You are on page 1of 21

1) Eksposisi atau paparan ialah salah satu bentuk wacana atau karangan yang bermaksud menjelaskan, mengembangkan, atau

menerangkan suatu gagasan. Tujuannya untuk menambah pengetahuan pembaca tanpa berusaha untuk mengubah pendirian atau mempengaruhi sikap pembaca. Contoh: Kantor Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah yang representatif, kini mulai dibangun di Palu, setelah tertunda dua tahun. Pembangunan kantor di Jalan Sam Ratulangi Palu Timur itu, direncanakan rampung 2 - 3 tahun mendatang, dengan biaya sekitar Rp 10 milyar. Demikian keterangan Sekwilda Sulteng, Amur Muchasim SH, Rabu (4/10) di Palu la menjelaskan, untuk tahap pertama, seta bangunan sayap dapat dirampungkan Februari 1996. (2) Narasi adalah sejenis karangan atau cerita yang isinya mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa menurut urutan waktu atau secara kronologis. Kejadian yang dikisahkan dapat bersifat khayali atau faktual, atau gabungan dari keduanya. Narasi ini sering dimasukkan ke dalam golongan karangan fiktif, jadi tercakup di dalamnya ialah roman, novel, cerpen, hikayat, tambo, dan dongeng. Contoh: 1. "Sejak kecil orang tuanya sudah tiada, tetapi Tuhan telah menolongnya, sehingga kini ia menjadi orang yang berguna baik untuk diri sendiri maupun masyarakatnya.

2. "Beratus-ratus tahun Indonesia telah dljajah Belanda. Perang Dunia II pecah, dan Belanda di

Indonesia kemudian takluk oleh Jepang, kini Jepanglah yang menguasai dan mengangkangi Indonesia. Ini tidak lama memang, karena Sekutu dapat mengalahkan Jepang dengan dibomnya Hiroshima dengan bom atom. Kesempatan baik ini tidak disia-siakan oleh bangsa Indonesia umuk memproklamirkan kemerdekaannya. Proklamasi itu dibacakan oleh Bung Karno dan Bung Hata, pada tangga 17 Agustus 1945."

(3) Deskripsi disebut juga lukisan, yaitu salah satu bentuk karangan yang menggambarkan suatu keadaan, kejadian, atau peristiwa sejelas mungkin sehingga pembaca mendapat kesan seperti melihat sendiri sesuatu yang digambarkan itu. (Lihat contoh paragraf deskriptif). (4) Argumentasi adalah sebuah wacana yang berusaha meyakinkan atau membuktikan kebenaran suatu pernyataan, pendapat, sikap, atau keyakinan. Dalam Argumentasi ini, suatu gagasan atau pernyataan dikemukakan dengan alasan yang kuat dan meyakinkan sehingga orang yang membacanya akan terpengaruh untuk membenarkan pernyataan, pendapat, dan sikap yang diajukan. Contoh: "Amin memang murid yang baik. Setiap hari la datang ke sekolah selalu lebih awal dari teman-temannya. Semua pekerjaan rumah tidak ada yang tidak diselesaikannya. Kepada gurunya dan orang tua ia selalu bersikap hormat. Bahwa prestasi belajarnya juga jauh lebih baik dari teman-temannya dapat dilihat dalam rapornya yang tidak pernah ada angka merah, Tak ayal lagi ia akan menjadi mahasiswa yang baik. " (5) Persuasi, ialah bentuk wacana yang tujuannya adalah meyakinkan, mengajak atau membangkitkan suatu tindakan dengan mengemukakan alasan-alasan yang kadang-kadang agak emosional. Jika argumentasi berusaha membuktikan kebenaran atau pernyataan melalui proses penalaran yang sehat, persuasi berusaha merebut perhatian dan membangkitkan tindakan terhadap pembacanya. Contoh: Semua orang tahu bahwa kebersihan adalah pangkal kesehatan. Namun demikian, masih banyak anggota masyarakat kita yang tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan. Inilah masalah yang sulit dipecahkan. Seandainya saja setiap anggota masyarakat peduli akan kebersihan di sekitar tempat tinggalnnya tentulah kualitas kesehatan dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, marilah kita mencoba untuk menjadikan diri kita masing-masing peduli terhadap kebersihan lingkungan . Kesadaran ini dapat dimanifestasikan dalam berbagai bentuk, diantaranya ialah tidak membuang sampah sembarangan.

JENIS KARANGAN: Deskripsi Narasi Eksposisi Argumentasi Persuasi

1. DESKRIPSI Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Contoh deskripsi berisi fakta: Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata. Contoh deskripsi berupa fiksi: Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain. Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya: Keindahan Bukit Kintamani Suasa pelaksanaan Promosi Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional Keadaan ruang praktik Keadaan daerah yang dilanda bencana Langkah menyusun deskripsi: Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan Tentukan tujuan Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan Kembangkan kerangka menjadi deskripsi 2. NARASI Secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam. Pola narasi secara sederhana: awal - tengah - akhir Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca. Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri. Contoh narasi berisi fakta: Ir. Soekarno

Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah. Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949. Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpinpemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang Contoh narasi fiksi: Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulangtulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga? Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya. Langkah menyusun narasi (fiksi): Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan rumus 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan. 3. EKSPOSISI Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Contoh: Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut. Topik yang tepat untuk eksposisi, antara lain: Manfaat kegiatan ekstrakurikuler Peranan majalah dinding di sekolah Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.

Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/ cara/ proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses. Contoh paparan proses:

Cara mencangkok tanaman: 1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang subur, dan sabut secukupnya. 2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan sehat dengan diameter kira-kira 1,5 sampai 2 cm. 3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan dikelupas sampai bersih kira-kira sepanjang 10 cm. Langkah menyusun eksposisi: Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi. 4. ARGUMENTASI Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut. Contoh: Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang. Tema/ topik yang tepat untuk argumentasi, misalnya: Disiplin kunci sukses berwirausaha Teknologi komunikasi harus segera dikuasai Sekolah Menengah Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial Langkah menyusun argumentasi: Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi 5. PERSUASI Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya. Contoh persuasi: Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA ). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga. Topik/ tema yang tepat untuk persuasi, misalnya: Katakan tidak pada NARKOBA Hemat energi demi generasi mendatang Hutan sahabat kita Hidup sehat tanpa rokok Membaca memperluas cakrawala

Langkah menyusun persuasi: Menentukan topik/ tema Merumuskan tujuan Mengumpulkan data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi Setelah anda memahami uraian di atas cari gambar dibawah ini sesuai nomer undian kelompok dan buatlah karangan sesuai jenisnyasecara kelompok lakukan posting di blok ini dan secara individual/perorangan di buku On line-task kemudian serahkan kepada Bu Dra Masitah sesuai waktu yang telah ditentukan++ALINEA DAN PARAGRAF++
Imam Fauzi Alinea atau paragraf: penuangan ide atau gagasan penulis melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang satu dengan yang lain berkaitan dan hanya memiliki satu topik atau tema. SYARAT PARAGRAF: 1. KESATUAN = Setiap paragraf sebaiknya mengandung satu gagasan pokok 2. KOHERENSI = Setiap paragraf harus merupakan suatu kumpulan kalimat yang saling berhubungan secara padu, tidak berdiri sendiri atau terlepas satu dengan yang lainnya 3. KELENGKAPAN = Berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik. UNSUR-UNSUR PARAGRAF: 1. Topik/ tema/ gagasan utama/ gagasan inti/ pokok pikiran 2. Kalimat utama 3. Kalimat penjelas 4. Judul (kepala karangan). Syarat suatu judul: a. Provokatif (menarik) b. Berbentuk frase c. Relevan (sesuai dengan isi) d. Logis e. Spesifik Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokok, alinea terbagi dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut: 1. Deduktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada awal alinea 2. Induktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada akhir alinea 3. Variatif: kalimat utama diletakkan pada awal dan diulang pada akhir alinea 4. Deskriptif atau naratif: kalimat utama termuat dalam seluruh alinea. JENIS-JENIS KARANGAN: 1. Eksposisi: berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi. Contoh: Membaca intensif merupakan kegiatan membaca secara teliti atau membaca secara seksama, bacaan berupa teks. Tujuan membaca dengan cara ini untuk mendapatkan pemahaman isi bacaan secara tepat dan rinci. Misalnya untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan. 2. Argumentasi: bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti. Contoh: Air yang tergenang seperti di kaleng-kaleng dan selokan harus dibersihkan. Air yang tergenang itu tidak boleh dibiarkan karena akan menjadi sarang nyamuk. Nyamuk akan bertelur dan berkembang biak di genangan air tersebut. 3. Deskripsi: berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut. Contoh: Malam itu indah sekali. Bintang-bintang di langit berkerlap-kerlip memancarkan cahaya. Udara dingin menusuk kulit. Sesekali terdengar suara jangkrik mengusik sepinya malam. 4. Persuasi: karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu. Contoh: Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras, sehingga perlu pengolahan dan biaya yang tinggi. Oleh karena itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan. 5. Narasi: karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi. Contoh: Andi terkejut melihat neneknya tiba-tiba datang. Ia langsung saja menjerit sekencangnya. Tak disangka neneknya marah dan memukul kepalanya dengan tongkat kecil yang selalu dibawanya. www.peperonity.com

Unsur dan Ciri Khas Cerpen


Rabu, 20 Agustus 2008

Unsur dan ciri khas Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat. Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya), komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik dan tokoh utama); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya. Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis. Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuath cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya. Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis. Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov. Paragraf Deskripsi Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Paragraf deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan. Contoh : keadaan banjir, suasana di pasar

Menandai Ciri-ciri Paragraf Deskripsi Bacalah dua kutipan di bawah ini! KUTIPAN 1 Malam itu, indah sekali. Di langit, bintang bintang berkelip kelip memancarkan cahaya. Hawa dingin menusuk kulit. Sesekali terdengar suara jangkrik, burung malam, dan kelelawar mengusik sepinya malam. Angin berhembus pelan dan tenang. KUTIPAN 2 Kamar itu, menurut penglihatan saya, sangatlah besar dan bagus. Sebuah tempat tidur besi besar dengan kasur, bantal, guling, dan kelambu yang serba putih, berenda dan berbunga putih, berada di kamar dekat dinding sebelah utara. Kemudian, satu cermin oval besar tergantung di dinding selatan. Di kamar itu juga ada lemari pakaian yang amat besar terbuat dari kayu jati. Lemari kokoh itu tepat berada di samping pintu kamar Kedua kutipan tersebut adalah contoh paragraf deskripsi. Paragraf deskripsi mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu bertujuan untuk melukiskan suatu objek.

<!--[if !supportLists]-->

<!--[endif]-->Dalam paragraf deskripsi, hal-hal yang menyentuh pancaindera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, atau perabaan) dijelaskan secara terperinci. Inilah ciri-ciri paragraf deskripsi yang menonjol, seperti dalam kutipan 1. <!--[endif]-->Ciri yang kedua adalah penyajian urutan ruang. Penggambaran atau pelukisan berupa perincian disusun secara berurutan; mungkin dari kanan ke kiri, dari atas ke bawah, dari depan ke belakang, dan sebagainya, seperti dalam kutipan 2.

