You are on page 1of 12

Skala Foto Udara

Merupakan pernyataan perbandingan jarak dua buah titik di foto dengan jarak sebenarnya di lapangan (di permukaan bumi) Skala foto dapat ditulis dengan beberapa cara, yaitu: 1. System pecahan Misalnya 1/50.000, artinya jika jarak dua buah titik di peta adalah 1 satuan panjang, maka jarak sebenarnya adalah 50.000 satuan panjang. 1. System perbandingan Misalnya 1: 50.000 1. System padanan unit Misalnya 1 mm = 25 m, artinya jarak 1 milimeter di foto sama dengan 25 meter di lapangan Ukuran skala yang besar dapat memberikan kesan kenampakan obyek-obyek yang ada di permukaan bumi dengan lebih jelas dan rinci. Rumus 1: S = Skala foto = Jarak di foto / Jarak di lapangan =d/D Untuk dapat menggunakan rumus ini terlebih dahulu kita harus mampu menggunakan system perhitungan skala pada peta, sebab antara skala peta dan skala foto sangat berhubungan erat. Contoh: Pada sebuah peta topografi yang berskala 1 : 25.000, jarak kota A dan B adalah 55,3 mm, sedangkan pada foto udara jarak kota A dan B adalah 106,5 mm. hitung skala foto Jawab: Jarak AB di peta = 55,3 mm, maka jarak AB sebenarnya (di lapangan) adalah: 1 : 25.000 = 55,3 : AB AB = (25.000 X 55,3) / 1

=1.382.500 mm atau 1.382,5 m. Sedangkan jarak AB di foto = 106,5 mm, maka skala foto adalah

S=d/D = 106,5 / 1.382.500 = 1 / 12.981,22 = atau 1: 12.981,22 atau 1: 12.981 Petunjuk perhitungan: Karena skala menunjukkan perbandingan satu banding , maka 106,5 : 106,5 = 1, selanjutnya 1.382,500 juga dibagi 106,5 = 12.981,22, Sehingga hasilnya 1 : 12.981,22 Rumus 2: S = Skala foto = panjang focus kamera/ tinggi pesawat saat terbang = f/H Keterangan: Focus adalah jarak dari letak film negatifke lensa (stasiun pemotretan) Contoh: Pada pesawat yang terbang dengan ketinggian sekitar 2.000 meter terpasang kamera dengan panjang jarak focus 20 cm, maka foto-foto yang berhasil dibuat akan memiliki skala S = 20 cm / 2.000 m = 20 cm / 200.000 cm = 1 /10.000 atau 1 : 10.000 Petunjuk perhitungan: Karena skala menunjukkan satu banding, maka 20 : 20 = 1, selanjutnya 200.000 : 20 = 10.000, sehingga 1 : 10.000

Permukaan bumi sangat bervariasi dan kompleks dengan relief-topografinya, komposisi material tak tekonsolodasi yang mendasari tiap bagian permukaannya dan pelaku perubahan yang terjadi padanya. Setiap tipe batuan, retakan atau efek lain gerakan internal, dan tiap bentuk erosi dan pengendapan merupakan tanda bagi proses yang menghasilkannya. Seseorang yang akan menerangkan material bumi dan strukturnya harus mengerti asas geomorfologi dan dapat mengenali ekspresi permukaan beberapa variasi material dan struktur. Melalui proses interpretasi foto udara serta pemetaan geologi dan tanah selalu membutuhkan sejumlah besar penelitian dilapangan, tetapi proses pemetaannya dapat jauh dipermudah dengan menggunakan interpretasi foto udara.
Pemetaan Geologi

