampuan Keuangan desa

Dinas Peternakan dan Perikanan

26.

37.

Pembinaan dan pelatihan Kelompok Tani ternak dan pembudiaya ikan Penebaran Ikan di Perairan Umum

Se Kab. Grobogan

Sesuai kemampuan Keuangan desa

Se Kab. Grobogan

- Sosialisasi dan Pengawasan

Sesuai kemampuan Keuangan desa

Hal 7 dari 22

No 28.

Prioritas Kegiatan SKPD Pengelolaan Terminal Sulursari (Perluasan terminal)

Lokasi (desa) Ds. Sulursari -

29.

Pengamanan Perlintasan Sebidang

Desa mangunsari dan Pojok _Pulokulon @2 titik, Ledokdawan , Monggot, Kenteng, Tunggak, Katong, Banjarsari, Kedungjati dan Tuko @ 1titik. Ds. Pulorejo, Putat, Ngraji, Sembungharjo, Godan, Selo, Kalisari, Pakis, Geyer, Gubug, Tegowanukulon, Mrisi, Kaliwenang, Tanggungharjo, Kapung, Sugihmanik, Manggarmas Kec. Grobogan, Brati, Klambu dan Tanggungharjo Se Kab. Grobogan

30.

Penguatan Kelembagaan Sentra Batik

Bentuk Dukungan Pemdes Anggaran dari Kegiatan APBDesa Pemeliharaan 30% pendapatan Peninjauan terminal untuk desa Kembali Kerjasama pemanfaatan Tanah Kas Desa Sulursari Peningkatan Kerjasama Dishub, Pengamanan Desa dan PT KAI Perlintasan Sebidang Menugaskan Hansip Desa untuk Pengamanan Menganggarkan Operasional Petugas 1. Sesuai Kondisi Pembentukan Desa masingBUMDes/Pemberd Masingayaan Ekonomi 2. Rp.15.000.000,Pedesaan Pembinaan Kelompok dengan memberikan bantuan stimulan.

Keterangan Dishubinfokom

Disperindagtam ben

31.

32.

33.

34.

Sosialisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Pengawasan , pengendalaian dan reklamasi lahan pasca tambang Inventarisasi Tenaga Listrik Non PLN Fasilitasi Bantuan Pemerintah

- Mengumpulkan Warga Penambang yang berijin/yang belum - Intruksi dan Sosialisasi Kepada Penambang - Penyajian Data listrik Non PLN - Pemetaan Dusun dan KK yang belum berlistrik - Pendataan dan dikirim ke Disperindag - Penyajian data bagi pengguna air

Sesuai Kebutuhan

Sesuai Kebutuhan

Se Kab. Grobogan

Sesuai Kemampuan Keuangan Desa Sesuai Kemampuan Keuangan Desa

Disperindagtam ben

Ds. Tambakselo dan Keyongan

35.

36.

Pengawasan dan pengendalian Pemanfaatan air tanah Inventarisasi Potensi Bio Gas Fasilitasi Pengurusan Sertifikat Hak Atas tanah Bagi UMK Normalisasi Sungai/Kali

Se Kab Grobogan

Sesuai Kebutuhan Warga

Se Kab Grobogan

37.

Ds. Banjarsari, Crewek, Grabagan, Pendem Simo, Watupawon, KB15_ Gubug, Kliteh dan renggong_Tegowan u, KB 15 Cangkring, Kejawan, KB 15 Kedungwaru_Tunju ng-harjo, Waru_Brati

- Penyadian Data pemilik ternak sapi dan Kerbau - Fasilitasi

Sesuai Kebutuhan Warga Sesuai Kemampuan Keuangan Desa Dinas Koperasi, UMKM

38.

- Sosialisasi

Sesuai Kemampuan Keuangan Desa

Dinas Pengairan

Hal 8 dari 22

No 39.

Prioritas Kegiatan SKPD Pembuatan Embung di Desa

Lokasi (desa) Grabagan, Banjardowo, Sembungharjo, Jetaksari, Kalipang, Dokoro, Gedangan, tambahrejo, Kalirejo, Tunggak, Karanganyar_geyer Pakis, Waduk suko_Karangasem, Klampis_Mlowokara ngtalun Kalidoro_Jetak-sari, Logender_tuko, Pandanharum, Gabus, Sendangsuro_Band ungsari, Tirto_Wirosari, Tawangharjo, Jono, Karang-sono, Kenteng Kanusan_Panungga lan, Banyuasin_tungu dan Latak, Ngrojo dan Ngalban_Sambung, Werdoyo, Guyangan, Karanggeneng, Manggarwetan, Penawangan, Curut, Winong, Temurejo, Rawoh, Tambakan, Pepe, Tunjungharjo, Ngambakrejo, Kapung, Terkesi, Putatsari, Tannngugharjo dan teguhan.