<!--[if !supportLists]-->

<!--[if !supportLists]-->

<!--[endif]-->Ciri deskripsi dalam penggambaran benda atau manusia didapat dengan mengamati bentuk, warna, dan keadaan objek secara detil/terperinci menurut penangkapan si penulis.

.seorang gadis berpakaian hitam.. .tiga lelaki tanpa alas kaki.

<!--[if !supportLists]-->

<!--[endif]-->Dalam paragraf deskripsi, unsur perasaan lebih tajam daripada pikiran.

.bersama terpaan angin yang lembut.. Paragraf Eksposisi Menulis eksposisi sangat besar manfaatnya. Mengapa? Sebagian besar masyarakat menyadari pentingnya sebuah informasi. Eksposisi merupakan sebuah paparan atau penjelasan. Jika ada paragraf yang menjawab pertanyaan apakah itu? Dari mana asalnya? Paragraf tersebut merupakan sebuah paragraf eksposisi. Eksposisi adalah karangan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang sejelas jelasnya. Contoh : laporan Dalam paragraf eksposisi, ada beberapa jenis pengembangan, yaitu (1) eksposisi definisi, (2) eksposisi proses, (3) eksposisi klasifikasi, (4) eksposisi ilustrasi (contoh), (5) eksposisi perbandingan & pertentangan, dan (6) eksposisi laporan. Mengenali Contoh-contoh Paragraf Eksposisi PARAGRAF 1 Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen ,urni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit. PARAGRAF 2 Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM. PARAGRAF 3 Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan di balik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata. PARAGRAF 4 Pernahkan Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut? Bagaimana cara mengatasinya? Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi rasa takut tersebut. Pertama, persipakan diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi atau suasana tertentu; kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut; ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri; keempat, setelah timbul rasa percaya diri, pertebal keyakinan Anda; kelima, untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah kecakapan atau keahlian melalui latihan atau belajar sungguh sungguh. PARAGRAF 5 Pascagempa dengan kekuatan 5,9 skala richter, sebagian Yogyakarta dan Jawa Tengah luluh lantak. Keadaan ini mengundang perhatian berbagai pihak. Bantuan pun berdatangan dari dalam dan luar negeri. Bantuan berbentuk makanan, obat-obatan, dan pakaian dipusatkan di beberapa tempat. Hal ini dimaksudkan agar pendistribusian bantuan tersebut lebih cepat. Tenaga medis dari daerah-daerah lain pun berdatangan. Mereka memberikan bantuan di beberapa rumah sakit dan tenda tenda darurat. PARAGRAF 6

Sebenarnya, bukan hanya ITS yang menawarkan rumah instan sehat untuk Aceh atau dikenal dengan Rumah ITS untuk Aceh (RI-A). Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Departemen Pekerjaan Umum juga menawarkan Risha alias Rumah Instan Sederhana Sehat. Modelnya hampir sama, gampang dibongkar-pasang, bahkan motonya Pagi Pesan, Sore Huni. Bedanya, sistem struktur dan konstruksi Risha memungkinkan rumah ini berbentuk panggung. Harga Risha sedikit lebih mahal, Rp 20 juta untuk tipe 36. akan tetapi, usianya dapat mencapai 50 tahun karena komponen struktur memakai beton bertulang, diperkuat pelat baja di bagian sambungannya. Kekuatannya terhadap gempa juga telah diuji di laboratorium sampai zonasi enam. Topik topik yang Dapat Dikembangkan Menjadi Paragraf Eksposisi Tujuan paragraf eksposisi adalah memaparkan atau menjelaskan sesuatu agar pengetahuan pembaca bertambah. Oleh karena itu, topiktopik yang dikembangkan dalam paragraf eksposisi berkaitan dengan penyampaian informasi. Berikut ini contoh contoh topik yang dapat dikembangkan menjadi sebuah paragraf eksposisi.

<!--[if !supportLists]-->1. <!--[if !supportLists]-->2. <!--[if !supportLists]-->3. <!--[if !supportLists]-->4.


Paragraf Argumentasi

<!--[endif]-->Manfaat menjadi orang kreatif <!--[endif]-->Bagaimana proses penyaluran bantuan langsung? <!--[endif]-->Konsep bantuan langsung tunai. <!--[endif]-->Faktor faktor penyebab mewabahnya penyakit flu burung.

Paragraf Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu. Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana argumetasi menyertakan data-data pendukung. Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis. Dalam paragraf argumentasi, biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenali. Ciri- ciri tersebut misalnya (1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya; (2) alasan, data, atau fakta yang mendukung; (3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan. Pada akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini yang membedakan argumentasi dari eksposisi. 1. Menyetop bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki kanan dan kiri tepat arahnya dan keras. Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. Bola seolah-olah menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang. Lawan sukar mengambil bola dari kakinya. Operan bolanya tepat dan terarah. Amin benar-benar pemain bola jempolan (Tarigan 1981 : 28). 1. Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan cara menjaga kesuburannya, dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani. Tujuan yang ingin dicapai melalui pemaparan argumentasi ini, antara lain :

<!--[if !supportLists]-->1. <!--[if !supportLists]-->2. <!--[if !supportLists]-->3. <!--[if !supportLists]-->4.