Foto udara pertama yang dibuat dari pesawat udara untuk tujuan pemetaan geologi digunakan untuk membuat mosaic daerah Bengasi Libya, pada tahun 1913. Secara umum, penggunaan pertama foto udara secara sederhana hanya sebagai peta dasar untuk kompilasi data geologi, terutama diterapkan untuk eksplorasi minyak bumi. Beberapa penggunaan foto udara untuk interpretasi pada dasawarsa 1920-an. Sejak dasawarsa 1940-an, penggunaan foto udara untuk pemetaan geologi telah dikenal secara luas. Pemetaan geologi meliputi identifikasi bantuk lahan, tipe batuan, dan struktur batuan (lipatan, ptahan, retakan) dan penggambaran unit geologi serta struktur geologi pada peta atau bentuk peragaan yang lain dalam hubungan spasial yang benar. Eksplorasi sumberdaya mineral merupakan kegiatan penting dalam pemetaan geologi. Karena sebagian besar kandungan mineral deposit di permukaan dan dekat permukaan bumi pada daerah yang mudah didatangi sedah diketemukan, perhatiannya sekarang pada lokasi deposit yang berada jauh di bawah permukaan bumi atau wilayah yang sukar dijangkau. Metode geofisik yang memungkinkan penetrasi yang dalam ke bumi pada umumnya diperlukan untuk menentukan potensi deposit dan menentukan lokasi pengeboran untuk meyakinkan adanya kandungan deposit. Akan tetapi banyak informasi tentang daerah yang potensial untuk eksplorasi mineral dapat ditemukan dengan interpretasi bentuk permukaan pada foto udara atau citra satelit. Foto udara untuk terapan geologi pada umumnya dipotret antara tengah pagi hingga tengah hari, pada waktu matahari membuat sudut besar dan efek bayangannya kecil. Foto udara yang mempunyai sudut matahari kecil dipotret pada pagi hari atau sore hari pada waktu matahari berbentuk 10o atau kurang diatas horizon. Pada foto ini terdapat daerah bayangan yang sering memperlihatkan adanya perbedaan relief dan pola tekstur yang halus yang tidak tampak pada foto udara yang sudut mataharinya besar. Beberapa pola bayangan seperti ini dapat membantu dalam identifikasi unit geologi. Akan tetapi karena kondisi penyinaran berubah cepat pada pagi atau sore hari, sudut penyinaran dan kondisi pemotretan foto tidak mungkin tetap selama penerbangan pada suatu sudut matahari kecil. Untuk sebagian besar terapan, foto udara dipotret dengan kondisi permukaan bumi bebas dari salju, karena penutupan oleh salju menghilangkan kerincian permukaan. Akan tetapi foto udara yang permukaannya tertutup salju yang dipotert dengan sudut matahari rendah pada musim dingin, dapat memberikan gambaran aspek topografi medan yang dipertajam. Hal ini sering menghasilkan informasi yang berguna yang tidak mungkin dihasilkan dari foto udara yang bebas salju.

Interpretasi citra multitingkat sering deigunakan dalam studi geologi. Penafsir memulainya dengan melakukan interpretasi citra Landsat dengan skala 1:500.000 hingga 1:1.000.000, kemudian mengkaji foto udara stereoskopik berskala lebih kecil dari skala 1:60.000 sampai 1:120.000 hasil pemotretan dengan ketinggian terbang tinggi. Untuk pemetaan yang rinci, dapat menggunakan foto udara stereoskopik berskala 1:20.000. Citra skala kecil memungkinkan pengamatan untuk menyeluruh atas tata letak geologi secara regional. Banyak kenampakan geologi penting yang membentang dengan jarak yang besar seperti patahan geologi dapat dipelajari dengan baik dengan mengamati citra satelit. Untuk identifikasi dan pemetaan yang lebih rinci, dapat menggunakan foto udara skala besar.
Pemetaan Tanah