Bentuk Dukungan Pemdes Anggaran dari Kegiatan APBDesa Sesuai Kemampuan - Sosialisasi Keuangan Desa

Keterangan

40 41 42

Pembangunan Jaringan Irigasi Penyudetan Kali Perbaikan Longsoran Tebing Kali

- Sosialisasi - Sosialisasi - Sosialisasi

Sesuai Kemampuan Keuangan Desa Sesuai Kemampuan Keuangan Desa Sesuai Kemampuan Keuangan Desa

43

Normalisasi Avour Kali

- Sosialisasi

Sesuai Kemampuan Keuangan Desa

Dinas Pengairan

II. PRINSIP PENYUSUNAN APBDesa Penyusunan APBDesa Tahun Anggaran 2013 harus didasarkan prinsip sebagai berikut : 1. sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan Pemerintahan Desa; 2. tepat waktu sesuai tahapan dan jadwal; 3. transparan, dimana memudahkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang APBDesa; 4. melibatkan partisipasi masyarakat; 5. memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan; 6. tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan yang lebih tinggi. III. KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBDesa Kebijakan yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Desa dalam penyusunan APBDesa Tahun Anggaran 2013 terkait dengan pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan desa, adalah sebagai berikut:

Hal 9 dari 22

1. Pendapatan Desa Pendapatan desa merupakan perkiraan minimal mengenai penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam satu tahun anggaran. Rencana pendapatan desa yang akan dituangkan dalam APBDesa merupakan perkiraan yang terukur, rasional, serta memiliki kepastian dasar hukum penerimaannya. a. Pendapatan Asli Desa (PADesa) (1.1) Untuk penganggaran pendapatan desa yang bersumber dari PADesa dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2013, memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 dan realisasi penerimaan PADesa tahun sebelumnya, serta ketentuan peraturan perundang-undangan terkait khususnya dalam pelaksanaan dan penentuan harga sewa tanah kas desa; 2) Dalam upaya pengelolaan dan peningkatan PADesa pada umumnya, agar tidak menetapkan kebijakan yang memberatkan masyarakat; 3) Penerimaan desa dari sewa tanah kas desa, tanah bengkok Kades dan Perangkat Desa agar mencantumkan luasan bengkok, persil/lokasi dan perkiraan nilai harga jual secara keseluruhan; 4) Dalam rangka pengawasan terhadap sumber-sumber pendapatan Desa, maka sebelum dilaksanakan sewa/lelang tahunan terhadap tanah kas desa/tanah prancangan, Kades terlebih dahulu meminta persetujuan kepada BPD terhadap lokasi, harga dasar sewa/lelang tanah Kas Desa yang akan disewakan. Selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Kades tentang lelang tanah Kas Desa yang memuat mekanisme lelang, panitia lelang, jumlah persil, ukuran dan lokasi dengan memperhatikan Peraturan Bupati Grobogan Nomor 3 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 5 tahun 2009 tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa berserta petunjuk teknisnya; 5) Pada saat penyewaan/lelang tanah prancangan dan sisa tanah bengkok Kepala Desa dan perangkat desa / tanah kusutan harus mengikutsertakan petugas dari BPR BKK Cabang Kecamatan masing-masing sebagai penerima setoran seluruh uang hasil lelang ke dalam Rekening Desa, selanjutnya berita acara pelaksanaan lelang harus dikirimkan kepada Bupati lewat Camat paling lambat 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan sewa/lelang; 6) Rekening Desa sebagaimana dimaksud Angka 6 atas nama Pemerintah Desa dan nomor rekening tidak dapat diubah kecuali alasan teknis perbankan; 7) Tanah kas desa yang digunakan untuk memberikan tanda penghargaan bagi mantan Kepala Desa dan mantan Perangkat Desa juga merupakan sumber pendapatan desa, oleh karena itu estimasi terhadap pendapatan dan harga tanda penghargaan diuraikan dan dicatat dalam lain-lain kekayaan desa; 8) Swadaya masyarakat yang berupa uang dan dilaksanakan melalui rekening desa dicatat sebagai pendapatan asli desa. Yang dimaksud swadaya masyarakat adalah kegiatan/pembangunan untuk kepentingan masyarakat yang berdasarkan tenaga/kekuatan masyarakat secara keseluruhan. 9) Partisipasi masyarakat yang berupa uang dan dilaksanakan melalui rekening desa dicatat sebagai pendapatan asli desa. Yang dimaksud pertisipasi masyarakat kegiatan/pembangunan untuk kepentingan masyarakat yang sebagian biayanya berasal dari masyarakat.

