You are on page 1of 5

*http://rumahkusorgaku.multiply.com/journal/item/50* Fungsi gigi susu 1. Untuk mengunyah guna membantu memudahkan pencernaan dan penyerapan zat gizi makanan.

Hal ini sangat penting mengingat masa anak-anak adalah masa aktif pertumbuhan dan perkembangan. 2. Aktifitas mengunyah akan merangsang pertumbuhan tulang rahang. Para orangtua hendaklah 'memberi contoh' dan mengajar anaknya cara mengunyah makanan yang benar yaitu dilakukan pada kedua sisi rahang (kanan dan kiri) untuk merangsang agar pertumbuhan tulang seimbang. Bila anak berkebiasaan mengunyah hanya dengan satu sisi rahang saja, sisi yang jarang terpakai tampak lebih kotor dibanding sisi yang sering dipakai mengunyah. 3. Mempertahankan ruangan dalam lengkung gigi sebagai persiapan pertumbuhan gigi permanen sekaligus menentukan arah pertumbuhan gigi pengganti. Sebagai contoh gigi geraham susu mempunyai dua akar; di antara dua akar gigi tersebut terletak benih gigi penggantinya. Arah pertumbuhan gigi pengganti akan sejalan dengan arah atau jalan tanggalnya gigi susu. Apabila gigi susu karena suatu sebab terpaksa dicabut sebelum waktunya, maka gigi yang terletak di depan ataupun di belakangnya akan bergeser ke tempat bekas gigi yang dicabut. Ini mengakibatkan kekurangan ruang untuk gigi permanennya kelak. Gigi pengganti akan kehilangan penuntun arah. Dampaknya, gigi penggantinya tumbuh berjejal dan salah arah. 4. Berperan dalam pengucapan huruf-huruf tertentu. Kehilangan atau kerusakan parah pada gigi seri dapat menimbulkan kesulitan pengucapan huruf-huruf seperti; F, V, S, Z, Th. Namun dapat dikoreksi setelah gigi penggantinya muncul. 5. Estetika. Bila gigi susu terawat baik punya andil menjaga estetika; penampilan anak lebih lucu, lebih menarik, dan lebih sehat kalau mereka tersenyum dengan geligi yang utuh dan bersih.

*http://www.pdgi-online.com/v2/index.php?option=com_content&task=view&id=455&Itemid=1*

Masa Lalu Fungsi Gigi dan Mulut Hanya Pengunyahan Menengok pada masa lalu, fungsi gigi dan mulut sangatlah sederhana yaitu hanya untuk pengunyahan. Karena itu teori tentang munculnya tonjol gigi manusia dari Osborn (1967) mendukung bahwa gigi mempunyai tugas pokok sebagai alat pengunyah, sebab adanya tonjol gigi maka makanan mudah dilembutkan. ''Sejauh ini fungsi gigi dan mulut membantu untuk bertutur masih dalam penelitian yang mendalam,'' ujar Dekan Fakultas Kedokteran Gigi UGM Yogyakarta, Prof Dr drg Munakhir Mudjosemedi SU SpRKG, ketika menyampaikan pidato pengukuhannya sebagai guru besar pada Fakultas Kedokteran Gigi UGM. Menurut Prof Munakhir, berbagai penyakit pada wilayah ini dapat disebutkan seperti berkurangnya cairan mulut akibat terganggunya kelenjar ludah, yang berakibat berkurangnya suatu elemen dalam air ludah. Implikasinya antara lain terganggunya keseimbangan flora mulut, halitosis, sulit menelan makanan, serta kurang lancarnya dalam olah berbicara. Bila cairan berlebih juga akan banyak berpengaruh pada rasa kepercayaan diri karena terganggunya aktivitas seseorang. Dahulu masyarakat pedesaan dalam merawat kesehatan gigi dan mulutnya sangat sederhana yakni hanya dengan berkumur dan menggosok gigi dengan abu sekam, batu bata merah yang dihaluskan dan di berbagai tempat dengan cara menginang dapat juga membantu membersihkan mulut. Tetapi kebiasaan menginang yang umumnya dilakukan oleh wanita kini mulai ditinggalkan. Masyarakat pedesaan bila mempunyai gigi berlubang umumnya minta dicabut saja, karena takut akan sakit gigi lagi dan gigi yang berlubang cukup diisi dengan kertas timah, gambir bahkan diisi dengan bubuk ragi. Dikatakan oleh Prof Munakhir, penyakit pada jaringan lunak dan keras seperti stomatitis, luka pada gusi, lidah yang seperti terbakar, luka pada sudut bibir, bibir sumbing dan pada langit-langit bercelah, tumor pada tulang rahang masih kurang mendapatkan perhatian. Archer (1966) melaporkan bahwa satu dari 1.200 kelahiran terdapat kasus bibir sumbing, sedangkan laporan terbaru jauh lebih tinggi lagi yakni satu dari 600 kelahiran. Beberapa laporan menyebutkan bahwa insidensi bibir sumbing di Indonesia seperti di NTT dan Kalimantan cukup besar. Penyakit lainnya adalah penyakit jaringan periodontal yang mempunyai frekuensi masih cukup tinggi di Indonesia. Diperkirakan dengan adanya mutasi berbagai bakteri yang ada di air ludah maka penyakit periodontal akan semakin muncul. Dan juga merawat gigi yang tumbuhnya tidak teratur bari beberapa tahun belakangan ini mulai populer. Fenomena itu disebabkan perubahan paradigma bahwa gigi mempunyai peran ganda dari fungsi utamanya, tetapi belakangan lebih menonjol sebagai fungsi estetis dari pada

