You are on page 1of 29

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Pada sebuah kendaraan terdapat beberapa sistem yang sangat berpengaruh bagi keselamatan pengendara, penumpang, orang lain dan kendaraan itu sendiri. Dan salah satu sistem tersebut adalah sistem rem, dan sistem rem ini berfungsi untuk mengurangi sampai memberhentikan laju putaran roda kendaraan. Dari beberapa sumber yang pernah saya baca, rem udara adalah awal mula dari bentuk aplikasi rem otomatis dimana sebagai control mekanisme kerja pada rem tersebut adalah pengaturan pada katup-katup yang dioperasikan untuk mengatur aliran udara bertekanan yang dibutuhkan dalam sistem pengereman. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang seperti uraian di atas maka dapat diambil rumusan masalah diantaranya sebagai berikut:
a. Bagaimana fungsi masing-masing komponen pada rem udara. b. Bagaimana. mekanisme prinsip kerja rem udara c. Bagaimana penerapan sistem rem udara pada truk.

1.3 Tujuan
a. Dengan pembuatan makalah ini mahasiswa dapat menambah pengetahuan

tentang fungsi setiap komponen dari rem udara dan prinsip kerja dari sistem rem udara.
b. Dengan pembuatan makalah ini mahasiswa dapat mengetahui aplikasi rem

udara pada truk.

Page 1

BAB II DASAR TEORI


2.1 Sejarah Singkat

Rem udara awalnya diciptakan oleh insinyur Amerika George Westinghouse (1846-1914). Pada tanggal 5 Maret 1872, dan Westinghouse dipatenkan sebagai merk rem udara yang pertama, dan tak lama kemudian Westinghouse mendirikan perusahaan sendiri, The Westinghouse Air Brake Company, untuk memproduksi dan mendistribusikan penemuannya. Rem udara menyebar dengan cepat dan hasil penemuannya digunakan secara luas. Hari ini rem udara dapat ditemukan pada hampir semua kereta api, bus, dan truk. Meskipun perbaikan telah dilakukan untuk rancangan Westinghouse yang asli, fungsionalitas dasar dari rem udara tetap tidak berubah. Komponen-komponen dasar yang biasa digunakan pada sistem rem udara truk dan bus, bekerja dengan cara yang sama seperti dalam gerbong kereta. Pengoprasiannya menggunakan prinsip katup 3/2, dimana udara bertekanan di dalam pipa-pipa rem atau jalur udara pada rangkaian sistem rem diatur untuk pengoprasian rem. Hampir semua kendaraan yang dilengkapi dengan roadgoing rem udara memiliki sistem kendali yang berfungsi untuk menjaga peningkatan dan penurunan tekanan udara pada sistem rem.

Gambar 2.1 Rangkaian sistem rem udara

Page 2

2.2 Komponen-komponen Dasar Sistem Rem Udara Pada Truk atau Bus : a. Air compressor : Untuk mengkompresikan udara, sehingga udara tersebut

menjadi bertekanan.

Gambar 2.2 Kompresor udara


b. Air compressor governor: Untuk mengontrol tekanan udara di dalam

reservoir supaya tidak melebihi batas kemampuan tanki yang telah ditentukan (150 psi)

Gambar 2.3 Governor


c. Air reservoir tank: Tempat untuk menyimpan udara bertekanan yang akan

digunakan oleh sistem pengereman

Gambar 2.4 Air reservoir tank

Page 3

d. Air dryer : Untuk menjamin kebersihan udara supaya udara yang dialirkan

dalam system adalah udara murni (tidak mengandung uap air).

Gambar 2.5 Air dryer


e. Foot valve (pedal rem): Katup control untuk mengoprasikan system rem

Ketika depresi, udara dilepaskan dari reservoir tank

Gambar 2.6 Foot valve (pedal rem)

Page 4

f. Brake chamber : Menerima tekanan udara dan mendorong mekanisme rem

pada drum brake.

Gambar 2.7 Brake chamber manual dan otomatis


g. Brake room : Sebuah drum brake yang didalamnya terdapat mekanisme rem,

sebuah slack adjuster dan dioprasikan dengan mekanisme cam.

Gambar 2.8 Brake room


h. Slack adjuster: Sebuah lengan yang menghubungkan batang pendorong

pada s-cam untuk mengatur jarak antara sepatu rem.

