You are on page 1of 9

Jurnal Perekonomian Indonesia.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2006 - 2011 oleh Farah Fauziyah / 1111084000019 / 08561483038 Nilam Nurlaela / 1111084000011 / 085710538805 Mata Kuliah Perekonomian Indonesia Dosen Pembina Tony S. Chendrawan, SI, SE, MS,.

Abstract This study aimed to examine the effect of unemployment on poverty in Indonesia in the period 2006-2011. Average difference between the views of any expert on unemployment and poverty is a natural thing. This is because the data, and the different research methods, but rather lies in the background ideological. Ideology not only determine the kinds of issues that are considered important, but it also affects the way define the socio-economic problems, and how the socio-economic problems were overcome. Each of these views are not only different in concept only, but also to address the policy implications. Unemployment is generally caused due to the workforce or job seekers are not proportional to the number of jobs that exist that are able to absorb it. Unemployment is often a problem in the economy due to the existence of unemployment, productivity and incomes will be reduced so as to give rise to poverty and other social problems. Poverty occurs because of several reasons including the reduction of natural, cultural and structural poverty alleviation. Research is qualitative research and the use of secondary data. Subject of this study is poverty in Indonesia. The conclusion of this study is that the F-test significant at 1% level. Which means stimultan or together the independent variable (poverty) significantly affect the dependent variable (unemployment). Whereas the t-test significant level of 48.5, which means that the variable poverty mampunyai significant figures. Keyword : unemployment and poverty

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan taraf kesejahteraan sosial perlu terus diupayakan mengingat sebagian besar rakyat Indonesia masih belum mencapai taraf kesejahteraan sosial yang diinginkannya.Upaya pemenuhan kesejahteraan sosial menyeruak menjadi isu nasional.Asumsinya, kemajuan bangsa ataupun keberhasilan suatu rezim pemerintahan, tidak lagi dilihat dari sekedar meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi.Kemampuan penanganan terhadap para penyandang masalah kesejahteraan sosial pun menjadi salah satu indicator keberhasilan pembangunan. Seperti penanganan masalah kemiskinan, kecacatan, keterlantaran, ketunaan sosial maupun korban bencana alam dan social.Masalah kemiskinan dewasa ini bukan saja menjadi persoalan bangsa Indonesia. Kemiskinan telah menjadi isu global dimana setiap negara merasa berkepentingan untuk membahas kemiskinan, terlepas apakah itu negara berkembang maupun sedang berkembang.

Tokoh yang dianggap bapak ilmu ekonomi modern, Adam Smith pada saat meluncurkan buku An Inquiry into The Wealth of Nations tahun 1776 menyebut bahwa, Tidak ada masyarakat yang benar-benar bisa berkembang dan senang apabila kebanyakan diantaranya miskin dan tidak bahagia. Tokoh ekonomi pembangunan Todaro dalam buku Economic Development (2003), menyebutkan bahwa kemiskinan dan kesenjangan merupakan permasalahan utama pembangunan. Tokoh sosial lainnya Juan Somavia dalam United Nations World Summit for Social Development, tahun 1995 menyatakan bahwa persoalan yang tidak akan pernah selesai di abad 21 ini adalah bagaimana mengurangi kemiskinan. Negara sedang berkembang di sebagian wilayah Asia dan Afrika, sangat berurusan dengan agenda pengentasan kemiskinan.Sebagian besar rakyat di kawasan ini masih menyandang kemiskinan.Sementara bagi negara maju, mereka pun sangat tertarik membahas kemiskinan.Ketertarikan itu karena kemiskinan di negara berkembang berdampak pada stabilitas ekonomi dan politik mereka.Pada akhirnya kemiskinan menjadi urusan semua bangsa dan menjadi musuh utama (common enemy) umat manusia di dunia.Konsekuensinya kemiskinan

