You are on page 1of 28

Dahlan Siamat, (2005) Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter & Perbankan

Depository institution

The Commercial Banking Industry

Bank komersial memberikan jasa kepada publik dalam bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito, menyalurkan fasilitas kredit, dan service inovatif lainnya seperti: investment advice, asuransi, under-writer, trustee, atau financial planning Bank mentransfer dana dari unit surplus ke unit defisit Berkaitan dengan Bank Indonesia dalam hal penetapan tingkat bunga Sebagai pasar uang memperdagangkan sekuritas jangka pendek seperti: SUN, SBI atau ORI

Note:

Bank commercial di USA banyak berupa MNC sehingga memiliki banyak cabang banyak negara atau branch banking. Bank di Indonesia belum sebagai MNC sehingga ekspansinya hanya membuka cabang di propinsi lain atau kantor perwakilan di luar negeri. Persaingan semakin pesat sehingga banyak merger dengan bank lain atau sektor bisnis lain.

Lanjut:

Merger dilakukan sesama bank seperti: - Bank Mandiri: BBD, Bapindo, BDN, Bank Exim - Bank Permata: Bank Bali, Universal, Arthamedia, Patriot, Prima express - Bank Danamon: 8 Bank Take Over Kemungkinan berkembang untuk broader market dapat menjadi holding company, sehingga bank dapat memiliki anak usaha bergerak di sektor asuransi, financing, property atau manufaktur.

Seputar 1997

Krisis moneter di Indonesia 1997 berimbas pada krisis perbankan. Nilai tukar rupiah melemah, sehingga langkah pemerintah November 1997 adalah: - melikuidasi 16 bank - membentuk BPPN - membekukan kegiatan bank - meningkatkan tingkat bunga SBI sampai 30% - 45% - meningkatkan bunga deposito bank umum 45% 65% dalam 1 bulan.

Dampak:

Dengan tingkat bunga deposito tinggi, likuiditas bank umum terkuras sehingga BI mengucurkan KLBI atau BLBI. KLBI membuat pinjaman bank umum di BI semakin membengkak, sehingga cost of loanable bank menjadi besar. Dengan cost of loanable naik, maka tingkat suku bunga kredit atau lending rate juga meningkat. Menyebabkan kredit macet di sektor riel Bank menjadi kesulitan likuiditas, sehingga masuk daftar BPPN atau likuidasi.

Bank Likuidasi

BHS Bank Dwipa Bank Jakarta Bank Pasific Bank Andromeda Bank Industri Bank Mataram Danaarta

Bank Anrico Bank Majapahit Jaya Bank Kosagraha Semesta South East Asia Bank

BBO

Bank kredit asia Bank deka Bank subentra Bank pelita Hokindo bank Bank surya Centris international bank

Bank diambil alih BPPN


BDNI Bank eksport import indonesia Bank danamon: akhirnya merger dengan 8 BTO Bank umum nasional Bank tiara asia Bank PDFCI Bank modern

UU No. 3 th 2004 Perubahan UU No.23 th 1999

BI sebagai lembaga independen dilarang memberi kredit kepada pemerintah karena dapat menganggu independensi BI. Tugas BI melaksanakan kebijakan nilai tukar, mengelola cadangan devisa, menjaga keseimbangan neraca pembayaran dan menerima pinjaman LN. Pengawasan perbankan diserahkan pada Otoritas jasa keuangan (OJK). OJK yang mengawasi perbankan dan LKBB

Menurut UU No: 7 Tahun 1992

Bank adalah badan usaha menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau lainnya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Bank umum kegiatannya berupa konvensional atau syariah, termasuk valas BPR kegiatannya berupa konvensional atau syariah tetapi tidak di lalu lintas pembayaran (valas)

Fungsi Bank Umum


Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang efisien Menciptakan uang Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat Menawarkan jasa keuangan

Usaha Bank Umum : UU No.10 th1998

Menghimpun dana dan memberi kredit Menerbitkan surat utang Membeli, menjual atau menjamin surat berharga Transfer uang dan jasa safety box Penempatan/pinjam dari bank lain Lelang agunan bank, kartu kredit, wali amanat Valas, modal ventura, asuransi, penyertaan modal, financing. Menerima pembayaran tagihan

Sasaran Manajemen Bank Umum


Sasaran jangka pendek: Memenuhi kebutuhan likuiditas penarikan dana nasabah Menyediakan jasa lalu lintas pembayaran Penanaman dana dalam surat berharga jangka pendek atau instrumen pasar uang