Survei tanah rinci merupakan sumber utama informasi suatu daerah. Karena itulah peta tersebut banyak digunakan pada kegiatan seperti perencanaan penggunaan lahan yang komprehensif. Mengetahui kesesuaian tanah untuk berbagai aktivitas penggunaan lahan sangat essensial untuk melindungi kemerosotan lingkungan sehubungan dengan kesalahan dalam penggunaan lahan. Secara ringkas, apabila perencanaan dimaksudkan dimaksudkan sebagai alat yang efektif untuk tuntunan penggunaan lahan, maka harus didasarkan pada inventarisasi sumberdaya alam secara teliti. Survei tanah rinci merupakan hasil studi intensif sumberdaya tanah oleh pakar yang terlatih. Untuk membuat batas unit tanah digunakan interpretasi foto udara disertai kerja lapangan yang ekstensif. Pakar tanah melintas bentang darat dengan berjalan kaki, melakukan identifikasi tanah, dan membuat batas tanah. Proses ini meliputi pengkajian lapangan atas sejumlah besar profil tanah (penampang melintang), melakukan identifikasi, dan mengklasifikasikan unit tanah. Pengalaman dan latihan pakar tanah sangat diperlukan untuk mengevaluasi hubungan antara tanah dan vegetasi, material bahan induk geologi, bentuk lahan, dan posisi bentang darat. Interpretasi foto udara telah digunakan sejak awal 1930-an untuk mempermudah proses pemetaan tanah. Secara khusus digunakan foto udara pankromatik berskala 1:15.840 hingga skala 1:40.000 sebagai dasar pemetaan. Peta survei tanah pertanian telah dibuat untuk beberapa daerah di Amerika oleh Departemen Pertanian A.S (USDA) sejak sekitar tahun 1900. Sebagian besar survey tanah yang diterbitkan sejak tahun 1957 merupakan peta tanah yang dicetak dengan menggunakan dasar mosaic foto dengan skala 1:24.000, 1:20.000, atau 1:15.800. Tujuan semula survey tersebut adalah untuk memberikan bantuan tehnik kepada petani dan peternak untuk pengelolaan tanaman dan pelaksanaan perumputan. Survei tanah yang diterbitkan sejak tahun 1957 berisi informasi tentang kecocokan tanah untuk beberapa variasi penggunaan pada setiap unit tanah yang dipetakan. Peta tersebut berisi informasi untuk beberapa tujuan seperti penaksiran produksi untuk tanaman pertanian umum, evaluasi kecocokan lahan penggembalaan, menghitung produksi kayu, menaksir kondisi habitat binatang liar, menilai kecocokan untuk berbagai keperluan wisata, dan menentukan kecocokan untuk berbagai keperluan pengembangan seperti untuk jalan raya, jalan local, fondasi bangunan, dan daerah serapan septik tank.
Kesimpulan

Interpretasi foto udara mempermudah proses pemetaan geologi dan tanah.

Pemetaan geologi meliputi identifikasi bantuk lahan, tipe batuan, dan struktur batuan (lipatan, ptahan, retakan) dan penggambaran unit geologi serta struktur geologi pada peta atau bentuk peragaan yang lain dalam hubungan spasial yang benar. Pemetaan tanah (survey tanah) meliputi pengkajian lapangan atas sejumlah besar profil tanah (penampang melintang), melakukan identifikasi, dan mengklasifikasikan unit tanah.

Daftar Pustaka

Lillesand, T. M. Kiefer, R. W. 1993. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Interpretasi Foto Udara