Jurnal Perekonomian Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 dibahas semakin meluas intensif dan Seiring dengan kesepakatan berbagai bangsa berkesinambungan dimanapun dan oleh siapapun. untuk mengusir kemiskinan maka Indonesia tidak ketinggalan ikut serta mengagendakan pengurangan kemiskinan.Terdapat berbagai Menurut laporan Human Development Report program pemerintah yang ditujukan untuk tahun 2005, jumlah penduduk miskin terbesar di mengentaskan penyandang masalah Asia Tenggara adalah di Indonesia, yaitu sebesar kemiskinan.masalah kemiskinan adalah masalah 38,7 juta orang diikuti oleh Vietnam (17,38), yang paling urgent. Kemiskinan merupakan akar Kamboja (13,01), dan Myanmar (10,84). Tingginya dari semua masalah sosial.Akar dari masalah tingkat kemiskinan Indonesia, membuat negara ini pembangunan bangsa. memiliki kualitas sumber daya manusia (SDM) yang masih rendah. Dari data Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Salah satu sebab masalah kemiskinan yang Index/HDI), Indonesia menempati urutan 110, ada terjadi karena masih banyak angkatan kerja lebih rendah dibanding negara di Asia Tenggara yang tidak terserap baik yang berpendidikan lainnya seperti Singapura (25), Brunei (33), rendah maupun yang berpendidikan Malaysia (61), Thailand (73), dan Filipina (84). tinggi.Masalah pengangguran disetiap negara di dunia adalah masalah yang sampai sekarang sulit untuk di atasi, karena banyak berbagai kendala Komitmen dunia untuk mengurangi yang dihadapi seperti kemampuan individu, kemiskinan telah diungkapkan.Terutama oleh Kofi informasi dan lain sebagainya.Berikut ini adalah Anand yang pada waktu itu masih memimpin PBB berbagai fenomena yang terjadi di beberapa dalam kesempatan sebuah sidang negara saat ini mengenai data tingkat umum.Selanjutnya ketika kemiskinan sudah pengangguran. Salah satunya di dianggap sebagai musuh utama, PBB Amerika. Departmen Tenaga Kerja Amerika berkepentingan membuat agenda melawan mengatakan, perusahaan-perusahaan swasta kemiskinan.Di milenium kedua PBB mempelopori Amerika menciptakan 163.000 lowongan kerja pertemuan tingkat tinggi yang menghasilkan dalam bulan Juli, lebih dari yang diduga, dan yang Tujuan Pembangunan Milenium (TPM) atau paling banyak sejak Februari lalu. dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs). TPM/MDGs telah disepakati oleh para pemimpin dunia dalam KTT (Konferensi Tingkat Tetapi, angka pengangguran naik menjadi 8,3 Tinggi) persen, dari 8,2 persen bulan Juni. Tingkat pengangguran itu tetap berada di atas 8 persen sejak bulan pertama Presiden Obama menjabat Berkaitan dengan penanganan kemiskinan di tahunJumlah lowongan kerja yang ada tahun ini era global, maka sering timbul pertanyaan cukup untuk mengimbangi pertumbuhan mengenai tanggung jawab dalam penanggulangan penduduk, tetapi tidak memadai untuk mengurangi kemiskinan.Pertanyaan ini sering menyeruak ke tingkat pengangguran. Sedangkan di Indonesia, permukaan karena memang format penanganan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana masalah kemiskinan di berbagai dunia sangat (BKKBN) menyatakan kaum muda memiliki tingkat bervariasi.Dalam pembangunan kesejahteraan kesulitan mencari pekerjaan lima kali lebih besar sosial, Indonesia jelas tidak sepenuhnya daripada pekerja dewasa. Itu terjadi karena menganut negara kesejahteraan.Meskipun ketersediaan lapangan kerja untuk angkatan muda Indonesia menganut prinsip keadilan sosial (sila semakin menurun.Kerugian yang terciptanya kelima Pancasila) dan secara eksplisit karena kemiskinan struktural karena orang yang konstitusinya (pasal 27 dan 34 UUD 1945) putus sekolah sulit mendapatkan pekerjaan yang mengamanatkan tanggungjawab pemerintah dapat meningkatkan kesejahteraannya. Jika orang dalam pembangunan kesejahteraan sosial, namun tersebut memiliki anak, anak mereka juga tidak letak tanggung jawab pemenuhan kebutuhan dapat mengenyam pendidikan karena tidak ada kesejahteraan sosial adalah tanggung jawab biaya seluruh komponen bangsa. Demikian halnya dalam penanganan kemiskinan.Jika kita merujuk kembali pada persoalan penanggulangan Pengangguran di Indonesia menjadi masalah kemiskinan, maka dalam kesempatan ini saya yang terus menerus membengkak. Sebelum krisis ingin mengemukakan bahwa penanggulangan ekonomi tahun 1997, tingkat pengangguran di kemiskinan adalah tanggung jawab Indonesia pada umumnya di bawah 5 persen dan bersama.Keliru jika meletakkan tanggung jawab pada tahun 1997 sebesar 4,68 persen. Tingkat itu hanya pada pundak pemerintah atau hanya pengangguran sebesar 4,68 persen masih pada masyarakat.Pemerintah membuka tangan merupakan pengangguran dalam skala yang lebar-lebar bagi siapapun komponen bangsa untuk wajar. pengangguran alamiah adalah suatu tingkat terlibat dalam pembangunan kesejahteraan pengangguran yang alamiah dan tak mungkin sosial.Melakukan usaha kesejahteraan sosial dihilangkan. Artinya jika tingkat pengangguran khususnya untuk menangani masalah sosial paling tinggi 2 - 3 persen itu berarti bahwa kemiskinan. perekonomian dalam kondisi penggunaan tenaga