Hal 10 dari 22

10) Penetapan besaran tarif dalam peraturan desa tentang pungutan Pasar Desa / Kios Desa, obyek rekreasi / wisata Desa, pemandian umum Desa, hutan Desa, tempat pemancingan milik Desa dan Kekayaan Desa lainnya serta Peraturan Desa tentang pendapatan desa lainnya agar disesuaikan dengan jasa pelayanan yang diberikan, serta memperhatikan ekonomi dan kemampuan masyarakat; 11) Pemerintah Desa agar secara konsisten tidak melaksanakan pemungutan yang melanggar ketentuan. b. Dana Bagi Hasil Pajak dan Retribusi (1.2) Untuk penganggaran pendapatan yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak dan Retribusi dalam APBDesa Tahun Anggaran 2013, mengingat proses penyusunan APBDesa sudah dimulai sejak bulan Oktober 2012 sedangkan penetapan dana Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Tahun Anggaran 2012 direncanakan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan tentang APBD Kabupaten Grobogan pada akhir bulan Desember 2012, maka pencantuman bagi Hasil Pajak dan retribusi dalam penyusunan APBDesa Tahun Anggaran 2013 didasarkan pada alokasi Tahun Anggaran 2012. c. Dana Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Derah untuk Desa yang merupakan Alokasi Dana Desa (ADD) (1.3) 1) Untuk penganggaran pendapatan yang bersumber dari dana perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Derah untuk Desa (ADD) dalam APBDesa Tahun Anggaran 2013, mengingat proses penyusunan APBDesa sudah dimulai sejak bulan Oktober 2012 sedangkan penetapan alokasi dana perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah untuk desa (Alokasi Dana Desa/ADD) Tahun Anggaran 2013 direncanakan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan tentang APBD Kabupaten Grobogan pada akhir bulan Desember 2012, maka pencantuman ADD dalam penyusunan APBDesa Tahun Anggaran 2013 didasarkan pada alokasi dana perimbangan Tahun Anggaran 2012; 2) Pengelolaan Alokasi Dana Desa merupakan satu kesatuan dengan pengelolaan keuangan desa. d. Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten (1.4) perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Bantuan keuangan dari pemerintah kabupaten kepada desa agar dianggarkan dengan ketentuan sebagai berikut : a) Bagi desa yang rata-rata penghasilan tetap Kades dan Perangkat Desa kurang dari Upah Minimum Regional/Kabupaten (UMR/K) sebagaimana keputusan Gubernur Jawa Tengah agar tetap menganggarkan Tambahan Penghasilan Tetap Kades dan Perangkat desa; b) Bagi 230 desa yang akan melaksanakan pengisian Kepala Desa di tahun 2013 agar mencantumkan bantuan pengisian Kepala Desa; c) Semua desa agar mencantumkan bantuan perjalanan dinas BPD dan bantuan operasional untuk RT/RW; dan/atau d) Bagi desa yang pendapatan Asli Desa yang berasal dari sewa tanah prancangan kurang mencukupi untuk penyelenggaraan pemerintahan desa agar mencantumkan Bantuan Desa Kurang Hasil. Bantuan tersebut digunakan untuk menganggarkan belanja barang dan jasa selain perjalanan dinas dan belanja modal lain-lain yang berupa pembelian peralatan dan/atau perlengkapan kantor.

Hal 11 dari 22

e. Penetapan target penerimaan hibah (1.5) yang bersumber dari pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten maupun dari badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri/luar negeri, kelompok masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi sumbangan, dianggarkan dalam APBDesa. f. Penetapan target sumbangan pihak ketiga yang bersumber dari pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten maupun dari badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri/luar negeri, kelompok masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi sumbangan, dianggarkan dalam APBDesa. 2. Belanja Desa Belanja desa merupakan perkiraan maksimal pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam satu tahun anggaran. Belanja desa disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan, oleh karena itu dalam penyusunan APBDesa Tahun Anggaran 2013 agar Pemerintah Desa berupaya menetapkan target capaian. Dalam penyusunan rencana rincian belanja desa tidak diperbolehkan bertentangan dengan standarisasi kegiatan dan honorarium, biaya pemeliharaan dan standarisasi pengadaan barang/jasa kebutuhan Pemerintah Kabupaten Grobogan yang ditetapkan oleh Bupati. Selain itu diupayakan agar Belanja Langsung mendapat porsi alokasi yang seimbang dengan Belanja Tidak Langsung dengan tetap memperhatikan prioritas kegiatan di desa, dan Belanja Modal mendapat porsi alokasi yang lebih besar dari Belanja Pegawai atau Belanja Barang dan Jasa. a. Belanja Langsung (2.1). Berkaitan dengan penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan pemerintah desa Tahun Anggaran 2013, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Dalam merencanakan alokasi belanja untuk setiap kegiatan harus dilakukan analisis kewajaran biaya yang dikaitkan dengan output yang dihasilkan dari satu kegiatan. Oleh karena itu, untuk menghindari adanya pemborosan, program dan kegiatan yang direncanakan didasarkan pada kebutuhan riil; 2) Terhadap kegiatan pembangunan yang bersifat fisik, proporsi belanja modal lebih besar dibanding dengan belanja pegawai atau belanja barang dan jasa; 3) Belanja Pegawai (2.1.1) Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran Desa, penganggaran honorarium bagi Kades, Perangkat Desa dan Non Perangkat Desa memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja kegiatan dimaksud. Berkaitan dengan hal tersebut, pemberian honorarium bagi Kades, Perangkat Desa dan Non Perangkat Desa dibatasi dan hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaan Kades, Perangkat Desa dan Non Perangkat Desa dalam kegiatan benar-benar memiliki peranan dan kontribusi nyata terhadap efektifitas pelaksanaan kegiatan dimaksud. Besaran honorarium bagi Kades, Perangkat Desa dan Non Perangkat Desa dalam kegiatan, termasuk honorarium narasumber/tenaga ahli dari luar instansi pelaksana kegiatan tetap memperhatikan standarisasi honorarium.