<!--[endif]-->melontarkan pandangan / pendirian <!--[endif]-->mendorong atau mencegah suatu tindakan <!--[endif]-->mengubah tingkah laku pembaca <!--[endif]-->menarik simpati

Contoh : laporan penelitian ilmiah, karya tulis

Paragraf Narasi Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam karangan atau paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf naratif tidak memiliki kalimat utama. Perhatikan contoh berikut! Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat ke leher. Mobil berhenti di depan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan Tuan Hasan saling berlomba menyambut kedatangan Nyonya Marta. Paragraf naratif disusun dengan merangkaikan peristiwa-peristiwa yang berurutan atau secara kronologis. Tujuannya, pembaca diharapkan seolah-olah mengalami sendiri peristiwa yang diceritakan. Contoh : novel, cerpen, drama Paragraf narasi dibedakan atas dua jenis, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Paragraf narasi ekspositoris berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa tersebut secara tepat. Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin bermain bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan lagu Mars Jalan yang dirasa tepat untuk mengantar Ahmad, sang pengantin. Sumber : Tempo, 20 Februari 2005 Paragraf narasi sugestif adalah paragraf yang berisi rangkaian peristiwa yang disusun sedemikian rupa seehingga merangsang daya khayal pembaca, tentang peristiwa tersebut. Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu. Akan tetapi, semuanya gagal. Sumber : Terampil Menulis Paragraf, 2004 : 66 Paragraf Persuasi Paragraf Persuasi merupakan paragraf yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena itu, biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca. Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan emotif yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi. Contoh : (1) propaganda kelompok / golongan, kampanye, (2) iklan dalam media massa, (2) selebaran, dsb. karangan yang bertujuan mempengaruhi dan membujuk pembaca Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong. Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas VI untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun semakin menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis. Oleh karena itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pendidikan nasional. Penulis : Tadeus Fiksi atau non-fiksi? Barangkali tak sedikit penulis pemula yang masih mengalami kebimbangan dalam menentukan jenis tulisan mana yang akan mereka tekuni. Seperti sebuah katalog belanja, tulisan ini diharapkan dapat membantu Anda untuk dapat memperoleh sedikit gambaran mengenai keduanya, namun tentu saja, hanya Anda sendirilah yang dapat menentukan pilihan untuk diri Anda sendiri. Sebagaimana halnya dengan penikmatnya, baik tulisan fiksi maupun non- fiksi juga memiliki pendukungnya masing-masing. Disini, yang disebut sebagai 'pendukung' tulisan fiksi meliputi: novelis, cerpenis, dramawan dan kadang penyair pun sering dimasukkan ke