Jurnal Perekonomian Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 kerja penuh (fullemployment) (Sadono Sukirno, Menurut Payman J. Simanjuntak 2008). Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama Berdasarkan pada latar belakang seminggu sebelum pencacahan dan berusaha permasalahan tersebut, besarnya jumlah memperoleh pekerjaan. pengangguran yang terus meningkat sejalan dengan tingginya tingkat angkatan kerja yang rataMenurut Menakertrans Pengangguran rata peningkatan setiap tahunnya 2,1 persen serta adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari diiringi oleh lambatnya pertumbuhan ekonomi pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan disamping naiknya besaran GDP yang dialami tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak oleh Indonesia. Namun demikian tingginya mungkin mendapatkan pekerjaan. pengangguran yang terjadi ternyata juga diikuti Selanjutnya International Labor Organization (ILO) oleh peningkatan upah yang diterima serta memberikan definisi pengangguran yaitu berfluktuasinya inflasi di Indonesia.ekonomi tidak seseorang yang termasuk kelompok penduduk saja jurang antara peningkatan angkatan kerja usia kerja yang selama periode tertentu tidak baru dengan penyediaan lapangan kerja yang bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta rendah terus makin dalam, tetapi juga terjadi sedang mencari pekerjaan. pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini menyebabkan jumlah pengangguran di Indonesia Secara umum, pengangguran adalah dari tahun ke tahun semakin tinggi.oleh karena itu seseorang yang sudah digolongkan dalam penting untuk membahas tentang dampak adanya angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari pengangguran terhdap kemiskinan yang ada di pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi Indonesia saat ini. tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya dengan menghitung jumlah pengangguran adalah tugas badan statistik 1.2 Identifikasi Masalah Negara yang menghimpun data pengangguran dan aspek-aspek pasar tenaga kerja lain, seperti Bedasarkan latar belakang diatas, maka jenis pekerjaan, jam kerja rata-rata. perumusan masalah penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran pengangguran di Indonesia ? 2. Bagaimana gambaran kemiskinan di Indonesia ? 3. Bagaimana hubungan pengangguran dan kemiskinan di Indonesia ? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui gambaran pegangguran di Indonesia. 2. Untuk mengetahui gambaran kemiskinan di Indonesia. 3. Untuk mengetahui hubungan pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. 2.2 Angkatan Kerja Stuktur penduduk bedasarkan usia

