You are on page 1of 25

TUGAS FITOKIMIA II MASERASI

Nama: Julia Narande NRI : 091015015


Pengertian Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya merendam) : adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian (Farmakope Indonesia, 1995). Apa yang disebut bahan nabati, dalam dunia farmasi lebih dikenal dengan istilah simplisia nabati. Langkah kerjanya adalah merendam simplisia dalam suatu wadah menggunakan pelarut penyari tertentuk selama beberapa hari sambil sesekali diaduk, lalu disaring dan diambil beningannya. Selama ini dikenal ada beberapa cara untuk mengekstraksi zat aktif dari suatu tanaman ataupun hewan menggunakan pelarut yang cocok. Pelarut-pelarut tersebut ada yang bersifat bisa campur air (contohnya air sendiri, disebut pelarut polar) ada juga pelarut yang bersifat tidak campur air (contohnya aseton, etil asetat, disebut pelarut non polar atau pelarut organik). Metode Maserasi umumnya menggunakan pelarut non air atau pelarut non-polar. Teorinya, ketika simplisia yang akan di maserasi direndam dalam pelarut yang dipilih, maka ketika direndam, cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam sel yang penuh dengan zat aktif dan karena ada pertemuan antara zat aktif dan penyari itu terjadi proses pelarutan (zat aktifnya larut dalam penyari) sehingga penyari yang masuk ke dalam sel tersebut akhirnya akan mengandung zat aktif, katakan 100%, sementara penyari yang berada di luar sel belum terisi zat aktif (nol%) akibat adanya perbedaan konsentrasi zat aktif di dalam dan di luar sel ini akan muncul gaya difusi, larutan yang terpekat akan didesak menuju keluar berusaha mencapai keseimbangan konsentrasi antara zat aktif di dalam dan di luar sel. Proses keseimbangan ini akan berhenti, setelah terjadi keseimbangan konsentrasi (istilahnya jenuh). Dalam kondisi ini, proses ekstraksi dinyatakan selesai, maka zat aktif di dalam dan di luar sel akan memiliki konsentrasi yang sama, yaitu masing-masing 50%.

Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komonen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin. Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin. Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan. Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya : 1. Digesti Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 400 500C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan. Dengan pemanasan diperoleh keuntungan antara lain: 1. Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan berkurangnya lapisanlapisan batas. 2. Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga pemanasan tersebut mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan. 3. Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan berbanding terbalik dengan kekentalan, sehingga kenaikan suhu akan berpengaruhpada kecepatan difusi. Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat bila suhu dinaikkan.

4. Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan, maka perlu dilengkapi dengan pendingin balik, sehingga cairan akan menguap kembali ke dalam 2. bejana.

Maserasi dengan Mesin Pengaduk Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.

3.

Remaserasi Cairan penyari dibagi menjadi, Seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah diendapkan, tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua.

4.

Maserasi Melingkar Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara berkesinambungan melalui sebuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.

5.

Maserasi Melingkar Bertingkat Pada maserasi melingkar, penyarian tidak dapat dilaksanakan secara sempurna, karena pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah terjadi masalah ini dapat diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat (M.M.B), yang akan didapatkan : 1. Serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa kali, sesuai dengan bejana penampung. Pada contoh di atas dilakukan 3 kali, jumlah tersebut dapat diperbanyak sesuai dengan keperluan. 2. Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dari bejana penyari, dilakukan penyarian.dengan cairan penyari baru. Dengan ini diharapkan agar memberikan hasil penyarian yang maksimal Hasil penyarian sebelum diuapkan digunakan dulu untuk menyari serbuk simplisia yang baru,hingga memberikan sari dengan kepekatan yang maksimal.Penyarian yang dilakukan

berulang-ulang akan mendapatkan hasil yang lebih baek daripada yang dilakukan sekalidengan jimlah pelarut yang sama.

Prosedur Sampel yang akandiekstraksi di haluskandengan blender atauditumbuksampaihalus,

kemudiansiapkanpelarut maserasiberlangsung.

yang

akandigunakan, yang

setelahitusiapkangelaspialatempat

proses

Sampel

akandiekstraksidimasukandalamgelaspiala,

kemudianditambahkanpelarutsampaisampeltenggelamdalampelarut. Kemudiandiamkansampeldanpelarutkuranglebih 24 jam.Kemudianekstrakcairdipisahkandarisampel yang sudahpudarwarnanya, kemudiandidiamkansampaipelarutmenguapsempurnadanmenghasilkanekstrakmurni. Kekurangan 1. Proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya mampu terekstraksi sebesar 50% saja 2. Prosesnya lama, butuh waktu beberapa hari. 3. Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau pelarut lain. Bila cairan penyari digunakan air maka untuk mencegah timbulnya kapang, dapat ditambahkan bahan pengawet, yang diberikan pada awal penyarian.
4. Pengerjaanya lama,dan penyariannya kurang sempurna.

