You are on page 1of 14

MAKALAH

ORGANISASI PADA MATAKULIAH MANAJEMEN DAN EKONOMI TEKNIK

Disusun oleh: Guna Monda W. (09530074)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


2012
By: Guna Monda W.

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Menjadi mahasiswa adalah kesempatan. Masuk organisasi adalah pilihan. Ya, dari sekian anak negeri ini yang lulus dari Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) hanya sebagian kecil yang meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, besar harapan masyarakat terhadap kaum muda yang bergelut dengan dunia intelektual ini. Fenomena mahalnya biaya pendidikan, menuntut mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat waktu. Sehingga segala energi dikerahkan untuk mengondol gelar sarjana/diploma sesegera mungkin. Tak ayal lagi tren study oriented mewabah di kalangan mahasiswa. Tapi apakah cukup dengan hanya mengandalkan ilmu dari perkuliahan dan indeks prestasi yang tinggi untuk mengarungi kehidupan pasca wisuda? Ternyata tidak. Dunia kerja yang akan digeluti oleh alumnus perguruan tinggi tidak bisa diarungi dengan dua modal itu saja. Ada elemen yang lebih penting, yakni kemampuan soft skill. Kemampuan ini terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan bahasa, bekerja dalam satu team, serta kemampuan memimpin dan dipimpin. Kapabilitas soft skill ini tidak diajarkan lewat bangku kuliah. Namun, bisa didapatkan melalui organisasi-organisasi mahasiswa, baik itu Organisasi Intra Kampus seperti Badan Eksekutif Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa, Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala). Di dalam Univesitas Gunadarma sendiri memiliki cukup banyak organisasi kemahasiswaan baik antar Fakultas ataupun organisasi lainnya seperti SNAP, Paduan suara, dll. Hal yang ingin penulis tegaskan di sini adalah keberadaan organisasi menjadi penting karena kemanfaatannya terpulang kepada manusia itu sendiri Selain berfungsi sebagai pembelajaran diri, organisasi merupakan wahana bagi kita berempati dengan situasi yang terjadi di masyarakat. Negara berkembang layaknya Indonesia, banyak dihadapkan masalah-masalah sosial terutama menyangkut kesenjangan ekonomi, kecurangan, ketidakadilan, dan ketidakstabilan politik. Organisasi membawa para anggotanya bersinggungan langsung dengan persoalan-persoalan ini, sekaligus mengugah rasa kritis untuk mencari solusi atas apa yang terjadi.

B. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah: Apa yang dimaksud dengan organisasi? Apa tujuan dan unsure organisasi? Apa yang menyebabkan organisasi terbentuk? Apa manfaat aktif dalam organisasi? Apa yang menjadi pendekatan dalam organisasi? Apa masalah dan solusinya yang kerap terjadi dalam organisasi? Apa saja teori yang terdapat dalam organisasi?

By: Guna Monda W.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi 1. Arti Organisasi Organisasi (Yunani: , organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi (organization analysis)

2.

Definisi Organisasi Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut. Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama. James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran. Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

By: Guna Monda W.

Sebuah organisasi akan dipengaruhi oleh lingkungan, ukuran, teknologi yang ada dalam organisasi tersebut, tingkat sentralisasi, formalisasi, dan juga dimensi struktural dari organisasi itu. Faktor-faktor tersebut tidak akan berdiri bebas satu sama lain. Organisasi dapat diartikan dalam dua macam, yaitu: 1. Dalam arti statis, yaitu organisasi sebagai wadah tempat dimana kegiatan kerjasama dijalankan; 2. Dalam arti dinamis, yaitu organisasi sebagai suatu sistem proses interaksi antara orang-orang yang bekerjasama, baik formal maupun informal. Organisasi formal ialah Organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan hubungan-hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat dalam suatu organisasi). Organisasi formal juga bisa dikatakan suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas, pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas. Contohnya: Perseroan Terbatas, sekolah, Negara, dll. Sedangkan Organisasi informal ialah kumpulan dari dua orang atau lebih yang terlibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contohnya: Arisan ibu-ibu sekampung, dll. Organisasi informal akan timbul apabila anggota organisasi formal merasa keinginannya tidak terpenuhi oleh organisasi formal. Hubungan organisasi formal dengan organisasi informal bersifat berbanding terbalik semakin tinggi tingkat kepuasan pegawai, maka semakin kecil kemungkinan munculnya atau terbentuknya organisasi informal. 3. Pengertian Pengorganisasian. Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. 4. Pengertian Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