Total penduduk

Usia kerja 15-64 tahun

Bukan usia kerja 0-14 tahun + 65 tahun

Bukan angkatan kerja seperti ibu-ibu, pelajar, mahasiswa

gAngkatan kerjaa

BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengangguran Menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

Usia kerja dan mencari kerja

Bekerja

Tidak bekerja Pengangguran

Jurnal Perekonomian Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 1.35 jam/minggu pengangguran E. Pengangguran Teknologi 2.35 jam/minggu 2.3 Macam-Macam Pengangguran A. Pengangguran Alamiah Pengangguran alamiahjuga bisa diartikan tingkat pengangguran normal dari fluktuasi tingkat pengangguran.Tidaklah mudah menentukan tingkat pengangguran alamiah yang tepat yang berlaku untuk berbagai Negara dan berbagai periode dalam satu Negara.Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pegangguran alamiah adalah(1)Faktor demografi, (2) Bantuan keuangan kepada penganggur B. Pengangguran Friksional Pengangguran friksional adalah suatu jenis pengangguran yang disebabkan oleh tindakan seorang pekerja untuk meninggalkan kerjanya dan mencari kerja yang lebih baik atau sesuai dengan keinginannya.Ada tiga golongan pengangguran ini.diantaranya : (1) Tenaga kerja yang baru pertama sekali mencari kerja, (2) Pekerja yang keninggalkan kerja dan mencari kerja baru, (3) Pekerja yang memasuki lagi pasaran buruh. C. Pengangguran Struktural Pengangguran yang diakibatkan oleh perubanahan ekonomi seperti itu dinamakan pengangguran stuktural. Ada 3 sebab diantaranya : (1) Perkembangan teknologi, (2) Kemunduran yang disebabkan persaingan dari luar negeri atau dari luar daerah ekspor impor barang atau jasa yang berkualitas, (3) Kemunduran perkembangan ekonomi suatu kawasan sebagai akibat dari pertumbuhan yang pesat dikawasan lain. D. Pengangguran Konjungtur atau Siklis Pengangguran ini disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan ekonomi, pada waktu kegiatan ekonomi mengalami kemunduran, perusahaan harus mengurangi kegiatan produksi. Dengan demikian, kemunduran ekonomi akan menaikan jumlah dan tingkat pengagguran. Pengangguran konjungtur hanya dapat dikurangi atau diatasi masalahnya apabila pertumbuhan ekonomi yang tejadi setelah kemunduran ekonomi cukup besar juga dapat menyediakan kesempatan kerja baru yang lebih esar dari pertambahan tenaga kerja yang terjadi. Pengangguran dapat ditimbulkan akibat penggantian tenaga manusia oleh mesin mesin dan bahan kimia, alias adanya perpindahan pengalihan menggunakan teknologi dari biasanya menggunakan tenaga manusia.Hal ini disebabkan karena penggunaan tekonolgi dapat menguntungkan perusahaan karena terkesan lebih produktif dan biaya yang dikeluarkannya hanya satu kali untuk jangka waktu yang panjang. F. Pengangguran Terbuka Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja.Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan.Jadi mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu dinamakan pengangguran terbuka.Pengangguran terbuka dapat terwujud sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi G. Pengangguran Tersembunyi pengangguran tersembunyi adalah kelebihan tenaga kerja yang tersedia dibandingkan dengan permintaan akan tenaga kerja tersebut. Contohnya ialah pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar dan mengerjakan luas tanah yang kecil. H. Pengangguran Musiman Pengangguran ini biasanya terdapat di sektor pertanian dan perikanan.Pada umumnya musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur.Sebaliknya pada musim kemarau, petani tidak dapat mengerjakan tanahnya.Disamping itu umumnya para petani tidak begitu aktif diantara waktu sesudah menanam dan menuai.Pengangguran seperti ini yang disebut dengan pengangguran bermusim. I. Setengah Menganggur setengah menganggur adalah apabila pelaku ekonomi bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari.Pekerja yang mempunyai masa kerja seperti ini digolongkan sebagai setengah menganggur karena ada kalanya mereka bekerja dan ada kalanya mereka menganggur.

