You are on page 1of 120

ANALISIS SISTEM INFORMASI PANGKALAN DATA DAN INFORMASI TINGKAT SMP/MTs DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT MENGGUNAKAN METODE

BERORIENTASI OBJEK DENGAN UNIFIED APPROACH

LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktek

Oleh: AGUNG SEPTIAN NRP : 0606003

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT 2010

AGUNG SEPTIAN, 0606003 Analisis Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi Tingkat SMP/ MTs Di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Menggunakan Metode Berorientasi Objek Dengan Unified Approach. Di bawah bimbingan H. Eko Retnadi., Drs., M.Kom. selaku pembimbing akademik dan Nurhaedi., SH. selaku pembimbing lapangan. 103 Halaman + x / 48 Gambar/ 11 Tabel/ 7 Daftar Pustaka (1990 2007)

ABSTRAK

Dinas Pendidikan Kabupaten Garut merupakan salah satu perangkat pemerintah Kabupaten Garut yang memiliki tugas pokok dalam melaksanakan urusan rumah tangga daerah dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah pusat atau pemerintah provinsi Jawa barat di bidang pendidikan. Dalam aktivitas bisnisnya Dinas Pendidikan Kabupaten Garut sudah menerapkan kecanggihan dari teknologi informasi yang sudah berbasiskan komputer. Hal ini ditandai dengan adanya pelayanan sistem pangkalan data dan informasi yang merupakan hasil kerjasama Dinas Pendidikan Kab. dengan Departemen Pendidikan Nasional. Sehingga diharapkan dengan adanya sistem tersebut dapat mendukung antara pihak yang bersangkutan dan dapat memberikan informasi yang akurat tentang keadaan tiap sekolah di setiap kecamatan khususnya di Kabupaten Garut.

Tujuan dari Analisis Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi Tingkat SMP/MTs di Dinas Pendidikan Kab. Garut menggunakan metode berorientasi objek dengan unified approach (UA) ini adalah Menerapkan konsep pengembangan sistem berorientasi objek dalam aktivitas analisis sistem, dalam hal ini menggunakan pendekatan unified approach (UA)

Analisis Perangkat Lunak Aplikasi Sistem Informasi PADATI Melalui Dinas Pendidikan Kab. Garut ini menggunakan beberapa pemodelan grafis dengan standar Unified Modelling Language yaitu Activity Diagram, Use Case Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram untuk memahami proses kerja dari sistem. Computer Aided Software Engineering yang digunakan dalam kegiatan analisis ini adalah Rational Rose 2000.

Berdasarkan hasil analisis terhadap sistem yang telah berjalan di Dinas Pendidikan Kab. Garut, Sistem Informasi PADATI pada dasarnya dapat memenuhi kebutuhan user karena sistem tersebut menyediakan informasi yang akurat dan berguna seperti data tentang keadaan Sekolah, Guru, jumlah siswa dan lainnya serta untuk mempermudah dalam melakukan penyaluran dana bantuan operasional sekolah berdasarkan data yang telah ada.

Kata

Kunci

: Sistem Informasi, PADATI, Objek,Unified Approach .

Metode

Berorientasi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek pada program Strata-1 di Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut (STTG). Adapun judul dari Kerja Praktek ini adalah : Analisis Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi Tingkat SMP/MTs Di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Menggunakan Metode Berorientasi Objek Dengan Unified Approach. Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini penulis banyak sekali mendapatkan bantuan, dorongan, bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat : 1. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta keluarga, Kakakku Dea Angga Rustiana., AM.d yang telah memberikan nasihat dan berbagi pengalamannya dengan penulis serta orang-orang terdekat yang telah memberikan doa dan dorongan baik secara moril, materil maupun spiritual selama penyusunan Laporan Kerja Praktek ini. 2. Bapak H. Eko Retnadi., Drs., M.kom., selaku dosen pembimbing dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini 3. Ibu Dini Destiani SF, Dra., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika. 4. Bapak Asep Deddy, Ir., M.Kom., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Informatika dan Koordinator Kerja Praktek 5. Bapak Nurhaedi., SH. selaku pembimbing lapangan di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.

6. Rekan-rekan MAPALA STTG khususnya Deden Rizal N. dan para senior yang telah menyelesaikan studinya. Suatu kehormatan bisa mengenal dan berjuang bersama kalian. 7. Taufik Kurniawan a.k.a Ekek sebagai partner dalam melakukan observasi lapangan yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan kerja praktek ini. 8. Sahabat dan rekan-rekan Teknik Informatika Angkatan 2006 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. 9. Seluruh staf dosen dan civitas akademika di Sekolah Tinggi Teknologi Garut. 10.Especially for initial N. I Love You Soo Much, I Wish You Could Be My True Light . Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang selalu penulis nantikan. Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Garut, Februari 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman : ABSTRAK.............................................................................................. i KATA PENGANTAR................................................................................ ii DAFTAR ISI........................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR................................................................................. ............................................................................................................. viii DAFTAR TABEL..................................................................................... x

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah.........................................................16 1.3 Tujuan Penelitian.............................................................16 1.4 Batasan Masalah..............................................................17 1.5 Metodologi Penelitian.......................................................17 1.5.1 Metode Pengumpulan Data.....................................17 1.5.2 Metode Analisis.......................................................18 1.6 Kerangka Pemikiran.........................................................19 1.7 Sistematika Penulisan......................................................19

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi.......................................21 2.1.1 Definisi Sistem........................................................21 2.1.2 Karakteristik Sistem................................................22 2.1.3 Definisi Informasi....................................................24 2.1.4 Siklus Informasi.......................................................26 2.1.5 Kualitas Informasi...................................................27 2.1.6 Definisi Sistem Informasi........................................28 2.1.7 Komponen Sistem Informasi...................................29 2.2 Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi....................29 2.2.1 Definisi Manajemen.................................................29 2.2.2 Tingkat Manajemen................................................30 Halaman : 2.2.3 Definisi Manajemen Sistem Informasi.....................31 2.2.4 Ruang Lingkup Pekerjaan Manajemen Sistem Informasi 32

2.3 Konsep Dasar Data .........................................................33 2.3.1 Definisi Data...........................................................33 2.3.2 Jenis Data................................................................34 2.3.3 Sumber Data...........................................................34 2.4 Hubungan Informasi Dengan Manajemen .......................36 2.5 Analisis Sistem Informasi.................................................37 2.6 Konsep Dasar Teknologi Berorientasi Objek ...................37

2.7 Unified Modelling Language (UML) ..................................42 2.7.1 Sejarah UML ...........................................................42 2.7.2 Pengertian UML ......................................................42 2.7.3 View Dalam UML ....................................................42 2.7.4 Diagram UML .........................................................45 2.7.4.1 Class Diagram ............................................45 2.7.4.2 Use Case Diagram ......................................48 2.7.4.3 Sequence Diagram .....................................49 2.7.4.4 Activity Diagram ........................................50 2.8 Metode Analisis Menggunakan Unified Approach (UA).....51 2.9 Case Tools Menggunakan Rational Rose 2000 ................53 2.9.1 Requierent Systems................................................56 2.9.2 Lingkungan Kerja....................................................56 2.9.2.1 Jendela Use case view ................................57 2.9.2.2 Jendela Logical view ...................................58 2.9.2.3 Jendela Component view ............................58 2.9.2.4 Jendela Deployment view............................59 2.9.2.5 Jendela Model Properties.............................60 2.9.2.6 Jendela Log.................................................61

Halaman :

BAB III

ANALISIS SISTEM 3.1 Data Umum Dinas Pendidikan Kab. Garut........................62 3.1.1 Kondisi Objektif Dinas Pendidikan Kab. Garut.........62 3.1.2 Visi Dinas Pendidikan Kab. Garut 2010 2014.......62 3.1.3 Misi Dinas Pendidikan Kab. Garut...........................62 3.1.4 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kab. Garut.. .63 3.1.5 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pendidikan Kab.

Garut 63 3.2 Batasan Sistem Secara Fungsional..................................72 3.2.1 Fungsi Substantif....................................................72 3.2.2 Fungsi Fasilitatif......................................................73 3.2.3 Komponen-komponen Pendukung Sistem...............73 3.2.3.1 Hardware....................................................73 3.2.3.2 Software......................................................74 3.2.3.3 Kebijakan Organisasi...................................74 3.2.3.4 User............................................................75 3.3 Analisis Sistem ................................................................75 3.3.1 Identifikasi Aktor.....................................................76 3.3.2 Pengembangan Activity Diagram............................78 3.3.2.1 Activity Diagram untuk Proses Login..........79 3.3.2.2 Activity Diagram untuk Proses Input Pengolahan Data Individual...........................80 ...................................................................... 3.3.2.3 Use Case Transaksi Pembayaran.......66

3.3.2.3 Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Rangkuman Sekolah .............................80 3.3.2.4 Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Daftar Wilayah......................................81 3.3.2.5 Activity Diagram untuk Proses Pembuatan dan Pencetakan Laporan...............................81 3.3.3 Pengembangan Use Case.......................................82 3.3.3.1 Use Case Login............................................83

Halaman : 3.3.3.2 Use Case Input Pengolahan Data Individual84 3.3.3.3 Use Case Pengolahan Data Rangkuman Sekolah 85 3.3.3.4 Use Case Pegolahan Data Wilayah..............87 3.3.3.5 Use Case Pembuatan dan Pencetakan Laporan 88 3.3.4 Pengembangan Interaction Diagram......................89 3.3.4.1 Sequence Diagram Untuk Proses Login......90 3.3.4.2 Sequence Diagram Pengolahan Data Individual 90 3.3.4.3 Sequence Diagram Pengolahan Data Rangkuman Sekolah......................................91 3.3.4.4 Sequence Diagram Pengolahan Data Wilayah 92

3.3.4.5 Sequence Diagram Pembuatan dan Pencetakan Laporan......................................92 3.3.5 Klasifikasi Menggunakan Class..............................93 3.3.5.1 Identifikasi Classes.....................................94 3.3.5.2 Identifikasi Relationship.............................98 3.3.5.3 Identifikasi Attributes.................................98 3.3.5.4 Identifikasi Methods................................... 100 3.3.5.5 Iterate dan Refine...................................... 102 3.3.6 Pemeriksaan (Refine dan Iterate).......................... 102 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan....................................................................103 4.2 Saran.............................................................................103 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Halaman : Gambar 1.1 Tahap Analisis UA............................................................18 Gambar 2.1 Gambar 2.2 Elemen-elemen Sistem..................................................22 Karakteristik Suatu Sistem............................................24

Gambar 2.3. Siklus Informasi.............................................................26 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9 Pilar Kualitas Informasi..................................................27 Tingkat Manajemen.......................................................31 Pengelompokan Data....................................................35 Simbol Aktor..................................................................38 Contoh Kelas serta Objek..............................................39 Contoh Kelas dan Atribut-atributnya.............................39

Gambar 2.10 Contoh Kelas dan Operasi-operasinya...........................40 Gambar 2.11 Contoh Simbol Paket.....................................................41 Gambar 2.12 View dalam UML............................................................43 Gambar 2.13 Klasifikasi Jenis Diagram UML........................................45

Gambar 2.14 Contoh Class Diagram...................................................................46


Gambar 2.15 Contoh Generalisasi.......................................................47 Gambar 2.16 Contoh Aggregasi..........................................................47

Gambar 2.17 Contoh Asosiasi.............................................................................48


Gambar 2.18 Contoh Use Case...........................................................48

Gambar 2.19 Contoh Kondisi Uses......................................................49 Gambar 2.20 Contoh Kondisi Extends................................................49 Gambar 2.21 Contoh Sequence Diagram............................................50 Gambar 2.22 Contoh Activity Diagram................................................51 Gambar 2.23 Tahap Analisis Unified Approach (UA)............................52

Gambar 2.24 Contoh Tampilan Awal Rational Rose..........................................54


Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kab. Garut..........63

Halaman : Gambar 3.2 Tahap Analisis Unified Approach (UA)........................................75


Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Activity Diagram untuk Sistem Informasi PADATI..........78 Activity Diagram untuk proses Login.............................79 Activity Diagram untuk proses Input Pengolaha Data

Individual..............................................................................................80 Gambar 3.6

Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Rangkuman Sekolah 80

Gambar 3.7 Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Daftar Wilayah................................................................................................81 Gambar 3.8 Activity Diagram untuk Proses Pembuatan dan Pencetakan Laporan..............................................................................82 Gambar 3.9 Use Case Diagram untuk Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi ...........................................................82 Gambar 3.10 Sequence diagram untuk proses Login..........................90

Gambar 3.11 Sequence diagram untuk Input Pengolahan Data Individual..............................................................................................91 Gambar 3.12 Sequence diagram untuk Pengolahan Data Rangkuman Sekolah................................................................................................91 Gambar 3.13 Sequence diagram untuk Pengolahan Data Wilayah.....92 Gambar 3.14 Sequence diagram untuk Pembuatan dan Pencetakan Laporan................................................................................................93

DAFTAR TABEL

Halaman : Tabel 1.1 Daftar SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Garut.......... 2

Tabel 1.2 Daftar MTs Negeri dan Swasta di Kabupaten Garut............. 7 Tabel 1.3 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid sekolah menengah pertama (SMP) di Kab. Garut tahun 2007............................12 Tabel 1.4 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid madrasah tsanawiah (MTS) di Kab. Garut tahun 2007...........................................13 Tabel 3.1 Identifikasi Aktor beserta Aktifitasnya.................................76 Tabel 3.2 Skenario untuk use case Petugas Login...............................83 Tabel 3.3 Skenario untuk use case Input Pengolahan Data Individual Sekolah................................................................................84 Tabel 3.4 Skenario untuk use case Pengolahan Data Rangkuman Sekolah .............................................................................................85

Tabel 3.5 Skenario untuk use case Pengolahan Data Wilayah.............87 Tabel 3.6 Skenario Laporan untuk use case Pembuatan dan Pencetakan

.............................................................................................88

Tabel 3.7 Relationships antar kelas.....................................................98

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan masyarakat akan informasi yang begitu tinggi serta kemajuan yang begitu pesat dari perkembangan teknologi informasi, telah mempengaruhi terhadap aktifitas manusia untuk mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Perkembangan teknologi ini mampu mendobrak batas ruang dan waktu, artinya informasi bisa didapat oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, sehingga perubahan informasi dapat berlangsung dengan sangat pesat Perkembangan teknologi dibidang informasi ini telah memasuki berbagai bidang, sehingga banyak instansi pemerintah berusaha meningkatkan dan mengefisienkan pekerjaannya dengan menggunakan aplikasi dari teknologi informasi tersebut. Salah satunya adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.
Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporanlaporan yang diperlukan, (Jogiyanto, 2005).

Peranan SI (Sistem Informasi) pada suatu organisasi salah satunya adalah sebagai alat bantu untuk mengintegrasikan data dan untuk meningkatkan kualitas informasi. Selain itu juga dengan adanya perkembangan sistem informasi memungkinkan pada suatu organisasi, sistem pengorganisasian data memungkinkan terbebas dari redudansi data. Dinas Pendidikan Kabupaten Garut merupakan salah satu perangkat pemerintah Kabupaten Garut yang memiliki tugas pokok dalam melaksanakan urusan rumah tangga daerah dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah pusat atau pemerintah provinsi Jawa barat di bidang pendidikan. Dalam aktivitas bisnisnya Dinas Pendidikan Kabupaten Garut sudah menerapkan kecanggihan dari teknologi informasi yang sudah berbasiskan komputer baik berupa sistem informasi secara online maupun offline. Dengan adanya teknologi ini, kinerja di

Dinas Pendidikan Kabupaten Garut meningkat yang ditunjukan oleh pelayanan informasi dan transaksi terhadap masyarakat yang lebih baik. Salah satu tugas Dinas Pendidikan Kab. Garut adalah membuat laporan statistik SMP/MTS yang berada di daerah Kab. Garut seperti mengolah data sekolah, data kelas, data guru dan data murid. Berikut adalah tabel nama sekolah tingkat SMP/ MTS negeri maupun swasta di Kab. Garut: Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Garut No Nama Sekolah Status 1 Negeri SMP Negeri 1 Banjarwangi 2 Negeri SMP Negeri 2 Banjarwangi 3 Negeri SMP Negeri 1 Banyuresmi 4 Negeri SMP Negeri 2 Banyuresmi 5 Negeri SMP Negeri 3 Banyuresmi 6 Negeri SMP Negeri 1 Bayongbong 7 Negeri SMP Negeri 2 Bayongbong 8 Negeri SMP Negeri 3 Bayongbong 9 Negeri SMP Negeri 1 Bungbulang 10 Negeri SMP Negeri 2 Bungbulang 11 Negeri SMP Negeri 1 Caringin 12 Negeri SMP Negeri 1 Cibalong 13 Negeri SMP Negeri 2 Cibalong 14 Negeri SMP Negeri 1 Cibatu 15 Negeri SMP Negeri 1 Kersamanah 16 Negeri SMP Negeri 2 Kersamanah 17 Negeri SMP Negeri 1 Cibiuk 18 Negeri SMP Negeri 2 Cibiuk 19 Negeri SMP Negeri 1 Cikajang 20 Negeri SMP Negeri 2 Cikajang 21 Negeri SMP Negeri 1 Cikelet 22 Negeri SMP Negeri 2 Cikelet 23 Negeri SMP Negeri 1 Cilawu 24 Negeri SMP Negeri 2 Cilawu 25 Negeri SMP Negeri 3 Cilawu 26 Negeri SMP Negeri 1 Cisewu 27 Negeri SMP Negeri 2 Cisewu 28 Negeri SMP Negeri 1 Cisompet 29 Negeri SMP Negeri 1 Cisurupan Lanjutan Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kab. Garut