Hal 12 dari 22

a) Honorarium tim/panitia (2.1.1.1.1) Penganggaran honorarium tim/panitia digunakan untuk menganggarkan honorarium tim/panitia yang tidak melaksanakan belanja modal misalnya Tim Pelaksana dan/atau pengawas lelang, tim percepatan pungutan PBB, Tim penyusun APBDesa, panitia peringatan hari besar nasional dan lain-lain. Penganggaran honorarium supaya dibatasi frekuensinya sesuai dengan kewajaran beban tugas dan tetap memperhatikan asas kepatutan dan efesiensi anggaran. Dalam satu tahapan Sewa/Lelang honorarium Panitia Pelaksana dan pengawas Lelang/Sewa tanah Kas desa paling banyak 3 (tiga) bulan. b) Honorarium / Upah Bulanan (2.1.1.1.2) Penganggaran honorarium / Upah Bulanan digunakan untuk menganggarkan honorarium tim/panitia yang melaksanakan belanja modal dan Pengelola Keuangan Desa. Penganggaran honorarium supaya dibatasi frekuensinya sesuai dengan kewajaran beban tugas dan tetap memperhatikan asas kepatutan dan efesiensi anggaran. Penganggaran honorarium Non Kepala Desa dan Perangkat Desa hanya dapat disediakan bagi anggota Panitia/Tim yang benar-benar bekerja dan berperan serta memberikan kontribusi langsung dengan kelancaran pelaksanaan kegiatan di desa. Honorarium Pengelola Keuangan Desa paling tinggi disesuaikan dengan KPA(Kuasa Pengguna Anggaran) / PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) untuk PPKPKD, PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) untuk PTPKD, Bendahara untuk Bendahara Desa. c) Honorarium / Upah Harian (2.1.1.1.3) Penganggaran honorarium / Upah Harian digunakan untuk menganggarkan honorarium/Uang Sidang bagi tim/panitia/pengelola Keuangan Desa sebagaimana dimaksud huruf a) dan b) di atas dan Sidang-sidang BPD. Penganggaran honorarium sidang supaya dibatasi frekuensinya sesuai dengan kewajaran beban tugas dan tetap memperhatikan asas kepatutan dan efesiensi anggaran. d) Insentif Kepala Desa dan Perangkat Desa (2.1.1.2) Insentif Kades dan Perangkat Desa dipergunakan untuk menganggarkan insentif bagi pejabat yang melaksanakan tugas Pemerintah Desa diluar tugas pokok dan fungsinya berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang atau petugas yang membantu tugas-tugas Perangkat Desa, misalnya Penjabat(Pj.)Kepala Desa/Sekretaris Desa/Perangkat Desa, Petugas Pencatat data Kependudukan (PPDP), Petugas Entri Data Potensi dan Perkembangan Desa serta Monografi Desa, Petugas/Kader sanitasi desa / FD STBM, Petugas dan lain-lain. e) Insentif BPD (2.1.1.3) Penganggaran Insentif BPD bersumber dari PADesa serta agar dibatasi dan tetap memperhatikan asas kepatutan dan efesiensi anggaran, paling tinggi setara dengan PTPKD untuk Pimpinan BPD dan Pemegang Kas(bendahara) untuk Anggota. f) Insentif RT/RW (2.1.1.4) Penganggaran Insentif RT/RW bersumber dari PADesa serta agar dibatasi dan tetap memperhatikan asas efesiensi anggaran. 4) Belanja Barang dan Jasa (2.1.2) a) Belanja Bahan Material/barang pakai habis (2.1.2.1)

Hal 13 dari 22

Dalam menetapkan jumlah anggaran untuk belanja bahan material/barang pakai habis agar disesuaikan dengan kebutuhan riil dan dikurangi dengan sisa barang persediaan Tahun Anggaran 2012. Untuk menghitung kebutuhan riil disesuaikan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi, dengan mempertimbangkan jumlah pegawai dan volume pekerjaan; (1) Alat Tulis Kantor(ATK) (2.1.2.1.1) untuk menganggarkan kebutuhan alat tulis kantor. (2) Peralatan Kantor (2.1.2.1.2) untuk menganggarkan perawatan peralatan kantor seperti Komputer, Notebook, sound system, wireless dan lain-lain. Dalam merencanakan belanja pemeliharaan barang inventaris kantor disesuaikan dengan kondisi fisik barang yang akan dipelihara dan lebih diprioritaskan untuk mempertahankan kembali fungsi barang inventaris yang bersangkutan; Belanja pemeliharaan diperuntukkan agar standar pelayanan dan usia pakai sarana dan prasarana yang dioperasikan atau telah dibangun tetap dapat dioperasikan; (3) Perlengkapan Kantor (2.1.2.1.3) untuk menganggarkan perawatan perlengkapan kantor seperti, Kendaraan dinas, Meja, Kursi, Almari, Rak Arsip, Perlengkapan Kebersihan dan lain-lain. Penganggaran belanja pemeliharaan kendaraan dinas hanya disediakan bagi kendaraan dinas jabatan / operasional yang dimiliki; Belanja pemeliharaan dengan mempertimbangkan asas kepatutan dan kewajaran serta efisiensi dan efektifitas; (4) Belanja Barang Lain-lain (2.1.2.1.4) untuk menngangarkan pembelian barang-barang pakai habis selain ATK misalnya, Konsumsi (snack dan makan) Rapat, Jamuan Tamu dan lain-lain. Pengadaan barang lain-lain mengutamakan produksi dalam daerah (produk lokal) dan melibatkan usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis. b) Perjalanan Dinas (2.1.2.2) Perjalanan dinas dilaksanakan dari tempat kedudukan ke tempat yang dituju, melaksanakan tugas, dan kembali ke tempat kedudukan semula, Perjalanan Dinas dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip sebagai berikut: a. selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan; b. ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja; c. efisiensi penggunaan belanja negara; dan d. akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan Perjalanan Dinas dan pembebanan biaya Perjalanan Dinas. Biaya perjalanan Dinas untuk menganggarkan biaya Perjalanan Dinas yang terdiri dari uang harian (uang makan, tranpor lokal dan Uang Saku), uang transpor dan penginapan, bagi Kades, Perangkat Desa, BPD, Lembaga kemasyarakatan Ke Kecamatan, Kabupaten dan/atau luar kabupaten dari tempat kedudukan ke tempat tujuan hingga kembali ke kedudukan semula . Perjalanan dinas bagi aparat Pemerintah Desa hanya diperkenankan berupa perjalanan dinas luar desa; Penganggaran belanja perjalanan dinas, agar diperinci mengenai aparat Pemerintahan Desa yang melakukan perjalanan dinas dan jumlah perjalanan dinas dalam satu tahun; Perjalanan dinas yang diperuntukkan selain untuk aparat
Hal 14 dari 22