Jurnal Perekonomian Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 2.4 Pengertian Kemiskinan 2) Kemiskinan Relatif, yang berkaitan dengan distribusi pendapatan yang Konferensi Dunia mendefinisikan mengukur ketidakmerataan. Dalam kemiskinan sebagai berikut: Kemiskinan memiliki kemiskinan relatif ini, seseorang yang wujud yang majemuk, termasuk rendahnya tingkat telah mampu memenuhi kebutuhan pendapatan dan sumber daya produktif yang minimumnya belum tentu disebut tidak menjamin kehidupan berkesinambungan; miskin. Kondisi seseorang atau keluarga kelaparan dan kekurangan gizi; rendahnya tingkat apabila dibandingkan dengan masyarakat kesehatan; keterbatasan dan kurangnya akses sekitarnya mempunyai pendapatan yang kepada pendidikan dan layanan-layanan pokok lebih rendah, maka orang atau keluarga lainnya, kondisi tak wajar dan kematian akibat tersebut berada dalam keadaan miskin. penyakit yang terus meningkat; kehidupan bergelandang dan tempat tinggal yang tidak Kemudian Dilihat dari segi penyebabnya memadai; lingkungan yang tidak aman; serta (Baswir :1997) kemiskinan dapat dibagi diskriminasi dan keterasingan sosial. Kemiskinan menjadi. juga dicirikan oleh rendahnya tingkat partisipasi 1) Kemiskinan natural adalah keadaan dalam proses pengambilan keputusan dalam miskin karena dari awalnya memang kehidupan sipil, sosial dan budaya. miskin. Kelompok masyarakat tersebut menjadi miskin karena tidak memiliki Bappenas dalam dokumen Strategi sumberdaya yang memadai baik Nasional Penanggulangan Kemiskinan sumberdaya alam, sumberdaya manusia mendefinisikan masalah kemiskinan bukan hanya maupun sumberdaya pembangunan, atau diukur dari pendapatan, tetapi juga masalah kalaupun mereka ikut serta dalam kerentanan dan kerawanan orang atau pembangunan, mereka hanya menadapat sekelompok orang, baik laki-laki maupun imbalan pendapatan yang rendah. perempuan untuk menjadi miskin. Masalah Kemiskinan natural adalah kemiskinan kemiskinan juga menyangkut tidak terpenuhinya yang disebabkan oleh faktor-faktor hak-hak dasar masyarakat miskin untuk alamiah seperti karena cacat, sakit, usia mempertahankan dan mengembangkan lanjut atau karena bencana alam. kehidupan bermartabat. (Badan Perencanaan 2) Kemiskinan kultural mengacu pada sikap hidup seseorang atau kelompok Pembangunan Nasional, 2005). masyarakat yang disebabkan oleh gaya Menurut Todaro (2002), salah satu hidup, kebiasaan hidup dan budaya generalisasi (anggapan sederhana) yang terbilang dimana mereka merasa hidup paling sahih (valid) mengenai penduduk miskin berkecukupan dan tidak merasa adalah bahwasannya mereka pada umumnya kekurangan. Kelompok masyarakat seperti bertempat tinggal di daerah-daerah pedesaan, ini tidak mudah untuk diajak berpartisipasi dengan mata pencaharian pokok di bidang dalam pembangunan, tidak mau berusaha pertanian dan kegiatan-kegiatan lainnya yang erat untuk memperbaiki dan merubah tingkat hubungannya dengan sektor ekonomi tradisional. kehidupannya. Akibatnya tingkat pendapatan mereka rendah menurut Maxwell (2007) menggunakan istilah ukuran yang dipakai secara umum. kemiskinan untuk menggambarkan keterbatasan pendapatan dan konsumsi, keterbelakangan 3) Kemiskinan struktural adalah kemiskinan derajat dan martabat manusia, ketersingkiran yang disebabkan oleh faktor-faktor buatan sosial, keadaan yang menderita karena sakit, manusia seperti kebijakan ekonomi yang kurangnya kemampuan dan ketidakberfungsian tidak adil, distribusi aset produksi yang fisik untuk bekerja, kerentanan (dalam tidak merata, korupsi dan kolusi serta menghadapi perubahan politik dan ekonomi), tatanan ekonomi dunia yang cenderung tiadanya keberlanjutan sumber kehidupan, tidak menguntungkan kelompok masyarakat terpenuhinya kebutuhan dasar, dan adanya tertentu. perampasan relatif (relative deprivation). 2.5 Kerangka Berfikir Arsyad (1997) mengelompokkan ukuran kemiskinan menjadi 2 macam, yaitu. Pengangguran 1) Kemiskinan Absolut, yang diartikan sebagai suatu keadaan dimana tingkat pendapatan dari seseorang tidak Disebabkan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya seperti sandang, pangan, Mengakibatkan pemukiman, kesehatan dan pendidikan.