30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66

SMP Negeri 2 Cisurupan SMP Negeri 3 Cisurupan SMP Negeri 1 Garut SMP Negeri 2 Garut SMP Negeri 3 Garut SMP Negeri 4 Garut SMP Negeri 5 Garut SMP Negeri 6 Garut SMP Negeri 1 Kadungora SMP Negeri 2 Kadungora SMP Negeri 1 Karangpawitan SMP Negeri 2 Karangpawitan SMP Negeri 1 Leles SMP Negeri 2 Leles SMP Negeri 1 Leuwigoong SMP Negeri 2 Leuwigoong SMP Negeri 1 Bl Limbangan SMP Negeri 2 Bl Limbangan SMP Negeri 3 Bl Limbangan SMP Negeri 1 Malangbong SMP Negeri 2 Malangbong SMP Negeri 3 Malangbong SMP Negeri 1 Mekarmukti SMP Negeri 1 Pakenjeng SMP Negeri 2 Pakenjeng SMP Negeri 3 Pakenjeng SMP Negeri 1 Pameungpeuk SMP Negeri 1 Pamulihan SMP Negeri 1 Peundey SMP Negeri 1 Samarang SMP Negeri 1 Pasirwangi SMP Negeri 1 Selaawi SMP Negeri 2 Selaawi SMP Negeri 1 Singajaya SMP Negeri 1 Cihurip SMP Negeri 1 Sukawening SMP Negeri 1 Karangtengah

Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri

Lanjutan Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kab. Garut

67 Negeri SMP Negeri 1 Talegong 68 Negeri SMP Negeri 2 Talegong 69 Negeri SMP Negeri 3 Tarogong Kidul 70 Negeri SMP Negeri 1 Tarogong Kidul 71 Negeri SMP Negeri 2 Tarogong Kidul 72 Negeri SMP Negeri 4 Tarogong Kidul 73 Negeri SMP Negeri 5 Tarogong Kidul 74 Negeri SMP Negeri 1 Wanaraja 75 Negeri SMP Negeri 1 Pangatikan 76 Negeri SMP Negeri 1 Sucinaraja 77 Negeri SMP Negeri 1 Tarogong Kaler 78 Negeri SMPN 7 Garut 79 Negeri SMPN 2 Pasirwangi 80 Negeri SMPN 3 Leles 81 Negeri SMPN 1 Cigedug 82 Negeri SMPN 3 Cikajang 83 Negeri SMPN 3 Banjarwangi 84 Negeri SMPN 3 Cibalong 85 Negeri SMPN 3 Bungbulang 86 Negeri SMPN 4 Bungbulang 87 Negeri SMPN 2 Pamulihan 88 Negeri SMPN 4 Pakenjeng 89 Negeri SMPN 5 Pakenjeng 90 Negeri SMPN 1 Sukaresmi 91 Swasta SLTP YPI Sukawening 92 Swasta SLTP Yos Sudarso Garut 93 Swasta SLTP Tunas Harapan Cibatu 94 Swasta SLTP YAKHA Banyuresmi 95 Swasta SLTP YASPRI Sukawening 96 Swasta SLTP Setya Bhakti Cilawu 97 Swasta SLTP Qurato Ayun Samarang 98 Swasta SLTP Plus Al Kohar Tarogong 99 Swasta SLTP Plus Hikmah Garut 100 Swasta SLTP PGRI Sukasono Sukawening 101 Swasta SLTP PGRI Tarogong 102 Swasta SLTP PGRI Wanaraja 103 Swasta SLTP PGRI Selaawi 104 Swasta SLTP PGRI Sindangsuka Cibatu Lanjutan Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kab. Garut 105 Swasta SLTP PGRI Pameungpeuk

106 Swasta SLTP PGRI Sindangsuka Cibatu 107 Swasta SLTP PGRI Limbangan 108 Swasta SLTP PGRI Malangbong 109 Swasta SLTP PGRI Karang Pawitan 110 Swasta SLTP PGRI Kurnia Cibatu 111 Swasta SLTP PGRI Kadungora 112 Swasta SLTP PGRI Cisewu 113 Swasta SLTP PGRI Garut 114 Swasta SLTP PGRI Cikajang 115 Swasta SLTP PGRI Cibatu 116 Swasta SLTP PGRI Caringin 117 Swasta SLTP PGRI Bungbulang 118 Swasta SLTP Persada 119 Swasta SLTP PGRI 23 Wanaraja 120 Swasta SLTP Pasundan Leles 121 Swasta SLTP Pasundan Cilawu 122 Swasta SLTP Pasundan 3 Garut 123 Swasta SLTP Pasundan 2 Garut 124 Swasta SLTP Nurul Mutaqin Cisurupan 125 Swasta SLTP Pasundan 1 Garut 126 Swasta SLTP Muslimin Samarang 127 Swasta SLTP Muslimin Banyuresmi 128 Swasta SLTP Muhammadiyah Talegong 129 Swasta SLTP Muhammadiyah Tarogong 130 Swasta SLTP Muhammadiyah Pameungpeuk 131 Swasta SLTP Muhammadiyah Karangpawitan 132 Swasta SLTP Muhammadiyah Caringin 133 Swasta SLTP Muhammadiyah Cilawu 134 Swasta SLTP Muhammadiyah Garut 135 Swasta SLTP Muhammadiyah 3 Kadungora 136 Swasta SLTP Muhammadiyah 1 Kadungora 137 Swasta SLTP Muhammadiyah 2 Kadungora 138 Swasta SLTP Mirameranti 139 Swasta SLTP Karyamuda Banyuresmi 140 Swasta SLTP Margalaksana Bungbulang 141 Swasta SLTP Islam Cikuya Bungbulang 142 Swasta SLTP Islam Siliwangi Leles Lanjutan Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kab. Garut 143 Swasta SLTP Islam Asy Syarif Karangtengah 144 Swasta SLTP Gilang Kencana Garut

145 Swasta SLTP Darusalam Tarogong 146 Swasta SLTP Daya Susila Garut 147 Swasta SLTP Fauzaniyah Cisurupan 148 Swasta SLTP Darul Mukminin Cibatu 149 Swasta SLTP Ciledug 1 Tarogong 150 Swasta SLTP Baitul Hikmah Tarogong 151 Swasta SLTP Assidiqiyah karangpawitan 152 Swasta SLTP Asy Syarifiah Tarogong 153 Swasta SLTP Al ILYAS Malangbong 154 Swasta SLTP Al Khoeriyah Cibatu 155 Swasta SLTP Al Hikmah Tarogong 156 Swasta SLTP Al Fatah Limbangan 157 Swasta SMP Atturmudziyah Garut 158 Swasta SMP Pemuda 159 Swasta SMP Abdurahman 160 Swasta SMP Ma'arif Talegong 161 Swasta SMPT Baitul Hikmah Pasirwangi 162 Swasta SMP Al-Halim Tarogong Kaler 163 Swasta SMP Al-Ghifari Banyuresmi 164 Swasta SMP Pasundan Cilawu 165 Swasta SMP Plus Muh. Tarogong 166 Swasta SMP Nurul Huda 167 Swasta SMP Plus Al-Amin 168 Swasta SMP Yapisa Selaawi 169 Swasta SMP Yaspri Maripari 170 Swasta SMP Islam Darul Mu'minin Cibatu 171 Swasta SMP Islam As-Syarif Karangteng 172 Swasta SMP Islam Al-Khoeriyah Cibatu 173 Swasta SMP Darul Aitam Cibatu 174 Swasta SMP Al-Madinah Cibatu 175 Swasta SMP Plus Al-Ilyas Malangbong 176 Swasta SMP IT Siliwangi Leles 177 Swasta SMP PGRI Bungbulang 178 Swasta SMP IT Al-Qudsiyah 179 Swasta SMP Fauzaniyah Sukaresmi 180 Swasta SMP Islam Margalaksana Lanjutan Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kab. Garut 181 Swasta SMP Cihikeu Bungbulang 182 Swasta SMP Ma'arif Cikelet 183 Swasta SMP PGRI Mekarmukti

184 SMP Plus Indralayang Caringin 185 SMP PGRI Mekarmukti 186 SMP Plus Indralayang Caringin 187 SMP PGRI Mekarmukti 188 SMP Plus Indralayang Caringin Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, 2008.

Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta

Adapun nama MTS negeri dan swasta yang berada di Kab. Garut seperti yang di tunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 1.2 MTs Negeri dan Swasta di Kabupaten Garut No Nama Sekolah Status 1 MTs Negeri Tarogong Kidul Negeri 2 MTs Negeri 1 Cibatu Negeri 3 MTs Negeri 2 Cibatu Negeri 4 MTs Negeri Kersamanah Negeri 5 MTs Negeri Bungbulang Negeri 6 MTs Negeri Cisewu Negeri 7 MTs Negeri Garut (Tarogong Kidul) Negeri 8 MTs Al Baqiyatussholihat Swasta 9 MTs Al Falah Swasta 10 MTs Al Hanafi Swasta 11 MTs Assalam Swasta 12 MTs Darul Asiqin Swasta 13 MTs Ma arif Swasta 14 MTs Persis Lempong Swasta 15 MTs Al Jumhuriyah Swasta 16 MTs Al Mukhtariyah Swasta 17 MTs Al Musthofa Swasta 18 MTs At Tarbiyah Swasta 19 MTs Babussalam Swasta 20 MTs Hidayatul Faizin Swasta 21 MTs Miftahul Anwar Swasta 22 MTs Muhammadiyah Bayongbong Swasta 23 MTs Al Furqon Swasta Lanjutan Tabel 1.2 MTs Negeri dan Swasta di Kab. Garut 24 MTs Al Hidayah Swasta 25 MTs Al Hidayah Guppi Swasta 26 MTs Al Hidayah Simpen Swasta 27 MTs Ciwangi Swasta

28 MTs Guppi Swasta 29 MTs Muhammadiyah Leuwigoong Swasta 30 MTs Pulo Sari Swasta 31 MTs Sunan Cipancar Swasta 32 MTs YPI Ciwangi Swasta 33 MTs YPI Pulosari Blimbangan Swasta 34 MTs Bungbalong Swasta 35 MTs Bungbulang Swasta 36 MTs Miftahul Islamiyah Swasta 37 MTs Caringin Swasta 38 MTs Al Fajar 2 Swasta 39 MTs Al Manar Swasta 40 MTs Al Hidayah Karoya Swasta 41 MTs Al Hikmah Swasta 42 MTs Kurnia Swasta 43 MTs Tamiratul Ummah Swasta 44 MTs Al Hamidiyah Swasta 45 MTs Al Jafariyah Swasta 46 MTs Muhammadiyah Cibiuk Swasta 47 MTs Al Hidayah Swasta 48 MTs Al Manar Swasta 49 MTs Cikajang Swasta 50 MTs Darul Fitri Swasta 51 MTs Persis Simpang Swasta 52 MTs Qonaah Swasta 53 MTS AL Mansyuriyah Swasta 54 MTs Al Falah Swasta 55 MTs Al Ittihad Swasta 56 MTs Bahrul Ulum Swasta 57 MTs Al Washilah Munjul Swasta 58 MTs Arrohimah Swasta 59 MTs Darul Arqom Swasta 60 MTs Darunnajah Swasta 61 MTs Darussalam Swasta Lanjutan Tabel 1.2 MTs Negeri dan Swasta di Kab. Garut 62 MTs Al Khoiriyah Swasta 63 MTs Al Fajar Swasta 64 MTs Muhammadiyah Darul Arqam Swasta 65 MTs Muhammadiyah Depok Swasta 66 MTs Al Ikhlas Swasta

67 MTs At Taqwa Swasta 68 MTs Darul Falah Swasta 69 MTs Darul Huda Swasta 70 MTs Nurul Huda Swasta 71 MTs Nurul Huda Cibojong Swasta 72 MTs Persis Swasta 73 MTs Tsanawiyah Swasta 74 MTs Bentar Swasta 75 MTs Cokroaminoto Swasta 76 MTs Koropeak Swasta 77 MTs Muallimat Muhammadiyah Swasta 78 MTs Panagan Swasta 79 MTs Persis Swasta 80 MTs Al-Falah Kadungora Swasta 81 MTs Cipari Swasta 82 MTs Darul Muta alimin Swasta 83 MTs Ma arif Swasta 84 MTs Ma arif Cilageni Swasta 85 MTs Muhammadiyah Cisaat Swasta 86 MTs Muhammadiyah Cihuni Swasta 87 MTs Al Irsyad Swasta 88 MTs Al-Rohmah Swasta 89 MTs Ar Rafi Swasta 90 MTs Cokroaminoto Karang Pawitan Swasta 91 MTs Daarul Ulum Swasta 92 MTs Darul Ulum Swasta 93 MTs Muhammadiyah Bojot Swasta 94 MTs Persis Karangpawitan Swasta 95 MTs Galmasi Swasta 96 MTs Karya Pembangunan Swasta 97 MTs Kersamanah Swasta 98 MTs Sukamaju Swasta 99 MTs YPI Sukamerang Swasta Lanjutan Tabel 1.2 MTs Negeri dan Swasta di Kab. Garut 100 MTs Darul Fitri Swasta 101 MTs Al Furqon Swasta 102 MTs Al Yusufiyyah Swasta 103 MTs Bakti Muslimin Swasta 104 MTs Muhammadiyah Bojong Swasta 105 MTs Salafiah Swasta

106 MTs Al Munawarah Swasta 107 MTs Al Munawaroh Swasta 108 MTs An Nur I Swasta 109 MTs An Nur Ii Swasta 110 MTs An Nur Iii Swasta 111 MTs Ma arif I Malangbong Swasta 112 MTs Ma arif II Malangbong Swasta 113 MTs Yasmu Swasta 114 MTs YPI Al Ulfah Swasta 115 MTs Al Ansoriah Swasta 116 MTs Al-Ashdariyah / Apgi Swasta 117 MTs Miftahul Ulum Swasta 118 MTs Al Amin Swasta 119 MTs Al Manar Muhammadiyah Swasta 120 MTs Arrahim Pameungpeuk Swasta 121 MTs Mardiyah Swasta 122 MTs Nurul Hakim Swasta 123 MTs Persis Pameungpeuk Swasta 124 MTs Pui Mardliyah Swasta 125 MTs Muhammadiyah Cihuni Swasta 126 MTs Persis Sukarendah Swasta 127 MTs Persis Wanaraja Swasta 128 MTs Ponpes Cipari Swasta 129 MTs Al Mu min Swasta 130 MTs Persis Swasta 131 MTs Roudlotuth Thowalib Swasta 132 MTS AL Mansyuriyah Swasta 133 MTs As Salam Swasta 134 MTs Ma arif Toblong Swasta 135 MTs Miftahul Huda Swasta 136 MTs Daruttholibin Swasta 137 MTs Nurul Falah Swasta Lanjutan Tabel 1.2 MTs Negeri dan Swasta di Kab. Garut 138 MTs Al Hidayah Swasta 139 MTs Miftahul Falah Swasta 140 MTs Muhammadiyah Bobos Swasta 141 MTs Putra Jawa Swasta 142 MTs Al Furqon Swasta 143 MTs Al Muawanah Swasta 144 MTs At Taqwa Swasta

145 MTs Nurul Hidayah 146 MTs Al Misbah 147 MTs Al Qomariah Walahir 148 MTs Attaawwun 149 MTs Al Fatwa 150 MTs Al Hidayah / Pgi 151 MTs Cokroaminoto 152 MTs Ma arif 153 MTs Maripari Sukawening 154 MTs Al Hikmah 155 MTs Al Khoiriyah 156 MTs An Nashr 157 MTs Darut Tholibin Tarogong 158 MTs Mathlaul Ulum 159 MTs Satu Maret 160 MTs Al Falah Biru 161 MTs Al Musaddadiah 162 MTs At Taqwa 163 MTs Persis 164 MTs Darussalam 165 MTs Muhammadiyah Bayubud 166 MTs Muhammadiyah Bojot Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, 2008.

Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta

Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid sekolah menengah pertama (SMP) di Kab. Garut ditunjukkan dalam tabel berikut ini: Tabel 1.3 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid sekolah menengah pertama (SMP) di Kab. Garut tahun 2007 No. Kecamatan 1 Cisewu 2 Caringin 3 Talegong Sekolah 3 2 4 Kelas 45 21 33 Guru 73 52 79 Murid 1401 797 1207

4 Bungbulang 4 56 5 Mekarmukti 2 20 6 Pamulihan 1 11 7 Pakenjeng 3 32 8 Cikelet 2 21 9 Pameungpeuk 3 37 10 Cibalong 3 35 11 Cisompet 2 32 12 Peundeuy 1 6 13 Singajaya 2 23 14 Cihurip 2 21 15 Cikajang 2 54 16 Banjarwangi 2 37 17 Cilawu 4 84 18 Bayongbong 4 72 19 Cigedug 1 17 20 Cisurupan 4 55 21 Sukaresmi 1 5 22 Samarang 3 62 23 Pasirwangi 2 31 24 Tarogong Kidul 10 137 25 Tarogong Kaler 4 47 26 Garut Kota 13 210 27 Karangpawitan 6 79 28 Wanaraja 2 34 29 Sucinaraja 2 20 30 Pangatikan 1 26 31 Sukawening 2 36 32 Karangtengah 2 19 33 Banyuresmi 7 78 Lanjutan Tabel 1.3 Jumlah sekolah, kelas, guru dan menengah pertama (SMP) di Kab. Garut tahun 2007 34 Leles 4 58 35 Leuwigoong 2 37 36 Cibatu 8 65 37 Kersamanah 2 44 38 Cibiuk 2 26 39 Kadungora 6 90 40 Bl. Limbangan 6 85 41 Selaawi 4 39 42 Malangbong 5 59

167 2180 50 727 19 495 64 1203 41 769 86 11131 50 1153 63 1199 15 249 35 856 35 766 89 2235 72 1330 146 3359 135 2904 29 702 96 2110 12 201 110 2404 52 1193 331 5563 117 1849 498 8304 191 2254 68 312 48 758 65 980 73 1458 39 664 153 3019 murid sekolah 123 72 128 75 63 218 155 89 122 2479 1447 2419 1731 961 3777 3229 502 2281

Jumlah 145 Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Garut, 2008.