B. Tujuan Organisasi Tujuan organisasi merupakan keadaan atau tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi diwaktu yang akan datang melalui kegiatan organisasi. Seperti diketahui bahwa setiap organisasi mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Pencapaian tujuan itu tentu tidak asal tercapai, melainkan harus ada ukuran-ukuran yang dijadikan patokan untuk mendapat nilai berhasil atau tidaknya suatu organisasi. Fungsi tujuan dalam organisasi: Sebagai dasar bagi organisasi untuk mencapai hasil akhir Sumber legitimasi guna mendapat sumber daya Stendar pelaksanaan

By: Guna Monda W.

Sumber motivasi Dasar rasional pengorganisasian

Parrow membagi tujuan menjadi: Social goals: Tujuan kemasyarakatan Output goals: Pelaksanaan fungsi organisasi System goals: Pelaksanaan fungsi organisasi Produk goals: Karakteristik barang yang dibuat Derivide goals: Tujuan turunan

C. Unsur-unsur Organisasi Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu yang antara lain sebagai berikut: 1. Sebagai wadah atau tempat untuk bekerja sama Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi orang-orang untuk melaksanakan suatu kerjasama, sebab setiap orang tidak mengetahui bagaimana cara bekerjasama tersebut akan dilaksanakan. Pengertian tempat disini bukan dalam arti yang konkrit tetapi dalam arti yang abstrak. Sehingga dengan demikian tempat disini adalah dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadahi keinginan kerjasama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berupa wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa, dll. 2. Proses kerjasama sedikitnya antara dua orang Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerjasama juga merupakan proses kerjasama sedikitnya antara dua orang. Dalam praktek, jika kerjasama itu dilakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu disusun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama dilakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk dilaksanakan dengan lebih baik. Hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses kerjasama itu hanya bersifat sementara, dimana hubungan antar kerjasama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya. 3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian kesimpula dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat dihindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain. 4. Ada tujuan tertentu Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seseorang manager. Suatu perencanaan yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik hasilnya daripada perencanaan yang baik tetapi organisasinya tidak baik. Selain itu dengan cara mengorganisasi secara baik akan mendapat keuntungan yaitu pelaksannan tugas pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

By: Guna Monda W.

Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah: Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama Harus ada orang-orang yang bekerja sama Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas Harus ada tujuan bersama yang ingin dicapai Menurut Peter Drucker, unsure yang harus ada dalam organisasi adalah: Posisi yang akan direbut Produktifitas atau efisiensi Sumber daya Provitabilitas Inovasi dan prestasi Tanggung jawab social dan politik

D.

Terbentuknya Organisasi Manusia makhluk sosial, makhluk bermasyarkat (homo socius, social animal, zoon politicon), tidak mungkin dapat hidup sendiri, cenderung bermasyarakat atau berkelompok (gregariousness). 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Keperluan Manusia (Abraham Maslow ) Keperluan fisik (physical need); Keperluan rasa aman dan selamat (safety need); Keperluan social (social needs); Keperluan akan harga diri (esteem needs); Keperluan aktualisasi diri (self realization needs). Dorongan Orang Bekerja Dorongan primer (Kelangsungan hidup organis) Motif Dasar (Psikologis dan sosial) Motivasi Orang Bekerja Kepastian (masa depan-kelangsungan kerja); Kesempatan (naik pangkat/dipromosikan); Peran serta (saran-saran/masukan dalam pengambilan keputusan); Pengakuan/penghargaan (prestasi kerja); Ekonomi (upah/gaji yang layak untuk hidup); Pencapaian (keberhasilan dalam pekerjaan); Komunikasi (mengetahui apa yang terjadi dalam organisasi); Kekuasaan (kewibawaan, dan mempengaruhi orang lain); Keterpaduan (bagian dari organisasi secara keseluruhan); Kebebasan (pribadi dan pendapat).

By: Guna Monda W.