kemiskinan

Jurnal Perekonomian Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dimulai dengan pencarian data dengan megunduh di internet dan dari beberapa sumbur buku.yaitu dimulai pada tanggal 26 November sampai 4 Desember 2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu metode pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat, yang mempelajari gambaran masalah-masalah yang ada didalam negeri dan luar negeri di beberapa Negara. Metode deskriptif analisis bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta dan hubungan antar fenomena yang diselidiki.Tehnik pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan menggunakan data sekunder, dan diakhiri dengan kesimpulan yang disasarkan pada penganalisisan data. Dalam penelitian ini variable independent (bebas) adalah pengangguran. Sedangkan variable independent (terikat) adalah kemiskinan. Data yang dianalisis bedasarkan data cross section dan di korelasikan menggunakan software SPSS.

Grafik 2

Berikut ini adalah hasil regresi dari kedua grafik diatas.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini menggunakan model regresi linear dengan konsep simple regresi.Berikut ini adalah penjelasan mengenai hubungan dampak pengangguran terhadap kemiskinan di Indonesia bedasarkan data tahun 2006 sampai 2011. Berikut ini adalah data pengangguran dan kemiskinan yang ada di Indonesia tahun 2006 sampai 2011 di Indonesia.

Grafik 1

Jurnal Perekonomian Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012

Bedasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS, didapatkan hasil korelasi antara dua hubungan yaitu antara variable kemiskinan dengan pengangguran dari table correlation. pearson correlation menunjukan hubungan pengangguran dengan pengangguran menunjukan angka 1000 atau 10 % .sedangkan, hubungan kemiskinan dengan kemiskinan menunjukan angka 0,919 atau 91,1 % dengan sampel populasi berjumlah 6 tahun. Artinya jika pengagguran naik sebesar satu persen maka kemiskinan akan naik sebesar 9,19 % dan jika kemiskinan turun satu persen maka pengangguran akan turun sebesar 91,9 %.