1999

4198

84558

Sedangkan untuk jumlah sekolah, kelas, guru dan murid madrasah tsanawiah (MTS) di Kab. Garut ditunjukkan dalam tabel berikut ini: Tabel 1.4 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid madrasah tsanawiah (MTS) di Kab. Garut tahun 2007 No. Kecamatan Sekolah Kelas Guru Murid 1 Cisewu 3 25 103 937 2 Caringin 2 9 31 315 3 Talegong 3 15 60 492 4 Bungbulang 3 16 56 590 5 Mekarmukti 1 4 17 95 6 Pamulihan 7 Pakenjeng 3 17 64 822 8 Cikelet 4 13 53 582 9 Pameungpeuk 8 35 146 1137 10 Cibalong 2 5 29 102 11 Cisompet 3 8 47 334 12 Peundeuy 4 29 97 1436 13 Singajaya 3 14 66 729 14 Cihurip 15 Cikajang 6 37 110 1600 16 Banjarwangi 2 9 41 559 17 Cilawu 7 31 192 1189 18 Bayongbong 9 44 186 1846 19 Cigedug 1 3 13 112 Lanjutan Tabel 1.4 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid madrasah tsanawiah (MTS) di Kab. Garut tahun 2007 20 Cisurupan 6 32 104 1145 21 Sukaresmi 3 14 50 607 22 Samarang 1 6 22 224 23 Pasirwangi 5 28 94 1478 24 Tarogong Kidul 6 62 214 2329 25 Tarogong Kaler 5 23 94 809 26 Garut Kota 4 17 77 502 27 Karangpawitan 7 35 160 1496 28 Wanaraja 3 17 53 926 29 Sucinaraja 2 8 34 287

Pangatikan 4 Sukawening 5 Karangtengah 1 Banyuresmi 8 Leles 5 Leuwigoong 4 Cibatu 6 Kersamanah 5 Cibiuk 3 Kadungora 5 Bl. Limbangan 9 Selaawi 5 Malangbong 10 Jumlah 176 Sumber: Departemen Agama Kab. Garut, 2008.

30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

15 25 5 33 21 17 41 28 12 26 36 24 45 884

67 113 20 118 120 82 139 92 60 118 156 105 172 3575

385 930 241 1226 758 757 1665 1037 394 1114 1626 941 2199 35953

Melihat kenyataan tersebut di atas maka Dinas Pendidikan Kabupaten Garut menggunakan sistem informasi untuk mengelola data sekolah, guru dan murid agar informasi yang dihasilkan cepat, tepat dan akurat. Salah satu sistem informasi yang terdapat di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut adalah sistem informasi Pangkalan Data dan Informasi Pendidikan atau disingkat Padati yang sudah berbasis web. Padati merupakan serangkaian data dan informasi pendidikan yang dikelola oleh depdiknas dengan menghimpun data-data pendidikan dari setiap kabupaten/kota melalui laporan individu tiap-tiap sekolah dan rangkuman kuesioner dari keadaan masing-masing sekolah di kab/kota. Menurut Ramly: Dalam alam globalisasi yang serba cepat ini, kabijakan-kebijakan pembangunan pendidikan harus segera menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan perubahan yang serba cepat pula. Dengan demikian, perilaku tata kelola pemerintahan dalam pengambilan keputusan, perencanaan, implementasi, dan penilaian kebijakan pendidikan memerlukan dukungan data dan informasi yang akurat, tepat guna, dan tepat waktu. Untuk menjawab tantangan inilah Pangkalan Data dan Informasi Pendidikan berbasis Web (PadatiWeb) dikembangkan. Pengolahan PADATI meliputi data TK/RA/BA, SD/MI, SMP/MTS, serta SMA/SMK/MA yang meliputi keadaan sekolah, keadaan siswa, keadaan kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan administrasi serta keadaan kurikulum dan laporan keuangan sekolah. Dengan adanya sistem informasi padati yang berada di

Dinas Pendidikan Kabupaten Garut tersebut diharapkan dapat mempermudah pengolahan data setiap sekolah yang berada di Kabupaten Garut, meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja serta dapat mendukung dalam pengambilan keputusan. Untuk melakukan analisis sistem terdapat beberapa macam pendekatan, diantaranya pendekatan konvensional dan pendekatan berorientasi objek. Pendekatan konvensional terutama mengacu kepada strategi dekomposisi yang berdasar algoritma atau fungsional. Pendekatan ini telah berkembang meliputi seluruh tahap atau aktifitas proses rekayasa perangkat lunak dari mulai pemrograman dengan iterasi perbaikan, pemrograman terstruktur, ditambah dengan perancangan terstruktur kemudian analisis terstruktur dan sebagainya. Sedangkan pendekatan berorientasi objek memusatkan pada rancangan pada objek dan antar muka yang dihasilkan. Objek adalah entiti yang berisi data atau variabel dan tingkah laku. Data atau variabel yang menggambarkan sifat atau keadaan objek dalam dunia nyata (real world) didefiniskan sebagai attribute, sedangkan tingkah laku yang menggambarkan aksi-aksi yang dimiliki objek didefinisikan sebagai method.
Metode analisis yang berorientasi objek diantaranya yaitu Unified Approach (UA) dari Ali Bahrami (1999), sebuah metode pendekatan yang mempunyai cara sistematis dalam mengerjakan proses analisis. Dengan tujuan untuk memahami inti permasalahan dan tanggung jawab sistem dengan memahami pekerjaan apa yang dilakukan oleh sistem melalui beberapa pemodelan. Hasil akhir yang ingin dicapai dari tahap ini adalah menghasilkan kelas-kelas sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan penjelasan diatas, dalam kerja praktek ini penyusun menggunakan pendekatan berorientasi objek untuk menganalisis sistem di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut dengan metodologi Unified Approach (UA) dari Ali Bahrami (1999). Adapun judul yang diambil adalah ANALISIS SISTEM INFORMASI SMP/MTS PANGKALAN DI DINAS DATA DAN INFORMASI KABUPATEN TINGKAT GARUT PENDIDIKAN

MENGGUNAKAN

METODE

BERORIENTASI

OBJEK

DENGAN

UNIFIED APPROACH. 1.2 Identifikasi Masalah Permasalahan yang akan diteliti dalam kerja praktek ini adalah :
a. Bagaimana dampak sistem informasi PADATI di Dinas Pendidikan

Kabupaten Garut pada kinerja instansi dalam bidang administrasi pendataan sekolah.
b. Apakah sistem informasi PADATI di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut

telah mengakomodasi kebutuhan informasi data tiap sekolah di Kab. Garut untuk memantau keadaan sekolah, keadaan siswa, keadaan kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan administrasi serta keadaan kurikulum dan laporan keuangan sekolah. 1.3 Tujuan Penelitian Melalui kegiatan analisis tujuan difokuskan pada:
1. Mengetahui bagaimana peranan sistem yang sedang berjalan dalam

memenuhi kebutuhan informasi baik bagi pihak yang berhubungan langsung ataupun yang tidak berhubungan langsung dengan sistem.
2. Menerapkan konsep pengembangan sistem berorientasi objek dalam

aktivitas analisis sistem, dalam hal ini menggunakan pendekatan unified approach (UA). 1.4 Batasan Penelitian Adapun batasan masalah dalam kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
a.

Sistem Informasi yang diteliti adalah sistem informasi padati di

Dinas Pendidikan Kab. Garut dengan memfokuskan pada pendataan sekolah tingkat SMP/MTs saja.
b.

Menganalisis proses-proses yang terlibat dalam sistem informasi Pemodelan yang digunakan adalah Unified Modelling Languge

padati di Dinas Pendidikan Kab. Garut.


c.

(UML).

d.

Penggunaan metode analisis menggunakan Unified Approach (UA)

dari Ali Bahrami (1999) yang dibatasi pada tahap analisisnya saja. 1.5 Metodologi Penelitian 1.5.1 Metode Pengumpulan Data : a. Wawancara Melakukan tanya jawab secara langsung kepada pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. b. Studi Kepustakaan Mempelajari dan menganalisa beberapa referensi buku yang berkaitan dengan masalah-masalah yang ada dalam ruang lingkup penelitian. c. Studi Dokumentasi Mempelajari beberapa dokumen, literatur, atau file-file yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. d. Observasi Mengamati kinerja Dinas Pendidikan, mempelajari bagaimana proses sistem informasi data yang sedang berjalan, sehingga peneliti bisa mengetahui sejauh mana kelancaran kinerja yang ada dan dapat mengetahui informasi-informasi apa saja yang dihasilkan dan informasi apa yang akan diidentifikasi.

1.5.2 Metode Analisis: Metode analisis yang akan digunakan yaitu pendekatan berorientasi objek dengan Unified Approach (UA) dari Ali Bahrami (1999). UA adalah suatu metodologi pengembangan sistem berbasis objek yang menggabungkan proses dan metodologi yang telah ada sebelumnya dan menggunakan UML sebagai standar pemodelannya. Proses dan tahapan yang ada dalam UA merupakan proses-proses terbaik yang diambil dari metode objek yang telah

diperkenalkan oleh Booch, Rumbaugh, dan Jacobson. Tahap Analisis dalam UA ditujukan untuk mengidentifikasi kelas-kelas yang terdapat dalam sistem. Langkah-langkah yang harus dilakukan pada metodologi UA dari Ali Bahrami (1999) adalah sebagai berikut:
Pengembangan Diagram Aktifitas dan Use Case Identifikasi Aktor Pengembang an Diagram Interaksi Identifikasi Kelas, relasi,atribut & Method

Pemeriksaan

Gambar 1.1 Tahap Analisis UA (Bahrami, 1999) Keterangan:

Identifikasi Aktor Tahap menganalisis aktor yang akan berinteraksi dengan sistem. Pengembangan Aktifitas Tahap yang menggambarkan alur kerja sistem dalam diagram aktifitas dan menggambarkan interaksi antara user dengan sistem dalam diagram use case Diagram Use Case dan Diagram

Pengembangan Diagram Interaksi Diagram interaksi yang digunakan adalah sequence diagram, dalam diagram ini digambarkan interaksi antar objek dalam sistem melalui pesan yang dikirimkan dari objek yang satu ke objek yang lain.

Identifikasi Kelas-kelas, relasi, atribut dan method Proses mengidentifikasi kelas, relasi, atribut dan method dalam sistem berdasarkan proses sebelumnya.

Pemeriksaan terhadap tahap sebelumnya. Proses pemeriksaan terhadap hasil akhir tahap analisis. Bila terdapat kesalahan maka kembali ke tahap awal analisis bila hasilnya benar maka tahap analisis selesai.

1.6 Kerangka Pemikiran

Agar penelitian dan pemecahan masalah lebih terarah maka, diperlukan suatu kerangka pemikiran yang logis dan sistematis sebagai kerangka acuan dalam melakukan pemecahan masalah dari hasil penelitian. Berikut adalah rencana pemecahan masalah yang digambarkan di bawah ini. 1. Studi Pustaka yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisa beberapa referensi buku pengumpulan data dengan cara mempelajari beberapa dokumen, literatur, atau file-file yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang ada dalam ruang lingkup penelitian ini.
2.

Analisis, yaitu proses pengumpulan data dan menganalisis sistem Evaluasi, yaitu proses mengetahui sistem informasi objek kerja Kesimpulan, yaitu menjelaskan tentang usulan hasil akhir dari
START

yang berjalan dengan menggunakan Unified Approach. 3. 4. praktek berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah kita miliki di perkuliahan. kerja praktek yang telah dilakukan.

Studi Pustaka Metode Analisis : Object Oriented, dengan metode Unified Approach (UA)

Analisis Sistem Yang Berjalan

Evaluasi

Kesimpulan

END

Gambar 1.1 Flowchart Kerangka Pemikiran 1. 7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan Kerja Praktek ini terdiri dari empat bab, agar lebih dipahami dari bab-bab tersebut, maka pada penulisan sistematika pembahasan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, metodologi penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika dari penulisan ini.

BAB II

LANDASAN TEORI Berisikan teori yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, diantaranya definisi dari sistem informasi, siklus pengembangan dari suatu sistem, perancangan basis data, definisi basis data, dan alat-alat analisis sistem informasi.

BAB III

ANALISIS SISTEM Pada bab ini memuat gambaran umum Dinas Pendidikan Kabupaten Garut yang meliputi visi, misi, dan tujuan atas implementasi sistem yang sedang berjalan. Menerangkan analisis terhadap sistem yaitu mengenai identifikasi masalah, pemodelan dan analisis pada sistem informasi padati melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan masalah yang telah dilakukan sebelumnya, serta saran-saran yang mungkin dapat berguna bagi pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 2.1.1

Konsep Dasar Sistem Informasi Definisi Sistem Pengembangan Sistem ditentukan oleh pemahaman tentang konsep dasar

mengenai sistem juga disertai dengan pemahaman tentang teknik-teknik, konsep, dan aturan dalam pengembangan sebuah sistem.
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu, (Jogiyanto, 2005:1) Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen 2005:2) yang saling

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu, (Jogiyanto,

Pengertian sistem yang pertama lebih menekankan pada prosedur, sedangkan pengertian sistem yang kedua lebih menekankan pada komponen atau elemennya. Tetapi kedua pengertian atau definisi dari sistem ini adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Karena pada hakekatnya setiap komponen sistem, untuk dapat saling berinteraksi dan untuk dapat mencapai tujuan tertentu harus melakukan sejumlah prosedur, metode, dan cara kerja yang juga saling berinteraksi. Suatu sistem dapat terdiri dari empat elemen subsistem, yang secara bersama-sama membentuk satu kesatuan yang disebut sistem. Elemen-elemen sistem tersebut (Amsyah, 2005) yaitu:
1. Masukan Kumpulan data transaksi ke kesebuah pengolahan data medium, contohnya penyortiran data (surat keluar dan surat masuk).

2. Pengolahan

untuk

mengelola surat dengan

keluar dan cara

surat masuk seperti

pengolahannya

dilakukan

manual,

mengelompokkan data (surat keluar dan surat masuk) kedalam

21 group berdasarkan ciri surat, no urut surat dan sebagainya.


3. Keluaran sebelumnya 4. menampilkan berupa hasil yang yang didapat dari kegiatan seperti informasi dibutuhkan

menampilkan laporan (surat keluar dan surat masuk). Umpan Balik/Kontrol terdiri dari usul perbaikan yang diberikan oleh unit pengawasan mutu dari instansi yang bersangkutan.
Masukan Pengolahan Keluaran

Umpan Balik

Gambar 2.1 Elemen-elemen Sistem (Amsyah, 2005). 2.1.2 Karakteristik Sistem Ada beberapa karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh suatu sistem yaitu adanya komponen-komponen sistem, batasan-batasan sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan sistem, keluaran sistem, pengolahan sistem dan sasaran atau tujuan sistem. Suatu sistem mempunyai karakterisitik atau sifat-sifat tertentu (Jogiyanto, 2005), yaitu :
a. Komponen Sistem (component)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling kerjasama membentuk satu kesatuan.
b. Batas Sistem (Boundary)

Merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
c. Lingkungan Luar Sistem (Environments)

Apapun diluar dari batas sistem yang mempengaruhi operasi.

d. Penghubung Sistem (Interface)

Merupakan media penghubung antara sub sistem dengan sistem lainnya. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
e. Masukan Sistem (Input)

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) yaitu energi yang dimasukkan supaya sistem dapat beroperasi, dan dapat berupa masukan sinyal (signal input) yaitu energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.
f. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
g. Pengolahan Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolah yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.
h. Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

Interface Lingkungan Luar Boundary Sub Siste m Sub Siste m Sub Siste m Sub Siste m Boundary

Input

Pengola h

Output

Boundary

Gambar 2.2 Karakteristik Suatu Sistem (Jogiyanto, 2005). 2.1.3 Definisi Informasi
Informasi dapat didefinisikan sebagai berikut : Informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu, (Amsyah, 2005). Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, (Jogiyanto, 2005).

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang setelah diolah atau diproses, menghasilkan informasi yang memiliki nilai dan lebih bermanfaat bagi penggunanya. Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah memiliki nilai tambah. Berdasarkan pada bentuknya, informasi dapat dibedakan sebagai berikut, (Jogiyanto, 2005): 1. Informasi Uraian Informasi Uraian adalah informasi yang disajikan dalam bentuk uraian cerita yang panjang atau singkat yang berisikan kalimat-kalimat yang singkat dan jelas. Informasi ini bisa dalam bentuk laporan, notulen, surat atau memo. 2. Informasi rekapitulasi Informasi rekapitulasi adalah informasi ringkas dengan hasil akhir dari suatu perhitungan (kalkulasi) atau gabungan perhitungan yang berisikan angka-angka yang disajikan dalam bentuk kolom-kolom. Contohnya neraca, kuitansi, rekening, daftar pembelian. 3. Informasi Gambar (Bagan) Informasi Gambar (Bagan) adalah informasi yang di buat dalam bentuk gambar atau bagan, misalnya gambar konstruksi dan bagan organisasi. 4. Informasi Model Informasi Model adalah informasi dalam bentuk formulir dengan model-model yang dapat memberikan nilai ramalan atau prediksi dan nilai-nilai lain seperti nilai hasil pemecahan persoalan yang optimal sebagai alternatif bagi pembuatan keputusan. 5. Informasi Statistik Informasi statistik adalah informasi yang disajikan dalam bentuk angka yang ditunjukkan dalam bentuk grafik atau tabel. 6. Informasi Formulir

Informasi formulir adalah informasi yang di buat dalam bentuk formulir dengan format (kolom) isian yang sudah ditentukan dan yang disesuaikan dengan keperluan kegiatan masing-masing.

7. Informasi Animasi Informasi animasi adalah informasi dalam bentuk gambar animasi dengan suara dan video. Informasi ini dapat juga disebut informasi multimedia. 8. Informasi Simulasi Informasi simulasi adalah informasi mengenai suatu kegiatan nyata pada suatu situasi atau peralatan yang di buat dalam bentuk serupa tetapi dengan ukuran kecil atau dengan layar komputer menjadi mirip seperti ukuran sebenarnya. Misalnya simulasi untuk pendidikan pilot pesawat terbang dengan perangkat lunak khusus. 2.1.4 Siklus Informasi Data yang masih merupakan bahan mentah apabila tidak diolah maka data tersebut tidak akan berguna. Data tersebut akan berguna dan menghasilkan suatu informasi apabila diolah melalui suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut dengan model pengolahan data atau lebih dikenal dengan nama siklus pengolahan data.

