You are on page 1of 15

FSAD

Faktor Individu dalam Organisasi


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Pengantar Manjemen Umum jurusan S1-Sistem Informasi Universitas Airlangga

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Disusun oleh : Agustinus Kurniawan NIM 08116032


PENGANTAR MANAJEMEN UMUM Dosen Pengajar : Nasyiatul Faridah (FSAD)

FSAD

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Faktor individu sangat berpengaruh dalam organisasi. Kunci utama dalam fungsi pengarahan dan implementasi adalah pemahaman atas karakteristik dan peran individu dalam organisasi. Keragaman karakteristik individu perlu dipahami manajer sebelum implementasi dan fungsi pengarahan dilakukan. Hal tersebut disebabkan karena keragaman individu dapat memberikan damak berlawanan satu sama lain. Dampak positif ketika keragaman tersebut menjadi potensi untuk saling melengkapi, atau sebaliknya, dampak negatif sebagai sumber konflik bagi organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana keragaman individu dalam organisasi dapat dijadikan sebagai potensi untuk saling melengkapi perbedaan yang ada?

PENGANTAR MANAJEMEN UMUM Dosen Pengajar : Nasyiatul Faridah (FSAD)

FSAD

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa / mahasiswi mampu memahami hal-hal sebagai berikut :

1. Mengetahui pentingnya mengenali karakteristik individu sebagai esensi dari faktor sumber daya manusia dalam organisasi 2. Mengetahui bahwa karakteristik individu sangat beragam dan dapat berdampak pada perilaku, kepribadian, sikap individu dalam organisasi 3. Mengetahui berbagai isu seputar karakteristik individu dalam organisasi, terutama mengenai stres dan kreatifitas.

PENGANTAR MANAJEMEN UMUM Dosen Pengajar : Nasyiatul Faridah (FSAD)

FSAD

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Definisi Organisasi

Secara sederhana, organisasi bisa diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan pola tertentu yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun non fisik. Sehingga bisa dimungkinkan terjadinya suatu konflik dalam sebuah organisasi yang dikarenakan oleh adanya ketidakselarasan tujuan, perbedaan interpretasi fakta, ketidaksepahaman yang disebabkan oleh ekspektasi perilaku dan sebagainya. Sebuah organisasi tidak akan bisa lepas dengan yang namanya struktur organisasi. Karena struktur organisasi adalah cara suatu aktivitas organisasi dibagi, di organisir, dan dikoordinasikan. Menurut ERNEST DALE, sebuah struktur organisasi harus memuat tentang 5 hal sebagai berikut:

Daftar pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi Membagi jumlah beban kerja dalam tugas-tugas atau biasa disebut pembagian kerja (devision of work)

Menggabungkan tugas-tugas dalam keadaan yang logis dan efisien atau departementalisasi (departmentalization)

Menetapkan mekanisme untuk koordinasi Memonitor efektivitas struktur organisasi dan melakukan penyesuaian apabila diperlukan Perilaku Organisasi Pada tingkat individu, jika pegawai merasa bahwa organisasi memenuhi kebutuhan dan

2.2s

karakteristik individualnya, ia akan cenderung berperilaku positif. Tetapi sebaliknya, jika pegawai tidak merasa diperlakukan dengan adil, maka mereka cenderung untuk tidak tertarik melakukan hal yang terbaik (Cowling dan James, 1996) Untuk itu, ketika seseorang mempunyai ketertarikan yang tinggi dengan pekerjaan, seseorang akan menunjukkan perilaku terbaiknya dalam bekerja (Duran-Arenas et.al, 1998). Selanjutnya menurut Cowling dan James, tidak semua individu tertarik dengan pekerjaannya.

PENGANTAR MANAJEMEN UMUM Dosen Pengajar : Nasyiatul Faridah (FSAD)

FSAD

Akibatnya beberapa target pekerjaan tidak tercapai, tujuan-tujuan organisasi tertunda dan kepuasan dan produktivitas pegawai menurun. Di lain pihak, organisasi berharap dapat memenuhi standar-standar sekarang yang sudah ditetapkan serta dapat meningkat sepanjang waktu. Masalahnya adalah cara menyelaraskan sasaran-sasaran individu dan kelompok dengan sasaran organisasi; dan jika memungkinkan, sasaran organisasi menjadi sasaran individu dan kelompok. Untuk itu diperlukan pemahaman bagaimana orang-orang dalam organisasi itu bekerja serta kondisi-kondisi yang memungkinkan mereka dapat memberikan kontribusinya yang tinggi terhadap organisasi.