pengunyahan. Fenomena itu perlu mendapat perhatian para dokter gigi, sebab implikasi dari perubahan tersebut akan menyebabkan esensi fungsi gigi untuk membantu proses penghalusan makanan akan semakin berkurang.( bambang ujianto/Cn07 ) Sumber : suaramerdeka.com

*http://rahasiagigisehat.blogspot.com/2009/08/mengenal-gigi-kita.html* MENGENAL GIGI KITA


Gigi yang kelihatan rapi di dalam rongga mulut kita dikenal sebagai mahkota gigi, ada bagian dari gigi kita yang tak terlihat karena tertanam dalam tulang alveolar yang menempel pada rahang, dikenal sebagai akar gigi, sedangkan perbatasan antara mahkota dan akar gigi disebut leher gigi. Gigi dan tulang rahang kita dilapisi oleh jaringan lunak yang terbentuk sesuai dengan lekuk gigi, kita mengenalnya sebagai gusi, pada keadaan sehat berwarna merah muda. Gigi kita terdiri atas lapisan-lapisan. Bagian terluar yaitu email merupakan lapisan yang paling keras, yang berfungsi melindungi gigi. Di sebelah dalamnya terdapat dentin, keras tetapi tidak sekeras dentin. Di bagian paling dalam terdapat rongga yang berisi saraf, pembuluh darah dan pembuluh limfe. Rongga yang terletak pada mahkota gigi dikenal dengan kamar pulpa, dan rongga yang terdapat sepanjang akar gigi disebut saluran akar, yang pada ujungnya terdapat lubang disebut foramen apikal. Fungsi gigi sebagai alat pengunyah akan berjalan dengan baik jika jaringan pendukung I sekitarnya juga sehat, yaitu meliputi: 1. Tulang alveolar, tempat akar gigi tertanam 2. Selaput periodontal, yaitu selaput yang mengikat gigi dengan tulang alveolar 3. Sementum, lapisan keras yang melapisi akar gigi 4. Gusi, yaitu jaringan lunak yang menutupi tulang alveolar dan bagian leher gigi.

Ada beberapa bentuk gigi sesuai dengan fungsinya 1. Gigi seri (gigi insisivus) berbentuk seperti pahat terletak di bagian depan lengkung rahang berjumlah 4 buah pada setiap rahang. Gigi ini berfungsi untuk memotong makanan. 2. Gigi taring (gigi caninus) berbentuk seperti mata tombak, terletak disetiap sudut bibir, berjumlah 2 buah pada setiap rahangnya. Gigi ini berfungsi untuk memotong makanan yang keras. 3. Gigi geraham kecil (gigi premolar), berbentuk seperti mata tombak di bagian luar, namun memiliki dataranseperti gigi geraham, terletak di belakang gigi taring, berjumlah 4 buah pada setiap rahangnya. Fungsi gigi ini merupakan kombinasi dari gigi taring untuk memotong makanan yang keras dan juga menghancurkan makanan seperti pada gigi geraham. Gigi geraham kecil hanya dijumpai pada masa gigi permanen, tidak pada gigi susu. Gigi geraham kecil tumbuh menggantikan gigi geraham susu anak-anak. 4. Gigi geraham (gigi molar), gigi ini berbentuk petak dan memiliki dataran kunyah, terletak di bagian belakang dari lengkung rahang. Gigi geraham berfungsi untuk menghancurkan makanan. Pada anak anak-anak berjumlah berjumlah 4 buah gigi geraham pada setiap rahang,

sendagkan ada gigi permanen berjumlah 6 pada setiap rahang. Gigi geraham permanen tidak menggantikan gigi geraham susu. Formulasi gigi susu m(2) c(1) i(2) | i(2) c(1) m(2) gigi susu berjumlah 20 buah, terdiri 10 buah pada rahang atas dan 10 buah pada rahang bawah. Pada setiap sisi rahang terdiri atas 2 gigi seri, 1 gigi taring dan2 gigi geraham. Formulasi gigi permanen M(3) P(2) C(1) I(2) | I(2) C(1) P(2) M(3) Gigi permanen berjumlah 32 buah. 16 buah pada masing-masing rahang. Pada setiap sisi rahang terdapat 2 gigi seri, 1 gigi taring, 2 gigi geraham kecil dan 3 gigi geraham

*http://www.sikatgigipagimalam.com/Upload/whybrushdayandnight/fordentists/teacher_sheet_01. pdf*

You might also like