Proses (Model)

Input (Data)

data-base

Output (Information)

Data (ditangkap)

Penerima

Hasil Tindakan

Keputusan Tindakan

Gambar 2.3 Siklus Informasi (Jogiyanto, 2005). Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. 2.1.5 Kualitas Informasi Kulitas dari informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timeliness) dan relevan (relevance), John Burch dan Gary Grudnitski menggambarkan kualitas dari informasi dengan bentuk bangunan yang ditunjang oleh tiga buah pilar, seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 2.4 Pilar Kualitas Informasi (Jogiyanto, 2005). Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti infomrmasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut. Tepat waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan Relevan, lainnya berbeda. 2.1.6 Definisi Sistem Informasi Dari beberapa definisi mengenai sistem dan informasi yang telah dijelaskan diatas, maka Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

landasan

di dalam pengambilan tersebut mempunyai

keputusan. manfaat

Bila untuk

pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal. berarti informasi pemakaiannya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan, (Jogiyanto, 2005).

Sistem informasi merupakan suatu sistem yang saling barkaitan dan berintegrasi satu sama lain dan bertujuan untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.
Kegiatan di Sistem Informasi mencakup (Jogiyanto, 2005): 1. Input, menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk diproses. 2. Proses, menggambarkan bagaimana suatu data di proses untuk menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah. 3. Output, suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas tersebut. 4. Penyimpanan, suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data. 5. Kontrol, ialah suatu aktifitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2.1.7 Komponen Sistem Informasi Sistem informasi memiliki komponenkomponen sebagai pendukungnya, komponenkomponen tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2005): 1. Blok Masukan yaitu input yang mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi termasuk metode dan media untuk mendapatkan data yang akan dimasukan yang berupa dokumen-dokumen dasar. 2. Blok Model yaitu kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 3. Blok keluaran yaitu informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem dan manajemen.

4. Blok Teknologi yaitu alat yang digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses data serta menghasilkan keluaran yang diinginkan. 5. Blok Basis Data yaitu basis data yang digunakan dan disimpan untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut dimana berisi data-data yang diorganisasikan sedemikian rupa agar informasi yang dihasilkan berkualitas. 6. Blok kendali yaitu pengendalian pada perusahaan untuk mencegah hal-hal yang dapat merusak sistem atau bila ada kesalahan-kesalahan dapat langsung diatasi.
2.2 Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi

2.2.1

Definisi Manajemen

Secara operasional manajemen dapat didefinisikan sebagai berikut: Manajemen adalah Proses mengkoordinasikan, mengintegrasikan, menyederhanakan, dan mensinkronisasikan sumber daya manusia, material, dan metode dengan mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, pengawasan, dan lain-lain agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif, (Amsyah, 2005). Untuk mencapai tujuannya, organisasi memerlukan dukungan manajemen dengan berbagai fungsinya yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi masing-masing. Kegiatan fungsi-fungsi tersebut memerlukan data dan informasi, dan akan menghasilkan data dan informasi pula. Beberapa fungsi manajemen pokok (Amsyah, 2005) adalah: a. Perencanaan Berkaitan dengan penyusunan dan penjabaran tujuan serta menjabarkannya dalam bentuk perencanaan untuk mencapai tujuan. b. Pengorganisasian Berkaitan dengan pengelompokan personel serta tugasnya untuk menjalankan pekerjaan sesuai tugas dan misinya. c. Pengaturan personel Berkaitan dengan kegiatan bimbingan dan pengaturan kerja personel.

d. Pengarahan Berkaitan dengan kegiatan melakukan intruksi tugas-tugas. e. Pengawasan Berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai dan melakukan koreksi-koreksi. 2.2.2 Tingkat Manajemen Pengolahan data dan informasi dilakukan sesuai dengan keperluan manajemen sebagai proses kegiatan dan keperluan manajer sebagai pimpinan manajemen. Maka dari itu, dalam organisasi terdapat tingkatan-tingkatan manajemen sebagai ukuran tinggi rendahnya tingkat kelompok pimpinannya. Karena organisasi terbagi dalam unit-unit kerja maka tingkatan tersebt merupakan juga tingkat unit kerja. Tingkat tersebut umumnya terdiri dari (Amsyah, 2005): 1. Manajemen Lini Atas (Top Management) Kegiatan manajemen lini puncak adalah memformulasikan perencanaan dan strategi. Tingkat manajemen ini berorientasi pada masa depan organisasi dan meninjau hasil kerja dan pencapaian tujuan organisasi secara umum dan menyeluruh. Tugas-tugas pada tingkat ini terutama mengkoordinasikan keseluruhan upaya organisasi dan hubungan dengan organisasi lain dan masyarakat. 2. Manajemen Lini Tengah (Middle Management) Manajemen lini tengah ini bertugas meninjau hasil dalam organisasi dan dengan kegiatan-kegiatan pengawasan menggerakkan organisasi mencapai sasaran. Manajemen pada lini ini lebih berorientasi pada masalah-masalah pelatihan personel, pertimbangan terhadap personel, pengadaan peralatan dan bahan, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah-masalah kritis dalam mencapai keberhasilan kinerja. 3. Manajemen Lini Bawah (Lower Management) Pada manajemen lini bawah terdapat jumlah manajer yang banyak sesuai dengan bentuk piramida organisasi yang makin membesar ke bawah. Tingkat ini disebut juga tingkat manajemen operasional. Tugas pentingnya

adalah mengawasi dan mengatur personel berketerampilan teknis atau karyawan biasa. Secara umum tugas dan pekerjaan ketiga tingkat manajemen tersebut dapat digambarkan seperti berikut:
Manajemen Lini Atas

1 1

Manajemen Lini Tengah 2

Manajemen Lini Bawah

3 Gambar 2.5 Tingkat Manajemen, (Amsyah, 2005).

2.2.3

Definisi Manajemen Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi (MSI) berasal dari kata Management of

Information System yang lazim disingkat MSI. Adapun definisi dari MSI adalah: MSI adalah mata kuliah yang mempelajari cara-cara mengelola pekerjaan informasi dengan menggunakan pendekatan sistem yang berdasarkan pada prinsip-prinsip manajemen, (Amsyah, 2005). Karena sistem informasi dikerjakan dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen agar tujuan dapat tercapai secara efisien dan efektif maka disebut Manajemen Sistem Informasi (MSI). 2.2.4 Ruang Lingkup Pekerjaan Manajemen Sistem Informasi Pekerjaan MSI berkembang melalui empat proses sesuai dengan perkembangan alat pengolah data yaitu zaman MSI (Amsyah, 2005): 1. Dikerjakan secara manual 2. Dikerjakan dengan alat mesin manual 3. Dikerjakan dengan alat mesin elektrik

4. Dikerjakan dengan elektrik (komputer) Pekerjaan MSI dimulai dari pengumpulan data yang dibuat atau terjadi karena adanya fakta. Fakta tersebut dicatat atau direkam pada komputer sehingga menghasilkan fakta yang disebut data. Data atau fakta tertulis otentik (asli) harus disimpan sebagai arsip (otentik) untuk keperluan pembuktian-pembuktian dan back-up baik sebagai bukti administratif ataupun sebagai bukti hukum tertulis bila terjadi kesalahan pada komputerisasi data bersangkutan untuk pengolahan menjadi informasi dalam pekerjaan sistem informasi. Pengolahan data menjadi informasi disebut juga sebagai proses transformasi, atau manipulasi data menjadi informasi. Bentuk pengolahannya dapat terdiri dari klasifikasi, sortir, kalkulasi, dan penyimpulan. Alat pengolahnya dapat dikelompokkan menjadi alat pengolah manual, mesin manual, mesin elektrik, dan komputer. Hasil pengolahan data adalah informasi yang berbentuk laporan, model deskriptif, dan bentuk statistik. Informasi kemudian dianalisis sebagai bahan pengambilan keputusan. Keputusan pada manajemen lini bawah umumya bersifat teknis, pada manajemen lini tengah umumnya bersifat taktis, dan pada manajemen lini atas umumnya bersifat strategis. Keputusan kemudian dioperasionalkan ke dalam bentuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atau penilaian. Pada setiap kegiatan tersebut dilakukan juga kegiatan pengawasan. Kegiatan tersebut secara keseluruhan untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif, terutama dalam menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan, di mana setiap kegiatan memerlukan dukungan data dan informasi. 2.3 2.3.1 Konsep Dasar Data Definisi Data

Data adalah fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan atau direkam ke dalam berbagai bentuk media, (Amsyah, 2005). Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata, (Jogiyanto, 2005). Dalam konteks sistem informasi data di pandang sebagai keterangan yang masih mentah. Agar dapat digunakan untuk keperluan manajemen maka data harus diolah dulu ke dalam bentuk informasi yang sesuai dengan keperluan manajemen yang bersangkutan. Karena itu, sering dikatakan bahwa data adalah bahan yang masih mentah. Sedang arti data menurut isinya adalah keterangan atau bukti mengenai kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah. Data yang sudah diolah sesuai keperluan disebut informasi. Semua kegiatan memang memerlukan data, serta sebaliknya setiap pekerjaan juga akan menghasilkan data baik untuk keperluan unit kerjanya sendiri maupun untuk keperluan unit kerja lain, ataupun organisasi lain.

2.3.2

Jenis Data Dikatakan bahwa data adalah fakta-fakta kegiatan organisasi dengan unit-

unitnya. Untuk keperluan penulisan data di kertas atau kartu dan pemasukan data ke komputer, maka data dapat dikelompokkan menjadi dua (Amsyah, 2005), yaitu: 1. Data statis Data statis adalah jenis data yang umumnya tidak berubah atau jarang berubah, misalnya identitas nama (orang, organisasi, atau tempat), kodekode nomor ataupun alamat. 2. Data dinamis Data dinamis adalah jenis data yang selalu berubah baik dalam frekuensi waktu yang singkat atau agak lama dan lain-lain. Data tersebut sering

dikatakan sebagai peremajaan data. Data tersebut misalnya, data tabungan, data gaji, data nilai mahasiswa, dan sebagainya. Berdasarkan sifatnya, data dapat dikelompokkan menjadi dua jenis (Amsyah, 2005), yaitu: 1. Data kuantitatif Data kuantitatif adalah data dengan hitungan bilangan. Misalnya 5 ekor, Rp.1000, satu juta, dan sebagainya. 2. Data kualitatif Data kualitatif adalah data yang tidak dihitung dengan hitungan bilangan, tetapi diukur dengan kata-kata bernilai. Misalnya banyak, sedikit, kecil, rendah, dan sebagainya. 2.3.3 Sumber Data Berdasarkan sumbernya maka data dikelompokkan menjadi dua (Amsyah, 2005) yaitu: 1. Data internal Data internal adalah data yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri, yaitu oraganisasi pusat dan cabang-cabangnya. 2. Data eksternal Data eksternal adalah data yang berasal dari sumber-sumber yang berada di luar organisasi itu sendiri. Berdasarkan isinya maka baik data internal maupun data eksternal dapat dibagi menjadi empat kelompok.

DATA INTERNAL EKSTERNAL

Data Kegiatan

Data Penelitian

Data Lingkugan

Data Peraturan

Gambar 2.6 Pengelompokan data (Amsyah, 2005). 1. Data kegiatan Setiap organisasi mempunyai kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan baik oleh perorangan maupun unit-unit kerja yang terdapat dalam organisasi bersangkutan. Kegiatan-kegiatan itu perlu direkam, untuk dipergunakan sebagai bahan pengingat, bukti, pengambil keputusan, laporan, informasi, penelitian, perencanaan, penilaian, pengawasan, dan lain-lain. 2. Data Hasil penelitian Hasil penelitian merupakan data yang penting bagi organisasi. Hasil penelitian cenderung disebut data, karena untuk dapat digunakan lebih lanjut oleh unit-unit (fungsi) organisasi secara spesifik masih harus diubah terlebih dahulu bentuknya sesuai dengan keperluan. 3. Data lingkungan Data penting untuk keperluan pekerjaan manajer dalam membuat keputusan dan mengerjakan fungsi-fungsi manajemen lainnya seperti perencanaan, penganggaran, pengawasan, evaluasi atau lain-lainnya, adalah data lingkungan. Pengertian data lingkungan ini sangat luas, yaitu mengenai semua bidang yang berkaitan dengan kegiatan organisasi dan yang dapat mempengaruhi kegiatan organisasi. Data tersebut banyak terdapat pada media cetak seperti buku, buku referensi, majalah, koran, dan lain-lain. 4. Data peraturan Data penting lainnya yang sangat berguna sebagai alat bantu dalam pekerjaan manajemen dan pekerjaan operasional adalah bahan-bahan peraturan. 2.4 Hubungan Informasi Dengan Manajemen

Untuk mencapai tujuan, tiap organisasi memerlukan manajemen yang tepat dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan dilakukannya. Sumber informasi untuk pengambilan keputusan manajemen bisa didapatkan dari informasi eksternal dan informasi internal. Dengan berkembang pesatnya teknologi alat pengolah data komputer dan teknologi peralatan komunikasi, maka pekerjaan manajemen dan pelayanan masyarakat yang memerlukan dukungan data dan informasi juga mengalami kemajuan pesat. Maka dari itu, sistem informasi mempunyai peranan penting di dalam menyediakan informasi bagi manajemen semua tingkatan. Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat mengena dan berguna bagi manajemen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan informasi yang diinginkan oleh manajemen. Untuk maksud ini, maka analis sistem harus mengerti terlebih dahulu apa kegiatan dari manajemen untuk masing-masing tingkatannya dan bagaimana tipe keputusan yang diambilnya. Selanjutnya bagaimana tipe informasi yang dibutuhkan oleh manajemen juga harus diketahui. Akhirnya diharapkan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akan dapat mengena sesuai dengan yang dibutuhkan oleh manajemen. Tanpa dukungan informasi, manajemen suatu organisasi tidak akan dapat mencapai tujuan yang direncanakan. Apalagi untuk mencapai sasaran yang efesien dan efektif. Pekerjaan penting dari MSI adalah terletak pada tujuan untuk menghasilkan informasi untuk tujuan manajemen. 2.5 Analisis Sistem Informasi Analisis sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut : Analisis Sistem Informasi adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagianbagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahanpermasalahan, kesempatankesempatan, hambatanhambatan yang terjadi dan kebutuhankebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan perbaikannya, (Jogiyanto, 2005).

Pada dasarnya, Analisis Sistem merupakan proses untuk memahami sistem yang ada, kemudian mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya. Analisis sistem memiliki tujuan untuk mengetahui sistem secara detail sebagai pedoman untuk melanjutkan proses pengembangannya. Alasan yang melatar belakangi dilakukannya analisis sistem:
1.

Problem Solving, dikarenakan sistem yang lama tidak bisa memenuhi kebutuhan, sehingga diperlukan

sudah

pengembangan sistem yang baru. Hal ini memerlukan analisis sistem agar sistem yang baru dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan. 2. Adanya kebutuhan baru dalam lingkungan atau organisasi di tempat sistem berjalan yang memerlukan modifikasi untuk mendukung organisasi. 3. 4. keseluruhan.
2.6

Meningkatkan kemampuan atau performansi sistem. Meningkatkan performansi sistem secara

Konsep Dasar Teknologi Berorientasi Objek Terdapat beberapa konsep penting dalam metode analisis menggunakan

pendekatan objek, diantaranya:

Aktor ( User ) Aktor adalah faktor eksternal yang akan berinteraksi dengan sistem. Aktor

akan memberikan instruksi kepada sistem untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Aktor tidak hanya manusia, tetapi juga bisa berupa hardware atau software. Aktor dalam use case dilambangkan dengan gambar sebagai berikut :

Gambar 2.7 Simbol Aktor (Bahrami, 1999)

Objek Objek adalah segala sesuatu yang memiliki identitas yang unik. Objek

dapat berupa benda kongkrit maupun hal-hal yang abstrak. Objek bisa berupa orang, tempat, organisasi, unit informasi, molekul, gambar, kejadian, benda atau konsep-konsep yang ada di dunia nyata. Setiap objek memiliki identitas, keadaan dan perilaku. Identitas adalah sesuatu yang membedakan suatu objek dari objek lainnya sehingga masing-masing objek dapat dibedakan. Dua buah mobil yang bertipe sama misalnya, dilihat dari fisiknya dua mobil itu terlihat sama baik dari bentuknya, warnanya, ukurannya bahkan tahun pembuatannya. Akan tetapi, tetap saja kedua buah mobil tersebut adalah objek yang berbeda, dan ada perbedaan serta dari masing-masing mobil tersebut yang membedakan antara satu dengan yang lainnya, misalnya nomor polisi atau nomor mesinnya.
Employee Class

Objects of the Class Employee

Sue Bill Al Hal David

Gambar 2.8 Contoh objek hasil instansiasi (Bahrami, 1999)

Setiap objek juga memiliki keadaan. Keadaan dari sebuah objek adalah kondisi yang menggambarkan objek. Keadaan dinyatakan oleh nilai dari atribut objeknya. Atribut adalah nilai internal suatu objek yang mencerminkan antara lain karakteristik objek, kondisi sesaat, koneksi dengan objek lain, dan identitas.

p:Person name = Erin employeeID = 4362 title = VP of Sales

atribut

Gambar 2.9 Contoh atribut dari sebuah objek (Booch, 1999) Selain memiliki identitas dan keadaan, setiap objek memiliki perilaku yang mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak dan memberi reaksi. Perilaku sebuah objek dicerminkan oleh antarmuka dan metode dari objek tersebut.
Objek-objek dapat saling berhubungan atau berinteraksi dengan objek yang lainnya. Hal ini dimungkinkan karena setiap objek memiliki antarmuka yang memfasilitasi terjadinya interaksi antar objek tersebut. Melalui antarmuka ini, setiap objek dapat direquest untuk melakukan sesuatu. Bentuk dari antarmuka adalah metode-metode. Metode merupakan fungsi-fungsi yang dapat diaplikasikan ke suatu objek oleh objek yang lain.