Fotogrametri dapat didefinisikan sebagai suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh data dan informasi tentang suatu objek serta keadaan disekitarnya melalui suatu proses pencatatan, pengukuran dan interpretasi bayangan fotografis (hasil pemotretan). Salah satu bagian dari pekerjaan fotogrametri adalah interpretasi foto udara. Oleh karena itu dengan adanya praktikum tentang interpretasi foto udara dan pembuatan peta tutupan lahan kali ini diharapkan mahasiswa Program Studi Teknik Geodesi mampu melakukan interpretasi foto udara dengan menggunakan prinsip-prinsip interpretasi yang benar serta dilanjutkan dengan pembuatan peta tutupan lahan. Adapun prinsip yang digunakan dalam interpretasi foto terdiri dari 7 (tujuh) kunci interpretasi yang meliputi : bentuk, ukuran, pola, rona, bayangan, tekstur, dan lokasi. Dengan beracuan pada 7 (tujuh) kunci tersebut maka kita dapat mengidentifikasi dengan jelas objek yang sebenarnya. Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara dengan maksud untuk mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip interpretasi. Interpretasi foto merupakan salah satu dari macam pekerjaan fotogrametri yang ada sekarang ini. Interpretasi foto termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan pengenalan dan identifikasi suatu objek. Dengan kata lain interpretasi foto merupakan kegiatan yang mempelajari bayangan foto secara sistematis untuk tujuan identifikasi atau penafsiran objek. Interpretasi foto biasanya meliputi penentuan lokasi relatif dan luas bentangan. Interpretasi akan dilakukan berdasarkan kajian dari objek-objek yang tampak pada foto udara. Keberhasilan dalam interpretasi foto udara akan bervariasi sesuai dengan latihan dan pengalaman penafsir, kondisi objek yang diinterpretasi, dan kualitas foto yang digunakan. Penafsiran foto udara banyak digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dalam memperoleh informasi yang digunakan. Aplikasi fotogrametri sangat bermanfaat diberbagai bidang Untuk memperoleh jenis-jenis informasi spasial diatas dilakukan dengan teknik interpretasi foto/citra,sedang referensi geografinya diperoleh dengan cara fotogrametri. Interpretasi foto/citra dapat dilakukan dengan cara konvensional atau dengan bantuan komputer.Salah satu alat yang dapat digunakan dalam interpretasi konvensional adalah stereoskop dan alat pengamatan paralaks yakni paralaks bar. Didalam menginterpretasikan suatu foto udara diperlukan pertimbangan pada karakteristik dasar citra foto udara.Dan dapat dilakukan dengan dua cara yakni cara visual atau manual dan pendekatan digital.Keduanya mempunyai prinsip yang hampir sama. Pada cara digital hal yang diupayakan antara lain agar interpretasi lebih pasti dengan memperlakukan data secara kuantitatif. Pendekatan secara digital mendasarkan pada nilai spektral perpixel dimana tingkat abstraksinya lebih rendah dibandingkan dengan cara manual. Dalam melakukan interpretasi suatu objek atau fenomena digunakan sejumlah kunci dasar interpretasi atau elemen dasar interpretasi. Dengan karakteristik dasar citra foto dapat membantu serta membedakan penafsiran objek objek yang tampak pada foto udara. Berikut tujuh karakteristik dasar citra foto yaitu :

Bentuk Bentuk berkaitan dengan bentuk umum, konfigurasi atau kerangka suatu objek individual. Bentuk agaknya merupakan faktor tunggal yang paling penting dalam pengenalan objek pada citrta foto. Ukuran Ukuran objek pada foto akan bervariasi sesuai denagn skala foto. Objek dapat disalahtafsirkan apabila ukurannya tidak dinilai dengan cermat. Pola Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau keterkaitan merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah maupun buatan manusia, dan membentuk pola objek yang dapat membantu penafsir foto dalam mengenalinya. Rona Rona mencerminkan warna atau tingkat kegelapan gambar pada foto.ini berkaitan dengan pantulan sinar oleh objek. Bayangan Bayangan penting bagi penafsir foto karena bentuk atau kerangka bayangan menghasilkan suatu profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi, tetapi objek dalam bayangan memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali pada foto, yang bersifat menyulitkan dalam interpretasi. Tekstur Tekstur ialah frekuensi perubahan rona dalam citra foto. Tekstur dihasilkan oleh susunan satuan kenampakan yang mungkin terlalu kecil untuk dikenali secara individual dengan jelas pada foto. Tekstur merupakan hasil bentuk, ukuran, pola, bayangan dan rona individual. Apabila skala foto diperkecil maka tekstur suatu objek menjadi semakin halus dan bahkan tidak tampak. Lokasi Lokasi objek dalam hubungannya dengan kenampakan lain sangat bermanfaat dalam identifikasi.
About these ads

Pengertian Foto Udara dan Fotogrametri Foto udara atau peta foto adalah Peta foto didapat dari survei udara yaitu melakukan pemotretan lewat udara pada daerah tertentu dengan aturan fotogrametris tertentu. Sebagai gambaran pada foto dikenal ada 3 (tiga) jenis yaitu foto tegak, foto miring dan foto miring sekali. Yang dimaksud dengan foto tegak adalah foto yang pada saat pengambilan objeknya sumbu kamera udara sejajar dengan arah gravitasi( tolerensi <3o), sedangkan yang disebut dengan foto miring sekali apabila pada foto tersebut horison terlihat. Untuk foto miring, batasannya adalah antara kedua jenis foto tersebut. Secara umum foto yang digunakan untuk peta adalah foto tegak (Wolf, 1974). Fotogrametri adalah suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh data dan informasi tentang suatu obyek serta keadaan di sekitarnya melalui suatu proses pencatatan, pengukuran dan interpretasi bayangan fotografis (hasil pemotretan). Bedasarkan definisi tersebut, maka pekerjaan fotogrametri dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a) Metric fotogrametri