Kelebihan 1. Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana perendam 2. Beaya operasionalnya relatif rendah 3. Prosesnya relatif hemat penyari 4. Tanpa pemanasan
5. Cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan sederhana dan

mudah diusahakan.

DaftarPustaka
Khamdinal. 2009. Tehnik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Putaka Pelajar

Ve ronique Seidel.2006.Methods in Biotechnology, Vol. 20, Natural Products Isolation, 2nd ed.Humana Press Inc., Totowa, NJ Tim Penyusun. 2011. PenuntunPraktikumFitokimia I. FMIPA UNSRAT: Manado

TUGAS FITOKIMIA II PERKOLASI


Nama: Julia Narande NRI : 091015015
Pengertian Percolate berasal dari kata colate = to stram, artinya menyertakan dan per = through, artinya menembus. Dengan demikian perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai alat yang disebut perkolator yang simplisianya terendam dalam cairan penyari, zat-zat akan terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan sampai memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Perkolasi merupakan salah satu teknik atau salah satu cara ekstraksi yang paling sering digunakan untuk menyari atau menarik komponen kimia dengan peralatan berbentuk kran yang bernama perkolator dengan cara kerja yang cukup sederhana Teknik perkolasi ini merupakan cara menarik komponen-komponen kimia yang terkandung dalam simplisia. Alkohol akan menarik secara perlahan dan bercampur dengan komponen kimia yang ada dalam simplisia serta mengikat dan bersatu dengan gugus-gugus yang ada dalam alkohol tersebut. Alkohol akan masuk secara perlahan melalui penampang daun dari simplisia dan menarik serta mengikat dan bersatu dengan gugus-gugus kimia yang terkandung didalamnya. Dengan demikian komponen-komponen kimia yang terkandung dalam simplisia tersebut tersari dan bercampur dengan alkohol sebagai pelarutnya. Prinsip metode perkolasi hampir sama dengan maserasi, perbedaannya adalah perkolasi menggunakan alat perkolator dengan cara kerja berputar untuk menyari lebih banyak lagi zat-zat atau komponen kimia yang terkandung dalam simplisia. Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan.

Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).

Perkolasi Bertingkat Dalam proses perkolasi biasa, perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar yang maksimal. Selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk simplisia, maka terjadi aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah disertai pelarutan zat aktifnya. Proses poenyaringan tersebut akan menghasilkan perkolat yang pekat pada tetesan pertama dan terakhir akan diperoleh perkolat yang encer. Untuk memperbaiki cara perkolasi tersebut dialkukan cara perkolasi bertingkat. Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna sebelum dibuang, disari dengan cairan penyari yang baru. Hal ini diharapkan agar serbuk simplisia tersebut dapat tersari sempurna. Sebaliknya serbuk simplisia yang baru disari dengan perkolat yang hampir jenuh, dengan demikian akan diperoleh perkolat akhir yang jernih. Perkolat dipisahkan dan dipekatkan.Cara ini cocok bila digunakan untuk perusahaan obat tradisional, termasuk perusahaan yang memproduksi sediaan galenik. Agar dioperoleh cara yang tepat, perlu dilakukan percobaan pendahuluan. Dengan percobaan tersebut dapat ditetapkan : 1. Jumlah percolator yang diperlukan 2. Bobot serbuk simplisia untuk tiap kali perkolasi 3. Jenis cairan penyari 4. Jumlah cairan penyari untuk tiap kali perkolasi 5. Besarnya tetesan dan lain-lain. Percolator yang digunakan untuk cara perkolasi ini agak berlainan dengan percolator biasa. Percolator ini harus dapat diatur, sehingga: 1. Perkolat dari suatu percolator dapat dialirkan ke percolator lainnya 2. Ampus dengan mudah dapat dikeluarkan.Percolator diatur dalam suatu deretan dan tiap percolator berlaku sebagai percolator pengatur. Untuk mendapatkan hasil ekstraksi yang lebih tuntas digunakan metode Perkolasi, Alatnya namanya perkolator : yaitu suatu bentuk tabung terbalik, di bagian bawah dipasang keran