Kelas Kelas adalah kumpulan dari objek yang didalamnya terdapat atribut dan

operasi yang serupa. Dengan penggolongan objek-objek dalam suatu kelas kita bisa melakukan abstraksi masalah. Atribut dan nama kelas untuk beberapa objek yang sejenis dapat dituliskan sekali saja begitu juga dengan fungsi dan metode yang sama cukup dituliskan satu kali saja dan bisa digunakan ulang oleh objek yang termasuk kedalam kelas yang sama.
Instansiasi (Kucing) Kucing Persia Objek (Kucing) Kucing Anggora

Kucing

Kelas

Gambar 2.10 Contoh Kelas serta Objek (Bahrami, 1999) Attribut

Atribut merupakan karakteristik dari suatu objek dimana kita dapat membedakan objek yang satu dengan objek yang lainnya dalam kelas yang sama.

MesinCuci
Merek Model NoSeri Kapasitas

Gambar 2.11 Contoh Kelas dan Atribut-atributnya (Bahrami, 1999) Operasi Operasi adalah fungsi yang dapat diaplikasikan ke atau oleh suatu objek dalam kelas. Misalnya kelas window memiliki fungsi close, cancel, open dan lain-lain. Operasi yang sama dapat diterapkan pada kelas yang berbeda.
MesinCuci
Masukanbaj u() kel uarkan baju() T ambahsabun() Nyal akan()

Gambar 2.12 Contoh Kelas dan Operasi-operasinya (Bahrami, 1999)

Paket (Package) Paket adalah pengelompokan untuk menandakan kelompok suatu elemen

model. Paket digunakan untuk mempermudah mengorganisasi elemen-elemen model. Sebuah paket dapat mengandung beberapa paket kelas lain didalamnya.

Gambar 2.13 Contoh Simbol Paket (Bahrami, 1999) Kelas Objek Kelas terdiri dari beberapa objek yang memiliki atribut, operasi, semantik dan relationship yang sama. Kelas objek menggambarkan abstraksi dari suatu objek dalam implementasi. Dalam kelas objek terdapat istilah Visibility Operasi yang terdiri dari : - Protected : operasi atau atribut yang tampak hanya oleh kelas itu sendiri, subkelas atau teman kelas tersebut. Visibility merupakan default dari sebuah operasi yang kita buat. Visibility ini melindungi operasi dari penggunaan oleh kelas-kelas luar. Protected digambarkan dengan tanda (#). - Public : operasi atau atribut dapat digunakan oleh kelas lain yang berhubungan dengan kelas tersebut. Digambarkan dengan tanda (+). - Private : operasi atau atribut yang hanya bisa digunakan oleh kelas itu sendiri. Digambarkan dengan tanda (-). 2.7 2.7.1 Unified Modelling Language (UML) Sejarah UML Grady Booch dan Jim Rumbaugh memulai penelitian di Rational Software Co. sekitar tahun 1994. Tujuan mereka yakni menciptakan sebuah metode baru yang dapat menciptakan metode-metode sebelumnya yang dapat digunakan pada semua kalangan. Sekitar tahun 1995 Ivar Jacobson, seorang tokoh yang menciptakan OOSE and Objectory Methode bergabung. Selain itu, perusahaan Rational Software Co. membeli lisensi Objectory System dari Swedish Company sebagai pengembang dan pendistribusinya. Maka lahirnya sebuah metode baru yang mereka beri nama Unified Modeling Languange yang diharapkan dapat menjadi sebuah bahasa pemodelan standar. 2.7.2 Pengertian UML

Unified Modelling Language merupakan sebuah notasi grafis standar untuk menggambarkan sistem berorientasi objek yang merupakan hasil kerjasama dari Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivar Jacobson. Berikut merupakan pengertian UML menurut salah satu sumber sebagai berikut:
Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa untuk menetapkan, memvisualisasikan, membangun, dan medokumentasikan sistem perangkat lunak dan komponenkomponennya, (Bahrami, 1999). Berdasarkan pengertian diatas UML merupakan sebuah bahasa pemodelan suatu sistem berdasarkan grafik atau gambar untuk menspesifikasikan, membangun, menvisualisasikan dan mendokumentasikan suatu sistem perangkat lunak berorientasi objek. UML memberikan standar penulisan sebuah sistem yang meliputi konsep bisnis proses, penulisan kelas, skema data base, dan komponen yang diperlukan dalam sistem perangkat lunak.

2.7.3 View Dalam UML Pemodelan yang komplek merupakan tugas yang sangat berat. Idealnya seluruh sistem dapat digambarkan dengan single graph yang mendefinisikan sistem secara keseluruhan dengan jelas, mudah berkomunikasi dan dapat dipahami. Tapi bagaimanapun juga, hal tersebut sulit dilakukan. Single graph tidak dapat mencakup seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menggambarkan sistem. Sistem digambarkan dengan sejumlah aspek yang berbeda: fungsionalitas, non-fungsionalitas dan aspek organisasi, sehingga sistem dapat digambarkan dalam sejumlah view. Dimana setiap view merepresentasikan sebuah proyeksi dari gambaran sistem secara utuh dengan menampilkan aspek tertentu dari sistem. Dengan melihat sistem dari beberapa view, ini memungkinkan untuk mengkonsentrasikan hanya pada salah satu aspek sistem pada satu saat. Adapun view yang ada dalam UML yaitu:

Design View Use Case View Process View

Implementati on View

Deployment View

Gambar 2.14 View dalam UML, (Munawar, 2005). Keterangan: 1. Use case View Use case View mendefinisikan perilaku eksternal system secara fungsional dari sistem yang akan dibangun, yang dirasakan oleh external actors. Use case view digambarkan dalam use case diagram atau view. Use case view juga merupakan kunci dari view-view lain, karena dalam use case view ini berisi kendali atau dasar untuk tahap pengembangan view yang lainnya. View ini juga digunakan untuk memvalidasi dan memverifikasi akhir dari sistem dengan menguji use case view. 2. Design View Design View mendeskripsikan struktur logika yang mendukung fungsifungsi yang dibutuhkan di use case. Design view ini berisi definisi komponen program, class-class utama bersama-sama dengan spesifikasi data, perilaku dan interaksinya. Informasi yang terkandung di view ini menjadi perhatian para programmer karena menjelaskan secara detail bagaimana fungsionalitas sistem akan diimplementasikan. 3. Implementation View Implementation View menjelaskan komponen-komponen fisik dari sistem yang akan dibangun. Hal ini berbeda dengan komponen logic yang state diagram. Permintaan pemakai dari sistem digambarkan dalam beberapa use case

dideskripsikan pada design view. Informasi tambahan tentang komponen seperti alokasi resource atau informasi administrative lainnya, seperti buku laporan pengerjaan selama pembangunan sistem dapat ditambahkan. 4. Process View Process View berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan concurrency di dalam sistem. Concurrency menguraikan sistem kedalam proses dan pemroses-pemroses (processors). Aspek ini mengijinkan penggunaan sumber daya secara efisien dan eksekusi parallel. Concurency berisi diagram yang dinamis (state, sequence, collaboration dan activity diagram) dan implementation diagram (component dan deployment diagram). 5. Deployment View Deployment View menjelaskan bagaimana komponen-komponen fisik didistribusikan ke lingkungan fisik seperti jaringan komputer, printer dan peralatan lainnya serta bagaimana peralatan tersebut dihubungkan dengan peralatan yang lainnya dimana sistem akan dijalankan.

2.7.4

Diagram UML Setiap sistem yang komplek memiliki pendekatan yang terbaik melalui

suatu himpunan kecil dalam pandangan semua view dalam suatu model, tidak ada single view yang terpenuhi. Setiap model bisa dinyatakan pada tingkat yang berbeda dari ketepatannya. Adapun diagram-diagram yang terdapat pada UML diantaranya:
Structure Diagam
Activity Diagram Class Diagram

Diagram
Use Case Diagram

Behaviour Diagam
Interaction Diagram Sequence Diagram

Gambar 2.15 Klasifikasi Jenis Diagram UML (Munawar, 2005)

2.7.4.1 Class Diagram Class Diagram, juga dikenal sebagai objek modeling, adalah diagram analisis statis yang utama. Diagram ini menunjukkan struktur yang statis dari suatu model. Suatu class diagram adalah suatu koleksi unsur-unsur modeling yang statis, seperti kelas-kelas dan relationship yang dihubungkan sebagai suatu grafik antara yang satu dengan yang lainnya beserta isi-isinya. Sebagai contoh, hal yang ada (seperti kelas-kelas), struktur-struktur class diagram internal, dan hubungan class diagram dengan kelas-kelas yang lain. Class diagram tidak menunjukkan informasi yang temporal, yang diperlukan di dalam pemodelan yang dinamis. Class diagram memodelkan struktur kelas dan isinya dengan menggunakan elemen-elemen model seperti class, package, dan objek. Kelas terdiri dari tiga bagian yaitu nama kelas, attribut dan operations. Kelas didefinisikan secara global dapat diakses oleh objek diluar kelas tersebut
Class Name Attributes Method
C u sto m e r N a m e : S t ri n g A d d re s s : S t r i n g C re d i tR a ti n g ( )

Gambar 2.16 Contoh Class Diagram (Bahrami, 1999) Keterangan: 1. Class Name: bagian yang paling atas berisi nama kelas, nama kelas diambil dari domain permasalahan dan harus sejelas mungkin. Oleh karena itu, nama kelas haruslah berupa kata benda.

2. Attribut: kelas memiliki attribut yang menggambarkan karakteristik dari

objek. Attribut kelas yang benar adalah yang dapat mencakup informasi yang dilukiskan dan mengenali instance tertentu dari kelas. Tipe attribut dapat berupa primitive attribut atau tipe lainnya. 3. Method/Operations: operations digunakan untuk memanipulasi attribut atau menjalankan aksi-aksi. Class diagram terdiri dari beberapa relationship (Bahrami, 1999), diantaranya: 1. Generalization Generalisasi adalah hubungan antara suatu kelas secara umum dengan suatu kelas yang lebih spesifik. Generalisasi adalah suatu yang dipertunjukkan sebagai suatu garis berarah dengan tertutup. UML membiarkan suatu label diskriminator untuk dihubungkan dengan suatu Generalization superclass. Sebagai contoh, kelas boeing-airplane mempunyai kejadian-kejadian dari kelas boeing 737, boeing 747, boeing 757, dan boeing 767, yang merupakan subclass dari kelas boeing-airplane. Elipsis tunjukkan bahwa Generalization itu adalah tidak lengkap dan lebih banyak subclass yang tidak ditunjukkan. Pembangun melengkapi menunjukkan bahwa Generalization itu sudah lengkap dan tidak memerlukan lagi subclass. Jika suatu label teks ditempatkan di segi tiga yang berongga yang dibagi dengan beberapa alur generalization kepada subclass, label berlaku bagi semua alur. Dengan kata lain, semua subclass berbagi property yang diberi.
Boeing Airplane

Boeing 737

Boeing 757

Boeing 767

Gambar 2.17 Contoh Generalisasi (Bahrami, 1999) 2. Diagram objek

Suatu diagram objek yang statis adalah satu kejadian dari suatu diagram kelas. Itu menunjukkan suatu snapshot dari status yang terperinci dari sistem pada suatu momen yang tepat. Notasi adalah sama selama satu diagram objek dan suatu diagram kelas. Diagram kelas dapat berisi objek, maka suatu diagram kelas dengan objek dan tidak ada kelas-kelas adalah satu diagram objek. 3. Aggregation Aggregasi adalah suatu bentuk asosiasi. Komposisi, juga yang dikenal sebagai a-part-of adalah suatu wujud aggregation dengan kepemilikan yang kuat untuk menunjukkan komponen dari suatu objek yang kompleks. Komposisi juga dikenal sebagai suatu part-whole relationship. notasi UML untuk komposisi adalah suatu berlian yang padat pada akhir suatu alur. Sebagai alternatif, UML menyediakan suatu wujud dengan nyata bersarang itu, dalam banyak kesempatan, lebih menyenangkan karena adanya komposisi.
PC

Monitir

System Box

Mouse

Keyboard

CPU

RAM

Fan

Gambar 2.18 Contoh Aggregasi (Bahrami, 1999) 4. Association

Asosiasi didefinisikan sebagai penghubung objek-objek pada kelas yang sama.


Pegawai

bekerja

Perusahaan

Gambar 2.19 Contoh Asosiasi (Bahrami, 1999) 2.7.4.2 Use Case Diagram Konsep Use case diperkenalkan oleh ivan Jacobson di dalam Object Oriented Software Engineering (OOSE). Kemampuan suatu sistem menguraikan sejumlah use case yang berbeda, masing-masing menunjukkan secara spesifik suatu arus kejadian yang spesifik di dalam sistem. Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari prespektif pengguna. Use case akan menggambarkan cara kerja suatu software dengan aktor. Dalam use case diagram akan digambarkan hubungan antara aktor dengan use case. Aktor adalah orang atau subsistem lain yang akan berinteraksi dengan sistem. Sementara use case menggambarkan proses yang akan dilakukan oleh aktor terhadap sistem.

Use Case

Gambar 2.20 Contoh Use Case (Bahrami, 1999) Uraian suatu use case menggambarkan apa yang terjadi di dalam sistem ketika use case dilaksanakan. Pada intinya hubungan-hubungan ini ditunjukkan di suatu diagram use case: 1. Communication. Hubungan komunikasi dari suatu aktor di suatu use case,ditunjukkan dengan menghubungkan simbol aktor kepada simbol use case dengan suatu alur yang padat. Aktor itu dikatakan komunikasi dengan use case.

2. Uses. Menggunakan hubungan antara use case ditunjukkan oleh panah generalisasi dari use case.

Proses A

<< Us es >>

Proses B

User

Gambar 2.21 Contoh Kondisi Uses (Bahrami, 1999)

3. Extends. Perluasan hubungan digunakan ketika kita mempunyai satu use case yang serupa dengan use case yang lain tetapi lebih banyak. Pada intinya, itu seperti suatu subclass.
<<Extends >>

Proses A

Proses B

Gambar 2.22 Contoh Kondisi Extends (Bahrami, 1999) User

2.7.4.3 Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek didalam dan disekitar sistem (termasuk pengguna, display dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertika (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Sequence diagram terdiri dari sumbu vertikal putus-putus yang merepresentasikan lifetime objek dan sumbu horizontal yang menunjukan sekumpulan objek yang saling berinteraksi dalam sistem. Diagram ini menjelaskan bagaimana objek berinteraksi dengan objek yang lainnya yaitu dengan cara mengirim dan menerima pesan. Komunikasi antar objek tersebut ditandai dengan garis horizontal yang disertai dengan nama operasinya.

Caller OffHook

Exchange

Receiver

Talk

DialTone

DialNumber RingTone OffHook

OnHook

Gambar 2.23 Contoh Sequence Diagram (Bahrami, 1999)

2.7.4.4 Activity Diagram Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, keputusan yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar state adalah aksi dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumya (internal processing). Oleh karena itu, Activity diagram tidak menggambarkan behavior internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktifitas dari level atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktifitas aktifitas. menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana actor mengguanakan sistem untuk melakukan

Valid ? start
Masukan Pasword

Ya

Login

Tidak

Form Menu Utama

Gambar 2.24 Contoh Activity Diagram (Bahrami, 1999)

2.8

Metode Analisis Menggunakan Unified Approach (UA)

Untuk melakukan analisis sistem terdapat beberapa macam pendekatan, diantaranya pendekatan konvensional dan pendekatan berorientasi objek. Pendekatan konvensional terutama mengacu kepada strategi dekomposisi yang berdasar algoritma atau fungsional. Pendekatan ini telah berkembang meliputi seluruh tahap atau aktifitas proses rekayasa perangkat lunak dari mulai pemrograman dengan iterasi perbaikan, pemrograman terstruktur, ditambah dengan perancangan terstruktur kemudian analisis terstruktur dan sebagainya. Sedangkan pendekatan berorientasi objek memusatkan pada rancangan pada objek dan antar muka yang dihasilkan. Objek adalah entiti yang berisi data atau variabel dan tingkah laku. Data atau variabel yang menggambarkan sifat atau keadaan objek dalam dunia nyata (real world) didefiniskan sebagai attribute, sedangkan tingkah laku yang menggambarkan aksi-aksi yang dimiliki objek didefinisikan sebagai method.
Object-oriented memeriksa dan analisyst adalah metode analisis yang yang harus lingkup

requirements yang

(syarat/keperluan ditemui dalam

dipenuhi dalam suatu sistem) dari sudut pandang kelas-kelas objek-objek ruang permasalahan (Bahrami, 1999).

