You are on page 1of 37

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Kebanyakan orang belum mengetahui tentang kelapa sawit secara meluas. Diantaranya tentang sejarah, perkembangan dan manfaat kelapa sawit. Oleh karena itu, maka kami mencoba membuat sebuah makalah tentang kelapa sawit.

B. Perumusan Masalah Dalam pembuatan makalah ini dipaparkan beberapa hal mengenai tentang kelapa sawit. Untuk memfokuskan pembahasan tersebut maka ditetapkanlah atau ditarik beberapa masalah-masalah yang ada tentang sejarah dan perkembangan kelapa sawit. Batasanbatasan masalah yang akan dibahas antara lain : Bagaimana sejarah dan perkembangan kelapa sawit ? Apa sajakah manfaat dari tanaman kelapa sawit ? Bagaimana karakteristik tanaman kelapa sawit ? Bagaimana karakteristik minyak kelapa sawit ?

C. Tujuan Adapaun tujuan penulisan makalah ini yakni : 1. Untuk membantu pembaca mengetahui sejarah dan perkembangan kelapa sawit. 2. Mampu mengenali dan menganalisa bagaimana karakteristik tanaman kelapa sawit yang bagus. 3. Mengetahui bagaimana karakteristik minyak tanaman kelapa sawit. 4. Mengetahui manfaat tanaman kelapa sawit.

C. Manfaat Makalah ini diharapkan berguna bagi : 1. Penulis sendiri. Dimana dalam penulisan makalah ini dapat menambah wawasan tentang tanaman kelapa sawit. 2. Pembaca, dimana jika pembaca menbaca makalah ini dapat menambah wawasan sipembaca tentang tanaman kelapa sawit. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Melakukan diskusi dengan teman satu kelompok. 2. Pengambilan data dari internet.

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TANAMAN KELAPA SAWIT A. ASAL-USUL TANAMAN KELAPA SAWIT Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun ada juga tanaman tersebut berasal dari Amerika, yakni dari Brazilia. Zeven menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit berasal dari daratan tersier, yang merupakan daratan penghubung yang terletak diantara Afrika dan Amerika. Kedua daratan ini kemudian terpisah oleh lautan menjadi benua Afrika dan Amerika sehingga tempat asal komoditas kelapa sawit ini tidak lagi dipermasalahkan orang.

Di luar benua Afrika, kelapa sawit mulai diperhitungkan sebagai tanaman komoditas ( penghasil produk dagangan ) sejak Revolusi Industri bergaung keras di Eropa. Saat itu, di Eropa mulai bermunculan industri atau pabrik (antara lain industry sabun dan margarin) yang membutuhkan bahan mentah/bahan baku untuk operasionalnya. Saat ini kelapa sawit telah berkembang pesat di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dan Malaysia, dan justru bukan di Afrika Barat atau Amerika yang dianggap sebagai daerah asalnya. Masuknya bibit kelapa sawit ke Indonesia pada tahun 1884 hanya sebanyak 4 batang yang berasal dari Bourbon ( Mauritus ) dan Amsterdam. Keempat batang bibit kelapa sawit tersebut ditanam di kebun Raya Bogor dan selanjutnya disebarkan ke Deli Sumatera Utara. Maka dikenallah jenis sawit "Deli Dura".

Gambar 1 Kelapa Sawit Varietas Deli-Dura

B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TENAMAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA Menurut Hunger (1924) pada tahun 1869 Pemerintahan Kolonial Belanda mengembangkan tanaman kelapa sawit di kabupaten Muara Enim dan pada pada tahun 1970 di Musi Hulu propinsi Sumatera Selatan. Pelopor perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet yang berasal dari Belgia. Beliau pada tahun 1911 membudidayakan kelapa sawit secara komesial dalam perkebunan Sungai Liput (Aceh) dan Pulu Raja (Asahan). Pada masa penjajahan Belanda pertumbuhan perkebunan besar tanaman kelapa sawit berkembang sangat cepat sehingga menguntungkan perekonomian pemerintahan Belanda.

