You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya akan flora dan fauna yang
merupakan sumber daya alam hayati. Oleh karena setiap spesies tumbuhan, hewan
dan mikroorganisme yang terdapat di darat maupun di laut mempunyai nilai-nilai
kimiawi dalam arti menghasilkan bahan-bahan kimia yang banyak jumlahnya,
maka keanekaragaman hayati yang tersedia di Indonesia dapat diartikan sebagai
sumber bagi beraneka ragam bahan kimia (Bogoriani, 2008).
Keanekaragaman tumbuhan yang dimiliki Indonesia merupakan salah satu
nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita, sehingga kita patut bersyukur dan
memanfaatkanya dengan baik, di dalam firmannya Allah telah menjelaskan dalam
surat Al-anam ayat: 99
4O-4 -Og~-.- 44O^ =}g`
g7.EOO- w7.4` E4;_4Ou=
gO) =4l4^ ]7 7/E*
E4;_4Ou= +Ou4g` -LOE= @O^Cw
+Ou4g` :EO 4:-4O4G` =}g`4
uCEL- }g` E_gUC p-4OuLg~
O41g^-E1 eE4E_4 ;}g)` E4;N
4pO+-uCEO-4 4pE`OO-4
4_):E;=N` 4OOEN4 O)l4=4N`
W-NOO^- _O) j@OE .-O)
4OE^ gOguL4C4 _ Ep) O)
7gO e4CE Og 4pONLg`uNC
^__
dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami
keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan
dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma
mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami
keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.
perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah)
kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
Firman Allah Swt dalam surat al An'am ayat 99 yang menjelaskan bahwa
Allah swt menurunkan air hujan dari awan, kemudian dengan air tersebut Allah
mengeluarkan setiap jenis tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam bentuk, ciri
khas serta berbeda-beda tingkatan kelebihan dan kekurangannya (al Maraghi,
1992), meskipun semuanya tumbuh di tanah yang sama dan diairi dengan air yang
sama.
Di hutan tropis Indonesia terdapat 30.000 spesies tumbuhan. Dari jumlah
tersebut sekitar 9.600 spesies diketahui berkhasiat obat, tetapi baru 200 spesies
yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri obat tradisional.
Peluang pengembangan budidaya tanaman obat-obatan masih sangat terbuka luas
sejalan dengan semakin berkembangnya industri jamu, obat herbal, fitofarmaka
dan kosmetika tradisional.
Allah tidak menciptakan suatu penyakit tanpa menciptakan pula obat
untuknya barang siapa mengerti hal ini, Ia mengetahuinya dan barang siapa tidak
mengerti hal ini, ia tidak mengetahui kecuali kematian. (HR. Ibnu majah)
Hadist diatas menunjukkan bahwa Allah Maha Adil yang menciptakan
suatu penyakit beserta obatnya, dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. Para
peneliti terus mencari dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki terhadap beberapa
penyakit, salah satunya adalah penyakit malaria yang tiap hari semakin
meningkat, dan tingkat resistensinya terhadap beberapa obat-obatan sintetik, maka
kita sebagai manusia yang diberikan nikmat berupa akal pikiran oleh Allah SWT
harus mencari ilmu pengetahuan dan mengembangkan obat-obatan tersebut agar
lebih efektif, mudah diperoleh dan terjangkau oleh masyarakat secara luas.
Tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah tanaman sirih,pada
bagian daunnya yang dapat digunakan obat dari berbagai macam penyakit.
Menurut Sudewo (2006) Ekstrak daun sirih merah mampu mematikan cendawan
Chandida albicans penyebab sariawan; berkhasiat mengurangi sekresi pada liang
vagina, keputihan akut, dan gatal-gatal pada alat kelamin; sekaligus sebagai
pembersih luka. Secara empiris ekstrak daun sirih merah dalam pemakaian secara
tunggal atau diformulasikan dengan tanaman obat lainnya mampu membasmi
aneka penyakit, seperti diabetes mellitus, peradangan akut pada organ tubuh
tertentu, luka yang sulit sembuh, kanker payudara dan kanker rahim, leukemia,
TBC, radang pada lever, lemah syahwat, ambeien, jantung koroner, darah tinggi,
dan asam urat.
Penyakit juga bisa diakibatkan oleh bakteri. Kebayakan aktivitas yang
dilakuakn manusia perpotensi terkena bakteri dari lingkung. Maka dibuatlah obat
antiseptik untuk menghambat dan mencegah pertumbuhan bakteri yang pada
tubuh manusia. Jika terdapat luka pada tubuh manusia, itu sangat rentan akan
terkena bakteri yang mengakibatkan lama penyembuban luka tersebut karena
infeksi.
Nasronudin (2007) menambahkan, bahwa untuk mengatasi infeksi karena
bakteri, antibiotika mempunyai peranan penting, antibiotika diharapkan mampu
mengeliminasi bakteri penyebab infeksi.. Pemilihan antibiotika untuk mengatasi
infeksi perlu mempertimbangkan beberapa hal termasuk antibiotika yang
mempunyai spectrum luas, mampu bekerja lebih awal, potensi menginduksi
resistensi minimal dan dapat dikombinasikan dengan antibiotika lain.
Lisa (2007) menyatakan bakteri Staphylococcus aureus merupakan
patogen terpenting dan berbahaya diantara marga Staphylococcus dan
Pseudomonas. Bakteri Staphylococcus aureus sering resisten terhadap berbagai
jenis obat, sehingga mempersulit pemilihan antimikroba yang sesuai untuk terapi.
Resistensi terhadap beberapa antimikroba umumnya terjadi di rumah sakit, tempat
yang paling banyak menggunakan antimikroba.
Pengobatan penyakit infeksi yang disebabkan bakteri yang resisten
terhadap antibiotik memerlukan produk baru yang memiliki potensi tinggi.
Penelitian zat yang berkhasiat sebagai antibakteri perlu dilakukan untuk
menemukan produk antibiotik baru yang berpotensi untuk menghambat atau
membunuh bakteri yang resisten antibiotik dengan harga yang terjangkau.Salah
satu alternatif yang dapat ditempuh adalah memanfaatkan zat aktif pembunuh
bakteri yang terkandung dalam tanaman obat.
Menurut Solikhah (2006) senyawa fitokimia yang terkandung dalam daun
sirih merah yakni alkaloid, saponin, dan flavonoid. Menurut Ivorra, M.D dalam
buku "A Review of Natural Product and Plants as Potensial Antidiabetic,"
senyawa aktif alkoloid dan flavonoid memiliki aktivitas hipoglikemik atau
penurun kadar glukosa darah. Kandungan kimia lainnya yang terdapat di daun
sirih merah Piper Betle l. Var Rubrum adalah minyak atsiri, hidroksikavicol,
kavicol, kavibetol, allylprokatekol, karvakrol, eugenol, p-cymene, cineole,
caryofelen, kadimen estragol, terpenena, dan fenil propada. Karena banyaknya
kandungan zat/senyawa kimia bermanfaat inilah, daun sirih merah memiliki
manfaat yang sangat luas sebagai bahan obat. Karvakrol bersifat desinfektan, anti
jamur, sehingga bisa digunakan untuk obat antiseptik pada bau mulut dan
keputihan. Eugenol dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit (Manoi, 2007).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini bertujuan untuk
menguji aktivitas antibakteri dengan berbagai konsentrasi ektsrak daun sirh
merah Piper Betle l. Var Rubrum dengan mengunakan fariasi pelarut dan
konsentrasi efektif ekstrak daun sirih merah Piper Betle l. Var Rubrum terhadap
bakteri Staphylococcus aureus multiresisten antiboitik dengan demikian
penelitian ini kami beri judul "Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sirih
Merah Piper Betle l. Var Rubrum Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus


1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah ekstrak daun sirih merah Piper Betle l. Var Rubrum
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeruginosa?
2. Berapa konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh
minimum (KBM) ekstrak daun binahong Anredera cordifolia(Ten.)
Steenis terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa?
3. Senyawa kimia apa yang terkandung di dalam ekstrak daun
Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis yang memiliki aktivitas sebagai
antibakteri?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun binahong Anredera
cordifolia (Ten.) Steenis terhadap Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeruginosa
2. Mengetahui konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi
bunuh
minimum (KBM) ekstrak daun binahong Anredera cordifolia (Ten.)
Steenis terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.
3. Mengetahui senyawa kimia yang terkandung di dalam ekstrak
daun
binahong yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri.


1.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang melandasi penelitian ini adalah:
1. Adanya aktivitas antibakteri ekstrak daun Binahong Anredera
cordifolia
(Ten.) Steenis terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
aeruginosa
2. Terdapat konsentrasi tertentu dari ekstrak daun Binahong Anredera
cordifolia (Ten.) Steenis yang mampu menghambat dan membunuh
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa
3. Ada senyawa kimia yang terkandung di dalam ekstrak daun
binahong
yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri.

1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Memperkaya ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan
adanya
daya antibakteri suatu tanaman.
2. Memberikan informasi bahwa ekstrak daun Binahong Anredera
cordifolia
(Ten.) Steenis dapat digunakan sebagai zat antibakteri.
3. Memberikan motivasi pada masyarakat untuk menggunakan zat
antibakteri
dari bahan alam.





1.6. Batasan Masalah
1. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Staphylococcus aureus
dan
Pseudomonas aeruginosa multi resisten antibiotik yang di dapatkan
dari
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya
Malang
2. Daun Binahong Anredera cordifolia (Ten.) Steenis yang digunakan
dalam
penelitian ini adalah daun binahong campuran tua dan muda yang
sudah
dikeringkan dan tidak terserang penyakit didapatkan dari Balai
Materia
Medika Batu Malang
3. Penelitian ini hanya dilakukan pada konsentrasi hambat minimum
dan
konsentrasi bunuh minimum ekstrak daun Binahong Anredera
cordifolia
(Ten.) Steenis yang ditunjukkan dengan adanya penghambatan
pertumbuhan bakteri ditunjukan dengan kejernihan media uji dan
penurunan jumlah koloni bakteri setelah pemberian konsentrasi
ekstrak
daun binahong.
4. Konsentrasi ekstrak daun Binahong Anredera cordifolia (Ten.) yang
digunakan dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak daun
binahong
yang telah diencerkan sesuai dengan konsentrasi untuk masing-
masing
bakteri.

You might also like