dan di bagian atas diletakkan wadah berisi cadangan penyari. Bagian tengah percolator diletakkan serbuk simplisia yang akan di ekstraksi, direndam dalam penyari yang dipilih selama beberapa saat, setelah itu keran bawah dibuka sedikit, sehingga cairan penyari akan menetes ke bawah tetes per tetes, otomatis cadangan penyari di atas perkolator akan ikut menetes mengganti pelarut yang keluar berupa ekstrak. Dengan cara ini maka fenomena jenuh seperti halnya terjadi pada metode maserasi tidak akan terjadi dan selama terjadi aliran maka perbedaan konsentrasi antara zat aktif di dalam dan di luar sel akan selalu terjaga sebesar-besarnya. Sehingga proses ekstraksinya akan berjalan dengan lebih sempurna dan lebih tuntas tersari sempurna. Minyak dapat diekstraksi dengan perkolasi, imersi, dan gabungan perkolasi-imersi. Dengan metode perkolasi, pelarut jatuh membasahi bahan tanpa merendam dan berkontak dengan seluruh spasi diantara partikel. Sementara imersi terjadi saat bahan benar-benar terendam oleh pelarut yang bersirkulasi di dalam ekstraktor. Sehingga dapat disimpulkan:

Dalam proses perkolasi, laju di saat pelarut berkontak dengan permukaan bahan selalu tinggi dan pelarut mengalir dengan cepat membasahi bahan karena pengaruh gravitasi.

Dalam proses imersi, bahan berkontak dengan pelarut secara periodeik sampai bahan benarbanar terendam oleh pelarut. Oleh karena itu pelarut mengalir perlahan pada permukaan bahan, bahkan saat sirkulasinya cepat.

Untuk perkolasi yang baik, partikel bahan harus sama besar untuk mempermudah pelarut bergerak melalui bahan.

Dalam kedua prosedur, pelarut disirkulasikan secara counter-current terhadap bahan. Sehingga bahan dengan kandungan minyak paling sedikit harus berkontak dengan pelarut yang kosentrasinya paling rendah. Metode perkolasi biasa digunakan untuk mengekstraksi bahan yang kandungan minyaknya

lebih mudah terekstraksi. Sementara metode imersi lebih cocok digunakan untuk mengekstraksi minyak yang berdifusi lambat. Ekstraksi bahan makanan biasa dilakukan untuk mengambil senyawa pembentuk rasa bahan tersebut. Misalnya senyawa yang menimbulkan bau dan/atau rasa tertentu.

Prosedur Sampel yang akan diekstraksi, dipotong-potong secara halus dan merata, usahakan agar

sampel dipotong sehalus mungkin agar dapat masuk pada kolom perkolator, kemudian sebelum melakukan ekstraksi disiapkan terlebih dahulu pelarut alkohol 70 % secukupnya. Sampel yang akan diekstraksi dimasukkan dalam kolom dengan kran perkolator pada ujung bawah dan penyaring ditengah untuk mencegah keluarnya bahan padat. Kemudian kran perkolator dibuka dan pelarut dituang dari atas dan dibiarkan menembus sampel. Bahan-bahan kimia yang terekstraksi dapat dikumpul dalam wadah yang sesuai. Kemudian pelarut diuapkan, akan menghasilkan ekstrak kering yang merupakan wujud ekstrak yang diinginkan Kekurangan Teknik ekstraksi ini membutuhkan banyak pelarut karena untuk mengekstrak suatu sampel harus sampai sampel tersebut benar-benar pudar warnanya agar senyawa di dalam sampel tersebut terekstrak dengan sempurna, sehingga bisa dibilang bahwa perkolasi adalah metode ekstraksi yang boros pelarut. Selain itu, perkolasi membutuhkan waktu yang lama, karena proses ekstraksi di dalam kolom, ketika sampel dialiri pelarut, maka pelarut akan mengikat senyawa-senyawa dalam sampel secara perlahan sampai bisa keluar dari kolom.