Pada masa penjajahan Jepang 1942, pemerintah pendudukan meneruskan perkebunan kelapa sawit ini dan hasilnya dikirim ke Jepang sebagai bahan mentah industri perang. Kemudian semua terhenti karena terjadinya serangan sekutu pada tahun 1943. Pada tahun 1947 Pemerintah Belanda merebut kembali dua pertiga dari perkebunan yang pernah dikuasai kelaskaran. Kemudian menjelang akhir tahun 1948 maskapai-maskapai perkebunan asing hampir memperoleh perkebunan mereka masing-masing dan menjadi milik mereka kembali. Pada akhir tahun 1957 seluruh perusahaan milik maskapai Belanda diambil alih oleh Pemerintah Indonseia. Namun milik perusahaan Inggris, Prancis, Belgia, dan Amerika dikembalikan lagi kepada miliknya pada akhir Desember 1967.

Pada masa pemerintahan Orde Lama relatif perkebunan sawit sangat terlantar, karena tidak ada peremajaan dan rehabilitasi pabrik. Akibatnya produksi sangat menurun drastis dan kedudukan Indonesia di dipasar internasional sebagai pemasok minyak sawit nomor satu terbesar sejak tahun 1966 telah digeser oleh Malaysia hingga sekarang ini. Pada masa Orde baru telah mulai membangun kembali perkebunan kelapa sawit secara besarbesaran dengan mengadakan peremajaan dan penanaman baru. Selanjutnya pemerintah telah bertekad pula membangun perkebunan kelapa sawit dengan mengembangkan melalui berbagai pola. Sejak 1975 muncul berbagai pola pengembangan kelapa sawit seperti pola Unit Pelaksana Proyek (UPP) dan Proyek Pengembangan Perkebunan Rakyat Sumatera Utara (P3RSU).

Kemudian proyek PIRBUN (Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan) sejak 1977/1978, antara lain: PIR Khusus, PIR Berbantuan. Selanjutnya sejak tahun 1986 muncul lagi PIR TRANS. Sejak 1984 berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pertanian No.853/1984, pengembangan perkebunan besar kelapa sawit dilakukan dengan pola PIR. Pembangunan perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan keja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sektor penghasil devisa Negara. Pemerintah terus mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sampai pada tahun 1980, luas lahan mencapai 294.560 Ha dengan produksi CPO (Crude Palm Oil) sebesar 721.172 ton. Sejak itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan rakyat.

Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang melaksanakan program Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan (PIR BUN). Luas areal tanaman kelapa sawit terus berkembang dengan pesat di Indonesia. Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia hingga tahun 1993 diperkirakan telah mencapai 1,6 juta hektar dan jumlah produksi minyak kelapa sawit Indonesia pada tahun 1993 dalam bentuk CPO berkisar 3,7 juta ton. Hal ini menunjukkan meningkatnya permintaan akan produk olahannya. Ekspor minyak sawit (CPO) Indonesia antara lain ke Belanda, India, Cina, Malaysia dan Jerman, sedangkan untuk produk minyak inti sawit (PKO) lebih banyak diekspor ke Belanda, Amerika Serikat dan Brasil.

Diperkirakan produksi minyak sawit Indonesia sudah mencapai 280 juta ton pertahun, atau 30 % dari produksi minyak nabati dunia. Minyak sawit Indonesia juga sudah menguasai 32 % pasar minyak nabati lainnya, seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari yang sebelumnya menjadi penguasa pasar minyak nabati dunia.

BAB III MANFAAT KELAPA SAWIT

Kelapa sawit memiliki berbagai macam manfaat bagi industri pangan maupun non pangan. Bagian yang paling utama diolah dan dimanfaatkan adalah bagian daging buah tanaman kelapa sawit. Dalam industri pangan daging buah tanaman kelapa sawit diolah agar bisa dimanfaatkan menjadi : 1. Minyak goreng ( olein ) 2. Margarine 3. Cocoa butter 4. Lemak kue

5. Vanaspati merupakan minyak lemak yang digunakan untuk berbagai keperluan dibeberapa negara Timur Tengah dan Indo Pakistan. Tekstur yang diinginkan berbeda untuk konsumen yang berbeda. Misalnya : konsumen Negara Pakistan lebih menyukai tekstur Kristal yang Grainy namun tetap ada kesan berminyak (cair) sedangkan untuk konsumen Negara India lebih menyukai tekstur grainy, tetapi kering, dan rapuh/ mudah hancur (crumbly). Vanaspati umumnya memiliki titik leleh 37-390C. Vanaspati dibuat dengan teknologi percampuran antara Hydrogenated Palm dengan minyak kelapa sawit atau palm stearin dengan minyak kelapa sawit.