Page 5

Gambar 2.9 Slack adjuster


i. Brake S-cam: Cam berbentuk S yang mendorong sepatu rem sehingga

bersinggungan dengan drum brake.

Gambar 2.10 S-cam


j. Brake shoes : Sepatu dengan lapisan yang menyebabkan gesekan terhadap

drum rem.

Gambar 2.11 Brake shoes (sepatu rem)


k. Return spring : Sebuah pegas kaku terhubung ke masing-masing sepatu rem

yang mengembalikan sepatu ke posisi semula.


2.3 Langkah Persiapan Pengoperasian Rem Udara :

Page 6

a.

Pastikan tekanan operasi minimum untuk kendaraan sistem rem

udara tidak kurang dari 85 psi (pound per square inch) untuk bus dan 100 psi untuk sebuah truk.
b.

Periksa bahwa dibutuhkan waktu tidak lebih dari dua menit untuk

tekanan udara meningkat dari 85 psi ke 100 psi pada 600-900 rpm (Hal ini disebut tekanan udara tingkat penumpukan).
c.

Konfirmasi yang benar governor cut-out tekanan untuk kompresor

udara antara 120 psi dan 135 psi. Cut-tekanan adalah 20 psi hingga 25 psi cut-out di bawah tekanan.
d.

Udara dalam sistem rem udara tidak seperti air, terutama di daerah

beriklim dingin di mana es dapat memblokir udara mencapai mekanisme rem dan menyebabkan roda mengunci. Untuk mencegah masalah ini, banyak dari sistem-sistem modern memiliki katup drain otomatis terinstal di setiap udara tangki.

BAB III

Page 7

PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum Sistem Rem Udara Rem udara adalah sistem rem yang pengoperasiannya menggunakan udara yang bertekanan dimana rem ini memanfaatkan energi udara bertekanan untuk menjalankan sistem pengereman. Awalnya sistem rem ini dikembangkan dan digunakan pada kereta api, untuk menggantikan sistem rem mekanik secara individu, yang artinya satu tuas hanya untuk mengerem satu roda. Dengan diciptakannya sistem rem udara ini kita hanya perlu menekan satu tombol atau pedal untuk membuka katup-katup agar udara bertekanan mengalir pada sistem rem ini sehingga brake chamber mengaktifkan brake house, sampai terjadi proses pengereman. Intinya dengan menggunakan energi sekecil mungkin kita dapat melakukan pengereman untuk daya besar dengan bantuan udara bertekanan Prinsip rem yaitu kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan ( tidak dihubungkan ) dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi, dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaran hingga berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik ( gerak ) untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman ( bracking effect ) diperoleh adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek. Supaya saat pengereman tidak mengeluarkan tenaga yang besar, maka dibuatlah suatu sistem pengereman yang memakai tenaga tekanan udara,sistem ini disebut sistem rem tekanan udara atau lebih dikenal rem udara atau rem pneumatik. Sistem rem udara dilengkapi dengan sebuah kompresor, gunanya untuk menghasilkan udara kompresi. Kompresor itu digerakkan oleh mesin kendaraan. Tiap-tiap roda dilengkapi dengan pesawat rem mekanik, poros kunci-kunci rem dilengkapi dengan tuas yang berhubungan dengan batang torak dari silinder-silinder udara. Didalam silinder udara tidak

Page 8

diperkenankan ada kebocoran, kebocoran udara dapat mengakibatkan berkurangnya daya pengereman.
3.2 Keuntungan pemakaian rem udara : A. Merupakan media/fluida kerja yang mudah didapat dan mudah diangkut. 1) Udara tersedia dimana saja dalam jumlah yang tak terhingga. 2) Saluran-saluran balik tidak diperlukan karena udara bekas dapat dibuang bebas ke

atmosfer, sistem elektrik dan hidrolik memerlukan saluran balik.