dalamnya. Sementara untuk 'pendukung' tulisan non-fiksi disini meliputi para jurnalis, esais, penulis biografi, feature, tulisan ilmiah dsb. Tentu tidak begitu sulit bagi kita untuk mengenali mereka. Lalu apakah yang disebut dengan tulisan fiksi dan non-fiksi? Untuk fiksi, satu ciri yang pasti ada dalam tulisan ini adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb adalah hal-hal penting yang memerlukan perhatian tersendiri. Meski demikian, dengan kisah (bisa juga data) yang asalnya dari imajinasi pengarang tersebut, tulisan fiksi memungkinkan kebebasan bagi seorang pengarang untuk membangun sebuah 'kebenaran' yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan yang ingin ia sampaikan kepada pembacanya. Sementara itu, kebebasan yang dimiliki pengarang fiksi tadi di lain pihak juga memungkinkan adanya kebebasan bagi pembaca untuk menginterpretasikan makna yang terkandung dalam tulisan tersebut. Artinya, fiksi sangat memungkinkan adanya multi interpretasi makna. Bagi satu orang, novel JD Salinger yang berjudul "Catcher in the Rye" bisa dinilai sebagai sebuah novel yang dapat memperkaya pengetahuan tentang lika-liku kejiwaan manusia dan lingkungannya, namun novel yang sama juga dapat menginspirasi seorang bernama Mark David Chapman untuk membunuh pujaannya yakni John Lennon. Berkebalikan dengan fiksi, tulisan non-fiksi mengutamakan data dan fakta yang tidak boleh dibumbui oleh imajinasi atau rekaan penulis. Dalam tulisan non-fiksi berbentuk jurnalistik, penyampaian fakta ini bahkan harus memenuhi unsur-unsur yang terdapat dalam satu pakem yang disebut 5W1H (What, Who, When, Where, Why, How). Walau tidak sama, pentingnya referensi data ini juga menjadi syarat dalam tulisan yang lebih 'bebas' seperti esai, feature, memoar, atau kesaksian. Namun, ini tidak berarti bahwa tulisan non-fiksi sama sekali tidak memberikan kebebasan bagi penulisnya. Penulis non- fiksi tentu saja dapat menuliskan tema apa saja yang ia inginkan, bedanya ia hanya harus menyampaikannya dengan data yang dapat dipertanggung jawabkan, minimal oleh dirinya sendiri. Bahkan dalam praktiknya, bisa dibilang topik untuk tulisan non-fiksi yang berupa opini atau feature juga lebih mudah ditemukan. Cukup dengan mengamati, menilai, atau memiliki usul, sebuah topik akan cepat didapat. Satu hal lagi yang membedakan tulisan non-fiksi dengan fiksi adalah kejelasan makna yang ingin disampaikan penulis dalam karyanya. Dengan menulis sebuah tulisan non-fiksi yang baik dan sistematis, pembaca akan lebih mudah digiring ke sebuah opini atau pesan yang ingin disampaikan penulis. Tanpa harus perlu mengartikan simbolisasi atau metafora pesan yang ingin disampaikan seperti yang terjadi pada cerita fiksi. Pada perkembangan selanjutnya, fiksi zaman sekarang juga sudah berbeda dengan kisah fiksi lama yang sering identik dengan dongeng, tulisan fiksi saat ini tidak melulu berisi hal-hal atau cerita imajinatif dan penuh khayalan. Kita bisa melihat contohnya pada fiksi-fiksi yang ditulis dengan gaya realis. Tak jarang sebuah fiksi yang ditulis dengan gaya realis yang baik mampu membuat banyak pembaca lantas mengidentifikasikan kisah tersebut dengan kondisi nyata di sekeliling mereka. Fiksi (biasanya cerpen) yang ditulis dengan cara bertutur seperti sebuah jurnal atau laporan juga ada, bisa disebut juga novel klasik Poor People karangan Fyodor Dostoyevsky yang ditulis dengan gaya surat menyurat. Selanjutnya ada juga genre fiksi-ilmiah yang memadukan dasar-dasar ilmu sains ilmiah dengan kisah-kisah khayalan. Fiksi-fiksi yang antara lain dipopulerkan oleh penulis seperti HG Wells dan Isaac Asimov tersebut pada perkembangannya juga sering mengilhami penemuan-penemuan yang kita kenal saat ini. Berkebalikan dengan fiksi ilmiah yang biasanya mengemukakan hal-hal yang belum terjadi, kitapun mengenal adanya novel-novel sejarah. Mulai dari novel-novel Pramoedya Ananta Toer yang menyajikan cerita-cerita yang dilengkapi referensi sejarah sampai novel Da Vinci Code yang sebegitu 'meyakinkan' nya 'data' yang ia paparkan, hingga membuat banyak pemimpin Kristen kalang kabut dan orang Kristen bimbang akan fakta sejarah kekristenannya. Hal sebaliknya juga terjadi di penulisan non-fiksi. Tulisan non- fiksi pun saat ini tidak selalu bergaya laporan yang kaku, penuh kutipan data serta referensi yang membuatnya 'kering'. Ini bisa dilihat dari dikenalnya jurnalisme sastrawi. Jurnalisme yang memakai estetika layaknya sastra dengan isinya yang menguak satu topik secara lebih dalam dan kadang juga disajikan dengan gaya sebuah narasi karya sastra. Jadi jurnalisme macam ini bukan saja melaporkan seseorang melakukan apa, tapi ia masuk ke dalam psikologi yang bersangkutan dan menerangkan mengapa ia melakukan hal tersebut. Hal serupa juga bisa kita lihat dari tulisan-tulisan feature, biografi, otobiografi, memoar, yang kini semakin banyak yang bisa kita nikmati seperti halnya membaca karya fiksi atau sastra. Seorang penulis memang bebas untuk menulis apapun, baik fiksi atau non-fiksi. Tak ada yang melarang seorang sastrawan menulis tulisan ilmiah dan tak ada yang melarang seorang wartawan menulis novel. Tidak jarang pula kita mengenal penulis-penulis terkenal yang bisa menulis keduanya dengan sama baik. Namun biasanya seorang penulis tetap akan memiliki kecenderungan untuk memilih salah satunya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan ini juga bisa bersumber dari beberapa hal. Yang paling berpengaruh adalah faktor bacaan. Mengingat bahwa proses pembelajaran manusia pada awalnya adalah selalu dengan meniru, seorang penulis pemula yang lebih banyak membaca tulisan-tulisan yang berbentuk jurnal atau pendapat (non- fiksi) biasanya juga cenderung akan membuat tulisantulisan bergaya serupa. Hal sebaliknya juga terjadi pada penulis non-fiksi. Faktor-faktor selanjutnya bisa berasal dari lingkungan, budaya dan sistem pendidikan. Disadari atau tidak, ini adalah faktor yang cukup berpengaruh. Misalnya pada budaya yang menganggap mengungkapkan pendapat secara langsung dan terus terang sebagai sesuatu yang tidak sopan atau bahkan subversif, tulisan fiksi yang memungkinkan penyampaian pendapat atau kritik lewat simbol-simbol biasanya akan dipilih. Demikian juga dengan metode pendidikan. Apa yang terjadi pada metode pengajaran di Indonesia adalah contoh yang mudah dilihat. Ketika bahkan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia lalu diubah menjadi pelajaran yang hanya mementingkan penghafalan nama dan data- data saja, ketika para pengajarnya sendiri ternyata gagal menunjukkan bagaimana membuat sastra sebagai sesuatu yang menarik dan penting bagi kehidupan, maka menulis fiksi (atau bahkan menulis saja) pun dipandang sebagai aktifitas yang tidak ada gunanya. Faktor lain tentu adalah aspek psikologis penulis itu sendiri. Sebagaimana masing-masing manusia selalu memiliki salah satu belahan otak yang lebih dominan dalam bekerja, demikian pula seorang penulis selalu memiliki kecenderungan pilihan antara menulis fiksi atau non-fiksi. Melihat beberapa hal ini (terutama faktor-faktor yang berasal dari luar), paling tidak kita dapat mengetahui,

atau juga mengarahkan pilihan kita atau orang lain dalam belajar menulis. Sebagai penutup, tulisan ini sekali lagi memang tidak dimaksudkan untuk mengunggulkan atau menjelek-jelekkan baik tulisan fiksi atau non-fiksi. Sebagaimana menulis pada akhirnya lebih banyak berurusan dengan panggilan hati, menentukan fiksi atau non-fiksi juga tidak dapat dipaksakan. Yang lebih penting tentu adalah suarakan kebenaran, menulis dan menulislah! Beberapa referensi: Esai Andreas Harsono., Mengapa Jurnalisme Baru Ompong di Indonesia? Dari blog: http://andreasharsono.blogspot.com Esai Alex R., Ketika Sastra Dibungkam maka Jurnalisme Harus Bicara. Dimuat di situs http://www.cybersastra.net/ N. J. Lindquist., Discover Fiction! Dimuat di situs : http://www.christianity.ca/

Jenis Karangan
Ditulis pada Desember 6, 2007 oleh sunarno5 1. DESKRIPSI Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Contoh deskripsi berisi fakta: Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata. Contoh deskripsi berupa fiksi: Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain. Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya: Keindahan Bukit Kintamani Suasa pelaksanaan Promosi Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional Keadaan ruang praktik Keadaan daerah yang dilanda bencana Langkah menyusun deskripsi: Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan Tentukan tujuan Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan Kembangkan kerangka menjadi deskripsi 2. NARASI Secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam. Pola narasi secara sederhana: awal tengah akhir Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.

Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri. Contoh narasi berisi fakta: Ir. Soekarno Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah. Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949. . Contoh narasi fiksi: Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga? Langkah menyusun narasi (fiksi): Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan rumus 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan. 3. EKSPOSISI Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Contoh: Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut. Topik yang tepat untuk eksposisi, antara lain: Manfaat kegiatan ekstrakurikuler Peranan majalah dinding di sekolah Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil. Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/ cara/ proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses. Contoh paparan proses:

Cara mencangkok tanaman: 1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang subur, dan sabut secukupnya. 2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan sehat dengan diameter kira-kira 1,5 sampai 2 cm. 3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan dikelupas sampai bersih kira-kira sepanjang 10 cm. Langkah menyusun eksposisi: Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi. 4. ARGUMENTASI Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut. Contoh: Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilainilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang. Tema/ topik yang tepat untuk argumentasi, misalnya: Disiplin kunci sukses berwirausaha Teknologi komunikasi harus segera dikuasai Sekolah Menengah Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial Langkah menyusun argumentasi: Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi 5. PERSUASI Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya. Topik/ tema yang tepat untuk persuasi, misalnya: Katakan tidak pada NARKOBA Hemat energi demi generasi mendatang Hutan sahabat kita Hidup sehat tanpa rokok Membaca memperluas cakrawala Langkah menyusun persuasi: Menentukan topik/ tema Merumuskan tujuan Mengumpulkan data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan

Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi SOAL-SOAL DAN PEMBAHASANNYA 1. Ternyata badai ekonomi membuat beberapa wilayah negeri ini bergolak. Efek domino lepasnya Timor Timur tampak semakin menggejala. Di sana-sini muncul wacana tentang kemerdekaan wilayah. Dengan demikian, negeri ini menghadapi bahaya mahahebat, yakni disintegrasi. Kutipan karangan di atas termasuk jenis karangan a. narasi b. eksposisi c. persuasi d. argumentasi e. deskripsi Jawaban: d Pembahasan: Karena kutipan karangan tersebut termasuk jenis karangan argumentasi karena mengandung unsur opini dan disertai dengan alasan yang berupa fakta. 2. Ketombe memang amat menjengkelkan, tidak hanya bagi wanita, tetapi juga bagi pria. Bila Anda terkena penyakit ini dan belum menemukan obat mujarab, di sinilah Anda dapat menemukan beberapa cara yang mudah untuk mengatasinya. Cobalah salah satu cara berikut yang menurut Anda paling sesuai dan paling mudah untuk Anda lakukan. Jawaban: e Pembahasan: Karena paragraf di atas berisi harapan penulis agar pembaca melakukan apa yang dianjurkan penulis. Burung-burung gereja beterbangan di antara dedaunan pohon akasia. Sesekali terdengar cicit mereka. Suara klakson dan deru mobil mahasiswa satu demi satu beranjak pergi. Suasana kampus kembali sunyi. Jawaban: b Pembahasan: Paragraf di atas menggambarkan suasana kampus. Kita akan tetap saling memiliki, walau jarak telah memisahkan kita. Persahabatan yang kita lalui rasanya terlalu berarti kalau harus diakhiri begitu saja. Kecuali ., kata-kataku menggantung di udara, tiba-tiba saja pikiran itu melintas, seandainya seseorang datang dalam kehidupan Rina! Tidak, aku menggeleng kuat-kuat. Rasa marah menyedak dadaku. Cemburu? Aku tak tahu. Namun rasanya sulit untuk menerima bila hal itu menjadi kenyataan. Kutipan di atas termasuk jenis karangan. a. deskripsi b. eksposisi c. narasi d. argumentasi e. persuasi Jawaban: c Pembahasan: Kutipan di atas merupakan cerita fiksi karena terdapat peristiwa, tokoh, dan seting. 5. Service dalam bermain tenis lapangan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut. Pertama, ambillah posisi di luar garis belakang dan agak ke tengah. Kedua, lakukan konsentrasi untuk beberapa detik dan aturlah posisi kaki. Ketiga, bungkukkan badan ke depan sedikit sambil melempar bola ke atas, raket diayunkan ke belakang dan dengan cepat pukullah bola dengan kekuatan maksimal. Bola akan melayang dengan cepat. Jawaban: a Pembahasan: Paragraf di atas termasuk jenis eksposisi (paparan proses). 6. (1) Mengumpulkan informasi (2) Mengembangkan kerangka menjadi karangan (3) Menetapkan tema (4) Menyusun kerangka karangan (5) Menentukan tujuan penulisan Jawaban: b Pembahasan: Karena urutan langkah yang logis untuk mengarang terdapat pada opsi b. Perhatikan proses membuat pakaian jadi berikut! (1) membuat pola (2) mengukur badan (3) menggunting bahan (4) menentukan model (5) menjahit 8. (1) Pemberian hadiah bagi siswa yang kreatif (2) Majalah dinding merupakan sarana komunikasi intern (3) Majalah dinding merupakan wadah kreativitas siswa (4) Adanya majalah dinding, minat baca dan minat tulis siswa meningkat. (5) Peran serta guru dalam pengelolaan majalah dinding sangat diharapkan. Di antara kalimat-kalimat utama di atas yang tidak tepat untuk digunakan dalam kerangka karangan yang bertema Majalah Dinding di sekolah adalah kalimat nomor. a. (1) b. (2) c. (3) d. (4) e. (5) Jawaban: a Pembahasan: Kalimat nomor (1) tidak tepat untuk digunakan dalam kerangka karangan yang