2.3

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Individu

Kinerja merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun kelompok (Ilyas, 1993). Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi (determinan) kinerja individu, perlu dilakukan pengkajian terhadap teori kinerja. Secara umum faktor fisik dan non fisik sangat mempengaruhi. Berbagai kondisi lingkungan fisik sangat mempengaruhi kondisi karyawan dalam bekerja. Selain itu, kondisi lingkungan fisik juga akan mempengaruhi berfungsinya faktor lingkungan non fisik. Pada kesempatan ini pembahasan kita fokuskan pada lingkungan non-fisik, yaitu kondisi-kondisi yang sebenarnya sangat melekat dengan sistem manajerial perusahaan. Menurut Prawirosentono (1999) kinerja seorang pegawai akan baik, jika pegawai mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan masa depan. Secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu, yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Menurut Gibson (1987), model teori kinerja individu pernah dibahas dalam artikel lain di site ini.

PENGANTAR MANAJEMEN UMUM Dosen Pengajar : Nasyiatul Faridah (FSAD)

FSAD

Kelompok variabel individu terdiri dari variabel kemampuan dan ketrampilan, latar belakang pribadi dan demografis. Menurut Gibson (1987), variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu. Sedangkan variabel demografis mempunyai pengaruh yang tidak langsung. Kelompok variabel psikologis terdiri dari variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini menurut Gibson (1987) banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis. Kelompok variabel organisasi menurut Gibson (1987) terdiri dari variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Menurut Kopelman (1986), variabel imbalan akan berpengaruh terhadap variabel motivasi, yang pada akhirnya secara langsung mempengaruhi kinerja individu. Penelitian Robinson dan Larsen (1990) terhadap para pegawai penyuluh kesehatan pedesaan di Columbia menunjukkan bahwa pemberian imbalan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja pegawai dibanding pada kelompok pegawai yang tidak diberi. Menurut Mitchell dalam Timpe (1999), motivasi bersifat individual, dalam arti bahwa setiap orang termotivasi oleh berbagai pengaruh hingga berbagai tingkat. Mengingat sifatnya ini, untuk peningkatan kinerja individu dalam organisasi, menuntut para manajer untuk mengambil pendekatan tidak langsung, menciptakan motivasi melalui suasana organisasi yang mendorong para pegawai untuk lebih propduktif. Suasana ini tercipta melalui pengelolaan faktor-faktor organisasi dalam bentuk pengaturan sistem imbalan, struktur, desain pekerjaan serta pemeliharaan komunikasi melalui praktek kepemimpinan yang mendorong rasa saling percaya.

PENGANTAR MANAJEMEN UMUM Dosen Pengajar : Nasyiatul Faridah (FSAD)

FSAD

BAB III PEMBAHASAN


I. KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN ORGANISASI

A. FAKTOR INDIVIDU DAN IMPLEMENTASI RENCANA ORGANISASI Dalam fungsi pengorganisasian yang dimulai dari desain organisasi hingga penempatan SDM untuk menjalankan rencana organisasi,langkah berikutnya tentu adalah bagaimana keseluruhan rencana yang telah diatur menurut struktur organisasi dapat

diimplementasikan. Apabila dalam manajemen SDM perusahaan berusaha mendapatkan tenaga kerja yang terbaik untuk dapat bekerja sesuai dengan jabatan-jabatan yang ada dalam organisasi, maka dengan demikian langkah implementasi sangat ditentukan oleh sampai sejauh mana SDM perusahaan yang telah dipilih dan ditempatkan tersebut menunjukan kinerja terbaik. Dengan demikian, maka faktor SDM kembali menjadi kunci penting dalam langkah implementasi. Implementasi dari rencana organisasi sangat bergantung kepada karakteristik individu yang terdapat dalam organisasi. Oleh karena itu perusahaan perlu memahami lebih jauh mengenai karakteristik individu tersebut, termasuk sikap dan perilaku dari setiap individu di perusahaan.