3) Udara bertekanan dapat dialirkan dengan mudah melalui saluran-saluran dengan

jarak yang panjang, jadi pembuangan udara bertekanan dapat dipusatkan. Dalam satu sumber tekanan, udara pada setiap cabang yang belum melalui penampang mempunyai tekanan udara yang sama. Melalui saluran-saluran cabang dan pipapipa selang, energi udara bertekanan dapat disalurkan kemana saja dalam sistem rem tersebut.
B. Dapat disimpan dengan mudah

Sumber udara bertekanan ( kompresor ) hanya menyalurkan udara bertekanan sewaktu udara bertekanan ini perlu digunakan. Jadi kompresor tidak perlu bekerja seperti halnya pada pompa peralatan hidrolik.
C. Bersih dan kering 1) Udara bertekanan yang digunakan adalah udara bersih. Kalau ada

kebocoran pada saluran pipa, benda-benda kerja maupun bahan-bahan disekelilingnya tidak akan menjadi kotor.
2) Udara bertekanan yang digunakan juga merupakan udara kering, sehingga

tidak menimbulkan korosi pada saluran-saluran yang terbuat dari logam


D. Tidak peka terhadap suhu 1) Udara bersih ( tanpa uap air ) dapat digunakan sepenuhnya pada suhu-suhu

yang tinggi atau pada suhu rendah, jauh di bawah titik beku
2) Udara bertekanan juga dapat digunakan pada tempat-tempat yang sangat

panas, misalnya untuk digunakan pada tempa tekan, pintu-pintu dapur pijar, dapur pengerasan atau dapur lumer.
3) Peralatan-peralatan atau saluran-saluran pipa dapat digunakan secara aman

dalam lingkungan yang panas sekali, misalnya pada industri-industri baja atau bengkel-bengkel tuang ( cor ).

Page 9

E. Aman terhadap kebakaran dan ledakan 1) Keamanan kerja serta produksi besar dari udara bertekanan tidak

mengandung bahaya kebakaran maupun ledakan.


2) Dalam ruang-ruang dengan resiko timbulnya kebakaran atau ledakan atau

gas-gas yang dapat meledak dapat dibebaskan, alat-alat pneumatik dapat digunakan tanpa dibutuhkan pengamanan yang mahal dan luas. Dalam ruang seperti itu kendali elektrik dalam banyak hal tidak diinginkan.
F. Tidak diperlukan pendinginan fluida kerja

Pembawa energi ( udara bertekanan ) tidak perlu diganti sehingga untuk ini tidak dibutuhkan biaya. Minyak setidak-tidaknya harus diganti setelah 100 sampai 125 jam kerja.
G. Rasional ( Menguntungkan ) 1)

Pneumatik adalah 40 sampai 50 kali lebih murah daripada tenaga Komponen-komponen untuk peralatan pneumatik tanpa

otot. Hal ini sangat penting pada mekanisasi dan otomatisasi produksi.
2)

pengecualian adalah lebih murah jika dibandingkan dengan komponenkomponen peralatan hidrolik.
H. Kesederhanaan ( Mudah Pemeliharan ) 1)

Karena konstruksi sederhana, peralatan-peralatan udara bertekanan Gerakan-gerakan lurus dilaksanakan secara sederhana tanpa

hampir tidak peka gangguan.


2)

komponen mekanik, seperti tuas-tuas, eksentrik, cakera bubungan , pegas, poros sekrup dan roda gigi.
3)

Komponen-komponennya dengan mudah dapat dipasang dan

setelah dibuka dapat digunakan kembali untuk penggunaan-penggunaan lainnya.

I. Dapat dibebani lebih

Page 10

1) Alat-alat udara bertekanan dan komponen-komponen berfungsi dapat ditahan

sedemikian rupa hingga berhenti. Dengan cara ini komponen-komponen akan aman terhadap pembebanan lebih. Komponen-komponen ini juga dapat di rem sampai keadaan berhenti tanpa kerugian.
2) Pada pembebanan lebih alat-alat udara bertekanan memang akan berhenti, tetapi

tidak akan mengalami kerusakan. Alat-alat listrik terbakar pada pembebanan lebih.
3) Suatu jaringan udara bertekanan dapat diberi beban lebih tanpa rusak. 3.3 Nama dan Fungsi Komponen Rem Angin pada Truk

Rangkaian Rem Udara seperti pada gambar 3.1 :

Gambar 3.1 Mekanisme rem udara (air brake) Keterangan :

Page 11

1. Kompresor : Fungsi kompresor adalah menyediakan udara bertekanan yang

akan dialirkan ke dalam sistem.

Gambar 3.2 Kompresor


2. Governor : Mengontrol tekanan udara minimum dan maksimum di dalam

sistem dengan pengontrolan katup unloader pada kompresor.