E. Manfaat aktif dalam Organisasi 1. Dapat memanajemen waktu maupun orang lain Orang yang aktif dalam organisasi akan menyibukkan dirinya, sehingga secara alami dia akan terbiasa untuk memanajemen waktunya. "Orang sibuk lah yang pandai dalam memanajemen waktu" 2. Hidup produktif Jika anda berorganisasi, waktu anda akan selalu terisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Dan akan jarang waktu anda terbuang sia-sia. 3. Upgrrade softskill Softskill merupakan hal yang sangat dibutuhkan sekarang ini dalam menyambut zaman globalisasi saat ini. 4. Jaringan Luas ( Gaul ) Orang yang berorganisasi senantiasa terhubung dengan orang - orang baru, mempunyai keluarga baru. Sekarang ini jaringan merupakan hal penting yang dibutuhkan seseorang. Jika anda membutuhkan sesuatu, maka senantiasa ada orang yang akan menolong anda. 5. Populer Gak ada yang bisa memungkiri manfaat ini, sewaktu sekolah, siapa yang gak kenal dengan yang namanya Ketua OSIS, atau dalam kuliah, siapa yang gak kenal dengan Ketua BEM, Ketua BPM, pengurusnya. 6. Dekat dengan mahasiswa, dosen, dekanat, dan rektorat Organisasi merupakan salah satu cara dalam mendekati dosen. Dosen selalu mempunyai banyak proyek, seperti penelitian. Dan dosen biasanya selalu mencari dan memilih mahasiswa yang aktif dalam organisasi. 7. Teamwork Organisasi adalah kesatuan dari berbagi orang yang bekerja untuk satu tujuan.Dari mulai brainstorming ide,rapat,nyusun anggaran, eksekusi kegiatan,sampai evaluasi,semua dipikrkan dan dikerjakan bersama-sama.Setiap anggota bagai roda mesin yang saling menggerakkan.kalau salah satu macet ,hasil akhirnya bisa nggak sesuai. 8. Sikap Mental Positif Berorganisasi bikin kita sadar akan pentingnya sikap-sikap mental yang positif.Dengan segala tanggung jawab di organisasi ,kita bisa dilatih disiplin,jujur,berpikir kritis,dan mampu memanage waktu.Kita juga makin terlatih untuk berani bikin keputusan.Sikap-sikap ini bakal terpakai banget di dunia kerja,sehingga memungkinkan karir kamu naik lebih cepat 9. Berdiskusi dan Berbeda Pendapat Karena di organisasi kita bekerja sama dengan banyak orang yang karakternya bedabeda, kita dituntut untuk mampu menghargai perbedaan dan mau mendengar pendapat orang lain.Kita juga dipaksa untuk berani mengemukakan pendapat lewat

By: Guna Monda W.

diskusi,baik itu dalam rapat, maupun kepada pihak-pihak yang lebih tua, seperti guru, kepala sekolah,atau rektor yang akan kita ajak kerja sama 10. Belajar Manajemen Organisasi Aktif di organisasi mengajarkan kita bertindak sesuai prosedur dalam manajemen organisasi,misalnya tentang tata cara rapat,cara mengajukan proposal yang baik,termasuk step-step dalam mengerjakan sebuah proyek.Misalnya kamu tergabung di OSIS dan akan mengadakan suatu kegiatan, maka kamu akan terlibat dalam acara tersebut dari sejak masih berupa ide mentah sampai saat hari H berlangsung

F. Pendekatan Organisasi Keyakinan bahwa keefektifan organisasi tidak dapat dirumuskan karena ada perbedaan pandangan, oleh karena itu, maka pemahamannya melalui suatu pendekatan yang sering diungkapkan dengan apa yang disebut : 1) Pendekatan pencapaian tujuan, menyatakan bahwa keefektifan sebuah organisasi harus dinilai dengan pencapaian tujuan ketimbang caranya. 2) Pendekatan sistim, bahwa organisasi terdiri sub bagian yang saling berhubungan, oleh karena itu dinilai berdasarkan kemampuannya untuk dan mempertahankan stabilitas dan keseimbangan. 3) Pendekatan stakeholders, dikatakan efektif apabila dapat memenuhi bagi pemilik adalah laba atau investasi, pertumbuhan penghasilan ; pegawai adalah kompensasi, tnjangan tambahan, kepuasaan pada kondisi kerja ; pelanggan adalah kepuasan terhadap harga, kualitas, pelayanan ; kreditur adalah kemampuan untuk membayar hutang. 4) Pendekatan nilai-nilai bersaing, bertitik tolak dengan assumsi terdapat apa yang disebut dengan fleksibilitas (mampu menyesuaikan diri dengan perubahan ; perolehan sumber (mampu meningkatkan dukungan dari luar dan memperluas jumlah tenaga kerja) ; perencanaan (tujuan jelas dan dipahami dengan benar) ; produktifitas (volume keluaran tinggi, rasio keluaran terhadap masukan tinggi) ; Ketersediaan informasi (saluran komunikasi membantu pemberian informasi kepada orang mengenai hal-hal yang mempengaruhi pekerjaan mereka) ; stabilitas (perasaan tenteram, kontinuitas, kegiatan berfungsi secara lancar) ; Tempat kerja yang kondusif (pegawai mempercayai, menghormati serta bekerja sama dengan yang lain) ; tenaga kerja terampil (pegawai memperoleh pelatihan, mempunyai keterampilan dan berkapasitas untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik).