bertema Majalah Dinding di sekolah. 9. Perhatikan butir-butir kerangka berikut! (1) Padahal pemanfaatan dunia kelautan Indonesia sangat menguntungkan. (2) Yang penting, perlu menyediakan sumber daya manusia bidang kelautan. (3) Geografis perairan Indonesia sangat strategis. Butir-butir kerangka yang bertema kelautan tersebut akan menjadi kerangka yang baik jika menggunakan urutan. a. (5), (4), (1), (3), (2) b. (4), (3), (5), (2), (1) c. (2), (3), (1), (4), (5) d. (3), (4), (1), (5), (2) e. (1), (2), (3), (5), (4) Jawaban: d Pembahasan: Karena urutan yang logis untuk tema tersebut adalah opsi d. 10. (1) Musim kemarau panjang tahun ini merupakan bencana bagi daerah kami. (2) Sungai yang mengalir di tengah-tengah desa kering kerontang. (3) Bahkan sumur pun banyak yang tak berair lagi. (4) Sawah dan ladang seperti hangus dan dimakan oleh terik matahari. (5) Tanah pecah berbongkah-bongkah, tanaman pun hampir tak ada yang berwarna hijau lagi. Jawaban: a Pembahasan: Karena kalimat nomor (1) bukan merupakan gambaran melainkan pendapat. Ciri pengembangan karangan eksposisi adalah. a. Mengungkapkan fakta yang diperjelas dengan grafik, gambar, atau statistik untuk memperjelas informasi. b. Mengungkapkan fakta yang diperjelas dengan grafik, gambar, atau statistik untuk membuktikan atau mempengaruhi pembaca. Jawaban: a Pembahasan: Karena opsi a merupakan ciri pengembangan karangan eksposisi yaitu untuk memperjelas informasi bagi pembaca. 12. Jika akan menjelaskan pengertian dan fungsi pasar, kita dapat menggunakan karangan. a. argumentasi b. eksposisi c. deskripsi d. narasi e. persuasi Jawaban: b Pembahasan: Karena karangan eksposisi adalah menjelaskan informasi untuk memberi pengetahuan bagi pembaca. 13. Topik yang dapat dikembangkan menjadi karangan argumentasi adalah. a. Alasan pemerintah DKI membangun sistem transportasi Jakarta seperti busway. b. Bentuk fisik bus angkutan trans-Jakarta. c. Kisah perjalanan Sutiyoso, dari Pangdam Jaya sampai menjadi Gubernur DKI www.wordpress.com Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami

Jenis karangan
Narasi 1. NARASI: Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam. Pola narasi secara sederhana: awal tengah akhir Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca. Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri. Contoh narasi berisi fakta: Ir. Soekarno Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah. Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa

Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949. Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang Contoh narasi fiksi: Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga? Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya. Langkah menyusun narasi (fiksi): Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan rumus 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.

[sunting] Deskripsi
2. DESKRIPSI: Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Contoh deskripsi berisi fakta: Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata. Contoh deskripsi berupa fiksi: Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain. Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya: Keindahan Bukit Kintamani Suasa pelaksanaan Promosi Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional Keadaan ruang praktik Keadaan daerah yang dilanda bencana Langkah menyusun deskripsi: Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan Tentukan tujuan Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan Kembangkan kerangka menjadi deskripsi

[sunting] eksposiliti
3. EKSPOSISI: Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Contoh: Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.

Topik yang tepat untuk eksposisi, antara lain: -Manfaat kegiatan ekstrakurikuler -Peranan majalah dinding di sekolah -Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil. Catatan: Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/ cara/ proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses. Contoh paparan proses: Cara mencangkok tanaman: 1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang subur, dan sabut secukupnya. 2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan sehat dengan diameter kira-kira 1,5 sampai 2 cm. 3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan dikelupas sampai bersih kira-kira sepanjang 10 cm. Langkah menyusun eksposisi: Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

[sunting] Argumentasi
4. ARGUMENTASI: Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut. Contoh: Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilainilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang. Tema/ topik yang tepat untuk argumentasi, misalnya: Disiplin kunci sukses berwirausaha, Teknologi komunikasi harus segera dikuasai, Sekolah Menengah Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial. Langkah menyusun argumentasi: Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi

[sunting] Persuasi
5. PERSUASI: Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya. Contoh persuasi: Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga. Topik/ tema yang tepat untuk persuasi, misalnya: Katakan tidak pada NARKOBA, Hemat energi demi generasi mendatang, Hutan sahabat kita, Hidup sehat tanpa rokok, Membaca memperluas cakrawala. Langkah menyusun persuasi: 1.Menentukan topik/ tema 2.Merumuskan tujuan 3.Mengumpulkan data dari berbagai sumber 4.Menyusun kerangka karangan 5.Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan" TEMA KARANGAN Tema adalah pokok pembicaraan, atau jiwa dari karangan yang tersaji yang bermuara pada tema tersebut