Gambar 3.3 Governor 3. Reservoir

Page 12

Gambar 3.4 Reservoir


a) supply : untuk menyimpan tekanan udara dan menyuplai udara ke

reservoir primer dan sekunder. b) Reservoir udara primer : fungsi reservoir ini adalah untuk menyimpan udara dalam sistem primer atau pada rangkaian aksel belakang. c) Reservoir sekunder : reservoir ini adalah tempat penyimpanan udara untuk rem sekunder atau rem aksel kemudi.
4. Saluran buang manual : Untuk membuang uap air dalam reservoir secara

manual.

Gambar 3.5 Saluran buang manual

Page 13

5. Katup Pengaman : Untuk melindungi sistem apabila tekanan pada tangki

naik melebihi 150 Psi.

Gambar 3.6 Katup safety


6. Sakelar Peringatan Tekanan Rendah : akan menyalakan lampu dan atau

sistem alarm apabila tekanan udara dalam sistem turun dibawah 60 Psi.
7. Check Valve Satu Arah : membiarkan udara mengalir hanya dengan satu

arah. Check Valve ini memisahkan sistem primer dengan sistem sekunder. Spring

Body Ball Cap nut Gambar 3.7 Check Valve Satu Arah 8. Alat Ukur Tekanan Udara : memberitahukan operator tentang tekanan yang tersimpan dalam setiap sistem.

Gambar 3.8 Alat Ukur Tekanan Udara

Page 14

9.

Check Valve Dua Arah : akan mengambil udara dari tekanan tertinggi yang berasal dari dua sumber dan mengirimnya ke dalam satu port pengiriman.

Gambar 3.9 Check Valve Dua Arah 10. Katup Relai : digunakan untuk mengurangi waktu tertinggal (lag time) dengan cara mempercepat aplikasi rem.

Gambar 3.10 Katup Relai


11. Katup injak : Untuk membuka dan menutup aliran udara atau mengoprasikan

system rem udara melalui kerja pedal.

Gambar 3.11 Katup injak


12. Service Brake Chamber : Mengubah tekanan udara menjadi tekanan mekanis.

Page 15

Gambar 3.12 Brake Chamber 13. Spring Brake Chamber : ruang piggy back yang secara mekanis akan menggunakan dan menahan komponen dalam posisi terparkir.

Gambar 3.13 Spring Brake Chamber


14. Katup Kontrol Tekan Tarik : digunakan untuk mengontrol penggunaan dan

pemakaian rem parkir traktor, suplai udara untuk sistem kontrol parkir digabungkan dengan udara yang berasal dari reservoir primer dan sekunder supaya jika satu reservoir rusak, maka reservoir yang masih berfungsi akan menjaga rem pegas dalam posisi terlepas.

Gambar 3.14 Katup Kontrol Tekan Tarik

Page 16

15. Katup Rasio Otomatis : mengurangi tekanan aksel depan terhadap roda depan

dibawah kondisi pengereman yang normal, dari 0 sampai kira-kira 40 Psi. 16. Katup Rem Pegas Traktor : akan mengembalikan rem pegas ke service brake dengan mengontrol pembuangan udara dari ruang rem pegas jika ada kerusakan pada sistem primer.
17. Katup Relai Emergensi atau Parkir : relay ini akan beroperasi dengan cara

yang sama dengan relai servis, kecuali jika dalam aplikasinya digunakan pada rangkaian rem parkir.

Gambar 3.15 Katup Relai Emergensi atau Parkir 18. Katup Kontrol Trailer : mengoperasikan rem servis trailer secara bebas dari rem servis traktor.

Gambar 3.16 Katup Kontrol Trailer

Page 17

19. Katup Pelindung Traktor : mengisolasi sistem udara traktor jika terjadi kekurangan udara secara tiba-tiba pada trailer atau kerusakan pada traktor trailer. To the supply (emergency) glad hand To the control (service) glad hand

Gambar 3.17 Katup Pelindung Traktor 20. Service Glad Hand : mentransfer udara dari sistem servis traktor ke sistem servis trailer.

Gambar 3.18 Service Glad Hand 21. Supply Glad Hand : mentransfer suplai udara untuk trailer yang berasal dari traktor ke trailer.