B. KONTRIBUSI DAN KOMPENSASI Ada dua konsep yang mendasari mengapa factor individu perlu untuk dipelajari dan dipahami dalam fungsi manajemen dan dalam fungsi pengimlementasi dan fungsi pengarahan. Dua konsep itu adalah kontribusi dan konpensasi. Kontribusi (contribution) adalah apa yang bisa diberikan oleh individu agi organisasi atau perusahaan. Kopensasi (inducement) adalah apa yang dapat diberikan organisasi kepadaindividu. Kedua konsep ini akan saling mempengaruhi dalam hal implementasi rencana organisasi. Tujuan organisasi tidak akan tercapai jika masing-masing individu tidak memberikan kinerja yang terbaik bagi perusahaan.

PENGANTAR MANAJEMEN UMUM Dosen Pengajar : Nasyiatul Faridah (FSAD)

FSAD

Bentuk-bentuk kontribusi yang dapat diberikan individu diantaranya adalah usaha, kemampuan, loyalitas, keahlian, waktu, dan kopetensi. Adapun bentuk kopensasi yang diberikan oleh organisasi adalah berupa upah, kepastian kerja benefit, peluang karier, status dan peluang promosi.

C. MEMAHAMI FAKTOR INDIVIDU DALAM ORGANISASI Selain kedua konsep diatas, terdapat tiga factor lain. Ketiga factor itu adalah yang terkait dengan kontrak psikologis, kesesuaian tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan, dan keragaman individu dalam organisasi. 1. Kontrak psikologis. Kontrak psikologis adalah suatu kesepakatan tak tertulis yang muncul ketika seorang bergabung dengan sebuah organisasi atau ketika tenaga kerja bergabung dengan perusahaan. Kesepakatan tidak tertulis tersebut adalah bahwa secara psikologis tenaga kerja tersebut akan memberikan hal yang terbaik yang dimilikinya untuk organisasi dimana dia bergabung. 2. Kesesuaian tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan. Kesesuaian tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan terkait dengan individu dari tenaga kerja. Dalam kenyataan perusahaan tidak pernah mendapatkan tenaga kerja yang benar-benar sesuai dengan kriterianya. Oleh karena itu, perusahaan mengadakan proses seleksi yang dilaksanakan begitu ketat, tetap saja mempunyai keterbatasan dalam mendapatkan orang yang benar-benar tepat, serta terjadinya perubahan di lingkungan organisasi. 3. Keragaman individu dalam organisasi. Keragaman individu dalam organisasi adalah manusia ditakdirkan tidak sama, baik dari sisi latar belakang biologisnya, latar belakang pendidikan, hingga berbagai factor yang mempengaruhi karakteristik setiap individu tenaga kerja. Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami keragaman ii secara lebih terbuka dan menerimanya sebagai dinamika yang terdapat dalam organisasi mana pun.

PENGANTAR MANAJEMEN UMUM Dosen Pengajar : Nasyiatul Faridah (FSAD)

FSAD

D. PERILAKU DAN KEPRIBADIAN INDIVIDU

Kepribadian pada dasarnya merupakan karakteristik psikologis dan perilaku dari individu yang sifatnya relative permanen yang membedakan satu individu dengan individu lainnya. Manager dituntut untuk memahami kepribadian dari setiap individu agar manager bisa mengetahui bagaimana cara terbaik untuk menghadapi mereka. Pemahaman ang harus diketahui manager adalah apa yang dinamakan sebagai model lima dimensi mengenai kepribadian sebagaimana yang dikemukakan oleh GRIFFIN (2000). Model ini menjelaskan bahwa pada dasarnya kepribadian dapat identifikasi dari lima jenis prilaku yang terdapat pada setiap individu. Kelima jenis prilaku tersebut adalah tingkat persetujuan, tingkat kesadaran dan keseriusan, tingkat emosi yang negative, tingkat keleluasan dalam berinteraksi, dan tingkat keterbukaan. 1. Agreeableness (Tingkat Persetujuan ) Tingkat persetujuan mununjukan tingkat kemampuan individu dalam

berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. 2. Conscienctiousness (Keseriusan & Kesadaran) Tingkat keseriusan dan kesadaran menunjukan tingkat keseriusan individu terhadap rencana pencapaian tujuan dari organisasi. 3. Negative Emotionally (Tingkat Emosi yg Negatif) Tingkan emosi yang negative menunjukan kepada ketidak stabilan emosi yang dimiliki oloeh individu. 4. Extraversion (Tingkat Keleluasaan dan Kenyamanan) Tingkat keleluasaan dan kenyamanan menunjukan kepada kemampuan individu untuk merasa nyaman dan leluasa bagi orang lain untuk berinteraksi dengannya. 5. Openness (Tingkat Keterbukaan) Tingkat keterbukaan menunjukan kepada perilaku individu untuk bersikap terbuka terhadap orang lain.