Pemerintahan desa hanya diberikan kepada pimpinan dan anggota lembaga/organisasi sosial/kemasyarakatan untuk membiayai kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan desa. Besar biaya perjalanan dinas Ke Kabupaten / Keluar Kabupaten menyesuaikan standarisasi yang ditetapkan oleh Bupati sedangkan besar Perjalanan dinas Ke Kecamatan paling tinggi 50 % dari besar biaya ke Kabupaten; c) Belanja Lain-lain (2.1.2.3) untuk menganggarkan pengadaan/penyediaan jasa pemerintah desa misalnya jasa penggandaan/fotocopy, jasa pembuatan RAB dan Gambar, pembayaran Rekening Listrik, Air maupun Telepon dan lain-lain. Bagi desa yang melaksanakan tukar guling sebelum tahun 2007 dalam rangka memberikan kepastian hukum terhadap status kepemilikan tanah desa agar menganggarkan biaya pensertifikatan tanah kas desa; Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya aparat pemerintah desa terutama perangkat desa baru hasil pengisian perangkat tahun 2009 dan 2012 pada pos belanja lain-lain dapat dianggarkan untuk penyelenggaraan atau biaya kontribusi workshop, seminar dan lokakarya, pelatihan dan/atau bimbingan teknis. 5) Belanja Modal a) Jumlah belanja modal yang dialokasikan dalam APBDesa sekurangkurangnya 10% (sepuluh perseratus) dari belanja Desa; b) Penganggaran untuk pengadaan kebutuhan barang milik desa, menggunakan dasar perencanaan kebutuhan barang milik desa sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Grobogan Nomor 3 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 5 tahun 2009 tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa; c) Penganggaran belanja modal tidak hanya sebesar harga beli/bangun aset tetapi harus ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan; d) Dalam menetapkan anggaran untuk pengadaan barang inventaris agar dilakukan secara selektif sesuai kebutuhan masing-masing. Oleh karena itu sebelum merencanakan anggaran terlebih dahulu dilakukan evaluasi dan pengkajian terhadap barang-barang inventaris yang tersedia baik dari segi kondisi maupun umur ekonomisnya; e) Penganggaran Peningkatan Jalan Desa dengan kontruksi rabat beton diwajibkan bagi pemerintah desa dengan ketentuan sebagai berikut : Pendapatan Asli Desa yang berasal dari sewa/lelang tanah prancangan sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) menganggarkan paling sedikit Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah); Pendapatan Asli Desa yang berasal dari sewa/lelang tanah kas desa sebesar Rp. 150.000.001,- (seratus lima puluh juta satu rupiah) sampai dengan Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) menganggarkan paling sedikit Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah); Pendapatan Asli Desa yang berasal dari sewa/lelang tanah kas desa sebesar Rp. 250.000.001,- ( dua ratus lima puluh juta satu rupiah) sampai dengan Rp. 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah) menganggarkan paling sedikit Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah);

Hal 15 dari 22

Pendapatan Asli Desa yang berasal dari sewa/lelang tanah kas desa sebesar Rp. 350.000.001,- ( tiga ratus lima puluh juta satu rupiah) sampai dengan Rp. 450.000.000,- (empat ratus lima puluh juta rupiah) menganggarkan paling sedikit Rp. 150.000.000,- (seratus juta rupiah); Pendapatan Asli Desa yang berasal dari sewa/lelang tanah kas desa diatas Rp. 450.000.000,- ( empat ratus lima puluh juta rupiah) menganggarkan paling sedikit Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah); dan Pelaksanaan peningkatan jalan sebagaimana dimaksud di atas menggunakan pola pemberdayaan masyarakat. f) Pengganggaran dalam belanja modal berupa bangunan gedung/non gedung baik bersumber dari PADesa, Bagi Hasil, Alokasi dana Desa (ADD), bantuan Keuangan, Hibah maupun sumbangan pihak ketiga sampai dengan Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) agar dilampiri dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB)/rencana penggunaan dana (RPD) sedangkan belanja modal berupa bangunan gedung/non gedung di atas Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) agar dilampiri dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan gambar bangunan yang dikeluarkan oleh Dinas yang membidangi; g) Rencana Anggaran Biaya (RAB)/rencana penggunaan dana (RPD) bagi bangunan fisik sampai dengan Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) sebagaimana dimaksud huruf f di atas disusun dengan berpedoman pada dokumen analis dari instansi yang membidangi dan standarisasi pengadaan barang/jasa kebutuhan Pemerintah Kabupaten Grobogan dan disahkan oleh Kepala Desa; b. Belanja Tidak Langsung (2.2), meliputi: 1) Belanja Pegawai/Penghasilan Tetap (2.2.1) a) Belanja pegawai merupakan belanja Gaji/penghasilan tetap senilai uang hasil pemanfaatan tanah bengkok dan/atau tunjangan yang diberikan kepada Kepala Desa, Perangkat Desa dan Pegawai Desa; Penentuan nilai uang dari tanah bengkok ditetapkan dalam Keputusan Kepala desa tentang konversi nilai uang hasil pemanfaatan tanah bengkok masingmasing aparat pemerintah desa. Keputusan Kepala Desa tersebut memuat nama Aparat, Jabatan, Jumlah bengkok, Konversi nilai uang dan keterangan seperlunya; b) Bagi Aparat Pemerintah Desa (Kepala Desa dan Perangkat Desa) dapat diberikan tunjangan lain dalam rangka peningkatan kesejahteraan berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan Kemampuan keuangan Desa dan memperoleh persetujuan BPD; dan c) Tunjangan lain sebagaimana dimaksud huruf b berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan No 10 Tahun 2009 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa dan ditetapkan dalam Peraturan Desa.