Metode analisis yang berorientasi objek diantaranya yaitu Unified Approach (UA) dari Ali Bahrami (1999), sebuah metode pendekatan yang

mempunyai cara sistematis dalam mengerjakan proses analisis. Dengan tujuan untuk memahami inti permasalahan dan tanggung jawab sistem dengan memahami pekerjaan apa yang dilakukan oleh sistem melalui beberapa pemodelan. Hasil akhir yang ingin dicapai dari tahap ini adalah menghasilkan kelas-kelas sesuai dengan kebutuhan. Unified Approach (UA) merupakan metode analisis berorientasi objek dari Ali Bahrami (1999). UA adalah suatu metodologi pengembangan sistem berbasis objek yang menggabungkan proses dan metodologi yang telah ada sebelumnya dan menggunakan UML sebagai standar pemodelannya. Proses dan tahapan yang ada dalam UA merupakan proses-proses terbaik yang diambil dari metode objek yang telah diperkenalkan oleh Booch, Rumbaugh, dan Jacobson. Tahap Analisis dalam UA ditujukan untuk mengidentifikasi kelas-kelas yang terdapat dalam sistem.
Analisis berorientasi objek dengan pendekatan UA (Unified Approach ) dari Ali Bahrami digambarkan dalam bagan berikut :
Pengembangan Diagram Aktifitas dan Use Case Identifikasi Aktor Pengembang an Diagram Interaksi Identifikasi Kelas, relasi,atribut & Method

Pemeriksaan

Gambar 2.25 Tahap Analisis Unified Approach (Bahrami, 1999) Keterangan : 1. Identifikasi aktor Identifikasi aktor adalah tahap pertama yang penting dalam OOA. Istilah aktor merepresentasikan peran dari seorang user terhadap sistem. Kandidat aktor dapat ditemukan dengan mencari tahu siapa yang akan menggunakan sistem dan apa yang dilakukan aktor terhadap sistem. 2. Pengembangan Diagram Aktifitas dan Diagram Use Case Pada tahap ini akan digambarkan model aktifitas bisnis menggunakan diagram aktifitas UML untuk menggambarkan kinerja sistem. Dalam

diagram aktifitas akan digambarkan alur kerja dari sistem. Dengan mengetahui alur kerja sistem yang ada, dapat dilakukan pemodelan diagram use case untuk menggambarkan interkasi user terhadap sistem. 3 Mengembangkan diagram interaksi Salah satu dari diagram interaksi adalah sequence diagram. Sequence diagram adalah suatu model untuk menggambarkan interaksi antar objek dalam sistem. Interaksi yang dilakukan oleh objek-objek tersebut dilakukan dengan cara satu objek mengirimkan pesan (message) kepada objek lain. Dalam tahap ini akan ditentukan rangkaian diagram aktifitas sistem yang sedang berjalan. 4. Identifikasi kelas Dari sequence diagram akan terlihat kelas-kelas apa saja yang ada dalam sistem. Pada tahap ini dilakukan proses identifikasi kelas-kelas, relationship, atribut serta metode-metode yang digunakan pada setiap kelas. 5. Pemeriksaan terhadap tahap sebelumnya. Proses pemeriksaan terhadap hasil akhir tahap analisis. Bila terdapat kesalahan maka kembali ke tahap awal analisis bila hasilnya benar maka tahap analisis selesai.
2.9

Case Tools Menggunakan Rational Rose 2000


merupakan sebuah CASE (Computer Aided

Rational Rose

Software Engineering) yang digunakan dalam membuat model UML. Rational Rose dikembangkan oleh Rational Software Corporation pada tahun 1991 - 1999. Tujuan dibuatnya Rational Rose 2000 yaitu untuk memfasilitasi para Engineer untuk melakukan pemodelan bahasa UML.

Rational Rose merupakan tools pemodelan visual yang digunakan untuk mendesain perangkat lunak melalui pendekatan UML. Rational Rose menyediakan beberapa fungsi dalam membuat sebuah aplikasi perangkat lunak, mulai dari desain proses, membuat use case diagram, class diagram, activity

diagram, sequence diagram, interaction diagram, component diagram, deployment diagram, sampai pada generate code dan reverse engineering. Hal ini akan memudahkan perancang dan pengembang sistem dalam merancang dan mengembangkan sistemnya, karena selain terdokumentasi dengan baik, disamping itu juga dapat menghasilkan kerangka kode yang siap dikembangkan secara lebih detail nantinya.

Gambar 2.26 Contoh Tampilan Awal Rational Rose 2000

BROWSER

TOOLBAR

JENDELA DOKUMENTASI

JENDELA DIAGRAM

Gambar 2.27 Contoh Tampilan Class Diagram (Rational Rose 2000) Tampilan awal dari rational rose terdapat 4 jendela, yang deskripsinya masing-masing sebagai berikut: 1. Browser Jendela ini berfungsi untuk secara cepat bergerak dalam model. 2. Jendela diagram Jendela ini berfungsi untuk membuat menampilkan (display), serta menyunting (edit) satu atau lebih diagram UML. 3. Jendela dokumentasi Jendela ini berguna untuk melihat atau memperbaharui (update) dokumentasi unsur-unsur model. 4. Toolbar Disamping itu, Rational Rose juga memiliki menu-menu yang berguna untuk mengaktifkan perintah-perintah tertentu serta toolbar yang dapat digunakan untuk mengakses perintah-perintah yang sering digunakan.

2.9.1 Requierent Systems

Adapun persyaratan minimum sistem untuk Rational Rose 2000 dapat berjalan dengan baik adalah sebagai berikut: Microsoft Windows NT 4.0, Windows 9X dan Win2000 Pentium - based computer system 64 Mb of RAM Minimum 200 Mb dari ruang hardisk SVGA - compatible display (256 atau lebih) dengan resolusi 800 x 600 2.9.2 Lingkungan Kerja Dalam lingkungan kerja Rational Rose 2000 terdapat 4 View untuk melakukan pemodelan, diantaranya yaitu Use Case View, Logical View, Component View dan Deployment View serta satu Model Properties yang berfungsi untuk mengkonfigurasi pada setiap model. Masing-masing view menunjukkan cara kerja yang berbeda pada setiap pemodelan. Disamping itu, terdapat tools box yang berfungsi untuk membuat model diagram serta jendela Log yang menunjukkan history dan keterangan dari pemodelan yang dilakukan.

Jendela View

Tools box

Gambar 2.28 Jendela lingkungan kerja Rational Rose 2000 (Rational Rose 2000)

2.9.2.1

Jendela Use case view

Pada jendela Use Case View ini memiliki fungsi untuk membuat model-model diagram yang menggambarkan behavior (perilaku) dari sebuah sistem yang dilihat dari sudut pandang pengguna akhir (end users), analis (analysts) dan penguji (testers), diantaranya adalah: Actors Use cases Associations Use case diagrams Dokumentasi Use case Actvity diagrams Sequence diagrams Collaboration diagrams Realization diagrams Package (paket)

Tool box Use Case View

Gambar 2.29 Jendela use case view (Rational Rose 2000)

2.9.2.2

Jendela Logical view

Pada jendela Logical View ini memiliki fungsi untuk membuat model-model diagram yang menggambarkan logic systems yang mendukungan terhadap kebutuhan fungsional dari sistem, diantaranya adalah: Classes Class diagrams Associations Interface Sequence diagrams Collaboration diagrams Statechart diagrams Package

Tool box Logical View

Gambar 2.30 Jendela logical view (Rational Rose 2000) 2.9.2.3 Pada Jendela Component view jendela Component View ini memiliki fungsi untuk

membuat model-model diagram yang menggambarkan komponenkomponen dan berkas-berkas yang digunakan untuk merakit sistem fisik, diantaranya adalah: Components

Interface Component diagrams Package

Tool box Compponent View

Gambar 2.31 Jendela component view (Rational Rose 2000) 2.9.2.4 Jendela Deployment view

Pada jendela Deployment View ini memiliki fungsi untuk membuat model-model diagram yang menggambarkan sistem topologi hardware, diantaranya adalah: Process Processor Connectors Devices Deployment diagrams

Tool box Deployment View

Gambar 2.32 Jendela deployment view (Rational Rose 2000) 2.9.2.5 Jendela Model Properties

Model Properties berfungsi untuk melakukan konfigurasi secara umum dari lingkungan kerja yang berada pada Rational Rose 2000.

Gambar 2.56 Dialog model properties (Rational Rose 2000)

2.9.2.6

Jendela Log

Jendela log berguna untuk melihat kesalahan-kesalahan (error) dan melaporkan (report) hasil-hasil dari berbagai perintah yang diberikan pada Rational Rose 2000.

Jendela Log History

Gambar 2.33 Jendela log history (Rational Rose 2000)

BAB III ANALISIS SISTEM


3.1 Data Umum Dinas Pendidikan Kab. Garut

3.1.1

Kondisi Objektif Dinas Pendidikan Kab. Garut Dinas Pendidikan Kabupaten Garut merupakan salah satu perangkat

pemerintah Kabupaten Garut yang memiliki tugas pokok dalam melaksanakan urusan rumah tangga daerah dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah pusat atau pemerintah provinsi Jawa barat di bidang pendidikan.
3.1.2 Visi Dinas Pendidikan Kab. Garut 2010 2014

Terwujudnya pelayanan pendidikan yang mampu menjadikan insan

mandiri dan berakhlaq mulia pada tahun 2014 Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan guna terselenggaranya pelayanan pendidikan yang optimal.
3.1.3 Misi Dinas Pendidikan Kab. Garut Meningkatkan

kualitas,

kuantitas,

kreativitas

dan

inovasi

dalam

penyelenggaraan pendidikan Formal, non Formal dan inFormal. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. Meningkatkan akhlaq, budi pekerti, patriotism belajar. Meningkatkan kebugaran jasmani, prestasi olahraga dan seni pelajar.

62

3.1.4 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kab. Garut

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT PERDA. 23/2008


KEPALA DINAS

SEKRETARIS

SUB BAG. PERENCANAAN

SUB BAG. UM UM

SUB BAG. KEUANGAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

KA BIDANG TK / SD

KA BIDANG DIKMEN

KA BIDANG PNF-IF

KA BIDANG PEMUDA& OLAHRAGA

KA BIDANG DATA DAN INFORM ASI

KA BIDANG PMPTK

KASI SARANA DAN PRASARANA

KASI SARANA DAN PRASARANA

KASI BINA PAUD

KASI PEMBINAAN KEPEMUDAAN

KASI DATA KEPENDIDIKAN

KASI PENGOLAHAN DATA SERTIFIKASI

KASI KURIKULUM

KASI KURIKULUM

KASI BINA KESETARAAN

KASI PEM BINAAN & PENGEMBANGAN OR

KASI DATA NON KEPENDIDIKAN

KASI PENINGKATAN MUTU PENDIDIK

KASI KELEBAGAAN & KESISW AAN

KASI KELEMBAGAAN & KESISW AAN

KASI BINA Kelembagaan/ kursus & Keteram pilan

KASI SARANA DAN PRASARANA

KASI PENGEMBANGAN DAN KEPENGAWASAN

KASI PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN

1. UPTD PSM S 2. UPTD SKB 3. UPTD SARANA OLAHRAGA

UPTD PENDIDIKAN KECAM ATAN

Keterangan = Garis komando/ Pembinaan = Garis Koordinasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kab. Garut 3.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Kab. Garut Berdasarkan Peraturan Daerah Kab. Garut Nomor 22 s/d 27 Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kab. Garut Bab III Bagian Dua tentang Tugas dan Fungsi Pasal 4, Dinas mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: 1. Dinas Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
2. Dinas Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat

1 (satu) menyelenggarakan fungsi: a. Perumusun kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya. c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3. Penjabaran tugas pokok dan fungsi Dinas Daerah akan diatur oleh lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Susunan organisasi Dinas Pendidikan terdiri dari 1 (satu) Kepala Dinas, 1 (satu) Sekretariat dengan 3 (tiga) Sub bagian, dan 6 (enam) Bidang, 18 (delapan belas) Seksi, UPTD dan Kelompok Jabatan Fungsional. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan terdiri dari: 1. Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok sebagai berikut: Perumusan, pengaturan dan pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang pendidikan sesuai dengan kebijakan nasional dan provinsi. tugas Pengkoordinasian, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan tugas yang meliputi kesekretariatan, pembiayaan

pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, pengendalian mutu pendidikan, peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, kepemudaan dan keolahragaan serta UPTD. Pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, sarana dan Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka prasarana dinas. penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dinas. Kepala Dinas, Membawahkan: 1. 2. 3.
4.

Sekretariat Bidang Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Bidang Pendidikan Menengah Bidang Pendidikan Non Formal Bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

5. 6.

Kependidikan Bidang Pengolahan Data dan Informasi

7. 8.

Bidang Pemuda dan Olahraga Kelompok Jabatan Fungsional, dan

9. UPTD. 2. Sekretariat Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok sebagai berikut: Pengkoordinasian dalam penyusunan perencanaan program bidang bidang Pengkoordinasian dalam penyusunan perencanaan program/ rencana kerja dinas Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas tugas bidang Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas tugas dinas Penyelenggaraan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan bidang umum meliputi pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, kepustakaan, humas, protocol, perlengkapan, rumah tangga dinas dan administrasi kepegawaian, melakasanakan penatausahaan keuangan serta urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan Pengkoordinasian pelayanan administasi kesekretariatan dinas Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja terkait.

Sekretaris, membawahkan: 1. Subbagian Umum 2. Subbagian Keuangan 3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan. 3. Sub Bagian Umum Sub Bagian Umum dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan surat

menyurat, kearsipan, kepustakaan, humas dan protocol, perlengkapan dan rumah tangga dinas, penyiapan bahan kebutuhan pegawai, pembinaan kepegawaian. 4. Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan. 5. Sub Bagian Perencanaan Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi dalam pengumpulan dan pengolahan data perencanaan dinas serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dinas. 6. Bidang Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Bidang Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merumuskan program kerja dan menyelenggarakan kebijakan pendidikan Taman Kanakkanak dan Sekolah Dasar meliputi urusan saran dan prasarana, kurikulum serta kelembagaan dan kesiswaan lingkup pendidik Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. Kepala 1. 2. 3. Bidang Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar, membawahkan: Seksi Sarana dan Prasarana Seksi Kurikulum Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan. dan pengembangan pegawai serta administrasi

6.1.Seksi Sarana dan Prasarana

Seksi Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pengelolaan sarana dan prasarana dengan menyusun prioritas kebutuhan penunjang pelaksanaan pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. 6.2. Seksi Kurikulum Seksi Kurikulum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pembinaan da pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum pedidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. 6.3. Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pembinaan kelembagaan dan kesiswaan. 7. Bidang Pendidikan Menengah Bidang Pendidikan Menengah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merumuskan program kerja dan menyelenggarakan kebijakan pendidikan menengah meliputi urusan sarana dan prasarana, kurikulum dan kelembagaan dan kesiswaan. Kepala Bidang Pendidikan Menengah, membawahkan: 1. 2. 3. Seksi Sarana dan Prasarana Seksi Kurikulum Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan.

7.1 Seksi Sarana dan Prasarana

Seksi Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pengelolaan sarana dan prasarana dengan menyusun prioritas kebutuhan penunjang pelaksanaan pendidikan menengah. 7.2 Seksi Kurikulum Seksi Kurikulum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum pendidikan menengah. 7.3 Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pembinaan kelembagaan kesiswaan.
8. Bidang Pendidikan Non Formal

Bidang Pendidikan Non Formal dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merumuskan program kerja dan menyelenggarakan kebijakan bidang pendidikan non formal meliputi bina pendidikan anak usia dini, kesetaraan serta kelembagaan, kursus dan keterampilan. Kepala Bidang Pendidika Non Formal, membawahkan: 1. 2. 3. Seksi Bina Pendidikan Anak Usia Dini Seksi Bina Kesetaraan Seksi Bina Kelembagaan, Kursus dab Keterampilan.

8.1 Seksi Bina Pendidikan Anak Usia Dini Seksi Bina Pendidikan Anak Usia Dini dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada dini. 8.2 Seksi Bina Kesetaraan Seksi Bina Kesetaraan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pembinaan kesetaraan pendidikan masyarakat. 8.3 Seksi Bina Kelembagaan, Kursus dan Keterampilan Seksi Bina Kelembagaan, Kursus dan Keterampilan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pembinaan kelembagaan, kursus dan keterampilan. 9. Bidang Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Bidang Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merumuskan program kerja dan menyelenggarakan kebijakan peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan dalam urusan pengolahan data sertifikasi, peningkatan mutu pendidikan dan bina tenaga kependidikan. Kepala Bidang Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, membawahkan: 1. Seksi Pengolahan Data Sertifikasi 2. Seksi Peningkatan Mutu Pendidik Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pembinaan pendidikan anak usia

3. Seksi Bina Tenaga Kependidikan 9.1. Seksi Pengolahan Data Sertifikasi Seksi Pengolahan Data Sertifikasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pengolahan data sertifikasi. 9.2. Seksi Peningkatan Mutu Pendidik Seksi Peningkatan Mutu Pendidik dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pengolahan data sertifikasi peningkatan mutu pendidik. 9.3. Seksi Bina Tenaga Kependidikan Seksi Bina Tenaga Kependidikan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan operasional urusan bina tenaga kependidikan. 10. Bidang Pengolahan Data dan Informasi Bidang Pengolahan Data dan Informasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merumuskan program kerja dan menyelenggarakan kebijakan di bidang pengelolaan data dan Informasi Kepala Bidang Pengolahan Data dan Informasi, membawahkan: 1. 2. 3. Seksi Data Kependidikan Seksi Data Non Kependidikan Seksi Pembinaan dan Pengawasan

10.1 Seksi Data Kependidikan Seksi Data Kependidikan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pembinaan dan pengelolaan data kependidikan 10.2 Seksi Data Non Kependidikan Seksi Data Non Kependidikan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pembinaan dan pengelolaan data non kependidikan. 10.3 Seksi Pembinaan dan Pengawasan Seksi Pembinaan dan Pengawasan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan bantuan kependidikan. 11. Bidang Pemuda dan Olahraga Bidang Pemuda dan Olahraga dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merumuskan program kerja dan menyelenggarakan kebijakan pembinaan kepemudaan dan olahraga. Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga, membawahkan: 1. Seksi Pembinaan Kepemudaan 2. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga 3. Seksi Sarana dan Prasarana. 11.1 Seksi Pembinaan Kepemudaan Seksi Pembinaan Kepemudaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pembinaan kepemudaan. 11.2 Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga

Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pembinaan dan pengembangan olahraga. 11.3 Seksi Sarana dan Prasarana Seksi Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai pengelolaan tugas sarana pokok dan menyelenggarakan kebijakan

prasarana kepemudaan dan keolahragaan. 12. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan Dinas secara professional berdasarkan disiplin ilmu dan keahliannya serta disesuaikan dengan kebutuhan. 13. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pada Dinas dapat dibentuk UPTD untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis professional dan/atau kegiatan penunjang yang mempunyai 1 (satu) atau beberapa kecamatan. 3.2 Batasan Sistem Secara Fungsional 3.2.1 Fungsi Substantif Pangkalan Data dan Informasi Pendidikan atau disingkat Padati merupakan serangkaian data dan Informasi pendidikan yang dikelola oleh depdiknas dengan menghimpun data-data pendidikan dari setiap kabupaten/kota melalui laporan individu tiap-tiap sekolah dan rangkuman kuesioner dari keadaan masing-masing sekolah di kab/kota.

Pengolahan padati meliputi data TK/RA/BA, SD/MI, SMP/MTS, serta SMA/SMK/MA yang meliputi keadaan sekolah, keadaan siswa, keadaan kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan administrasi serta keadaan kurikulum dan laporan keuangan sekolah.

Adapun pihak yang berhubungan dengan sistem ini meliputi :


1. Sekolah merupakan aktor yang melakukan transaksi dalam pendataan

sistem pangkalan data dan Informasi di Dinas Pendidikan Kab. Garut.