G. Masalah dan Solusi Masalah pertama dalam suatu organisasi itu terkadang tingkat control untuk memutuskan persoalan pengambilan keputusan tidak terkontrol dalam setiap anggota , maka dari itu terkadang pula hasilnya pun tidak baik . untuk solusi dalam permasalahan ini kita pecahkan dengan cara , mengurangi tingkat control untuk pengambilan keputusan dan dilakukan dengan cermat , agar proses pengambilan keputusan pun akan menjadi lebih sentralisasi. Masalah kedua dalam suatu organisasi itu terkadang para anggota salah untuk meletakan pondasi di dalam berbagai fungsi dalam suatu organisasi , dan menyebabkan hancur suatu organisasi , untuk masalah seperti ini kami sudah memiliki solusinya untuk

By: Guna Monda W.

suatu organisasi , yaitu memberika perhatian kepada setiap anggota di dalam suatu organisasi agar lebih mengerti dalam meletakan pondasi di dalam suatu organisasi. Masalah ketiga dalam suatu organisasi itu terkadang kekuasaan dari para anggota tidak menciptakan struktur yang sentralisasi , dan tidak sejalan kepada anggota , itulah yang tidak di pertanggung jawabkan di dalam suatu organisasi. Solusinya untuk masalah tersebut yaitu di dalam suatu oganisasi harus memiliki kekuasaan yang penting dalam setiap tugas dan fungsinya yang harus mereka pertanggung jawabkan di dalam suatu organisasi . Masalah keempat dalam suatu organisasi itu terkadang interdepensi merupakan factor yang sangat sulit untuk di selesaikan dari berbagai kelompok di dalam organisasi , oleh karna itu kami memiliki solusinya akan tetapi masalah tersebut hanya dapat di tempuh dengan konsep alat-alat penghubung di antara para anggota dalam suatu organisasi.

H. Teori Organisasi 1) Teori Taylorisme Taylorisme adalah nama yang populer untuk gagasan F. W. Taylor dan kini bersinonim dengan sebutan efficiency expert. Berikut lima prinsip dasar Taylorisme: a) Geser tanggung jawab keorganisasian dari pekerja ke manajer. Manajer adalah pihak yang harus memikirkan perencanaan dan perancangan kerja. b) Gunakan metode ilmiah (scientific method) untuk menentukan cara yang paling efisien untuk melakukan suatu pekerjaan (misalnya dengan memakai teknik time and motion study). Kemudian rancanglah pekerjaan untuk tiap pekerja dengan menetapkan secara jelas dan detail mengenai pekerjaan apa saja yang dilakukan. c) Pilih orang yang tepat untuk melakukan pekerjaan yang baru dirancang tersebut. d) Latihlah karyawan tersebut untuk melakukan pekerjaannya secara efisien. e) Lakukan monitoring terhadap kinerja karyawan untuk menjamin prosedur kerja yang telah ditetapkan benarbenar dijalankan dan tujuan yang dikendaki dicapai. Penggunaan teknik tersebut di atas ditujukan untuk mempersingkat waktu pengerjaan dengan memaksa para pekerja menghilangkan waktu yang tidak produktif. Itu merupakan sebuah waktu dan gerak yang telah banyak dilakukan untuk menemukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dibandingkan dengan rule of thumb. Perlu juga dikemukakan di sini bahwa teknik Taylorisme tidak hanya diterapkan di pabrik (production floor), tetapi juga dibagian administrasi (office work) dengan cara memecah rangkaian pekerjaan (integrated tasks) menjadi komponen-komponen yang spesifik (specialized components) untuk dikerjakan oleh masing-masing ahlinya. 2) Teori Kontijensi Struktural Hakikat teori kontijensi adalah tidak ada satu cara terbaik yang bisa digunakan dalam semua keadaan (situasi) lingkungan. Masuknya pengaruh variabel lingkungan dalam analisis organisasi diawali dengan kemunculan pendekatan sistem (system approach) dalam analisis organisasi dimana kemunculan pendekatan ini sebenarnya karena inspirasi dari ilmu biologi, khususnya yang dikemukakan oleh Ludwig von Bertalanffy. Pendekatan sistem dibangun berdasarkan anggapan bahwa organisasi pada hakekatnya mirip dengan organisme (makhluk hidup) yang terbuka terhadap pengaruh lingkungan sekitarnya. Menurut pendekatan ini organisasi adalah sebuah open system