2) Belanja Subsidi Pemberian Subsidi hanya diperuntukkan kepada perusahaan/ lembaga tertentu yang bertujuan untuk membantu biaya produksi agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat seperti subsidi air bersih, kebutuhan pokok masyarakat dan lain-lain. Dalam menetapkan belanja subsidi, Pemerintah Desa hendaknya melakukan pengkajian terlebih dahulu sehingga pemberian subsidi dapat tepat sasaran.
Hal 16 dari 22

Pelaksanaan dan pertanggugjawaban anggaran ini berupa bukti pengeluaran didukung dengan perjanjian desa dengan perusahaan/lembaga tertentu dan rincian penerima subsidi. 3) Belanja Hibah a) Belanja hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk barang dan/atau jasa kepada pemerintah, pemerintah daerah atau pemerintah desa lainnya, dan kelompok masyarakat/perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya; b) Pemberian hibah dalam bentuk barang dapat dilakukan apabila barang tersebut tidak lagi digunakan untuk menunjang tugas pokok dan fungsi secara langsung bagi pemerintah desa dalam pelayanan kepada masyarakat tetapi lebih bermaanfaat bagi pemerintah atau pemerintah daerah lainnya dan/atau kelompok masyarakat/ perorangan; c) Pemberian hibah dalam bentuk jasa dapat dianggarkan apabila pemerintah desa telah memenuhi seluruh kebutuhan belanja urusan yang menjadi tanggungjawab desa guna memenuhi standar pelayanan minimum yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;

d) Hibah kepada badan/lembaga/ organisasi swasta dan/atau kelompok masyarakat/perorangan bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan desa; e) Belanja hibah bersifat bantuan yang tidak mengikat / tidak secara terus menerus dan harus digunakan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian hibah;dan f) Belanja hibah kepada pemerintah dikelola sesuai dengan mekanisme APBN, serta hibah kepada pemerintah daerah, kepada pemerintah desa dan lainnya dan kepada perusahaan daerah, badan / lembaga / organisasi swasta dan / atau kelompok masyarakat, perorangan dikelola dengan mekanisme APBD sesuai dengan peraturan Perundangundangan. Selanjutnya pelaksanaan dan pertanggugjawaban anggaran ini berupa bukti pengeluaran didukung dengan perjanjian hibah, Berita Acara Peyerahan Hibah serta pernyataan dari penerima untuk menggunakan sesuai perjanjian.

4) Belanja Bantuan Sosial Dalam rangka menjalankan dan memelihara fungsi pemerintahan desa dibidang kemasyarakatan dan kesejahteraan masyarakat, pemerintah desa dapat menganggarkan pemberian bantuan sosial kepada kelompok/anggota masyarakat. Penganggaran untuk belanja bantuan sosial dimaksud harus dibatasi jumlahnya dan diberikan secara selektif, tidak terus menerus/tidak mengikat serta memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan desa. Bantuan sosial yang diberikan secara tidak terus menerus/tidak mengikat diartikan bahwa pemberian bantuan tersebut tidak wajib dan tidak harus diberikan setiap tahun anggaran. Dalam menetapkan kebijakan anggaran untuk bantuan sosial harus mempertimbangkan rasionalitas dan kriteria yang jelas dengan memperhatikan asas manfaat, keadilan, kepatutan, transparan, akuntabilitas dan kepentingan masyarakat luas/resiko sosial. Penyediaan anggaran untuk bantuan sosial harus dijabarkan dalam rincian obyek belanja sehingga jelas penerimanya serta tujuan dan sasaran penggunaannya.
Hal 17 dari 22

Pelaksanaan dan pertanggugjawaban anggaran ini berupa bukti pengeluaran didukung dengan permohonan pencairan, rencana penggunaan dana, berita acara serah terima bantuan, pernyataan dari penerima bantuan untuk menggunakan sesuai perencanaan. 5) Belanja Bantuan Keuangan a) Pemerintah desa dapat menganggarkan bantuan keuangan kepada Lembaga Kemasyarakatan di desa, Kelompok Masyarakat dan/atau kepanitiaan yang dipergunakan untuk membantu pelaksanaan urusan pemerintahan yang tidak tersedia alokasi dananya. Bantuan yang diberikan sesuai kemampuan keuangan masing-masing desa. b) Dalam rangka pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (PILKADES), Pemerintah Desa agar memprioritaskan Anggaran Desa untuk mendukung Kegiatan Pilkades di desa masing-masing dengan menyediakan Bantuan Keuangan PILKADES Kepada Panitia; Penganggaran dukungan pelaksanaan Pilkades agar direncanakan berdasarkan estimasi/perkiraan keseluruhan kebutuhan Pilkades serta mempertimbangkan kemungkinan pemungutan suara ulang karena calon yang mendapatkan suara sama tertinggi lebih dari 1 calon. c) Pelaksanaan dan pertanggugjawaban bantuan keuangan berupa bukti pengeluaran didukung dengan permohonan pencairan, rencana penggunaan dana, berita acara serah terima bantuan, pernyataan dari penerima bantuan untuk menggunakan sesuai perencanaan.