Kelebihan Secara umum proses perkolasi ini dilakukan pada temperatur ruang. Sedangkan parameter

berhentinya penambahan pelarut adalah perkolat sudah tidak mengandung senyawa aktif lagi. Pengamatan secara fisik pada ekstraksi bahan alam terlihat pada tetesan perkolat yang sudah tidak berwarna. Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena: a. b. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi. penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi. Daftar Pustaka
Khamdinal. 2009. Tehnik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Putaka Pelajar

Ve ronique Seidel.2006. Methods in Biotechnology, Vol. 20, Natural Products Isolation, 2nd ed. Humana Press Inc., Totowa, NJ Tim Penyusun. 2011. Penuntun Praktikum Fitokimia I. FMIPA UNSRAT: Manado

TUGAS FITOKIMIA II DESTILASI


Nama: Julia Narande NRI : 091015015
Pengertian Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin . Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut. Destilasi adalah salah satu metode pemurnian zat atau pun pemisahan suatu zat dari campuran berdasarkan perbedaan titik didih larutan Dalam campuran yang mempunyai titik didih masing masing zatnya berbeda, untuk memisahkan zat- zatnya sehingga kita mendapatkan zat yang kita ingginkan dari campuran itu kita dapat melakukan cara pemanasan secara langsung. Dimana dalam pemanasan yang dilakukan maka zat yang memiliki titik didih yang lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Sedangkan zat yang memiliki titik didih tinggi atau tidak mudah menguap akan tertinggal dalam tempatnya. Zat yang titik didihnya rendah setelah dipanaskan akan menguap dan kemuadian akan didinginkan oleh pendingin lebing. Setelah uap melewati pendingin tersebut maka uap air akan berubah fasanya dari fasa uap menjadi fasa cair atau sering disebut dengan embun. Embun yang didapatkan akan ditampung dalam satu wadah. Apabila suhu mulai naik berarti zat tersebut telah habis atau temperature dengan zat yang tidak mudah menguap, karena apabila suhu naik

menunjukan bahwa sebagian zat yang tidak mudah menguap sudah mualai ikut menguap, tetapi bila saat dipanaskan tadi suhunya konstan berarti zat yang mudah menguap tersebut keluar murni pada suhu didihnya. Destilasi adalah suatu proses yang mengasilkan uap pada titik didih yang tetap, sehingga dapat dipisahkan zat yang kita inginkan dari campuranya yang dapat berupa kotoran atau zat zat lain yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi. Pendidihan dapat terjadi apabila tekanan uap sama dengan jumlah tekanan pada permukaan suatu cairan. Titik didih pada tekanan 760 mm Hg atau 1 atmosfer dinyatakan sebagai titik didih normal. Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlaludekat. Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu. Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi,penyulingan bioethanol, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum. Ada 4 jenis yaitu distilasi sederhana, distilasi fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum. Selain itu ada pula distilasi ekstraktif dan distilasi azeotropic homogenous, distilasi dengan menggunakan garam berion, distilasi pressure-swing, serta distilasi reaktif. Destilasi Sederhana Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada

tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol. Destilasi Fraksionisasi Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya. Destilasi Uap Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan. Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat. Destilasi Vakum Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 C. Metode distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang

menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini

Prosedur
1. Siapkan sampel, ukuran maximum 1l, masukkan kedalam labu. Pasangkan dengan alat

destilasi dengan posisi miring. 2. Pada leher batu didih dan pada sambungan diberi vaselin untuk melicinkan, sehingga pada saat selesai kerja dapat dibuka tanpa pecah dan untuk menghindari pemuaian. 3. Selang dimasukkan pada celah masuk dan celah keluar. Celah masuk terhubung dengan kran celah keluar, dihubungkan dengan eadah tempat pembuangan erlenmeyer sebagai wadah tampungan dibawah.

4. Buka kran, air akan masuk mengisi kondensor, air harus berjalan terus, air nya harus keluar dari celah yang menunjukkan bahwa kondensor berisi penuh. 5. Hidupkan mentel 6. Sampel yang telah dipanaskan akan menguap dan masukke pipa destilasi, setelah dipasangkan dengan kondensasi, maka uap akan berubah menjadi air.
7. Ekstrak akan menetes dari alat destilasi dan dihasilkan air destilata.

Kelebihan 1. Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang tinggi. 2. Produk yang dihasilkan benar-benar murni.

Kekurangan 1. Berlaku hanya untuk zat dengan fase cair dan gas. 2. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang besar. 3. Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.

