You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM GETARAN MEKANIS

Whirling Shaft & Getaran Bebas dengan Peredaman Coulomb

Aldi Suyana

1006771554

ASISTEN

: 1. Ekania Widyasari 2. Muhammad Andira Mulia

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2012

BAB I TUJUAN 1.1 Whirling Shaft Mengamati fenomena whirling pada poros yang berputar yang kecil panjang. Mengetahui nilai putaran kritis dari poros yang berputar. Membandingkan putaran kritis yang didapat secara praktek dengan putaran kritis yang didapat secara teori. 1.2 Getaran Bebas dengan Peredaman Coulomb Mengukur massa dari suatu objek melalui periode naturalnya Membandingkan massa objek yang didapat melalui periode natural dengan massa yang dengan menggunakan timbangan.

Laporan Praktikum Getaran Mekanis

Aldi Suyana 1006771554

BAB II DASAR TEORI 2.1. Whirling Shaft Ketika suatu poros berputar, maka akan terjadi fenomena whirling , yaitu fenomena dimana poros berputar akan mengalami defleksi yang diakibatkan oleh gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh eksentrisitas massa poros. Fenomena ini terlihat sebagai poros yang berputar pada sumbunya dan pada saat yang sama poros yang berdefleksi juga berputar relatif mengelilingi sumbu poros. Fenomena whirling terjadi pada setiap sistem poros, baik yang seimbang maupun tidak. Pada sistem yang seimbang, fenomena ini dapat disebabkan oleh defleksi statis atau gaya magnetik yang tidak merata pada mesin mesin elektrik. Defleksi awal ini membuat poros berputar dalam keadaan bengkok . Gaya sentrifugal yang terjadi akan terus membuat defleksi terjadi sampai keadaan seimbang yang berkaitan dengan kekakuan poros tercapai. Poros yang berputar melewati putaran kritisnya lalu akan mencapai keadaan setimbang. Gambar alat :

Laporan Praktikum Getaran Mekanis

Aldi Suyana 1006771554

Skema whirling shaft :

Whirling Shaft System

Dimana : M = massa beban (kg) h = defleksi awal (m) y = defleksi sentrifugal (m) (h+y) = defleksi total (m) Maka, gaya sentrifugal radialnya adalah :

yang sama dengan gaya elastis pada poros, maka :

Dimana : k = elastisitas poros (N/m) Sehingga didapat perbandingan :

Jika

adalah frekuensi alami getaran poros, maka :

Laporan Praktikum Getaran Mekanis

Aldi Suyana 1006771554

Dimana :

defleksi statis dari poros yang mengalami pembebanan W = Mg pada titik tengahnya (m) kecapatan kritis angular dari sistem

Lalu didapat :

( Jika besar. Maka : , maka

, ini merupakan kondisi untuk terjadinya whirling yang

Kondisi pada percobaan : 1) Piringan berada ditengah poros :

Dimana : E = Modulus Young untuk logam poros (Pa) I = Momen Inersia Area Poros (m4) = Sehingga didapat persamaan untuk putaran kritis : Catatan : Nc dalam rps (rotation per second) 2) Piringan tidak berada ditengah poros : Catatan : Nc dalam rps (rotation per second)

Laporan Praktikum Getaran Mekanis

Aldi Suyana 1006771554

2.2 Getaran Bebas dengan Peredaman Coulomb

Sistem Massa-2 Pegas dengan Peredaman Coulomb Gambar alat :

Bila objek bergerak ke kanan dan dilepas, maka gaya yang bekerja pada sistem adalah gaya pegas dan gaya gesekan

Dalam persamaan gerak :

Laporan Praktikum Getaran Mekanis

Aldi Suyana 1006771554

Dengan penyelesaian :

Jika t = 0, maka : , maka :

, maka : tidak selalu 0, maka B = 0

Karena

Maka penyelesaiannya berbentuk : ( )

Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa peredaman dalam sistem terjadi karena amplitudo gerakan berkurang secara kontinu. Setiap setengah siklus, amplitudo getaran berkurang sebesar ( ).