6) Belanja Tidak Terduga Penetapan anggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2012 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, di luar kendali dan pengaruh pemerintah desa. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, yang tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2013, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya. a) Dalam rangka efisiensi terhadap anggaran, maka penganggaran untuk Pos ini agar tidak melebihi Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah). Sedangkan kekurangan atas pembiayaan pada pos ini dapat dianggarkan pada perubahan APBDes tahun berkenaan; b) Dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penggunaan anggaran tidak terduga agar meminta persetujuan tertulis dari BPD; dan c) Penggunaan anggaran tak terduga untuk bencana alam / bencana sosial dilengkapi berita acara kejadian yang diketahui Camat setempat. 3. Pembiayaan Desa a. Penerimaan Pembiayaan 1) Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) dihitung berdasarkan perkiraan yang rasional dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran yang tercantum dalam APBDesa Tahun Anggaran 2012 untuk menghindari kendala pendanaan pada belanja yang telah direncanakan;

Hal 18 dari 22

2) Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari Pencairan Dana Cadangan, agar waktu penggunaan dan besarnya disesuaikan dengan Peraturan Desa tentang Pembentukan Dana Cadangan dicatat tersendiri dalam buku dana cadangan. Sedangkan akumulasi penerimaan hasil bunga/deviden dari dana cadangan dianggarkan pada lainlain pendapatan asli desa yang sah. Penggunaan dana cadangan disesuaikan dengan rencana penggunaan dana cadangan yang diatur dalam Peraturan Desa tentang Pembentukan Dana Cadangan; 3) Dalam rangka menutup defisit anggaran, pemerintah desa dapat melakukan pinjaman desa, yang bersumber dari pemerintah desa lain, lembaga keuangan bank pemerintah. Pencantuman jumlah pinjaman dalam APBDesa harus didasarkan pada persetujuan BPD, dilaksanakan melalui rekening kas desa selanjutnya dicatat dalam buku pinjaman desa. Pelaksanaan Pinjaman Desa berpedoman pada ketentuan yang berlaku. b. Pengeluaran Pembiayaan 1) Untuk menghindari terjadinya akumulasi pengembalian pokok pinjaman pada tahun tertentu yang akan membebani keuangan desa, agar Pemerintah Desa disiplin dalam mengembalikan pokok pinjaman dan biaya lain sesuai dengan jadwal yang direncanakan; 2) Penyertaan modal yang dianggarkan dalam APBDesa didasarkan pada Peraturan Desa tentang Penyertaan Modal Desa, sehingga tidak perlu setiap penganggaran dalam APBDesa dibuatkan Peraturan Desa dan dicatat dalam buku tersendiri; 3) Untuk menganggarkan biaya cadangan, Pemerintah Desa harus menetapkan terlebih dahulu Peraturan Desa tentang Pembentukan Dana Cadangan yang mengatur tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahun dana cadangan yang harus dianggarkan yang ditransfer ke rekening dana cadangan desa, sumber dana cadangan, dan tahun pelaksanaan anggaran dana cadangan. IV. TEKNIS PENYUSUNAN APBDesa Dalam menyusun APBDesa Tahun Anggaran 2013, Pemerintah Desa dan BPD perlu memperhatikan hal-hal teknis sebagai berikut: 1. Dalam penyusunan APBDesa tetap berpedoman pada pada ketentuan Peraturan Bupati Grobogan Nomor 55 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa Pasal 1 dan Pasal 5 sampai dengan Pasal 11; Dalam rangka memberikan pelayanan masyarakat secara lebih optimal dan sebagai wujud tanggung jawab pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, agar Pemerintah Desa menyusun dan menetapkan APBDesa tahun anggaran 2013 secara tepat waktu, yaitu paling lambat 1 (satu) bulan setelah APBD Kabupaten ditetapkan atau tanggal 31 Januari 2013; Penetapan APBDesa tepat waktu, yaitu paling lambat 1 bulan setelah APBD Kabupaten ditetapkan didasarkan pada ketentuan Pasal 6 Ayat (7) Peraturan Bupati Grobogan No 55 Tahun 2008. Sejalan dengan hal tersebut, diminta kepada Pemerintah Desa agar memenuhi jadwal proses penyusunan APBDesa, mulai dari penyusunan, Penyampaian Kepada BPD, dan Persetujuan BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Peraturan Bupati Grobogan Nomor 55 Tahun 2008; Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah desa harus memenuhi jadwal proses penyusunan APBDesa, mulai dari penyusunan dan penyampaian rancangan APBDesa

2.

3.

Hal 19 dari 22

oleh Pemerintah Desa kepada BPD untuk dibahas dan disepakati bersama, dengan tahapan jadwal penyusunan sebagai berikut:
No 1. Uraian Penyusunan Rancangan Perdes APBDesa 2013 berdasarkan RKPD 2013 yang telah disusun Penyampaian Rancangan APBDesa Kepada BPD Pembahasan Rancangan APBDesa 2012 Persetujuan BPD atas rancangan APBDes Penyampaian APBDesa 2012 untuk dievaluasi Evaluasi Bupati Grobogan Penyempurnaan dan Penetapan APBDesa 2013 Pengiriman Pengundangan APBDesa Musrenbangdesa 2013 untuk merencanakan giat tahun 2014 Penyusunan RKPD 2014 Waktu Oktober 2012 Minggu I Bulan Nopember 2012 Minggu Kedua Bulan Nopember-Desember 2012 31 Desember 2012 Paling Lambat 4 Januari 2013 20 Hari Kerja sejak diterima Minggu Keempat bulan Januari-Februari Tahun 2013 Paling Lambat Minggu Ketiga Bulan Pebruari 2013 Bulan Januari 2013 Bulan Februari s/d September 2013 5 Minggu 1 Minggu 1 Bulan 7 Bulan 3 Hari Lama 1 Bulan 1 Minggu 7 minggu

2. 3. 4. 5.