Daftar Pustaka Khamdinal. 2009. Tehnik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Putaka Pelajar Ve ronique Seidel.2006. Methods in Biotechnology, Vol. 20, Natural Products Isolation, 2nd ed. Humana Press Inc., Totowa, NJ Tim Penyusun. 2011. Penuntun Praktikum Fitokimia I. FMIPA UNSRAT: Manado

TUGAS FITOKIMIA II SOXHLET


Nama: Julia Narande NRI : 091015015
Pengertian Soxhlet merupakan salah satu teknik atau salah satu cara ekstraksi yang dilakukan untuk menyari atau mengambil komponen-komponen kimia yang terkandung dalam suatu simplisia. Soxhlet merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengekstrak suatu bahan dengan pelarutan yang berulang-ulang dengan pelarut yang sesuai. Sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipida. Soxhlet merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengekstrak suatu bahan dengan pelarutan yang berulang-ulang dengn pelarut yang sesuai. Sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang ermeable terhadapa pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel, setelah sampai batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses soxhlet berguna untuk ekstraksi sempurna dari sampel tanaman dengan pelarut khusus, contohnya untuk membebaslemakkan atau jika diinginkan komponen khusus 100%. Proses soxhlet ini juga berguna jika diinginkan ekstraksi sempurna yang berkelanjutan menggunakan suatu seri pelarut dengan kepolaran yang meningkat misalnya hexane, kloroform, metanol dan air. Namun perlu untuk mengeringkan sampel tanaman pada saat penggantian pelarut untuk mencegah terbawanya sisa pelarut ke pelarut selanjutnya. Berbagai macam ukuran peralatan soxhlet tersedia untuk dicocokan dengan skala yang sesuai. Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.

Soxhlet ekstraksi digunakan secara luas dalam ekstraksi metabolit tanaman karena kenyamanan.
Metode ini cukup baik untuk awal dan massal ekstraksi. Bubuk tanaman ditempatkan dalam sebuah selulosa bidal dalam ruang ekstraksi, yang ditempatkan di atas sebuah pengumpulan labu bawah kondensor refluks. Sebuah pelarut yang cocok ditambahkan ke labu, dan up set dipanaskan di bawah refluks. Ketika tingkat tertentu kental pelarut sudah menumpuk dalam bidal, itu tersedot ke dalam labu bawahnya.

Ekstraksi Soxhlet digunakan untuk mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut dan pengotor-prngotornya tidak larut dalam pelarut tersebut. Sampel yang digunakan dan yangdipisahkan dengan metode ini berbentuk padatan. Dalam percobaan ini kami menggunakan sampelkemiri. Ekstraksi soxhlet ini juga dapat disebut dengan ekstraksi padat-cair. Padatan yang diekstrak ditumbuk terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan kertas saring dandimasukkan kedalam ekstraktor soxhlet, sedangkan pelarut organic dimasukkan kepadal labu alas bulatkemudian seperangkat ekstraktor soxhlet dirangkai dengan kondensor. Ekstraksi dilakukan denganmemanaskan pelarut sampai semua analit terekstrak (kira-kira 6 x siklus). Hasil ekstraksi dipindahkan kerotary evaporator vacuum untuk diekstrak kembali berdasarkan titik didihnya .

Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Prosedur

Soxhlet merupakan alat yang terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping, still pot (wadah penyuling) bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out. Soxhlet biasa digunakan dalam pengekstrasian emak pada suatu bahan makanan. Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas. Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari bahan dengan pelarut anhydrous. Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Pelarut yang biasa digunakan adalah pelarut hexana. Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang dan kemudian dibungkus dengan kertas saring atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel), di atas sample ditutup dengan kapas. Kertas saring ini berfungsi untuk menjaga tidak tercampurnya bahan dengan pelarut lemak secara langsung. Pelarut dan bahan tidak dibiarkan tercampur secara langsung agar bahan-bahan lain seperti fosfolipid, sterol,asam lemak bebas,pigmen karotenoid, klorofil dan lain-lain tidak ikut terekstrak sebagai lemak. Hal ini dilakukan agar hasil akhir dari penentuan kadar lemak ini lebih akurat. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan pelarut anhydrous. Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Alat ekstraksi soxhlet disambungkan dengan labu lemak yang telah diisi pelarut lemak dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan. Penentuan kadar lemak pada bahan tersebut dilakukan selama beberapa jam tergantung dari jumlah emak yang terkandung dalam bahan. Semakin banyak kadungan lemak yang terdapat pada bahan, semakin lama proses ekstraksi lemak dilakukan.Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul

dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan. Kekurangan Pada ekstraktor Soxhlet cairan akan menggejorok ke dalam labu setelah tinggi pelarut dalam selongsong sama dengan pipa sifon. Hal ini menyebabkan ada bagian sampel yang berkontak lebih lama dengan cairan daripada bagian lainnya. Sehingga sampel yang berada di bawah akan terekstraksi lebih banyak daripada bagian atas. Akibatnya ekstraksi menjadi tidak merata. Sementara pada ekstraktor Butt, pelarut langsung keluar menuju labu didih. Sampel berkontak dengan pelarut dalam waktu yang sama. Pada ekstraktor Soxhlet terdapat pipa sifon yang berkontak langsung dengan udara ruangan. Maka akan terjadi perpindahan panas dari pelarut panas di dalam pipa ke ruangan. Akibatnya suhu di dalam Soxhlet tidak merata. Sedangkan pada ekstraktor Butt, pelarut seluruhnya dilindungi oleh jaket uap yang mencegah perpindahan panas pelarut ke udara dalam ruangan. Kelebihan
Keuntungan utama dari ekstraksi Soxhlet adalah bahwa hal itu merupakan proses yang berkesinambungan. Sebagai (jenuh dalam metabolit dilarutkan) bermuara pelarut ke dalam termos, pelarut segar recondensed dan ekstrak bahan dalam bidal terus menerus. Hal ini membuat waktu dan Ekstraksi Soxhlet pelarut kurang memakan dari. Awal dan Massal Ekstraksi 33 maserasi perkolasi atau. Namun, kelemahan utama Soxhlet ekstraksi adalah bahwa ekstrak terus Dipanaskan pada titik didih pelarut yang digunakan, dan ini dapat merusak senyawa termolabil dan / atau memulai pembentukan artefak.

Keuntungannya penyari dengan alat soxhlet adalah cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit dan secara langsung diperoleh hasil yang lebih pekat, serbuk simplisia disari oleh cairan penyari yang murni, sehingga dapat menyari zat aktif lebih banyak, penyarian dapat diteruskan sesuai dengan keperluan tanpa menambah volume cairan penyari. Kerugian penyarian dengan soxhlet yaitu cairan penyari dipanaskan terus-menerus, sehingga zat aktif yang tidak tahan pemanasan kurang cocok disari dengan cara ini, dan cairan penyari dididihkan terus menerus sehingga cairan penyari yang baik harus murni. Hal ini dapat diperbaiki dengan menambah peralatan untuk mengurangi tekanan udara

Daftar Pustaka
Khamdinal. 2009. Tehnik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Putaka Pelajar

Ve ronique Seidel.2006. Methods in Biotechnology, Vol. 20, Natural Products Isolation, 2nd ed. Humana Press Inc., Totowa, NJ Tim Penyusun. 2011. Penuntun Praktikum Fitokimia I. FMIPA UNSRAT: Manado

TUGAS FITOKIMIA II REFLUX


Nama: Julia Narande NRI : 091015015
Pengertian Reflux merupakan cara ekstraksi yang menggunakan pelarut yang mudah menguap dan tindakan tambahan harus dilakukan untuk mencegah kehilangan pelarut selama proses pemanasan. Refluks adalah teknik yang melibatkan kondensasi uap dan kembali kondensat ini ke sistem dari mana ia berasal. Hal ini digunakan dalam industri dan laboratorium distilasi. Hal ini juga digunakan dalam kimia untuk memasok energi untuk reaksi-reaksi selama jangka waktu yang panjang. Reflux merupakan salah satu teknik atau salah satu cara ekstraksi yang dilakukan untuk menyari atau mengambil komponen-komponen kimia yang terkandung dalam suatu simplisia. Prinsip dasar ekstraksi reflux adalah penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara

sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian

sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan. Proses refluks ini juga berguna jika diinginkan ekstraksi sempurna yang berkelanjutan menggunakan suatu seri pelarut dengan kepolaran yang meningkat, misalnya hexane, kloroform, metanol dan air. Namun perlu untuk mengeringkan sampel tanaman pada saat penggantian pelarut agar mencegah terbawanya sisa-sisa pelarut ke pelarut selanjutnya. Berbagai macam ukuran peralatan reflux tersedia untuk dicocokkan dengan skala yang sesuai. Refluks sangat banyak digunakan dalam industri yang menggunakan kolom distilasi skala besar dan fraksionator seperti kilang minyak, petrokimia dan pabrik kimia, dan pabrik pengolahan gas alam. Dalam konteks itu, refluks mengacu pada bagian dari produk cair dari kolom distilasi atau fraksionator yang dikembalikan ke bagian atas kolom seperti yang ditunjukkan dalam diagram skematik dari suatu kolom distilasi khas industri. Di dalam kolom, refluks cairan mengalir kebawah saat diberikan pendinginan dan kondensasi dari uap menguap ke atas sehingga meningkatkan efisiensi dari kolom distilasi. Refluks lebih diberikan untuk sejumlah tertentu pelat teoritis, semakin baik pemisahan kolom bahan mendidih lebih rendah dari bahan didih lebih tinggi. Sebaliknya, untuk pemisahan yang diinginkan diberikan, refluks lebih disediakan, pelat teoritis lebih sedikit diperlukan. Refluks adalah Salah satu metode sintesis senyawa anorganik, metode ini digunakan apabila dalam sintesis tersebut menggunakan pelarut yang volatil. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif. Prosedur dari sintesis dengan metode refluks adalah semua reaktan atau bahannya dimasukkan dalam labu bundar leher tiga. Kemudian dimasukkan batang magnet stirer setelah kondensor pendingin air terpasang, campuran diaduk dan direfluks selama waktu tertentu sesuai dengan reaksinya. Pengaturan suhu dilakukan pada penangas air, minyak atau pasir sesuai dengan kebutuhan reaksi. Gas N2 dimasukkan pada salah satu leher dari labu bundar. Prosedur

Pada ekstraksi menggunakan reflux, alat yang digunakan merupakan rengkaian reflux yang terdiri dari labu tempat pelarut di bagian bawah, kompor pemanas untuk mendidihkan pelarut, kemudian kondensor, Dalam ekstraksi refluks, bahan tanaman direndam dalam pelarut dalam labu bundar bagian bawah, yang dihubungkan ke kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik didihnya. Sebagai uap dikondensasikan, pelarut didaur ulang untuk termos. Prinsip kerja reflux adalah proses reaktan mendidih sambil terus mendinginkan uap mengembalikannya kembali ke labu sebagai cairan. Hal ini digunakan untuk memanaskan campuran untuk waktu yang lama dan pada suhu tertentu. Sampel yang akan diekstrak dimasukan pada pelarut di bagian bawah, kemudian dilakukan pemanasan sehingga pelarut mendidih dan terbentuk uap yang berisi ekstrak dan pelarut. Uap tersebut akan melewati kondensor, sehingga uap itu diubah kembali menjadi fase cair, yang menetes kembali ke labu. Proses ini berlangsung terus menerus sampai pelarut dan ekstrak berada pada titik terpekatnya. Batas antara dua fase larutan akan jelas batas-batasnya, dan sebuah cincin atau cincin refluks cairan akan muncul di sana. Dalam pemanasan dengan refluks, laju pemanasan harus disesuaikan sehingga cincin refluks tidak lebih tinggi dari sepertiga ke jarak setengah ke atas kondensor. Suhu reaksi dalam campuran refluks akan sekitar titik didih pelarut yang digunakan untuk reaksi. Kekurangan Metode ini memiliki keterbatasan, salah satunya masalah utamanya adalah pelarut yang di daur ulang, karena ekstrak yang terkumpul pada wadah di bagian bawah terus menerus dipanaskan sehingga terjadi reaksi penguraian karena pemanasan. Selain itu, jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu. Sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya. Selain itu juga bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol dalam air karena seluruh alat yang berada dibawah kondensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif. Refluks dapat digunakan untuk menerapkan energi untuk reaksi kimia, dimana campuran reaksi cair ditempatkan dalam sebuah wadah terbuka hanya di bagian atas. Rangkaian ini terhubung ke kondensor Liebig atau Vigreux, seperti metode reflux pada umumnya setiap uap yang dilepaskan kembali didinginkan menjadi cair, dan jatuh kembali ke dalam labu reaksi. Kemudian labu dipanaskan pada suhu yang tinggi kembali untuk reaksi. Tujuannya adalah untuk mempercepat reaksi termal dengan melakukan hal itu pada suhu tinggi (yaitu titik didih pelarut itu).