2. Petugas yang bertugas memasukan data data sekolah berdasarkan

laporan individu tiap-tiap sekolah dan rangkuman kuesioner dari keadaan masing-masing sekolah.
3. Kepala Bidang Data dan Informasi, yang mengawasi berjalannya sistem

pangkalan data dan Informasi


4. Departemen Pendidikan Nasional merupakan pihak yang menerima hasil

akhir dari sistem pangkalan data dan Informasi melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. 3.2.2 Fungsi Fasilitatif
Fungsi fasilitatif menggambarkan kelompok kegiatan pendukung dari sistem Padati . Adapun perangkat kegiatan pendukung tersebut meliputi: 1. 2. Kepala Dinas Pendidikan yang bertanggung jawab Bagian Bidang Data dan Informasi yang bertugas

secara keseluruhan terhadap kegiatan Dinas yang ditangani. menjalankan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang pendataan sistem Padati. 3. 4. Garut. Petugas Sistem Informasi yang khusus menangani Seluruh karyawan Dinas Pendidikan Kabupaten bagian sistem Informasi terkomputerisasi.

3.2.3

Komponen Komponen Pendukung Sistem

3.2.3.1 Hardware Hardware adalah salah satu komponen utama pendukung dimana sistem pangkalan data dan Informasi dijalankan. Tanpa adanya hardware maka suatu sistem Informasi tidak dapat bekerja. Komponen hardware yang diperlukan dalam sistem pangkalan data dan Informasi adalah : -

Beberapa unit PC (Personal Computer). Printer, untuk proses pencetakan laporan. Modem, media untuk penghubung ke internet. HUB, alat untuk menghubungkan PC server dan PC client. Kabel. Saluran Telepon NIC (Network Interface Card)

3.2.3.2 Software Perangkat lunak merupakan komponen dimana data-data dan Informasi diolah. Perangkat lunak yang diperlukan dalam sistem Informasi PADATI antara lain : -

Sistem Operasi, Perangkat Lunak PADATI Internet Protocol Network Adapter Card 3.2.3.3 Kebijakan Organisasi Sistem Pangkalan Data dan Informasi merupakan bentuk kerja sama antara Dinas Pendidikan Pusat dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota ditujukan untuk mengetahui keadaan sekolah, keadaan siswa, keadaan kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan administrasi serta keadaan kurikulum dan laporan keuangan sekolah. Dengan adanya sistem pangkalan data dan Informasi diharapkan Sekolah dapat mengetahui Informasi kondisi Sekolah yang nantinya akan bermanfaat dalam

mendistribusikan bantuan dari pemerintah, Informasi hasil dari sistem pangkalan data dan Informasi dapat diakses secara on line ataupun langsung ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Petugas yang berhak mengakses sistem Padati di Dinas Pendidikan Kab. Garut adalah petugas yang telah diberi wewenang oleh Kepala Dinas melalui Kepala Bidang Data dan Informasi Dengan wewenang tersebut setiap petugas yang ditunjuk memiliki user id / dan password untuk menjaga keamanan data. 3.2.3.4 User (Pengguna) Sistem Pangkalan Data dan Informasi ini pengelolaannya dipegang oleh Kepala Bidang Data dan Informasi Dalam implementasinya sistem Padati dilakukan oleh bagian petugas input data. Petugas ini adalah user yang telah diberi wewenang untuk dapat mengakses dan mengoperasikan sistem Padati di Dinas Pendidikan Kab. Garut. User (petugas) hanya bertugas untuk melakukan input data sekolah yang telah menyerahkan laporan individual serta rangkuman kuesioner. Sementara itu, kerja user berada dibawah pengawasan Kepala Bidang Data dan Informasi Sistem Pangkalan Data dan Informasi adalah sistem yang dirancang untuk mengetahui keadaan sekolah, keadaan siswa, keadaan kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan administrasi serta keadaan kurikulum dan laporan keuangan sekolah. Hal ini berguna dalam pendistribusian bantuan dari pemerintah untuk sekolah-sekolah yang masih tertinggal. 3.3 Analisis Sistem Pada tahap analisis ini dilakukan beberapa langkah identifikasi dengan pemodelan object oriented menggunakan pendekatan Unified Approach dari Ali Bahrami (1999) dengan tujuan untuk mengetahui kinerja sistem pangkalan data dan Informasi tingkat SMP/ MTs. Tahapan dari analisis tersebut terdiri dari :

Pe ngem bangan D iagram A ktifitas d an U se C ase Id entifikasi Aktor

P eng em ba ng an D iag ram Interaksi

Iden tifikasi Kelas , relasi ,atribut& M e tho d

P em eriksaan

Gambar 3.2 Tahap Analisis Unified Approach (UA) (Bahrami, 1999)

3.3.1

Identifikasi Aktor Melalui kegiatan interview dan observasi dalam melihat bisnis proses yang

sedang berjalan maka proses identifikasi aktor didapatkan berdasarkan siapa saja yang akan menggunakan dan mempengaruhi sistem. Aktor tidak selalu berupa manusia tetapi juga bisa berupa hardware ataupun sistem lain yang mempengaruhi sistem. Dalam sistem pangkalan data dan Informasi aktor yang dapat teridentifikasi adalah: 1. Sekolah, merupakan pelaku bisnis utama yang melakukan transaksi sistem Pangkalan Data dan Informasi di Dinas Pendidikan Kab. Garut. 2. Petugas, merupakan pelaku sistem utama yang secara langsung berhadapan dengan sistem. Petugas juga merupakan aktor yang melakukan proses pencarian data Sekolah serta input data Sekolah menggunakan aplikasi Pangkalan Data dan Informasi 3. Kepala Bidang Data dan Informasi, merupakan pelaku server eksternal yang melayani kebutuhan pengguna use case. 4. Departemen Pendidikan Nasional, merupakan pelaku penerima eksternal yang menerima output dari use case. Adapun identifikasi aktor tersebut beserta aktifitasnya adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Identifikasi Aktor beserta Aktifitasnya

Aktor Sekolah

Tipe Aktor Primary business actor (Pelaku Bisnis Utama)

Aktifitas Aktor
- Memberikan

laporan rangkap

individu laporan

sekolah dan rangkuman kuesioner


- Menerima

individu sekolah dan rangkuman kuesioner Lanjutan Tabel 3.1 Identifikasi Aktor beserta Aktifitasnya - Menerima hasil informasi dari sistem. Petugas Primary system actor (Pelaku Sistem Utama)
- Melakukan Login menu PADATI

untuk dapat mengakses sistem informasi pangkalan data dan informasi tingkat SMP/MTs
- Menginputkan

Data

Sekolah rangkuman

sesuai dengan isi laporan individu sekolah kuesioner.


- Membatalkan penginputan data

dan

Sekolah
- Membuat

laporan

hasil

Kepala Bidang Data dan Informasi

External server actor (Pelaku server eksternal)

penginputan data Sekolah. - Mengawasi berjalannya sistem Pangkalan Data dan Informasi
- Menerima

laporan

hasil

pendataan dari sistem Pangkalan Departemen Pendidikan Nasional External receiving actor (Pelaku penerima eksternal) Data dan Informasi Menerima laporan akhir dari sistem Pangkalan Data dan Informasi

3.3.2 Pengembangan Activity Diagram

Pada tahap pengembangan activity diagram ini akan menjelaskan bagaimana alur kerja transaksi dalam sistem pangkalan data dan Informasi antara user yang telah teridentifikasi (Sekolah dengan Petugas) di Dinas Pendidikan Kab. Garut.
Start Halaman Utama PADATI

Pilih Tingkat SMP/Mts

Halaman Utama SMP/Mts

Login

No Yes

Transaksi antara Petugas dengan Sekolah

Pembuatan Laporan Pencetakan Laporan

Pengolahan Data Individual Sekolah

Pengolahan Data Rangkuman Sekolah Pengolahan Data Daftar Wilayah

End

Gambar 3.3 : Activity Diagram untuk Sistem Informasi PADATI Dalam sistem Pangkalan Data dan Informasi ini transaksi terjadi antara Petugas dengan Sekolah di Dinas Pendidikan Kab. Garut yang bertugas melakukan pendataan pada sistem PADATI.

Proses pertama pada transaksi yaitu petugas masuk ke halaman utama sistem Informasi PADATI kemudian pilih tingkat SMP/MTs, setelah itu petugas melakukan proses Login dengan mengisi username dan password. Kemudian sistem akan melakukan validasi password, apakah password yang di masukkan sesuai dengan data yang telah tersimpan dalam database sistem atau tidak. Jika proses Login berhasil maka dilanjutkan dengan proses input data transaksi, kemudian memilih transaksi melalui button-button yang telah disediakan oleh sistem diantaranya button intranet, button individual, button rangkuman, button daftar wilayah, dan bimbingan. Untuk proses transaksi pendataan, maka button yang dipilih adalah button individual meliputi individual sekolah, siswa, sarana prasarana, guru, kurikulum, keuangan, listrik dan bantuan. 3.3.2.1. Activity Diagram untuk Proses Login
Start Akses Aplikasi PADATI

Halaman Utama PADATI

Pilih Tingkat SMP/MT s Halaman Utama SMP/MT s

Login

No Yes Form Pengolahan Data

T ampi lan Pesan Kesalahan

End

Gambar 3.4 : Activity Diagram untuk proses Login Pada proses Login, petugas memasukan username dan password untuk dapat mengakses Form pengolahan data, jika username dan password tidak valid maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan.

Jika username dan password valid maka petugas dapat memilih Form pengolahan data meliputi pengolahan data individual, rangkuman dan daftar wilayah kecamatan.

3.3.2.2.

Activity Diagram untuk Proses Input Pengolahan Data Individual


Start Halaman Utama SMP/MTs Form Pengolahan Data Individual Sekolah Yes No Yes No Yes No Yes No Yes No Yes Keuangan Kurikulum Guru End Sarana Prasarana Siswa Individual

No

Listrik & Bantuan

Gambar 3.5 : Activity Diagram untuk proses Input Pengolaha Data Individual Pada proses input pengolahan data individual, petugas menginput data berdasarkan kuesioner yang sebelumnya telah dibagikan kepada tiap Sekolah. Input pengolahan data individual ini meliputi individual sekolah, siswa, sarana prasarana, guru, kurikulum, keuangan, listrik dan bantuan. 3.3.2.3. Activity Diagram Sekolah untuk Proses Pengolahan Data Rangkuman
Start

Halaman Utama SMP/MTs

Form Pengolahan Data Rangkuman Sekolah

Input Kecamatan

Input Status Sekolah

Input Jenis Sekolah

Input Nama Sekolah

End

Gambar 3.6 : Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Rangkuman Sekolah Pada proses pengolahan data rangkuman sekolah, petugas menginput data kecamatan, status sekolah, jenis sekolah dan nama sekolah. Fungsi dari Form ini adalah untuk mengetahui keadaan lingkungan sekolah dan lainnya. 3.3.2.4. Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Daftar Wilayah
Start

Halaman Utama SMP/MTs

Form Pengolahan Data Rangkuman Sekolah

Input Nama Kecamatan

End

Gambar 3.7 : Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Daftar Wilayah Pada proses pengolahan data wilayah, petugas hanya menginput nama kecamatan. Fungsi dari Form ini adalah untuk mengetahui kode pada tiap kecamatan. 3.3.2.5.
Start Activity Diagram untuk Proses Pembuatan dan Pencetakan Laporan Akses Aplikasi PADATI

Halaman Utama PADATI

Pilih Ting kat SM P/M Ts

Halaman Utama SMP/M ts

Login

No Yes Form Peng olahan D ata

Yes No

Form Peng olahan Data Individual Form Peng olahan Data Rangkuman Sekolah

Pembuatan Laporan

Pencetakan Laporan

End

Gambar 3.8 : Activity Diagram untuk Proses Pembuatan dan Pencetakan Laporan Dari tahap ini kita bisa mengetahui alur kerja dari sistem secara keseluruhan. Dari alur kerja sistem yang sedang berjalan dapat ditentukan use case diagram yang akan dibahas di bagian berikutnya. 3.3.3 Pengembangan Use Case Dalam tahapan pengembangan activity diagram terdapat gambaran umum sistem serta beberapa aksi aktor yang berinteraksi dengan sistem. Dari alur kerja tersebut diatas maka dapat ditentukan use case diagram untuk melihat proses apa yang dilakukan petugas terhadap sistem dalam bentuk use case. Adapun proses yang dilakukan oleh petugas terhadap sistem adalah sebagai berikut :
1. 2. 3. 4. 5.

Use Case Login Use Case Input Pengolahan Data Individual Use Case Pengolahan Data Rangkuman Sekolah Use Case Pengolahan Data Daftar Wilayah Use Case Pembuatan dan Pencetakan Laporan.
Login

Dari respon-respon tersebut diatas maka diperoleh gambaran use case diagram sebagai berikut :

Petugas

Pengolahan Data Individual Sekolah


<<include>>

Sekolah

Pengolahan Data Rangkuman Sekolah


<<include>>

Pengolahan Data Daftar Wilayah


<<include>>

KABID Data dan Informasi

Pembuatan dan Pencetakan Laporan

Depdiknas

Gambar 3.9 : Use Case Diagram untuk Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi

Dari setiap use case yang digambarkan diatas, pada tahap selanjutnya setiap use case akan dijelaskan lebih rinci dan disertai dengan skenarionya.
3.3.3.1

Use Case Login merupakan reaksi sistem kepada setiap

Fungi proses use case Login

Petugas untuk membatasi hak akses terhadap sistem pendataan Pangkalan Data dan Informasi Hak akses ini dibatasi dengan cara Petugas harus memasukan username dan password. Tabel 3.2 : Skenario untuk use case Petugas Login Identifikasi Nomor Nama Tujuan Deskripsi KB-001 Login Membatasi hak akses aktor pengguna untuk menjaga keamanan data Sistem memeriksa username dan password yang dimasukkan aktor Petugas ke dalam sistem untuk melakukan validasi agar bisa melakukan Login. Petugas Skenario Kondisi Awal Aksi Aktor Halaman Utama SMP/MTs Reaksi Sistem
1. Sistem menampilkan Form Login

Aktor

2. 2. Petugas mengisi Form Login dengan username dan password 3.Klik Login 4. 4. cek username dan password 5. username dan password valid 6. Sistem dapat menampilkan menu Pengolahan Data bila username dan password benar Sistem menampilkan pesan kesalahan bila username atau password yang dimasukan salah. Tampilan Form Pengolahan Data Use Case Input Pengolahan Data Individual
1. 7.

Lanjutan Tabel 3.2

Kondisi Akhir
3.3.3.2

Fungsi proses Input Pengolahan Data Individual adalah merupakan reaksi dari sistem untuk memberikan kemudahan kepada aktor pengguna melakukan penginputan data Sekolah dan pencarian data Sekolah yang telah ditentukan oleh sistem. Tabel 3.3 : Skenario untuk use case Input Pengolahan Data Individual Sekolah Identifikasi Nomor Nama Tujuan KB-002 Proses Input Pengolahan Data Individual Sekolah Memberikan kemudahan kepada aktor pengguna melakukan penginputan data Sekolah dan pencarian data Sekolah. Deskripsi Sistem menampilkan menu yang didalamnya terdapat fasilitas untuk masuk ke Form pengolahan data individual Sekolah Aktor Petugas Skenario Kondisi Awal Menu Utama SMP/MTs

Aksi Aktor

Reaksi Sistem

1. Petugas memilih button 2. Sistem menampilkan Form pengolahan data pengolahan data individual
Lanjutan Tabel 3.3

individual

meliputi

input

data

individual

sekolah, siswa, sarana prasarana, guru, kurikulum, keuangan, listrik & bantuan.

3. Petugas menginputkan data. individual sekolah, siswa, sarana prasarana, guru, kurikulum, keuangan, listrik & bantuan

4. Sistem melakukan validasi data 5. sistem menampilkan pesan kesalahan bila data yang dimasukan salah. 6 jika data sudah benat maka sistem

menyimpannya dalam database PADATI Kondisi Akhir Form Individual Listrik & Bantuan Sekolah

3.3.3.3 Use Case Pengolahan Data Rangkuman Sekolah Fungsi pengolahan data rangkuman sekolah merupakan reaksi dari sistem untuk memberikan kemudahan kepada petugas untuk melihat Informasi sekolah dengan menggunakan Form yang telah disediakan oleh sistem. Tabel 3.4 : Skenario untuk use case Pengolahan Data Rangkuman Sekolah Identifikasi Nomor Nama KB-003 Pengolahan Data Rangkuman Sekolah

Lanjutan Tabel 3.4

Tujuan

memberikan kemudahan kepada petugas untuk melihat Informasi sekolah.

Deskripsi

Sistem menampilkan Form yang didalamnya terdapat Informasi tentang keadaan sekolah.