6. 7.

8. 9. 10.

4.

Pelaksanaan perubahan APBDesa Tahun Anggaran 2013 diupayakan dilakukan setelah penetapan Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran 2012.

V. HAL-HAL KHUSUS LAINNYA DALAM MENYUSUN APBDESA Pemerintah Desa dalam menyusun APBDesa Tahun Anggaran 2013, selain memperhatikan kebijakan dan teknis penyusunan APBDesa, juga memperhatikan hal-hal lain, sebagai berikut: 1. Pemerintah desa mensinergikan penganggaran program dan kegiatan dalam penyusunan APBDesa Tahun Anggaran 2013 dengan kebijakan nasional, antara lain: a. program pencapaian sasaran pembangunan Milenium, seperti: kesetaraan gender, penanggulangan HIV/AIDS dan malaria sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan; program rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi para lanjut usia dan pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia (Komda Lansia) sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, serta program rehabilitasi dan perlindungan sosial penyandang cacat; program Penguatan Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan sebagai salah satu strategi pembangunan desa dan kelurahan berbasis data sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan;

b.

c.

Hal 20 dari 22

d.

mendukung Penerapan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) berbasis NIK secara Nasional sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006, Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil dan peraturan perundang-undangan lainnya; dan dalam rangka mendukung kegiatan Replikasi program STBM yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Grobogan dengan Plan Indonesia Program Unit Grobogan dibidang infrastruktur khususnya sanitasi di 153 Desa Open Defecation Free (ODF) / Bebas buang Air Besar Sembarangan, Pemerintah Desa agar mendukung Operasional bagi Fasilitator Desa STBM.

e.

2.

Administrasi Desa Dalam rangka tertib administrasi Pemerintahan Desa khusunya monografi desa sesuai Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 tahun 2012 dan Profil Desa sesuai Pemnendagri Nomor 12 tahun 2007, Pemerintah Desa agar mendukung Operasional bagi Petugas Entri Data Potensi dan Perkembangan Desa serta Monografi Desa.

3.

Tata kelola keuangan desa yang baik a. Untuk terciptanya pengelolaan keuangan desa yang baik, agar Pemerintah Desa melakukan upaya peningkatan kapasitas pengelolaan administrasi keuangan desa, baik pada tataran perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan maupun pertanggungjawaban melalui perbaikan prosedur, penyiapan instrumen operasional, pelatihan, monitoring dan evaluasi secara lebih akuntabel dan transparan; Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Desa dalam penyusunan anggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, dan penyiapan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa secara cepat dan akurat, Pemerintah Desa agar mengupayakan dukungan terhadap pengembangan implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Desa (Simkeudes); Peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia aparatur pengelola keuangan desa melalui penataan organisasi, sosialisasi dan pelatihan/bimbingan teknis, penerapan teknologi informasi, mengupayakan pengisian (rekruitmen) perangkat yang memiliki keahlian dibidang pengelolaan keuangan desa; Monitoring dan evaluasi terhadap penyusunan anggaran, perubahan anggaran dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten kepada Desa;dan

b.

c.

d.

e. Peningkatan akuntabilitas dan transparansi pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa melalui penyusunan laporan keuangan secara tepat waktu dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku. 4. Kerjasama Desa Dalam Pembangunan jalan antar desa yang melibatkan beberapa desa secara lebih efektif dan efesien, Pemerintah Desa dapat menyusun program dan kegiatan melalui pola kerja sama antar desa dengan mempedomani Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Kerjasama Desa. 5. Pinjaman Desa a. Pemerintah Desa dalam menutup kekurangan kas, dapat melakukan pinjaman melalui pinjaman jangka pendek, sedangkan untuk menutup defisit APBDesa dalam rangka membiayai kegiatan penyediaan sarana prasarana

Hal 21 dari 22

pelayanan publik melalui pinjaman jangka menengah yang dilakukan secara selektif. Pinjaman jangka pendek tersebut diantaranya untuk menganggarkan bantuan keuangan untuk Pilkades tahun 2013 dalam hal pelaksanaan Pilkades dilaksanakan sebelum pelaksanaan sewa/lelang tanah kas desa. b. Pemerintah Desa melakukan pinjaman jangka menengah, harus memperhitungkan waktu pengembalian pinjaman dan dilunasi dalam kurun waktu yang tidak melebihi sisa masa jabatan Kepala Desa yang bersangkutan.

6.

Jabatan Kepala Desa yang berakhir pada bulan Januari dan Maret tahun 2013, Pelaksanaan kegiatan pembangunan dilaksanakan setelah Pelantikan Kepala Desa Hasil Pilkades tahun 2013. Berkenaan dengan upaya peningkatan transparasi dan akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai ketentuan Peraturan Bupati Grobogan Nomor 6 tahun 2009 tentang pedoman Pelaporan dan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Kepala Desa wajib menyusun LKPJ, LPPD maupun LPPD Akhir Masa Jabatan sebagaimana ketentuan yang berlaku.

7.

BUPATI GROBOGAN,

BAMBANG PUDJIONO

Hal 22 dari 22

You might also like