Mencari frekuensi natural : Dari persamaan gerak : Dengan : ( )

Laporan Praktikum Getaran Mekanis

Aldi Suyana 1006771554

Maka : Sehingga :

Dalam frekuensi :

Dalam perioda :

Dalam percobaan, akan dilakukan perbandingan antara massa objek yang diukur dengan timbangan dengan massa objek yang didapat dengan menggunakan rumus :

Setelah itu, persentase kesalahan akan dihitung dengan menggunakan rumus : | |

Laporan Praktikum Getaran Mekanis

Aldi Suyana 1006771554

BAB III METODOLOGI 3.1 Whirling Shaft a) Mencatat diameter dan panjang silinder pejal. b). Menentukan panjang poros. c) Menyalakan regulator dan mengatur kecepapatannya sehingga diperoleh resonansi terbesar. d) mengamati kecepatan kritis ketika gejala whirling terjadi. e) Mencatat pengukuran putaran kritis (Nc) dan panjang poros (L). f) Mengulangi percobaan untuk panjang poros yang berbeda. g) Menghitung putaran kritis secara teori berdasarkan dimensi poros dan data data beban pada poros. h.) Membandingkan nilai putaran kritis teori dengan praktek.

3.2 Getaran Bebas dengan Peredaman Coulomb a) Melakukan pemeriksaan awal alat yaitu ke-4 pegas terpasang dengan baik pada posisinya serta pegas terkait pada baut dan kaitan pegas tidak pada posisi mudah lepas dari baut maupun terlalu kebawah sehingga pegasnya bersentuhan dengan bantalan. b) Memerikasa letak dudukan c) Mengecek dudukan obyek beban yaitu orang di kursi sesuai dengan rancangan bentuk kursi agar objek yang diteliti tidak bergerak (tidak terjadi perubahan titik pusat massa obyek) yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran. d) Memegangi alat percobaan dengan kuat agar tidak bergerak ketika percobaan dilakukan e) Menarik kebelakang obyek pada dudukannya sejauh defleksi awal X0 sesuai pengarahan dari assisten praktikum. Tarik bagian bawah dari dudukannya karena bila yang ditarik bagian atas dudukan / sandaran maka dudukan dapat terlepas dari penumpunya, yaitu bantalan bantalan yang telah dipasang. f) Melepas obyek beserta dudukan, mengamati gerak osilasi dan menghitung jumlah osilasi sampai osilasi berhenti. Men-start stopwatch saat obyek dilepas dan stopwatch dihentikan
Laporan Praktikum Getaran Mekanis Aldi Suyana 1006771554

saat gerak osilasi berhenti. Menghitung jumlah gerak osilasi dan mengukur lama waktunya sehingga didapat periode satu gerak osilasi / getaran. g) Mengulangi langkah f dan g untuk nilai X0 yang berbeda sampai 3 kali pengulangan. h) Menghitung frekuensi getaran pribadi dari sistem untuk masing masng pengulangan dengan menggunakan data data yang sudah ada. i) Menghitung massa obyek percobaan kemudian dibandingkan dengan massa obyek dengan ditimbang. j) Menghitung persentase error dari pembandingan massa obyek.

Laporan Praktikum Getaran Mekanis

Aldi Suyana 1006771554

BAB IV DATA & ANALISIS 4.1 Whirling Shaft 4.1.1. Perolehan Data
Nc Eks A (m) 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 B (m) 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55 (rpm) 980.00 900.00 800.00 780.00 700.00

Silinder pejal D = 0.075 m T = 0.015 m Material Alumunium E = 69 GPa = 2700 kg/m3 m massa beban = x 0.015 x 2700 = 0.179 kg