Gambar 3.19 Supply Glad Hand

Page 18

3.4 Desain dan Fungsi Sebuah sistem rem udara tekan dibagi menjadi sistem pasokan dan sistem kontrol. Sistem pasokan bekerja mengkompresi udara, menyimpan dan menyediakan udara bertekanan tinggi ke sistem kontrol serta udara tambahan yang dioperasikan untuk membantu system-sistem yang lain yang membutuhkan media udara. A. Sistem pasokan ( supply sistem ) Sistem pasokan adalah sebuah sistem yang bertugas untuk mensuplai udara bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor untuk didistribusikan menuju ke reservoir tank. Udara yang akan dikompresikan sebelum didistribusikan ke reservoir tank terlebih dahulu dilewatkan ke sistem pendingin udara dan pengering udara (cooling coil and air dryer) yang akan menghilangkan kadar air dalam udara, pada sistem ini juga terdapat pressure regulator and safety valve. Sebagai pengganti air dryer pada supply system dapat juga dipasang anti freeze and oil separator. Setelah melewati itu semua lalu udara yang terkompresi tersebut disimpan dalam tangki penyimpanan yang mana akan didistribusikan melalui empat jalur katup pengaman menuju brake circuit air reservoir depan dan belakang, parking brake reservoir dan auxyliary air supply distribution point. B. Sistem Kontrol Sistem kontrol dibagi lagi menjadi dua layanan rangkaian rem: rangkaian rem parkir dan trailer rangkaian rem. Rangkaian rem ganda ini lebih lanjut dibagi menjadi roda depan dan belakang yang mana rangkaian tersebut akan menerima udara tekan dari masing-masing tangki udara yang berguna untuk menambah keamanan dalam kasus kebocoran udara. Layanan rem diterapkan melalui katup udara pada pedal rem yang mengatur kedua sirkuit. 1) Rem parkir adalah udara jenis rem dioperasikan berdasarkan oleh gaya pegas pada silinder dan diatur oleh tangan melalui katup kontrol udara tekan.
2) Rem trailer langsung terdiri dari dua sistem baris: baris suplai (ditandai

merah) dan kontrol terpisah atau saluran layanan (ditandai biru). Dari jalur

Page 19

suplai udara yang diterima dari tangki udara melalui katup relay kontrol dan garis kontrol diatur melalui trailer katup relay rem. Sinyal operasi bagi relay yang disediakan oleh penggerak katup udara pedal rem, layanan trailer kendali rem tangan. C. Prinsip Kerja Rem udara pada dasarnya memiliki prinsip kerja yang sama, udara bertekanan dikumpulkan dalam reservoir atau silinder. Ketika sebuah tombol ditekan, udara yang dipaksa keluar dari reservoir dan ini mendorong piston yang menekan sepatu rem ke roda atau as roda. Sama seperti rem lainnya sebenarnya apa yang menyebabkan kendaraan untuk berhenti adalah gesekan antara sepatu rem dan roda. Satu-satunya hal yang membedakan rem udara dari rekan-rekan hidrolik atau mekanik adalah gaya yang mendorong sepatu rem. D. Rem Parkir

Gambar 3.20 Brake Chamber Parking Rem pegas digunakan pada saat memarkir dan pemakaian darurat. Rem pegas dipakai secara mekanik, ditahan secara mekanik, dan dilepas dengan menggunakan udara. Tekanan udara yang disalurkan ke diafragma rem pegas biasanya berasal dari tombol (button) berwarna kuning yang dapat ditarik atau ditekan terletak pada bagian dash board. Ini merupakan udara/udara gabungan (primer/sekunder).

Page 20

Gambar 3.21 Brake Chamber Parking 1) Posisi Lepas (kondisi pengoperasian normal) Dengan tombol tarik-tekan berwarna kuning (kontrol parkir) berada pada posisi lepas dan tekanan udara pada sistem sekitar 55 Psi atau lebih besar pada diafragma darurat dan piston berada dalam ruang pegas hold-off (pada kondisi tidak berfungsi, pegas parkir ditekan penuh dan service piston ditahan pada posisi lepas dengan menggunakan pegas balik sehingga tidak mempengaruhi diafragma service dan tangkai tekan service.

Gambar 3.22 Brake Chamber Parking 2) Aplikasi Service Dengan ruang pegas tertekan penuh, aplikasi rem service biasanya akan berfungsi dengan normal seperti yang terdapat di dalam ruang service diafragma tunggal.