Kelebihan Keuntungan dari teknik ini adalah bahwa proses ekstraksi dapat dibiarkan untuk jangka

waktu yang panjang tanpa perlu menambahkan lebih pelarut atau takut bejana reaksi mendidih kering karena setiap uap segera terkondensasi di kondensor. Selain itu, sebagai pelarut yang diberikan akan selalu mendidih pada suhu tertentu, seseorang dapat yakin bahwa reaksi akan berlangsung pada suhu konstan. Dengan pilihan hati-hati pelarut, seseorang dapat mengontrol suhu dalam kisaran yang sangat sempit. Tindakan didih konstan juga berfungsi untuk terus mencampur solusi, meskipun mekanisme batang pengadukan magnetik sering digunakan untuk mencapai solusi yang seragam. Teknik ini berguna untuk melakukan reaksi kimia dalam kondisi yang terkendali yang memerlukan banyak waktu untuk penyelesaian. Diagram menunjukkan alat refluks khas untuk menerapkan energi untuk reaksi kimia. Ini mencakup opsional gelas air antara reaktan dan panas. Ini sering digunakan sebagai tindakan pencegahan keselamatan ketika menggunakan reaktan yang mudah terbakar dan pembakar Bunsen untuk menjaga nyala api jauh dari reaktan. Dalam laboratorium modern, api terbuka dihindari karena pelarut mudah terbakar banyak sering di gunakan, dan pemanas listrik, (yaitu, dengan pelat panas atau mantel) lebih disukai. Selain itu, mendidih tinggi, minyak silikon termal stabil biasanya digunakan untuk merendam bejana reaksi, bukan air yang menguap terlalu mudah untuk menjadi berguna untuk reaksi panjang. Menggunakan minyak mandi, suhu hingga beberapa ratus derajat dengan mudah dapat dicapai, yang lebih tinggi dari titik didih pelarut yang paling umum digunakan. Jika temperatur yang lebih tinggi diperlukan, mandi minyak bisa diganti dengan mandi pasir. Campuran pakan cair yang akan disuling ditempatkan ke dalam labu bulat-bottomed bersama dengan anti-menabrak beberapa butiran, dan kolom fraksionasi ini dipasang ke atas. Sebagai campuran dipanaskan dan mendidih, uap bangkit kolom. Mengembun uap pada platform kaca (dikenal sebagai piring atau nampan) di dalam kolom dan berjalan kembali ke dalam cairan di bawah ini, sehingga refluks uap upflowing distilat. Baki terpanas adalah di bagian bawah kolom dan baki paling keren adalah di bagian atas. Pada kondisi steady state, uap dan cair pada setiap baki berada dalam kesetimbangan. Hanya yang paling volatile uap tetap dalam bentuk gas semua jalan ke atas. Uap di bagian atas kolom kemudian diteruskan ke kondensor, di mana mendingin sampai mengembun menjadi cairan. Pemisahan dapat ditingkatkan dengan penambahan lebih nampan (untuk suatu pembatasan praktis dari panas, aliran, dll). Proses berlanjut sampai semua komponen yang paling stabil dalam pakan cair mendidih keluar dari campuran. Hal ini dapat diakui oleh kenaikan suhu ditampilkan pada termometer. Untuk distilasi kontinyu, campuran umpan masuk di tengah-tengah kolom.

Pada ekstraksi refluks dalam minuman distilasi, dengan mengontrol temperatur kondenser, refluks masih dapat digunakan untuk memastikan bahwa komponen yang lebih tinggi titik didih dikembalikan ke labu sementara unsur-unsur ringan yang dilewatkan ke kondensor sekunder. Hal ini berguna dalam memproduksi minuman beralkohol berkualitas tinggi, sambil memastikan bahwa komponen kurang diinginkan (seperti Fusel alkohol) dikembalikan ke labu primer. Untuk kualitas tinggi semangat netral (seperti vodka), atau roh distilasi posting rasa, proses distilasi ganda atau penyaringan arang dapat diterapkan untuk memperoleh produk kurang dalam setiap saran dari materi sumber aslinya untuk fermentasi. Daftar Pustaka

Ve ronique Seidel.2006. Methods in Biotechnology, Vol. 20, Natural Products Isolation, 2nd ed. Humana Press Inc., Totowa, NJ Tim Penyusun. 2011. Penuntun Praktikum Fitokimia I. FMIPA UNSRAT: Manado

You might also like