Cara mencari tema karangan: 1. Tentukan kata dan kalimat kunci pada tiap paragraf. 2. Tentukan tujuan penulisan. 3. Hubungkan kalimat kunci dengan kalimat lain. 4. Apa yang mendominasi dari tiap kalimat kunci tersebut, itulah tema karangan. II. PEMILIHAN JUDUL YANG TEPAT 1. Dapat menggambarkan isi karangan. 2. Menamai karangan. 3. Menarik perhatian pembaca. III. PENGENALAN BENTUK KARANGAN 1. Narasi Biasanya disampaikan secara kronologis dan mengandung plot atau rangkaian peristiwa. Ada tokoh yang diceritakan. Bersifat informatif dan tidak menekankan ide secara eksplisit. 2. Deskripsi Bersifat informatif namun berusaha memberikan kesan khusus dengan cara menonjolkan kata-kata kunci yang menyentuh (berkonotasi kuat). Pembaca diajak menikmati apa yang dinikmati oleh penulis. 3. Eksposisi Menjelaskan suatu permasalahan dengan alasan yang logis dan tidak ada kesan subyektif. Bentuk karangan yang menjelaskan sesuatu dengan data, angka, maupun kritik dengan detail. Penutup karangan berupa penegasan. 4. Argumentasi Bentuk karangan yang berusaha mengungkapkan permasalahan dalam kerangka menjelaskan dan meyakinkan pembaca. Penutup karangan berupa kesimpulan. 5. Persuasi Bentuk karangan yang bersifat menawarkan sesuatu, atau mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu.

Jenis Karangan 1. Eksposisi Karangan ini berisi uraian/penjelasan tentang sesuatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan. C ontoh: Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidanga akuntansi, pekerjaan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yasng digunakan untuk menghasikan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keungan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.

T opik yang tepat untuk eksposisi, misalnya: -Manfaat koperasi sekolah -Peranan majalah dinding di sekolah -Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil. Contoh eksposisi Poroses: a. Mencangkok bukanlah pekerjaan yang sukar. satu menit saja kita belajar, kita sudah dapat berpraktik dan hasilnya kita tunggu satu dua bulan. Caranya sebagai berikut: 1. Siapkaan pisau , tali rafia, tanah yang subur sekepal, dan sabut pembungkus secukupnya. 2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, sehat, dengan dimeter kira-kira 1,5 - 2 cm. 3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan dikelupas sampai bersih kira-kira sepanjang 10 cm. 4. Tutuplah keratan bagian atas dengan tanah dan bungkuslan dengan sabut yang telah disiapkan. 2. Karangan Argumentasi Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/kesimpulan dengan data/fakta/konsep sebagai alasan/ bukti. Tema/topik yang tepat untuk argumentasi antara lain: 1. Pupuk buatan menguntungkan petani 2. lulusan SMA perlu dibekali ketermpilan tambahan 3. Teknologi modern harus dikuasai secepatnya. 3. Deskripsi Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar sendiri hal tersebut. 4 . Persuasi Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat sesuatu. Topik yang tepat misalnya: 1. Mari menabung 2. Keluarga berencana 3. Pemuda harapan masa depan bangsa 5. Narasi Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang kronologis sesuai urutan waktu sehingga membentuk alur cerita. Y ang termasuk karangan narasi : cerpen,novel, roman, dsb.

PIDATO Pidato ialah suatu bentuk perbuatan erbicara di hadapan massa tertentu dengan tujuan tertentu. Macam-macam tujuan Pidato antara lain: 1 .Pidato persuasif: mempengaruhi emosi pendengar untuk berbuat sesuatu. Pidato kampanye , pidato keagamaan. Topik yang tepat antara lain: - Toleransi beragama kunci persatuan nasional - Menabung untuk masa depan - Pentingnya berkorban demi pembangunan 2 . Pidato argumentatif: menyakinkan pendengar akan kebenaran suatu pendapat. Topik antara lain: - Pentingnya pengembangan pariwisata - Pupuk buatan meningkatkan pendapatan petani - Peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan. 3 . Pidato informatif: Memberitahu atau memberi informasi, misalnya: pidato pengarahan dan pidato penerangan. Topik yang tepat, misalnya: - Cara mengolah tembikar secara tradisional - Strategi lulus SPMB - Cara bertanam secara hidroponik 4. Pidato deskriptif: melukiskan suatu keadaan. topik yang tepat antara lain - Suasana peringatan Hari kemerdekaan RI - Lalu lintas di jalan Tol Jagorawi Langkah-langkah Pidato 1. Menentukan tema dan menyempitkan tema 2. Menganalisis pendengar dan situasi (mencari tahu tentang p-endengar; usia, pendidikan , profesi, bagaimana situasinya: di ruangan/apangan) 3. Menentukan tujuan pidato 4. Mengumpulkan bahan dengan membaca, wawancara,pengamatan dll 5. Menyusun kerangka: merancang urutan baha agar sistematis 6. Mengembangkan kerangka menjadi teks pidato 7. Melatih diri dengan suara dan intonasi yang tepat Sistematika Pidato

1. Pembukaan: salam, ucapan syukur, ucapan terima kasih 2. Isi: gagasanyang hendak dikemukakan 3. Penutup: simpulan , ajakan, harapan , permintaan maaf, salam penutup. Pidato akan menarik kalau:1. topiknya menyangkut persoalan yang sedang hangat, memberi jalan keluar terhadap persoalan yang dihadapai.2. penyajian bahan sistematis dan pemakaian bahasa yang sesuai 3. selingi humor yang positif Hal yang harus dihindari dalam berpidato: 1. gerakan yang terlalu banyak 2. bertele-tele 3. kebiasaan buruk perlu dihindari (terlalu sering memegang kaca mata, baju, celana dll) 4. suara yang terlalu keras (jarak mikrofon perlu diberi jarak) Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan dalam berpidato:: persiapan matang, suara dengan intonasi dan kekerasan yabg tepat, didukung gerak gerik muka dan tangan, dan penampilan rapi dan menyakinkan.

You might also like