suatu pengukuran yang sangat teliti dengan hitungan-hitungannya untuk menentukan ukuran dan bentuk suatu objek. b) Intrepretasi fotogrametri

kegiatan-kegiatan pengenalan dan identifikasi suatu objek. Geometri Foto Udara Geometri foto udara pada dasarnya tidak akan selalu berada pada kondisi yang ideal (tegak sempurna), hal tersebut dapat diakibatkan beberapa faktor: Pergerakan wahana, adanya variasi tinggi terbang dan pergerakan rotasi dari pesawat menyebabkan variasi bentuk objek. Pergeseran relief, variasi tinggi permukaan tanah menyebabkan bentuk radial dari objekobjek yang tinggi ekstrim seperti gedung tinggi, tiang listrik, dsb. Foto udara miring, sumbu optik kamera membentuk sudut terhadap arah gaya berat (tidak boleh lebih dari 3o). Overlap dan Sidelap, besaran overlap dan sidelap (60% untuk overlap dan 30% untuk sidelap) menyebabkan paralaks pada foto. Crab & Drift, pengaruh angin yang mendorong badan pesawat menyebabkan penyimpangan pemotretan dari rencana jalur terbang membuat variasi posisi dan bisa menimbulkan gap. Geometri foto udara pada dasarnya tidak akan selalu berada pada kondisi yang ideal (tegak sempurna), hal tersebut dapat diakibatkan beberapa faktor: a) Pergerakan wahana, adanya variasi tinggi terbang dan pergerakan rotasi dari pesawat menyebabkan variasi bentuk objek;

b) Pergeseran relief, variasi tinggi permukaan tanah menyebabkan bentuk radial dari objek-objek yang tinggi ekstrim seperti gedung tinggi, tiang listrik, dsb; c) Foto udara miring, sumbu optik kamera membentuk sudut terhadap arah gaya berat (tidak boleh lebih dari 3o); d) Overlap dan Sidelap, besaran overlap dan sidelap (60% untuk overlap dan 30% untuk sidelap) menyebabkan paralaks pada foto; e) Crab & Drift, pengaruh angin yang mendorong badan pesawat menyebabkan penyimpangan pemotretan dari rencana jalur terbang membuat variasi posisi dan bisa menimbulkan gap; Informasi Tepi Informasi tepi adalah sesuatu yang memiliki makna atau manfaat yang berada pada tepi foto udara. Adapun informasi pada photo udara yang perlu diidentifikasi sebagai informasi atau data awal dalam pelaksanaan pekerjaan photogrametri, dan yang termasuk didalamnya adalah : a) Fiducial mark : merupakan 4 tanda titik bidang focus kamera udara yang kegunaannya untuk menentukan titik utama photo udara.yang merupakan titik pusat exposure dan proyeksi. b) Titik utama (principal point) merupakan titik pusat exposure dan proyeksi, dan merupakan titik perpotongan antara 4 titik fiducial mark. c) Nivo merupakan alat pendatar kamera udara yang terbuat dari cairan yang peka terhadap getaran dan kemiringan. d) Jam merupakan alat penentu waktu saat pemotretan. e) Fokus merupakan panjang lensa saat pemotretan objek, bisa diamati pada informasi tepi photo udara. f) Tinggi terbang merupakan ketinggian penerbangan saat pemotretan dilakukan alat pencatatnya dinamakan altimeter yang dapat dibaca pada informasi tepi photo udara. g) Arah utara merupakan arah utara yang ditunjukkan pada photo udara yang penentuannya mengacu pada waktu pemotretan dan arah bayangan photo.