Selain untuk industri pangan, minyak kelapa sawit juga diolah agar bisa dimanfaatkan menjadi ; 1. Sabun, 2. Deterjen, 3. BBM ( biodiesel ), 4. Pelumas, 5. Gliserin, 6. Strearin. Bukan hanya daging buah kelapa sawit yang diolah dan dimanfaatkan. Tetapi biji kelapa sawit juga diolah dan dimanfaatkan. Bagian biji sawit yang digunakan adalah inti biji dan cangkangnya.

Bagian inti biji diolah dan dimanfaat sebagai bahan untuk pembuatan Minyak Inti ( PKO ). Lalu minyak inti diolah dan dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan minyak goreng, margarine. Selain itu pengolahan inti biji kelapa sawit menghasilkan bungkil. Bungkil inti sawit (BIS) merupakan salah satu hasil samping pengolahan inti sawit dengan kadar 45-46% dari inti sawit. Bungkil dimanfaatkan sebagai sebagai bahan pembuatan pupuk dan pakan ternak.

Gambar 2 Manfaat daging buah dan biji kelapa sawit

Selain inti biji, bagian biji kelapa sawit yang digunakan dan dimanfaatkan adalah cangkang.

Gambar 3 Cangkang kelapa sawit

Cangkang sawit memiliki banyak kegunaan serta manfaat bagi industri, usaha dan rumah tangga. Beberapa diantaranya adalah produk bernilai ekonomis tinggi, yaitu karbon aktif, asap cair, fenol, briket arang, dan tepung tempurung. Secara garis besar, cangkang sawit yang sering dibicarakan orang, memiliki kegunaan sebagai berikut: 1. Sebagai bahan baku arang (sawit) atau charcoal. Dimana arang yang dihasilkan dari pengolahan cangkang sawit adalah : Briket Arang ; Briket arang adalah bahan bakar alternatif terbuat dari bahan baku tempurung kelapa dan bahan kayu lainnya yang telah diolah menjadi briket dan diharapkan menjadi bahan bakar alternatif pilihan yang dibutuhkan masyarakat saat ini.

Karbon aktif ; adalah material yang terbuat dari arang batok kelapa yang dibakar dengan suhu tinggi hingga menjadi arang. Dari hasilpembakaran maka dihasilkanlah karbon aktif. Karbon aktif sering digunakan untuk penyaring menjernikan air. Asam organik ; adalah senyawa organik dari hasil pengolahan cangkang kelapa sawit yang memiliki derajat keasaman. 2. Sebagai bahan bakar untuk boiler. 3. Bahan campuran untuk makanan ternak. 4. Cangkang sawit dipakai sebagai pengeras jalan/pengganti aspal, khususnya di perkebunan sawit.

Gambar 4 Bagan Manfaat Cangkang Kelapa Sawit

Tandan kelapa sawit juga diolah dan manfaat. Tandan kelapa sawit diolah dan dimanfaatkan untuk ; 1. Untuk bahan pembuatan pupuk. 2. Particle Bord. Particle bord adalah papan yang tersusun atas partikel- partikel kayu atau tandan kelapa sawit. 3. Kompos. Semua manfaat dari bagian-bagian kelapa sawit tersebut dapat dilihat dari gambar bagan dibawah ini.

BAB IV KARAKTERISTIK TANAMAN KELAPA SAWIT

Tanaman kelapa sawit memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang terdapat disetiap bagian tanaman kelapa sawit. Ciri-ciri tanaman kelapa sawit antara lain sebagai berikut ; A. Daun Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk. Daun berwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. B. Batang Batang tanaman kelapa sawit diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa.

C. Akar Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi. D. Bunga Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar. E. Buah Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Buah terdiri dari tiga lapisan: a) Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin. b) Mesoskarp, serabut buah c) Endoskarp, cangkang pelindung inti Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.

Dari karakteristik tanaman kelapa sawit tersebut, maka berdasarkan warna buahnya tanaman kelapa sawit terbagi atas 3 bagian, yaitu ; 1. Nigrescens ; yaitu buahnya berwarna violet sampai hitam waktu muda dan menjadi merah-kuning (orange) sesudah matang.