I=

= 1,55 x 10-6

m4

4.1.2. Pengolahan Data


NcT a (m) 0.255 69,000 0.255 69,000 0.255 69,000 0.255 69,000 0.255 0.55 0.179 0.805 0.50 0.179 0.755 0.45 0.179 0.705 0.40 0.179 0.655 E (KPa) 69,000 0.35 0.179 0.605 b (m) M (kg) L (m) I (m4) 1,55 x 10-6 1,55 x 10-6 1,55 x 10-6 1,55 x 10-6 1,55 x 10-6 (rpm) 3527.72 3211.77 2961.87 2758.59 2589.52 Nc eks (rpm) 980.00 900.00 800.00 780.00 700.00

Laporan Praktikum Getaran Mekanis

Aldi Suyana 1006771554

N0. Nc eks (rpm) 1 2 3 4 5 980 900 800 780 700

Nc teo (rpm) 3527.71648 3211.771867 2961.870565 2758.592191 2589.520072

%E (%) 72.21998974 71.97808446 72.99004185 71.72470789 72.96796392

4.1.4. Grafik Kesalahan Relatif b


73.2 73 72.8 72.6 72.4 72.2 72 71.8 71.6 71.4 71.2 71 0.35 0.4 0.45 b (Jarak Poros 2) 0.5 0.55

Putaran kritis b
4000 3500 3000 Putaran Kritis 2500 2000 1500 1000 500 0 0.35 0.4 0.45 b (Jarak Poros 2) 0.5 0.55

Laporan Praktikum Getaran Mekanis

%E (% Error)

Aldi Suyana 1006771554

4.1.4. Analisis Pada percobaan dilakukan dengan memutar suatu sistem mekanik yang terdiri dari poros, tumpuan, serta beban (piringan diantara tumpuan) dengan menggunakan motor listrik DC. Kecepatan putaran diatur hingga poros berputar dengan amplitudo besar. Hal ini dilakukan untuk menemukan kecepatan kritis dari sistem mekanik ini. Kemudian letak tumpuan dan beban diubah ubah untuk mendapatkan putaran kritis dengan letak tumpuan yang berbeda beda. Dari hasil pengolahan data, dapat terlihat bahwa putaran kritis yang didapat dari praktek dengan yang didapat secara teori berbeda. Perbedaan yang signifikan ini terjadi karena error pada alat percobaan, yaitu tidak adanya bearing pada salah satu titik tumpu shaft. Menurut saya, tidak adanya bearing pada salah satu titik tumpu shaft menjadi faktor besar yang mempengaruhi besarnya perbedaan antara hasil eksperimen dengan hasil hitungan. Perbedaan itu juga bisa jadi karena kesalahan pengamat saat praktikum berlangsung. Selain itu, jarak tumpu yang kami geser pun sepertinya tidak presisi karena kami harus menghitung jarak dari beban ke titik tumpu dengan mengambil titik tengah dari ketebalan beban dan titik tumpu tersebut. Tidak adanya tanda pada titik tengah beban maupun titik tumpu membuat kesulitan bagi kami untuk melakukan pengambilan data secara presisi. Dari dari data yang diperoleh baik dari praktek maupun teori, dapat terlihat bahwa semakin panjang poros, maka kecepatan putaran kritis semakin kecil. Hal ini sebab nilai elastisitas poros turun ketika panjang poros bertambah.

Laporan Praktikum Getaran Mekanis

Aldi Suyana 1006771554

4.2 Getaran Bebas dengan Peredaman Coulomb


4.2.1. Perolehan Data

No 1

X (cm) 7

10

11

n 7.25 7.75 8 8.25 8.25 8.75 8.75 8.25 8.25 9.25 9 9.25 9.75 9.25 10

t (s) 10 11.43 12.4 12.6 12.75 12.8 12.91 12.55 12.63 13.69 13.32 13.2 13.92 13.59 14.54

m = 55 kg K = 4 x 1000 = 4000 N/m 4.2.2. Pengolahan Data

No. Xo (m) n 1 0.07 2 0.08 3 0.09 4 0.1 5 0.11

7.67 8.42 8.42 9.17 9.67

t (s) T (s) f (Hz) k (N/m) m (kg) 11.28 1.470 0.68 4000 219.4265 12.72 1.510 0.662 4000 231.5299 12.70 1.508 0.663 4000 230.8022 13.41 1.462 0.684 4000 216.842 14.20 1.45 0.690 4000 213.2439 %E (%) 298.9572 320.9634 319.6403 294.2582 287.7163