Sasaran Jangka Panjang

Meningkatkan kesejahteraan pemilik dan nilai perusahaan, dengan cara: 1. Mengelola likuiditas 2. Memperkecil risiko 3. Memperoleh dana dengan biaya rendah 4. Menentukan jumlah modal yang dipertahankan dan meningkat modal yang dibutuhkan

Neraca Bank Umum


Aktiva Kas Giro di BI Giro dibank lain Penempatan dibank lain Surat berharga Kredit Penyertaan Biaya bayar dimuka Aktiva tetap Aktiva leasing Aktiva lain-lain

Pasiva Giro Kewajiban segera Tabungan Deposito berjangka Sertifikat deposito Surat berharga Pinjaman diterima Pinjaman subordinat Kewajiban lain-lain Ekuitas

Risiko Usaha Bank

Credit risk Investment risk Liquidity risk Operating risk Competitive risk

Fraud risk Fiduciary risk Interest rate risk Solvency risk Foreign currency risk

Aktiva Bank Umum: 1. Alat Likuid


Alat likuid sebagai prioritas utama dana bank dalam bentuk kas dan giro pada BI. Berfungsi untuk memenuhi penarikan dana nasabah. Untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum atau cash ratio

2. Simpanan di Bank lain

Simpanan pada bank lain yang lebih besar untuk memperoleh fasilitas jasa. Fasilitas tersebut: kebutuhan inkaso, transaksi valas, L/C, pembelian surat berharga

Lanjutan:

Penempatan bank lain untuk kepentingan : interbank call money, deposito berjangka, deposit on call atau sertifikat deposito

Surat berharga sebagai alokasi dana untuk membeli sekuritas sebagai cadangan sekunder dan untuk mendapat return, seperti: SBI, promes dll

Lanjut:
Kredit

Penyertaan Modal

Kredit yang diberikan kepada nasabah diporfoliokan berkisar 70% dari volume usaha bank seperti: kredit modal kerja, investasi dan kredit konsumtif

Penyertaan modal pada bank lain dilakukan untuk menyelamatkan kredit bermasalah yang bersifat sementara dan harus didivestasi pada waktu tertentu

Lanjut:
Biaya dimuka

Dll..

Biaya dimuka adalah semua komponen biaya operasional bank seperti: sewa, asuransi, gaji karyawan, dll

Aktiva tetap seperti: tanah atau gedung Aktiva leasing sebagai aktiva yang disewakan dikurangi depresiasi. Aktiva lainnya seperti: emas, traveler chek, valas atau coin.

Sumber Dana Bank Umum-3


Giro sebagai simpanan yang digunakan sebagai alat pembayaran melalui chek. Deposito berjangka sebagai simpanan yang penarikannya saat jatuh tempo Tabungan sebagai simpanan yang penarikannya setiap saat. Deposit on call sebagai deposito harian Sertifikat deposito sebagai sekuritas yang dijual belikan dan dijaminkan

Sumber Dana Bank Umum-2


Interbank call money sebagai sumber dana tercepat jangka pendek untuk menutup saat kalah kliring Pinjaman antar bank sebagai pinjaman jangka pendek/menengah dari bank lain Repo = comercial paper = SBI Setoran jaminan sebagai dana nasabah atas jasa perbankan Dana transfer, obligasi, KLBI, fasilitas diskonto atau dana sendiri

Sumber Dana Bank Umum-1


Modal inti = modal disetor, agio saham, cadangan umum, laba ditahan, laba tahun berjalan Modal pelengkap = pinjaman subordinasi, modal kuasi, cadangan penghapusan aktiva Modal kuasi = modal yg didukung oleh instrument bersifat seperti modal Modal pelengkap masih tergolong pada kewajiban atau liability

Sistem Keuangan dan Perbankan Indonesia


Sistem

keuangan terdiri dari otoritas keuangan, sistem perbankan dan sistem lembaga keuangan bukan bank sebagai tatanan perekonomian suatu negara yang menyediakan fasilitas jasa keuangan. Sistem perbankan Indonesia terdiri: bank central, bank umum dan BPR.

LKBB

Asuransi Lembaga

Perusahaan Reksa

efek

Pembiayaan Modal ventura Dana pensiun

dana Perusahaan investasi Pegadaian

BU vc BPR
BU

menghimpun dana masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, deposito Menyalurkan kredit Jasa lalu lintas pembayaran

BPR menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito Menyalurkan kredit Tidak menerima simpanan giro dan jasa lalu lintas pembayaran

You might also like