h) Skala merupakan besaran pembanding antara jarak pada photo dan di lapangan yang penentuannya dengan cara nilai fokus kamera saat pemotretan (f) dibagi dengan tinggi terbang (H) (Skala = f / H). Skala Foto Udara Pengertian skala foto udara adalah perbandingan jarak pada foto udara dengan jarak di permukaan bumi Penentuan skala: S = f/H Keterangan : S : skala h : tinggi Identifikasi Foto Udara Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara dengan maksud untuk mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip interpretasi. Interpretasi foto merupakan salah satu dari macam pekerjaan fotogrametri yang ada sekarang ini. Interpretasi foto termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan pengenalan dan identifikasi suatu objek. Dengan kata lain interpretasi foto merupakan kegiatan yang mempelajari bayangan foto secara sistematis untuk tujuan identifikasi atau penafsiran objek. Interpretasi foto biasanya meliputi penentuan lokasi relatif dan luas bentangan. Interpretasi akan dilakukan berdasarkan kajian dari objek-objek yang tampak pada foto udara. Keberhasilan dalam interpretasi foto udara akan bervariasi sesuai dengan latihan dan pengalaman penafsir, kondisi objek yang diinterpretasi, dan kualitas foto yang digunakan. Penafsiran foto udara banyak digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dalam memperoleh informasi yang digunakan. Aplikasi fotogrametri sangat bermanfaat diberbagai bidang Untuk memperoleh jenis-jenis informasi spasial diatas dilakukan dengan teknik interpretasi foto/citra,sedang referensi geografinya diperoleh dengan cara fotogrametri. Interpretasi foto/citra dapat dilakukan dengan cara konvensional atau dengan bantuan komputer.Salah satu alat yang dapat digunakan dalam interpretasi konvensional adalah stereoskop dan alat pengamatan paralaks yakni paralaks bar. Didalam menginterpretasikan suatu foto udara diperlukan pertimbangan pada karakteristik dasar citra foto udara.Dan dapat dilakukan dengan dua cara yakni cara visual atau manual dan pendekatan digital.Keduanya mempunyai prinsip yang hampir sama. Pada cara digital hal f : panjang fokus lensa

yang diupayakan antara lain agar interpretasi lebih pasti dengan memperlakukan data secara kuantitatif. Pendekatan secara digital mendasarkan pada nilai spektral perpixel dimana tingkat abstraksinya lebih rendah dibandingkan dengan cara manual. Dalam melakukan interpretasi suatu objek atau fenomena digunakan sejumlah kunci dasar interpretasi atau elemen dasar interpretasi. Dengan karakteristik dasar citra foto dapat membantu serta membedakan penafsiran objek objek yang tampak pada foto udara.

Contoh Foto Udara Berikut tujuh karakteristik dasar citra foto yaitu : Bentuk Bentuk berkaitan dengan bentuk umum, konfigurasi atau kerangka suatu objek individual. Bentuk agaknya merupakan faktor tunggal yang paling penting dalam pengenalan objek pada citrta foto.

Ukuran Ukuran objek pada foto akan bervariasi sesuai denagn skala foto. Objek dapat disalahtafsirkan apabila ukurannya tidak dinilai dengan cermat. Pola Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau keterkaitan merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah maupun buatan manusia, dan membentuk pola objek yang dapat membantu penafsir foto dalam mengenalinya. Rona Rona mencerminkan warna atau tingkat kegelapan gambar pada foto.ini berkaitan dengan pantulan sinar oleh objek. Bayangan Bayangan penting bagi penafsir foto karena bentuk atau kerangka bayangan menghasilkan suatu profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi, tetapi objek dalam bayangan memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali pada foto, yang bersifat menyulitkan dalam interpretasi. Tekstur Tekstur ialah frekuensi perubahan rona dalam citra foto. Tekstur dihasilkan oleh susunan satuan kenampakan yang mungkin terlalu kecil untuk dikenali secara individual dengan jelas pada foto. Tekstur merupakan hasil bentuk, ukuran, pola, bayangan dan rona individual. Apabila skala foto diperkecil maka tekstur suatu objek menjadi semakin halus dan bahkan tidak tampak. Lokasi Lokasi objek dalam hubungannya dengan kenampakan lain sangat bermanfaat dalam identifikasi.

You might also like