Aktor

Petugas Skenario

Kondisi Awal Aksi Aktor

Menu Utama SMP/MTs Reaksi Sistem

1. Petugas memilih button 2. Sistem menampilkan Form Pengolahan Data pengolahan data rangkuman Rangkuman Sekolah sekolah 2. 3. Petugas menginputkan data wilayah, data status Sekolah, data jenis Sekolah dan nama Sekolah 3. 4. Sistem melakukan validasi data 5. sistem menampilkan pesan kesalahan bila data yang dimasukan salah. 6. Jika data sudah benar maka sistem akan menampilkan Informasi sekolah yang dicari. Kondisi Akhir Tampilan rangkuman Informasi Sekolah

3.3.3.4 Use Case Pegolahan Data Wilayah

Fungsi Pengolahan Data Wilayah merupakan reaksi dari sistem untuk memberikan kemudahan kepada petugas dalam mencari kode wilayah dengan cara menggunakan Form daftar wilayah yang telah disediakan oleh sistem. Tabel 3.5 : Skenario untuk use case Pengolahan Data Wilayah Identifikasi Nomor Nama Tujuan Deskripsi Aktor KB-004 Proses Pengolahan Data Wilayah Memberikan kemudahan kepada Petugas dalam melakukan pencarian kode wilayah. Sistem menampilkan Form yang didalamnya terdapat Informasi tentang kode wilayah. Petugas Skenario Kondisi Awal Aksi Aktor Tampilan Utama SMP Reaksi Sistem

1. Petugas memilih button 2. Sistem menampilkan Form Pengolahan Data pengolahan data wilayah Wilayah 2. 3. Petugas menginputkan data wilayah. 3. 4. Sistem melakukan validasi data 5. sistem menampilkan pesan kesalahan bila data yang dimasukan salah. 6. Jika data sudah benar maka sistem akan menampilkan Informasi kode wilayah yang dicari. Kondisi Akhir Tampilan daftar wilayah

3 3.3.6 Use Case Pembuatan dan Pencetakan Laporan

Fungsi proses pembuatan laporan merupakan reaksi dari sistem untuk memberikan kemudahan kepada petugas pengguna dalam membuat laporan transaksi secara cepat dengan cara menggunakan Form khusus yang telah disediakan oleh sistem. Tabel 3.6 : Skenario untuk use case Pembuatan dan Pencetakan Laporan Identifikasi Nomor Nama Tujuan KB-006 Proses pencetakan Laporan Memberikan kemudahan kepada Petugas pengguna melakukan pembuatan dan pencetakan laporan transaksi Deskripsi Sistem menampilkan menu yang didalamnya terdapat fasilitas untuk melakukan pencetakan laporan Aktor Petugas Skenario Kondisi Awal Aksi Aktor 1. Petugas memilih Form pengolahan data individual atau rangkuman sekolah 2. Sistem menampilkan Form pengolahan data individual atau Form pengolahan data rangkuman sekolah untuk pencetakan laporan Tampilan Utama SMP Reaksi Sistem

Lanjutan Tabel 3.6

3. Petugas

mengatur data

yang akan dilaporkan kepada Kepala Bidang dan Dinas Pendidikan Nasional 4. Sistem membuka data dan menampilkan data transaksi dari database.

5. Petugas mengklik button 6. Sistem melakukan pencetakan laporan berbentuk icon print, untuk cetak laporan Kondisi Akhir Form tampilan laporan data transaksi

Skenario-skenario diatas berfungsi untuk menjelaskan aktivitas yang terjadi pada setiap use case. Melalui skenario kita dapat mengetahui gambaran proses yang akan terjadi pada sistem. Skenario ini akan membantu mempermudah pembuatan sequence diagram.
3.3.4 Pengembangan Interaction Diagram

Setiap skenario dalam use case dapat digambarkan dalam urutan interaksi antara aktor dan sistem beserta aktivitasnya. Pengembangan dari use case yang dapat mengimplementasikan skenario adalah Interaction Diagram. Salah satu jenis dari Interaction diagram adalah sequence diagram. Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diagram ini juga menjelaskan bagaimana objek berinteraksi dengan objek yang lainnya yaitu dengan cara mengirim dan menerima pesan.

3.3.4.1

Sequence Diagram Untuk Proses Login

Pada fungsi Login, petugas akan memasukan username dan password, jika username dan password yang dimasukan valid. Maka sistem akan melakukan Login sehingga petugas dapat mengakses sistem pengolahan data individual,

rangkuman sekolah dan wilayah. Jika password yang dimasukan salah maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan.
Petugas T am pilah Utam a SM P /M T s Login DB Password Form pengolahan Data

1: Kli k T i ngkat SM P/M T s 2: Load Form Logi n 3: T am pilkan Form Logi n 4: Input Usernam e & password 5: Kli k OK 6: Open DB password 7: Pesan Kesal ahan Jika usernam e dan password tidak valid 8: Akses T ampilan P engolahan Data indi vi dual 9: Petugas M engakses Form P engolahan Data

Gambar 3.10 Sequence diagram untuk proses Login


3.3.4.2

Sequence Diagram Input Pengolahan Data Individual

Pada fungsi proses input pengolahan data individual. Data sekolah dapat diketahui berdasarkan NSS atau NPSN Sekolah. Melalui Form input, petugas memasukan NSS atau NPSN sehingga data Sekolah akan keluar secara otomatis. Jika NSS atau NPSN yang dimasukan tidak terdaftar maka sistem akan menampilkan suatu pesan kesalahan.

Petugas

Form pengolahan Data Individual

DB Sekolah

1: Klik Pengolahan Data Individual 2: Input NSS Sekolah 3: Open DB Sekolah

4: Jika Sekolah Tidak terdaftar akan tampil pesan kesalahan 5: Tampilkan Identitas Sekolah jika NSS terdaftar

Gambar 3.11 Sequence diagram untuk Input Pengolahan Data Individual 3.3.4.3 Sequence Diagram Pengolahan Data Rangkuman Sekolah Pada fungsi proses pengolahan data rangkuman Sekolah, data Sekolah dapat diketahui berdasarkan kondisi atau keadaan Sekolah dan lainnya. Melalui Form input, petugas memasukan nama kecamatan, status sekolah, dan jenis sekolah serta nama sekolah yang akan ditampilkan oleh sistem. Jika nama sekolah yang dimasukan tidak terdaftar maka sistem akan menampilkan suatu pesan kesalahan.
Petugas Form pengolahan Data Rangkuman Sekolah DB Sekolah

1: Klik Pengolahan Data Individual 2: Input Kecamatan 3: Input Jenis Sekolah 4: Input Status Sekolah 5: Input Nama Sekolah 6: Open DB Sekolah

7: Jika Sekolah Tidak terdaftar akan tampil pesan kesalahan 8: Tampilkan Informasi Sekolah jika nama Sekolah terdaftar

Gambar 3.12 Sequence diagram untuk Pengolahan Data Rangkuman Sekolah 3.3.4.4 Sequence Diagram Pengolahan Data Wilayah Pada fungsi pengolahan data wilayah, Kode Kecamatan dapat diketahui dengan memasukan nama kecamatan yang dicari. Melalui Form input, petugas

memasukan nama kecamatan yang akan diolah oleh sistem. Jika nama kecamatan yang dimasukan tidak terdaftar maka sistem akan menampilkan suatu pesan kesalahan.
Petugas Form pengol ahan Data Wil ayah DB Sekolah

1: Kli k Pengolahan Data Wilayah 2: Input Nama Kecam atan 3: Open DB Sekolah

4: Jika Sekolah T idak terdaftar akan tampi l pesan kesalahan

5: T ampilkan Informasi Kode Kecam atan ji ka nam a Kecam atan terdaftar

Gambar 3.13 Sequence diagram untuk Pengolahan Data Wilayah 3.3.4.5 Sequence Diagram Pembuatan dan Pencetakan Laporan Pada fungsi proses Pembuatan dan Pencetakan laporan, petugas loket akan memilih menu pencetakan laporan yaitu dengan mengklik icon report, maka sistem akan membuka dan menampilkan data transaksi dari database. Kemudian Petugas Loket mengklik button cetak, untuk cetak laporan, sehingga sistem akan menampilkan tampilan proses pencetakan laporan.

Petugas 1: Klik Icon Report 2: Tampilan Report 3: Klik Button Print

Form Repot

4: Tampilan Proses Pencetakan

Gambar 3.14 Sequence diagram untuk Pembuatan dan Pencetakan Laporan


3.3.5 Klasifikasi Menggunakan Class Setelah memodelkan use case diagrams dan interaction diagrams yang diimplementasikan dengan sequence diagrams diatas, maka tahap selanjutnya yaitu melakukan pengklasifikasian dengan menggunakan class. Adapun tahapan dalam pengklasifikasian meliputi: Identifikasi classes Identifikasi relationships Identifikasi attributes Identifikasi methods Iterate dan refine

3.3.5.1

Identifikasi Classes

Hal yang pertama dilakukan dalam pengklasifikasian adalah dengan mendaftar sejumlah objek menjadi kandidat kelas. Adapun kandidat kelas yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

Login Form Individual Form Rangkuman Form Daftar Wilayah Akses Aplikasi PADATI Form Report Form Login Petugas Kabid. Data dan Informasi Load Form Login Open DB Password DB Sekolah Klik Ok Klik Form Login Input Kecamatan Input Nama Sekolah Input Status Sekolah Tampilan Report

Pembuatan Laporan Input NPSN Pencetakan Laporan Koneksi Database Tampilan Pesan Kesalahan Input Password Tampilan Menu PADATI Sekolah Depdiknas DB Password Klik Icon Print Tampilan Menu SMP/MTs Klik Icon SMP/MTs Klik Pengolahan Data Individual Klik Pengolahan Data Rangkuman Klik Pengolahan Data Wilayah Input Jenis Sekolah Pilih Pengolahan Data

Dari kandidat-kandidat kelas diatas, tidak semuanya akan dijadikan kelas. Sebagian yang tidak memenuhi syarat baik itu tidak relevan ataupun yang tidak jelas akan dieliminasi. Namun, objek yang dieliminasi masih dapat digunakan, baik itu sebagai atribut, maupun sebagai perilaku untuk setiap kelas.

Login

Pembuatan Laporan

Form Individual Form Rangkuman Form Daftar Wilayah Akses Aplikasi PADATI Form Report Form Login Petugas Kabid. Data dan Informasi Load Form Login Open DB Password DB Sekolah Klik Ok Klik Form Login Input Kecamatan Input Nama Sekolah Input Status Sekolah Tampilan Report

Input NPSN Pencetakan Laporan Koneksi Database Tampilan Pesan Kesalahan Input Password Tampilan Menu PADATI Sekolah Depdiknas DB Password Klik Icon Print Tampilan Menu SMP/MTs Klik Icon SMP/MTs Klik Pengolahan Data Individual Klik Pengolahan Data Rangkuman Klik Pengolahan Data Wilayah Input Jenis Sekolah Pilih Pengolahan Data

Dari kandidat kelas yang telah dieliminasi diatas, didapat objek yang akan dijadikan sebagai kelas. Adapun kelas-kelas tersebut antara lain:

Login

Merupakan tampilan untuk masuk ke menu Pengolahan Data Individual, Rangkuman dan Daftar Wilayah.

Tampilan Pesan Kesalahan :

Tampilan

pesan kesalahan

jika proses

penginputan data salah.

Tampilan Menu PADATI :

Tampilan yang di dalamnya terdapat banyak sistem yang ingin di akses.

Tampilan Menu SMP/MTs :

Tampilan yang di dalamnya terdapat banyak sistem yang ingin di akses serta terdapat olah data Sekolah.

Form Login

Merupakan Form yang digunakan untuk proses Login

Form Report

Merupakan Form yang berfungsi dalam pembuatan dan pencetakan laporan.

Form Individual

Merupakan Form yang berfungsi untuk melakukan olah data/ input data Sekolah.

Form Rangkuman

Merupakan Form yang berfungsi untuk mengetahui data Sekolah.

Form Daftar Wilayah

Merupakan Form yang berfungsi untuk melakukan olah data/ input data kode wilayah.

Petugas

Petugas yang memiliki wewenang dalam mengakses sistem pangkalan data dan Informasi termasuk didalamnya input individual sekolah dan lainnya. Wewenang ini diberikan oleh Kepala Bidang Data dan Informasi

Sekolah

Objek yang melakukan transaksi dalam penginputan data pada sistem pangkalan data dan Informasi di Dinas Pendidikan Kab. Garut.

DB Password

Kelas

yang

berfungsi

sebagai

tempat

menyimpan seluruh data password petugas yang mempunyai hak akses terhadap sistem DB Sekolah : Kelas yang berfungsi sebagai tempat

menyimpan seluruh data individual Sekolah. Tampilan Report : Tampilan yang di dalamnya terdapat

laporan-laporan yang akan di cetak. Dari pemaparan diatas, dapat diketahui adanya relevansi antara kelas yang dibuat dengan sistem yang sedang berjalan. Hal itu dapat dilihat dari deskripsi fungsi masing-masing kelas.

3.3.5.2

Identifikasi Relationships

Setelah semua kelas telah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan relationships antar kelas. Adapun relationships dari tiap kelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.7 Relationships antar kelas

Beberapa asosiasi dan kardinalitas Association Class Related class nam e Form Pengolahan Data Tampilan Pesan Menampilkan Individual Kesalahan Tampilan Pesan Form Pengolahan Data Kesalahan Individual Form Pengolahan Data Tampilan Pesan Menampilkan Rangkuman Kesalahan Tampilan Pesan Form Pengolahan Data Kesalahan Rangkuman Form Pengolahan Data Tampilan Pesan Menampilkan Daftar Wilayah Kesalahan Tampilan Pesan Form Pengolahan Data Kesalahan Daftar Wilayah Tampilan Pesan Form Login Menampilkan Kesalahan Tampilan Pesan Form Login Kesalahan Login DB User Menampilkan DB User Login Petugas Login Melakukan Login Petugas Petugas Report Membuat Report Petugas
3.3.5.3 Identifikasi Attributes

Cardinality One or more One One or more One One or more One One or more One One One One One One or more One

Setelah relasi antar kelas sudah terbentuk, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan attributes dari tiap kelas. Atributatributnya sebagai berikut:

Petugas username password Nama Sekolah Kode Wilayah NSS

NPSN Nama Sekolah Alamat Form Login Username Password Login Username Password Form pengolahan data individual Individual Siswa Sarana Prasarana Guru Kurilulum Keuangan Listrik & Bantuan Kode Wilayah NSS Form pengolahan data rangkuman Wilayah Jenis Sekolah Status Nama Sekolah Form pengolahan data daftar wilayah Nama Kecamatan

3.3.5.4 Identifikasi Methods

Setelah attributes dari tiap kelas terbentuk, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan methods dari tiap kelas. Adapun methods dari tiap kelas dapat dilihat dibawah ini:

Petugas Add username Add password Add pengolahan data Edit pengolahan data Print Laporan Sekolah Memberikan Laporan Kuesioner Sekolah Form Login Login Close Form Login DB User Open Connection Close Connection Tampilan pesan kesalahan Show Error Dialog Tampilan menu PADATI Show Menu SOPP Tampilan menu SMP/MTs Show Menu SMP/MTs DB Sekolah Open Connection Close Connection Tampilan identitas sekolah Show Identitas Sekolah Form pengolahan data individual Add Save

Open Close Print Form pengolahan data rangkuman Save Close Print Form pengolahan data daftar wilayah Add Save Delete Close Form report Show Form Report Close Form Report Report Read Report Print Report Dengan berbagai pemodelan sistem yang telah dibahas pada tahap analisis kebutuhan sistem diatas, dapat diketahui bagaimana proses dan alur kerja dari sistem pangkalan data dan Informasi Dari setiap tahapan pemodelan Object Oriented diatas diperoleh Informasi sebagai berikut :
1. Pada tahap identifikasi aktor dapat diketahui bahwa aktor yang terlibat

dalam sistem adalah sekolah dan

petugas yang berada di Dinas

Pendidikan Kab., Kabid. Data dan Informasi serta Depdiknas selaku Pelaku server eksternal dan Pelaku penerima eksternal.
2. Pada tahap pengembangan Activity Diagram dapat diketahui alur kerja

dari sistem pangkalan data dan Informasi


3. Pada tahap pengembangan Use Case Diagram dapat diketahui cara kerja

sistem dengan lingkungan eksternal, yaitu interaksi antara user dengan

sistem. Pada pemodelan ini lebih fokus pada apa yang akan user kerjakan terhadap sistem.
4. Setiap Use Case yang telah dibuat dikembangkan kembali dengan

pemodelan Sequence Diagram. Dalam sequence diagram digambarkan interaksi antar objek dalam sistem melalui message (pesan) yang disampaikan oleh satu objek ke objek lain. Dalam tahapan ini, proses kerja sistem terlihat lebih jelas dan lebih mudah dipahami.
5. Pada Class Diagram, berisi kelas-kelas yang memiliki attributes dan

methods. Dalam class diagram digambarkan hubungan internal sistem yang menjelaskan relasi antar kelas beserta asosiasinya serta menentukan attributes dan methods pada setiap kelas yang telah teridentifikasi.
3.3.5.5 Iterate dan Refine

Iterasi dan perbaikan dilakukan bila terdapat kekeliruan pada aktifitas perancangan class diagrams. 3.3.6 Pemeriksaan (Refine dan Iteratif) Iterasi dan perbaikan dilakukan bila terdapat kekeliruan pada aktifitas perancangan sistem berorientasi objek.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan Berdasarkan kajian serta tinjauan teori yang dimiliki serta dari hasil Analisis Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi Tingkat SMP/MTs di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, kesimpulan yang dapat diambil yaitu: Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi pada dasarnya dapat memenuhi kebutuhan user karena sistem tersebut menyediakan informasi yang akurat dan berguna seperti data tentang keadaan Sekolah, Guru, jumlah siswa dan lainnya serta untuk mempermudah dalam melakukan penyaluran dana bantuan operasional sekolah berdasarkan data yang telah ada. Rangkuman data Sekolah yang terdapat pada sistem berfungsi Metode analisis object oriented dengan menggunakan Unified sebagai laporan tentang keadaan sekolah dan lingkungannya. Approach mampu menggambarkan dan memperlihatkan perilaku dari current system yang direpresentasikan pada beberapa model. 4.2 Saran
Pada current system PADATI, ada sedikit kekurangan yang perlu untuk diperbaiki yaitu untuk menjaga keamanan data, diharapkan username dan password standar diganti, hal ini untuk menjaga keamanan data dan informasi dari orang yang tidak berhak. Agar informasi yang dihasilkan oleh sistem PADATI lebih mudah di akses serta di jangkau masyarakat luas. Diharapkan data sekolah yang telah terkumpul di Dinas Pendidikan Kab segera di kirim ke Depdiknas agar dapat di akses melalui website.

DAFTAR PUSTAKA

Amsyah, Zulkifli, Manajemen Sistem Informasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005. Bahrami, Ali, Object Oriented Systems Development, The McGraw-Hill Book Co, Singapore, 1990. Data-data Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. Jogiyanto HM, Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi Offset, Yogyakarta, 2005. Kendal & Kendal, Analisis Dan Perancangan Sistem, Jilid 1, Edisi Bahasa Indonesia, PT.Prenhallindo, Jakarta, 2007. Munawar, Pemodelan Visual dengan UML, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005. Nugroho, Adi, Rational Rose untuk Pemodelan Berorientasi Objek, Informatika, Bandung, 2005.

You might also like