By: Guna Monda W.

besar yang di dalamnya terdiri dari beberapa sub-sistem yang saling terkait. Organisme di dalam sistem semacam itu akan mengambil dan sekaligus memberikan sesuatu dari dan kepada lingkungannya. Dengan pola simbiose take and give itulah organisasi mempertahankan hidupnya. Sama halnya dengan makhluk hidup, menurut Teori Kontijensi tujuan akhir sebuah organisasi dalam beroperasi adalah agar bisa bertahan (survive) dan bisa tumbuh (growth) atau disebut juga keberlangsungan (viability). Ada dua hal yang dilakukan organisasi untuk menjalankan penyesuaian hidup terhadap lingkungannya. Pertama, manajemen menata konfigurasi berbagai sub-sistem di dalam organisasi agar kegiatan organisasi menjadi efisien. Kedua, bentuk-bentuk spesies organisasi memiliki efektivitas yang berbeda-beda dalam menghadapi perubahan dalam lingkungan luar. Dengan kata lain mekanisme sistem pengendalian bisa sangat bervariasi sesuai dengan variasi lingkungan yang dihadapi. Dalam rangka mencari cara yang efektif, organisasi seharusnya menghubungkan permintaan lingkungan eksternal dengan fungsi-fungsi internalnya. Seorang manajer harus bisa mengatur harmonisasi fungsi-fungsi organisasinya dengan kebutuhan manusia. Teori kontijensi memberi penekanan pada perlunya memfokuskan pada perubahan. Tidak ada satu aturan atau hukum yang memberi solusi terbaik untuk setiap waktu, tempat, semua orang atau semua situasi. Ada beberapa anggapan dasar dalam teori tersebut, yaitu antara lain: (a) Manajemen pada dasarnya bersifat situasional. Konsekuensinya teknik-teknik manajemen sangat bergantung pada situasi yang dihadapi. Jika teknik yang digunakan sesuai dengan permintaan lingkungan, maka teknik tersebut dikatakan efektif dan berhasil. Dengan kata lain diversitas dan kompleksitas situasi eksternal yang dihadapi organisasi harus di pecahkan dengan teknik yang sesuai. (b) Manajemen harus mengadopsi pendekatan dan strategi sesuai dengan permintaan setiap situasi yang dihadapi. Kebijakan dan praktik manajemen yang secara spontan dapat merespon setiap perubahan lingkungan bisa dikatakan efektif. Untuk mencapai keefektifan ini organisasi harus mendesain struktur organisasinya, gaya kepemimpinannya, dan sistem pengendalian yang berorientasi terhadap situasi yang dihadapi. (c) Ketika keefektifan dan kesuksesan manajemen dihubungkan secara langsung dengan kemampuannya menghadapi lingkungan dan setiap perubahan dapat diatasi, maka harus ditingkatkan keterampilan mendiagnosa yang proaktif untuk mengantisipasi perubahan lingkungan yang komprehensif. (d) Manajer yang sukses harus menerima bahwa tidak ada satu cara terbaik dalam mengelola suatu organisasi. Mereka harus mempertimbangkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik manajemen yang dapat diaplikasikan untuk semua waktu dan semua kebutuhan. Tidak ada solusi yang dapat diaplikasikan secara universal. 3) Teori Ketergantungan Sumber Daya Teori Ketergantungan Sumber Daya dibangun berdasarkan asumsi-asumsi di bawah ini: a) Organisasi-organisasi dianggap terdiri dari koalisi internal-eksternal yang muncul dari pertukaran sosial yang dilakukan untuk mempengaruhi dan mengendalikan perilaku. b) Lingkungan dianggap berisi sumber daya yang langka dan penting untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. c) Organisasi dianggap bekerja untuk mencapai dua tujuan yaitu: mendapatkan kendali atas sumber daya bisa meminimalkan ketergantungannya pada organisasi lain dan