E. PERILAKU INDIVIDU LAINNYA YANG MEMENGARUHI ORGANISASI

PENGANTAR MANAJEMEN UMUM Dosen Pengajar : Nasyiatul Faridah (FSAD)

FSAD

Perilaku individu lainnya yang mempengaruhi organisasi adalah yang dikenal sebagai locus of control, self eficacy, authoritarianism, Machiavellianism, self esteem, dan risk propensity. 1. Locus of control Locus of control menunjukan kepada sebuah keyakinan yang dimiliki individu mengenai hasil yang mereka peroleh merupakan akibat dari apa yang mereka lakukan. 2. Self efficacy Self efficacy menunjukan kepada kepercayaan diri dari individu untuk dapat melakukan sesuatu. 3. Authoritarianism Authoritarianism menunjukan kepada keyakinan individu akan peran tingkatan hierarki dalam sebuah organissasi dan kaitannya dengan kekuasaan dalam organisasi. 4. Machiavellism Machiavellism menunjukan kepada perilaku untuk merekayasa perilaku orang lain selama rekayasa perilaku tersebut akan membantu kita dalam mencapai tujuan. 5. Self esteem Self esteem menunjukan kepada sebuah keyakinan dari seseorang atau individu bahwa dirinya layak untuk mendapatkan penghargaan. 6. Risk propensity Risk propensity menunjukan kepada kecenderungan individu dalam hal risiko dan menjawab tantangan.

F. PERILAKU INDIVIDU DAN SIKAP DALAM BERORGANISASI Sikap atau attitude pada dasarnya merupakan prinsip yang diambil oleh individu berdasarkan kepribadian, keyakinan, dan perasaan yang menyangkut suatu gagasan, situasi, atau lingkungan yang dihadapinya. GRIFFIN (2000) menjelaskan bahwa sikap memiliki tiga komponen utama, yaitu komponen afektif, kognitif, dan intense. Komponen afektif

PENGANTAR MANAJEMEN UMUM Dosen Pengajar : Nasyiatul Faridah (FSAD)

FSAD

menyangkut perasaan yang dirasakan seseorang mengenai gagasan, situasi atau lingkungan yang dihadapinya. Komponen kognitif menyangkut pengetahuan seseorang mengenai sesuatu yang terkait dengan gagasan, situasi maupun lingkungan yang dihadapinya. Komponen intense yaitu menyangkut harapan dari seseorang sebagai akibat dari gagasan, situasi maupun lingkungan yang dihadapinya.

G. PERILAKU INDIVIDU DAN PERSEPSI DALAM BERORGANISASI Presepsi pada dasarnya merupakan cara pandang individu yang dihasilkan dari rangkaian proses yang dilakukuan dan dialami oleh individu tersebut sehingga individu tersebut semakin menyadari dan mengetahui akan apa yang terjadi mengenai suatu gagasan, situasi maupun lingkungan yang dihadapi. 1. Presepsi selekti fyaitu proses penyeleksian iformasi mengenai sesuatu dimana sesuatu tersebut mengalami berbagai kontradiksi dan ketidak sesuaian dari persepsi awal yang kita yakini. 2. Stereotip yaitu proses pelabelan terhadap seseorang berdasarkan suatu kejadian tertentu yang dialami atau dilakukan oleh seseorang tersebut.

II.

BEBERAPA ISU SEPUTAR PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI

A. PERILAKU INDIVIDU DAN STRES Stress pada dasarnya merupakan respon individu terhadap tekanan yang tinggi dalam pekerjaan. Stress terjadi seiring dengan pengalaman yang dilalui oleh individu yang dinamakan sebagai General Adaption Syndrome. 1. Tahap 1 (alarm) yaitu tahap dimana individu mulai mengalami sesuatu yang menyebabkan dirinya memberikan respon yang tidak biasanya bisa berupa tekanan, knflik fisik atau perintah diluar kebiasaan. 2. Tahap 2 (resistance)

PENGANTAR MANAJEMEN UMUM Dosen Pengajar : Nasyiatul Faridah (FSAD)