Jurnal Perekonomian Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 b Dari table model summary , Besarnya (kemiskinan) berpengaruh secara signifikan koefisien determinasi dari tahun 2006 sampai terhadap variable dependent (pengangguran). 2011 adalah sebesar 0,844 atau sebesar 84,4 % variable total kemiskinan dapat dijelaskan oleh 2. Dari hasil uji-t menunjukan dari variable variable kemiskinan, sedangkan sisanya 15,6 % independent pada kolam signifikan. Variable kemiskinan mampunyai angka signifikan dijelaskan oleh selain kemiskinan. dibawah 0,05 yaitu 0,01 b Dari table ANOVA (Uji F) , dapat dilihat bahwa secara simultan atau bersama-sama variable 5.2 SARAN independent memiliki tingkat signifikan sebesar Dalam masalah kemiskinan kita 0,010 , angka signifikan ini lebih kecil dari alpha sebaiknya tidak hanya melihat dari faktor 5% atau Fhitung sebesar 21,720 dimana diperoleh b pengangguran, tetapi juga dilihat dari faktortable ANOVA dengan alpha 5 % dan df1 = 1, df2 = faktor lain seperti kesehatan,tingkat 4 sebesar 8,49, maka dapat disimpulkan secara pendidikan, pelatihan tenaga kerja, signifikan variable independent (kemiskinan) infrastruktur dasar, informasi atas lapangan berpengaruh secara signifikan terhadap variable pekerjaan sertadiadakannya program-program dependent (pengangguran). penanggulangan kemiskinn seperti program Dari table koefisien dari tahun 2006 sampai penanggulangan kemiskinan di perkotaan 2011 ditemukan Y = 1933774.172+0,485X nilai (P2KP), program peningkatan pendapatan 1933774.172 mrupakan nilai konstan (a) yang pengusaha kecil dan lain sebagainya. menunjukan bahwa jika tidak ada kemiskinan, maka total kemiskinan adalah 1933774.172.koefisien regresi kemiskinan sebesar 0,485X menyatakan bahwa setiap ada penambahan 1 juta jiwa maka aka nada kenaikan total kemiskinan sebesar 0,485. Uji t yang digunakan untuk menguji signifikan konstanta dari dari variable independent pada kolam signifikan. Variable kemiskinan mampunyai angka signifikan dibawah 0,05 yaitu 0,01. Dari hasil uji normalitas pada chart normal p-p plot regression standardized residual, terlihat bahwa sebaran data pada chart diatas bisa dikatakan tidak tersebar disekeliling garis lurus tersebut ( terpencar dari garis lurus ) maka apat dikatakan bahwa persyaratan normalitas tidak bisa dipenuhi. Dari hari hasil uji heteroskedastisitas, terlihat bahwa pada model ini tidak terditeksi gejala heteroskedastisitas karena tidak ada titk-titik yang berdekatan dalam artian tidak tejadi kesamaan varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain .

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis pengaruh variable independent yaitu kemiskinan terhadap variable dependent adalah sebagai berikut : 1. Dari hasil uji-F secara stimultan dapat diketahui bahwa secara stimultan atau bersama-sama maka variable independent

DAFTAR PUSTAKA Rhardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Imu Ekonomi. Lembaga Penerbit FEUI : Jakarta http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_conten t&task=view&id=216&Itemid=76 http://marhaenisme.com/dummy/?p=90 http://arielranaka.blogspot.com/2010/04/banyaknyatingkat-pengangguran-di.html http://www.antaranews.com/berita/317846/menkopangka-pengangguran-di-indonesia-menurun http://data.tnp2k.go.id/index.php?q=content/profilkemiskinan-di-indonesia http://www.scribd.com/doc/14597304/TEORIKEMISKINAN http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-418222173235-bab%20ii.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32302/ 4/Chapter%20II.pdf http://id.shvoong.com/socialsciences/sociology/2177548-konsep-dan-definisikemiskinan/ http://ichatrisqi.blogspot.com/2012/04/tingkatpengangguran-di-indonesia.html http://ludvitasari.blogspot.com/p/bab-4-pengertianpengangguran-inflasi.html http://dc443.4shared.com/doc/lDGKCknz/preview.html

You might also like