By: Guna Monda W.

meningkatkan kendali atas sumber daya yang memaksimalkan ketergantungan organisasi lain padanya. Walaupun pandangan bahwa organisasi terkendala oleh faktor eksternal sepertinya berpaham determinisme, menurut Pfeffer dan Salancik organisasi tidaklah pasif dalam menghadapi kendala eksternal tersebut. Organisasi juga merespon lingkungan melalui berbagai diskresi manajemen dalam bentuk mempengaruhi organisasi lain, berkoalisi dengan organisasi lain atau merubah lingkungan. Merger, diferensiasi, dan lobi pada pemerintah bisa kita anggap sebagai contoh bagaimana merespon lingkungan. Teori Ekologi Populasi Teori Ekologi Populasi membahas perubahan organisasi sebagai fungsi dari kekuatan-kekuatan lingkungan pada populasi organisasi, khususnya pada proses pembentukan dan kegagalan organisasi. Pandangan Ekologi Populasi tersebut menentang pendapat Teori Kontijensi Struktural yang menyatakan bahwa proses adaptasi dilakukan pada level individu organisasi. Bagi Teori Ekologi Populasi adaptasi terjadi pada level populasi melalui proses lahir (birth) dan mati (death). Oleh sebab itu proses adaptasi yang dijalankan oleh organisasi sebetulnya lebih merupakan proses seleksi alam menurut Donaldson dalam Teori Organisasi (Gudono: 2009). Berikut ini adalah beberapa konsep yang lazim ditemui dalam tulisan-tulisan mengenai Teori Ekologi Populasi: (a) Structural inertia. Structural inertia adalah kecenderungan organisasi untuk mempertahankan struktur internalnya apapun yang terjadi pada fakor lainlainnya. Jadi sebenarnya konsep ini merujuk pada ketidakmampuan suatu organisasi untuk beradaptasi dengan lingkungannya: semakin kuat tekanan structural inertia, semakin rendah fleksibilitas adaptif organisasi tersebut. Teori structural inertia menyatakan bahwa proses perubahan akan menciptakan masalah reorganisasi internal dan legimitasi eksternal menurut Hannan dan Freeman dalam Teori Organisasi (Gudono: 2009). (b) Liability of newness. Liability of newness berunjuk pada kenyataan bahwa risiko mati (bangkrut) organisasi yang masih baru adalah tinggi dan risiko ini akan menurut sejalan dengan bertambahnya usia perusahaan menurut Stinchombe dalam Teori Organisasi (Gudono: 2009) (c) Liability of smallness. Liability of smallness merujuk pada kecenderungan menurunnya tingkat kematian (mortality rate) sejalan dengan semakin besarnya ukuran organisasi. Ada dugaan mengapa hal ini bisa terjadi, yaitu karena organisasiorganisasi besar umumnya memiliki akuntabilitas, reliabilitas dan legitimasi yang juga lebih besar. (d) Niche width theory. Niche width theory menyatakan bahwa populasi organisasi menempati niche yang sama dalam arti bahwa mereka tergantung pada sumber daya lingkungan yang identik. Jika dua populasi organisasi menempati niche yang sama tapi berbeda dalam hal karakteristik organisasi, maka populasi yang memiliki kecocokan yang lebih kecil dengan karakteristik lingkungan akan dieliminasi. (e) Generalist population dan specialist population. Terkait dengan niche width theory teori Ekologi populasi menyatakan bahwa generalist population tergantung pada rentang niche yang lebar sumber daya lingkungan. Keadaan ini akan memaksimalkan eksplorasi tetapi akan meningkatkan risiko. Sebaliknya specialist population tergantung pada kondisi lingkungan yang spesifik atau rentangan niche yang sempit dan hal tersebut akan memungkinkan organisasi di dalamnya untuk 4)

By: Guna Monda W.