No. Xo (m) m exp m teo 1 0.07 219.4265 55 2 0.08 231.5299 55 3 0.09 230.8022 55 4 0.1 216.842 55 5 0.11 213.2439 55

Laporan Praktikum Getaran Mekanis

Aldi Suyana 1006771554

4.2.3. Grafik Keslahan Relatif X


330 320 %E (% Error, %) 310 300 290 280 270 0.07 0.08 0.09 Xo (Posisi Awal, m) 0.1 0.11

Periode - X
1.52 1.51 1.5 1.49 1.48 1.47 1.46 1.45 1.44 1.43 1.42 1.41 0.07 0.08 0.09 Xo (Posisi Awal, m) 0.1 0.11

4.2.4. Analisis Data Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan suatu alat pengukur massa menggunakan getaran yang sistemnya terdiri dari sebuah dudukan obyek dan 4 buah pegas yang tersusun secara paralel terhadap dudukan obyek (dua pegas didepan dudukan obyek dan 2 lagi dibelakang). Percobaan dimulai dengan menaikkan obyek ke atas dudukan. Kemudian menarik dudukan ke arah belakang dudukan sejauh jarak yang telah ditentukan untuk memberikan amplitudo awal. Lalu melepaskan dudukan bersamaan dengan menLaporan Praktikum Getaran Mekanis Aldi Suyana 1006771554

T (Periode, s)

start stopwatch untuk mengukur waktu dan jumlah getaran total sampai getaran berhenti total. Pada percobaan didapat perbedaan data antara teoritis dengan prakteknya. Perbedaan ini dapat dilihat pada hasil sampling data di atas. Percobaan yang kami lakukan dengan menggunakan jarak X0 yang berbeda-beda, mulai dari 11 cm sampai 4 cm, masingmasingnya dilakukan 3 kali. Setelah dilakukan pengolahan data, ternyata terdapat perbedaan antara hasil eksperimen dengan hasil kajian teoritis yang dilakukan pada massa beban 55 kg. Hal ini mungkin saja terjadi terjadi menurut saya, karena pada prakteknya, alat percobaan kursi pegas yang digunakan tidak terpasang secara permanen, sehingga memungkinkan pergeseran alat pada saat percobaan dilakukan. Selain itu, pengukuran panjang menggunakan penggaris dinilai tidak presisi dan juga adanya kesalahan pengamat saat mengamati. Pada hasil pengolahan data percobaan didapati persentarse error yang lumayan besar, yaitu mulai dari 287.7163 % sampai 320.9634 %.

Laporan Praktikum Getaran Mekanis

Aldi Suyana 1006771554

BAB V KESIMPULAN

5.1 Whirling Shaft


Semakin panjang poros maka, kecepatan putaran kritis semakin kecil. Putaran kritis yang didapat dari teori dan praktek berbeda jauh.

Penempatan titik beban pada shaft menentukan titik putaran kritis pada shaft tersebut. Berdasarkan kajian teoritis yang dilakukan, letak beban di tengah shaft lebih mempercepat titik putaran kritis pada shaft dibandingkan dengan letak beban yang tidak berada di tengah-tengah shaft.

5.2 Getaran Bebas dengan Peredaman Coulomb Dari hasil percobaan dan pengolahan data, didapat massa obyek yang berbeda dengan massa obyek yang diukur dengan timbangan dengan persentase error 287.7163 % sampai 320.9634 %.. Semakin kecil jarak X0, maka semakin besar frekuensi pribadi sistem getaran bebas tersebut. Semakin besar frekuensi pribadi sistem, maka semakin kecil osilasi dan waktu yang diperlukan oleh sistem sampai benar-benar berhenti.

Laporan Praktikum Getaran Mekanis

Aldi Suyana 1006771554

You might also like