FSAD

yaitu tahap dimana individu melakukan penyesuaian diri berupa reaksi atas respon yang dia lakukan pada tahap alarm bisa berupa tindakan untuk memberikan respond an reaksi. 3. Tahap 3 (exhaustion) yaitu tahap dimana individu mengalami indikasi lain selain akibat dari penyesuaian yang dilakukan pada tahap sebelumnya. Faktor-faktor Penyebab Stres Tuntutan pekerjaan (task demands) Tuntutan fisik (physical demands) Tuntutan peran atau fungsi (role demands) Tuntutan interpersonal (interpersonal demands) Cara Pengendalian Stres olahraga yang teratur relaksasi manajemen waktu merubah suasana atau lingkungan pekerjaan support group

B. KREATIVITAS INDIVIDU DALAM ORGANISASI Kreativitas adalah kemampuan individu dalam memunculkan suatu gagasan baru mengenai suatu, terutama dari apa yang sudah diketahui. Kreativitas sangat diperlukan dalam organisasi sebagai bagian dari kemampuan organisasi untuk terus beradaptasi dengan perubahan. Perubahan senantiasa memunculkan sesuatu yang baru. Oleh karena itu individu yang mampu untuk menghasilkan sesuatu yang baru memiliki kontribusi positif bagi organisasi. Factor-faktor yang menyebabkan individu menjadi kreatif adalah pengalaman individu dengan kreativitas, perlakuan terhadap individu, dan kemampuan kognitif dari individu. Ada empat tahapan kreativitas, yaitu tahap persiapan, tahap inkubasi,

PENGANTAR MANAJEMEN UMUM Dosen Pengajar : Nasyiatul Faridah (FSAD)

FSAD

tahap penemuan gagasan, tahap pengujian. Tahap persiapan dimana proses kreatif diawali, dapat berupa proses pendidikan atau pelatihan yang diberikan kepada individu. Tahap inkubasi dimana pada tahap ini individu dikondisikan pada kondisi yang memungkinkan dirinya untuk mendapatkan gagasan-gagasan baru mengenai sesuatu. Tahap penemuan gagasan dimana pada tahap ini individu berhasil menemukan gagasan yang mungkin akan memberikan manfaat perubahan bagi organisasi. Tahap pengujian dimana tahapan terakhir untuk merealisasikan gagasan mengenai sesuatu.

C. MENGELOLA INDIVIDU DALAM ORGANISASI Jika rencana sudah dibuat, sumber daya telah dialokasikan, dan struktur organisasi yang telah disusun, maka implementasi dari rencana adalah langkah selanjutnya dari kegiatan organisasi yang harus dilakukan. Fungsi manajemen yang membahas mengenai bagaimana rencana dapat diimplementasikan sehingga tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat dicapai sesuai dengan rencana melalui pembagian kerja sebagaimana disusun dalam struktur organisasi dikenal sebagai fungsi pengarahan. Pada tahap implementasi yang akan menentukan berjalan tidaknya rencana yang telah disusun adalah factor sumber daya manusia yang telah diberikan tugas untuk menjalankan rencana. Agar dapat menjalankan tugasnya ssuai dengan yang telah ditetapkan, fungsi yang perlu dipelajari adalah fungsi pengarahan, yaitu fungsi yang membahas bagaimana sumber daya manusia dapat diarahkan oleh manager secara konsisten.

PENGANTAR MANAJEMEN UMUM Dosen Pengajar : Nasyiatul Faridah (FSAD)

FSAD

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN Dari pembahasan diatas dapat disimpulan bahwa keberhasilan perusahaan dalam mengimplementasikan rencana perusahaan yang telah direncanakan ditentukan oleh SDM yang dimiliki oleh perusahaan itu, dan dalam membentuk SDM yang baik perusahaan itu harus memerhatikan betul tentang kesejahteraan SDM tersebut. B. SARAN Sebaiknya untuk perusahaan terutama perusahaan-perusahaan dengan jumlah karyawan yang banyak, untuk lebih memberikan kesejahteraan kepada karyawan mereka agar mereka dapat lebih efektif dan efisien lagi dalam melakukan pekerjaan mereka dan lebih loyal terhadap semua kebijakan dari perusahaan.

PENGANTAR MANAJEMEN UMUM Dosen Pengajar : Nasyiatul Faridah (FSAD)

FSAD

DAFTAR PUSTAKA

Pengantar Manajemen, Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Edisi Pertama, Kencana, 2004 http://cokroaminoto.wordpress.com/ http://eprints.undip.ac.id/

PENGANTAR MANAJEMEN UMUM Dosen Pengajar : Nasyiatul Faridah (FSAD)

You might also like