makmur dari pemanfaatan niche khusus tersebut. Perbedaan karakteristik keluasan rentangan niche ini akan berpengaruh pada strategi organisasi yang ada di dalamnya. (f) Density dependence. Density dependence menyatakan bahwa legimitasi dan kompetisi bergantung pada tingkat kepadatan populasi. Pada waktu tingkat kepadatan rendah, proses legitimasi mendominasi dan hal ini akan meningkatkan tingkat kelahiran dan menurunkan kematian organisasi. Pada waktu tingkat kepadatan tinggi, kompetisi akan mendominasi dan hal ini akan menurunkan tingkat kelahiran dan meningkatkan tingkat kematian organisasi. Ada beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam pembahasan-pembahasan. Teori Ekologi Populasi menurut Robbins dalam Teori Organisasi (Gudono: 2009). Pertama, teori ini memusatkan pada kelompok atau populasi organisasi, bukan sebuah organisasi. Kedua, teori ini mendefinisikan efektivitas organisasi semata-mata sebagai survival (mampu bertahan hidup). Ketiga, lingkungan sangat menentukan dan manajemen memiliki pengaruh yang kecil terhadap kemampuan organisasi untuk bertahan hidup. Keempat, kapasitas (daya dukung/carriying capacity) lingkungan adalah terbatas. 5) Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan dibangun sebagai upaya untuk memahami dan memecahkan masalah yang muncul manakala ada ketidaklengkapan informasi pada saat melakukan kontrak. Kontrak yang dimaksudkan disini adalah kontrak antara prinsipal (pemberi kerja, misalnya pemegang saham atau pimpinan perusahaan) dengan agen (penerima perintah, misalnya manajemen atau bawahan). Teori keagenan meramal jika agen memiliki keunggulan informasi dibandingkan prinsipal dan kepentingan agen dan principal berbeda, maka akan terjadi principal-agent problem dimana agen akan melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya namun merugikan prinsipal. Beban yang muncul karena tindakan manajemen tersebut menjadi agency costs. Pandangan teori keagenan tersebut pada hakekatnya dibangun dengan memperluas teori yang dibahas dalam karyakarya Coase, Berle, dan Means. Coase meletakkan landasan mengapa organisasi diperlukan. Coase mengakui bahwa baik solusi dengan pasar ataukah dengan organisasi keduanya sama-sama memiliki konsekuensi biaya. Dalam konteks ini agency costs, adalah merupakan biaya (transaction cost atau lebih tepat lagi cost ef governance) yang terjadi manakala solusi organisasi adalah yang dipilih (untuk mendistribusikan barang dan jasa dalam masyarakat).

By: Guna Monda W.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Organisasi sebagai alat dalam arti abstrak untuk merealisir, apa yang menjadi keputusan starategik yang ditetapkan, maka mau tidak harus mengikuti atas perubahan lingkungan yang digerakkan oleh kekuatan kepemimpinan untuk hidup dan bertahan. Oleh karena itu, organisasi sebagai alat dimanifestasikan terutama dalam hubungan dua faktor yang disebut dengan fleksibilitas disatu sisi dan disisi lain adalah dapat tidaknya dikontrol.

B. SARAN Organisasi haruslah dibangun sebagai organisasi yang memiliki sifat fleksibel dan mudah dikontrol, maka organisasi itu tidaklah terlalu muda atau terlalu tua, tahap ini dinamakan PRIMA dalam daur hidup organisasi. Organisasi dalam keadaan PRIMA, benarbenar diperlengkapi untuk menerima dan menanggapi perubahan yang cepat didalam pasar, teknologi, kompetisi dan kebutuhan pelanggan.

By: Guna Monda W.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

Keith Davis, Human Relations at Work, (New York, San Francisco, Toronto, London: 1962).Hlm.15-19 ^ Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi. 1976. Understanding Practice and Analysis. New York: Random House.Hlm. 132 ^ D, Ratna Wilis. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.Hlm. 56 ^ Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. 1984. Sociology. Edisi keenam. International Student Edition. Tokyo: Mc.Graw-Hill Book Company Inc.Hlm. 89 ^ Stephen P.Robbins. Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi, (Jakarta: Arcan: 1994), hlm.4 ^ WS, Winkel. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.Hlm.75 Diperoleh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi Rachman,Abdul talib. 2010 . Pengembangan Organisasi: ENTREPRENEUR MENDALAMI FAKTOR KUNCI ORGANISASI DALAM STRATEGI DAUR HIDUP ORGANISASI. http://organisasiatr.wordpress.com/ Septiyani,vivi indah. 2011. Perencanaan Organisasi Kewirausahaan http://vivay.blog.com/2011/03/16/perencanaan-organisasi-kewirausahaan/ .

By: Guna Monda W.

You might also like