Page 21

Gambar 3.23 Brake Chamber Parking 3) Aplikasi Park/Parkir Ketika pengendara menjalankan katup pengontrol park (park control valve), udara dibuang dari spring hold-off cavity (ruang penahan pegas). Park spring sekarang berkembang, mendorong park piston dan diaphragma maju. Tekanan piston mendorong plate dan rod (tangkai) ke depan melalui service brake, dengan menggunakan brake (rem). E. Pemakaian Darurat Ketika tekanan udara di dalam ruang rem pegas (spring brake cavity) atau yang berada di saluran manapun yang dihubungkan ke emergency port) turun hingga di bawah 55 Psi, park brake control valve akan bekerja melepaskan tekanan dari spring brake chamber dan rem pegas secara otomatis akan memasuki posisi park yang disebabkan oleh spring (pegas) tersebut. Tujuan/fungsi dari perangkat rem jenis "S" cam atau wedge adalah untuk mengontrol gerakan mekanis sepatu rem atau bagian-bagian rem. "S" cam dan wedge brakes (rem wedge) dioperasikan dengan ruang rem service F. Identifikasi tiap-tiap perangkat 1) S-Cam digunakan pada rem sepatu jenis (shoe type brakes) dengan kombinasi slack adjuster.

Page 22

Gambar 3.24 Brake Room 2) Wedge brake digunakan pada rem jenis sepatu (tanpa slack Gambar 3.25 Brake Chamber Parking dan Slack adjuster adjuster).

G. Cara kerja tiap-tiap perangkat. 1) Perangkat-perangkat jenis S Pada saat udara digunakan pada ruang rem, ruang tersebut akan mengubah tekanan udara menjadi gerakan mekanis yang menggerakkan rem service jenis cam (bubungan) atau wedge.

Page 23

Pada saat pemakaian dilakukan pada lapisan sepatu rem dan drum (atau rotor), harus ada kompensasi dari pemakaian ini, hal ini bisa dilakukan lewat dua cara. Salah satu cara adalah dengan menggunakan manual slack adjuster. Tentang cara pengoperasiannya akan dijelaskan pada unit 29 membongkar dan memasang ulang perangkat rem jenis cam S. Sedang cara yang lain adalah dengan menggunakan slack adjuster otomatis. Slack adjuster otomatis menjaga penyesuaian rem dengan benar saat pemakaian lapisan sepatu rem dan sepatu (rotor). Perawatan dan service dilakukan menurut panduan dari pabrik.

Gambar 3.26 S cam Ketika dilepaskan pada ruang rem, pegas balik yang digabungkan dengan shoe return springs (pegas balik sepatu) akan memaksa tangkai dan diagram ke posisi lepas (release), dengan cara ini akan mengembalikan brake shoes (sepatu rem) ke posisi lepas (release). 2) Perangkat jenis wedge Ketika udara dialirkan ke ruang rem (brake chamber), ruang tersebut akan mengubah tekanan udara menjadi gerakan mekanis yang menggerakkan rem service jenis cam atau wedge. Jumlah daya yang diberikan pada sepatu tergantung pada jumlah tekanan udara diberikan dan luas diafragma. Ketika drum (atau rotor) dan lapisan sepatu rem dipakai, pasti akan ada kompensasi dari pemakaiannya. Dengan rem jenis wedge,

Page 24

penyesuaian dilakukan pada silinder antara sepatu rem dan perangkat wedge.

Gambar 3.27 Brake Chamber 3) Memasang alat kembali a) Pasang bushings dan cam "S" untuk memastikan kalau cam S yang tepat sedang dipergunakan untuk lingkaran tertentu seperti cam S memiliki cam kiri atau kanan - mereka tidak dapat ditukar. b) c) d) Pasang slack adjuster dan shim yang mungkin pernah dipakai serta amankan dengan snap ring dan pasang clevis pin dengan cotter pin. Gantilah sepatu (shoes) dan pegas balik sepatu (shoe return springs), dengan menggunakan perkakas yang tepat. Gantilah tromol dan perangkat tengah lingkaran yang menyesuaikan wheel bearing dengan tepat sesuai dengan spesifikasi pabrik karena alat penyetel bearing yang tepat lingkaran sangat penting.

