You are on page 1of 9

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL

RS. Dr. KARIADI SEMARANG

Disusun oleh : Hadi Winarso 1.1.20360

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG 2005

Hemoroid

I. Pengertian Hemoroid adalah dilatasi vena hemoroidal interior atau superior (kamus saku kedoteran Dorland, 1998). Hemoroid adalah pembengkakan yang tidak wajar/ distensi vena di daerah rectal yang tidak signifikan (D. D. Ignatavicius, 1998). II. Klasifikasi A. Hemoroid internal Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa diatas spingter ani. Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajad : 1. Derajad I Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu defekasi. Tidak terdapat prolaps dan pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam lumen. 2. Derajad II Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi dapat masuk kembali secara spontan. 3. Derajad III Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah defekasi. 4. Derajad IV Hemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong masuk kembali.

B. Hemoroid Eksternal Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong masuk. Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu : Akut Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung- ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri. Kronik Sedangkan hemoroid eksterna kronik satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah. III. Etiologi Faktor penyebab hemoroid adalah : o Mengejan pada waktu defekasi o Konstipasi menahun o Kelemahan dinding struktural dari dinding pembuluh darah o Herediter o Pembesaran prostat o Peningkatan tekanan intra abdomen - Kehamilan - Konstipasi - Berdiri dan duduk terlalu lama o Fibroma uteri o Tumor rectum o Diare o Kongesti pelvis

IV. Tanda dan gejala pendukung adanya hemoroid

Adanya trauma karena feses yang keras Adanya darah keluar dengan warna merah segar Adanya prolaps Timbulnya nyeri (hemoroid eksterna) Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam

V. Pathways Konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, fibroma uteri, pembesaran prostat, tumor rectum.

Kongesti vena (gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis) HEMOROID

Eksternal

Internal

Akut

Kronik

DRJ I

DRJ II

DRJ III

DRJ IV

Pembengkakan sekitar anus Nyeri/ gatal

Terdapat lipatan kulit anus Nyeri

Intake serat adekuat

Hemoroidektomi

Sembuh

Pre operasi

Intra operasi

Post operasi

Cemas/ takut

Perdarahan

Luka insisi Anastesi Saraf perifer terputus Resti injuri Nyeri

Gangguan volume cairan

VI. Diagnosa keperawatan 1. Cemas / takut b/ d lingkungan baru, jauh dari orang yang disayangi, kurang pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan. 2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/ d organ saraf terputus. 3. Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi. 4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra operasi.

VII. Intervensi Diagnosa PRE OP Cemas kognitif kurangnya pengetahuan terhadap penyakitnya. Tujuan Setelah diberi penjelasan b/d tentang prosedur operasi dan dan - Pasien mengungkapkan kondisinya - Ekspresi wajah pasien tidak tampak gelisah. - Klien mau bertanya tentang tindakan yang akan dilakukan. Intervensi - beri penjelasan tentang pada klien - Orientasikan klien pada lingkungan yang baru - Anjurkan klien untuk berdoa - Beri waktu klien untuk bertanya - Beri motivasi klien tentang prosedur tindakan - Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya - Kaji TTV POST OP Gangguan nyaman berhubungan dengan terputusnya jaringan perifer POST OP Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat saraf rasa Rasa nyeri berkurang setelah nyeri dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 15 menit dengan KH - pasien mengatakan nyeri berkurang. - Pasien menunjukan skala nyeri pada angka 3. - Ekspresi wajah klien rileks. Meminimalkan penyebab injuri dengan melakukan tindakan 1x 15 menit, KH : - Klien tidak jatuh dari bed - Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya, lokasinya dan lamanya - Atur posisi senyaman mungkin - Ajarkan managemen relaksasi - Monitor TTV - Kolaborasi pemberian obat analgetik - Memberi bed tambahan dikanan dan kiri klien - Pantau posisi klien Untuk kenyamanan pasien Agar dapat diketahui skala nyerinya pada derajat IIV, supaya pasien tidak tegang dan timbul cemas Rasional Agar pasien prosedur apa yang dilakukan Mengurangi rasa cemas pada pasien -

prosedur yang akan dilakukan jelas dengan

penurunan fungsi suport mentral dengan KH :

anastesi

- Klien dalam posisi yang nyaman

INTRA OP Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra operasi

Volume cairan dalam tubuh seimbang setelah dilakukan 1 x 10 menit dengan KH : - TTV dalam batas normal : TD : 120/80 mmHg N : 80x/ menit S : 35,4 C R : 20 x/ menit - Integritas kulit baik - Seimbang antara input dan out put
0

- Memantau TTV - Memantau intake dan output cairan - Memantau integritas cairan

Mengetahui cairan intek maupun output apakah seimbang atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Long, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

You might also like