Gambar 6 Kelapa sawit Nigrescens

B. Albescens ; yaitu buah muda berwarna kuning pucat, tembus cahaya karena mengandung sedikit karotein.

Gambar 7 Kelapa sawit Albescens

C. Virescens ; yaitu buahnya berwarna hijau waktu muda dan sesudah matang berwarna merah-kuning (orange). Varitas Nigerches adalah varietas yang biasa dipakai pada tanaman komersil. Sedangkan yang varietas lain dipakai untuk tujuan penelitian dan pemuliaan tanaman.

Gambar 8 Kelapa Sawit Virencens

Selain menurut warna buahnya, kelapa sawit dapat dikelompokan menurut besar tipisnya cangkang. Berdasarkan besar tipisnya cangkang tanaman kelapa sawit dapat dielompokkan menjadi 4 yaitu ; 1. Dura, merupakan kelapa sawit yang mempunyai cangkang tebal. Ketebalan cangkang tidak diinginkan oleh perusahaan pengolahan kelapa sawit karena dianggap memperpendek umur mesin pengolah. Keunggulan dari jenis dura adalah tandan buahnya besar-besar dankandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Kelapa sawit jenis dura mempunyai alelahomozigot dominan yang membuatnya menghasilkan cangkang yang tebal. 2. Pisifera, buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tanaman jenis ini mempunyai alela homozigott resesif sehingga tidak membentuk cangkang. Beberapa jenis pisifera mempunyai kemampuanfertile dan mampu berkembang biak.

3. Tenera, merupakan hasil perkawinan antara dura dan pisifera. Tenera memiliki ketebalancangkang diantara keduanya. Selain itu jenis Tenera mempunyai kandungan minyak paling tinggi dari varietas lainnya. Tenera mempunyai alela heterozigot. 4. Varitas Macrocarya dengan tebal cangkang 4 8.5 mm dan daging buah hanya 0.75 -2.5mm saja.

Gambar 9 Pembagian Kelapa Sawit berdasarkan besar tipisnya cangkang

BAB V KARAKTERISTIK MINYAK KELAPA SAWIT


A. Standar Mutu Minyak Kelapa Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benarbenar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifatsifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masingmasing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih Diperhatikan.

Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktorfaktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan. Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat hasil dari pengolahan kelapa sawit, seperti di bawah ini : a) Crude Palm Oil b) Crude Palm Stearin c) RBD Palm Oil d) RBD Olein e) RBD Stearin f) Palm Kernel Oil g) Palm Kernel Fatty Acid h) Palm Kernel i) Palm Kernel Expeller (PKE)

j) Palm Cooking Oil k) Refined Palm Oil (RPO) l) Refined Bleached Deodorised Olein (ROL) m) Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS) n) Palm Kernel Pellet o) Palm Kernel Shell Charcoal Syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut: a) Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SPSMP131975 b) b) Kadar air maksimum (%):8,5 ; cara pengujian SPSMP71975 c) c) Kontaminasi maksimum (%):4,0; cara pengujian SPSMP3119975 d) d) Kadar inti pecah maksimum (%):15; cara pengujian SPSMP311975

Minyak kelapa sawit dan inti minyak kelapa sawit merupakan susunan dari fatty acids, esterified, serta glycerol yang masih banyak lemaknya. Didalam keduanya tinggi serta penuh akan fatty acids, antara 50% dan 80% dari masingmasingnya. Minyak kelapa sawit mempunyai 16 nama carbon yang penuh asam lemak palmitic acid berdasarkan dalam minyak kelapa minyak kelapa sawit sebagian besar berisikan lauric acid. Minyak kelapa sawit sebagian besarnya tumbuh berasal alamiah untuk tocotrienol, bagian dari vitamin E. Minyak kelapa sawit didalamnya banyak mengandung vitamin K dan magnesium. Napalm namanya berasal dari naphthenic acid, palmitic acid dan pyrotechnics atau hanya dari cara pemakaian nafta dan minyak kelapa sawit.

Ukuran dari asam lemak (Fas) dalam minyak kelapa sawit sebagai acuan:

Gambar 10 Tabel ukuran asam lemak minyak kelapa sawit

You might also like