Gambar 3.28 Brake Chamber

Page 25

4) Pengaturan Rem Mungkin faktor yang paling penting dalam memperoleh output mekanis maksimum ruang rem adalah pengaturan yang tepat. Semua gerakan ruang (chamber stroke) harus disesuaikan hingga kira-kira hampir sama. Pengaturan sebaiknya dibuat supaya chamber stroke sependek mungkin tanpa menarik rem. Rem yang disesuaikan dengan salah akan membuat rem tidak bekerja dengan baik dan merupakan faktor terbesar dalam kecelakaan-kecelakaan yang berhubungan dengan rem. 5) Prosedur pengaturan rem S cam yang terbaik adalah sebagai berikut: Langkah pertama : Angkat kendaraan dan tahan agar roda tidak menyentuh lantai. Langkah kedua : Putar sekrup sungkup penyetel yang terdapat pada slack adjuster pada saat roda sedang berputar. CATATAN: Pastikan kalau tingkat push rod menurun, jika mungkin perhatikan lapisan pada ruang tromol. Catat bahwa apabila sekrup penyetel rem diputar dengan benar , poros bubungan (brake camshaft ) berputar dengan arah yang sama selama pemakaian rem normal. Sesuaikan lapisan rem hingga menyentuh tromol rem (brake drum). Pada situasi ini, roda akan berhenti berputar. Langkah ketiga : balik putaran sekrup sungkup penyetel (adjustment cap screw) hingga tidak ada tarikan antara lapisan rem (drum lining) dan tromol rem, pada saat memutar roda. CATATAN: pastikan lock sleeve tertarik sekrup sungkup penyetel (adjustment cap screw ) untuk mencegah rem keluar dari proses penyetelan. Mengoperasikan alat dalam keadaan lock sleeve tidak keluar adalah pekerjaan yang salah.

Page 26

Langkah keempat : Periksa proses pengerjaan rem dengan menarik tangkai pendorong ruang rem hingga lapisan rem menyentuh drum (tromol). Slack adjusters sebaiknya berputar bebas tanpa ada spot-spot yang mengikat dan rapat. Langkah kelima : Tekan rem penuh dan periksa tingkat tangkai pendorong. Periksa sudut yang dibentuk antara slack adjuster dan tangkai pendorong ruang. Dalam beberapa contoh dimana memungkinkan untuk mengangkat roda, prosedur berikut sebaiknya diikuti. Langkah pertama : tahan roda alat setinggi tanah, lepaskan rem park

(park brake) dan matikan mesin. Langkah kedua : periksa tingkat tangkai pendorong (push rod travel) dengan menginjak rem penuh. Jika tingkatannya melebihi 1 maka diperlukan penyetelan pada rem. Langkah ketiga : Lepaskan lock sleeve pada sekrup sungkup penyetel (adjusting cap screw) dan sesuaikan rem ( dengan rotasi cam S normal) hingga lapisan (lining) menyentuh tromol. CATATAN : sentuhan lapisan pada tromol bisa diperiksa dengan sebuah hammer (palu). menjadi bunyi yang berat. Langkah keempat : Jauhkan sekrup sungkup penyetel (adjustment cap screw) 1/4 hingga 1/2 putaran. Jauhkan untuk jumlah yang sama pada tiap-tiap roda. * pastikan, lock telah keluar. Langkah kelima : Pastikan lapisan (linings) tidak menggesek Apabila lapisan menyentuh tromol, suara akan berubah dari bunyi denting

drum/tromol.

Hal ini bisa dilihat langsung atau

Page 27

dengan cara memukul tromol dengan hammer (drum). Pasti akan terdengar suara denting. Langkah keenam Periksa apakah tingkat tangkai pendorong sama (push rod travel).

Page 28

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Rem udara adalah sistem rem yang pengoperasiannya menggunakan udara yang bertekanan dimana rem ini memanfaatkan energi udara bertekanan untuk menjalankan sistem pengereman. Awalnya sistem rem ini dikembangkan dan digunakan pada kereta api, untuk menggantikan sistem rem mekanik secara individu, yang artinya satu tuas hanya untuk mengerem satu roda. Tujuan dari makalah ini :
a. Dengan pembuatan makalah ini mahasiswa dapat menambah pengetahuan

tentang rem udara.


b. Dengan pembuatan makalah ini mahasiswa dapat mengetahui aplikasi rem

udara, komponen-komponen, fungsi masing-masing komponen, dan cara kerja pada sistem rem udara. 4.2 Saran Sebagai mahasiswa pendalaman prinsip dasar rem sangat penting, terlebih lagi jika ditunjang dengan fasilitas praktek yang memadai, itu akan sangat membantu mahasiswa dalam pencapaian ilmu yang di tuntut.

Page 29

You might also like