Professional Documents
Culture Documents
EQUILIBRIUM
Analisis Persepsi Pelanggan Telpon terhadap Mutu Pelayanan P.T. Telkom
Cabang Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat
Zalviwan
Ketua Penyunting:
Hartono Azas L.
Wakil Ketua:
M. Agusman
Penyunting Pelaksana:
Aisyah
Febriati
Ery Niswan
Usman Rumapea
Reni Dwi Widyastuti
Penyunting Ahli:
Ny. Hj. Irene A. Musli (Universias Tanjungpura)
JG Nirbito (Universitas Negeri Malang)
Anwar Sanusi (Universitas Merdeka Malang)
Yusuf Imam S (Universitas Islam Malang)
Mistra Bestari:
Supriyanto (Universitas Negeri Malang)
Bambang Suyono (Universtas Negeri Malang)
Penyunting Tamu:
Tuharjo (Universitas Negeri Malang)
Sunaryanto (Universitas Negeri Malang)
Sulastri (Universitas Negeri Padang)
Indra Safri (Universitas Riau)
Alamat penyunting dan tata usaha: Gedung D, Fakultas Ekonomi, Universitas Panca
Bhakti Pontianak, Jl. Kom Yos Sudarso, Pontianak 78113 telepon (0561) 772627, 776820.
Langganan 2 nomor setahun Rp. 50.000 (Lima Puluh Ribu Rupiah) Uang langganan dapat
dikirimkan dengan wesel poske alamat tata usaha
Jurnal Ekonomi Equilbrium diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Panca Bhakti
Pontianak. Dekan : Jaurino. Pembantu Dekan I : Adi Mursalin. Pembantu Dekan II:
M.Zalviwan. Pembantu Dekan III. Naiyun Untung Utama
JURNAL EKONOMI
EQUILIBRIUM
Volume IV, Nomor 1, April 2007
DAFTAR ISI
Zalviwan Analisis Persepsi Pelanggan Telpon terhadap
Mutu Pelayanan P.T. Telkom Cabang
Kabupaten Sanggau Kalimantan
Barat ....................…………………….. 1-14
Penyunting
ANALISIS PERSEPSI PELANGGAN TELPON TERHADAP MUTU
PELAYANAN PT. TELKOM CABANG KABUPATEN SANGGAU
KALIMANTAN BARAT
M. Zalviwan*)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan yang
terdiri dari variabel-variabel : reliability (keandalan), responsiveness
(cepat tanggap), assurance (jaminan), empathy (empati), dan tangible
(nyata) serta kepuasan pelanggan. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 50 responden pelanggan telepon rumah, teknik
pengambilan sampel ditentukan dengan Incidental Sampling. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis tingkat kesesuaian dan
penggujian dengan menggunakan sign test dengan taraf signifikansi α =
5%, yang menggunakan program spss for windows versi 15.0. Hasil
dari penelitian menunjukkan tingkat kesesuaian antara pelayanan yang
diberikan oleh PT. TELKOM Cabang Kabupaten Sanggau dengan
harapan pelanggan kesemua dimensi jasa serta indikator masing dimensi
tidak satupun sama dengan 100% atau lebih. Untuk uji kinerja
pelayanan jasa PT. TELKOM Cabang Kabupaten Sanggau terhadap
kepentingan pelanggan telepon kesemua dimensi ada perbedaan yang
signifikan antara tingkat kinerja pelayanan dengan tingkat kepentingan
pelanggan telepon, dimana pelanggan merasa tidak puas atas kinerja
pelayanan yang diberikan PT. TELKOM Cabang Kabupaten Sanggau.
*)
M. Zalviwan, SE, MM adalah dosen Fakultas Ekonomi Universitas Panca Bhakti Pontianak
1
2 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder untuk
pengumpulan data, adapun yang dimaksud dengan kedua data tersebut adalah :
a) Data Primer
Dalam hal ini penulis langsung mengambil data dengan cara penyebaran
pengisian kuisioner oleh para responden.
b) Data Sekunder
Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh
dari PT. TELKOM (Persero) Cabang Sanggau Kalimantan Barat, data yang
tersedia dari literature, internet yang berkaitan tentang jasa telekomunikasi,
service quality, dan kepuasan pelanggan.
Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2006 selama 6 bulan dari bulan dari
bulan Januari sampai dengan juni. Adapun lokasi penelitian adalah kabupaten
Sanggau Kalimantan Barat
Menurut Sugiyono (2000:57) ’’Populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik
suatu kesimpulan’’. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pelanggan
telepon rumah PT. TELKOM (Persero) Cabang Sanggau.
Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan sebagai sumber data
yang sesungguhnya dalam penelitian. (Sudjana, 1997:5). Adapun banyaknya
sampel yang diambil peneliti adalah berjumlah 50 orang responden pelanggan
telepon rumah PT. TELKOM (Persero) Cabang Sanggau. Pemilihan sampel
dengan cara sengaja dengan menggunakan insident sampling.
Tehnik analisis data merupakan salah satu alat untuk menganalisa data.
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Analisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja (Importance–performance
Analisis)
Untuk mengetahui sejauh mana tingkatan kepuasan pelanggan
terhadap PT. TELKOM (Persero) Cabang Sanggau, maka digunakan
Importance-Performance Analysis atau analisis tingkat kepentingan dan
kepuasan pelanggan. Dalam hal ini, digunakan skala 5 tingkat (Likert) untuk
kepentingan pelanggan yaitu: sangat penting, penting, cukup penting, tidak
penting dan sangat tidak penting. Sedangkan untuk tingkat kepuasan
pelanggan terdiri dari: sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik dan sangat
tidak baik. Dari kelima penilaian tersebut diberi bobot agar didapatkan nilai
dari perhitungan, yaitu:
Tingkat Kinerja Pelayanan Tingkat Kepentingan Pelanggan
- Sangat Baik : bobot 5 - Sangat Penting : bobot 5
- Baik : bobot 4 - Penting : bobot 4
- Cukup Baik : bobot 3 - Cukup Penting : bobot 3
- Kurang Baik : bobot 2 - Kurang Penting : bobot 2
- Tidak Baik : bobot 1 - Tidak Penting : bobot 1
4 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variable yang diwakili oleh huruf
X dan Y dimana variable X merupakan variable tingkat kinerja (kepuasan)
PT. TELKOM (Persero) Cabang Sanggau sedangkan variable Y merupakan
tingkat kepentingan Konsumen PT. TELKOM (Persero) Cabang Sanggau.
Adapun rumus yang dipergunakan menurut (Nasution : 42) adalah :
Tki = Xi x 100%
Dimana Yi
:
Tki : Tingkat kesesuaian responden.
Xi : Skor kinerja perusahaan
Yi : Skor nilai kepentingan para konsumen.
Adapun penilaiannya adalah sebagai berikut yaitu :
Metode R = 1 atau R = 100%
Dimana R adalah tingkat kinerja dan tingkat kepentingan
PT.TELKOM (Persero) Cabang Sanggau.
Jika Tki < 100 % : Maka konsumen belum mencapai tingkat kepuasan
seperti yang diharapkan.
Jika Tki ≥ 100 % : Maka konsumen sudah mencapai tingkat kepuasan seperti
yang diharapkan
2. Hipotesis dan Uji Beda Tanda (Sign Test)
Hipotesis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepentingan konsumen dengan kinerja
pelayanan dari tiap-tiap dimensi terhadap kepuasan pelanggan.
Ha : Terdapat perbedaan berarti (significance) tingkat kepentingan
konsumen dengan kinerja pelayanan yang diberikan oleh PT.
TELKOM (Persero) kepada konsumen dari tiap-tiap dimensi
terhadap kepuasan pelanggan.
Untuk mengujinya hipotesis tersebut di atas menggunakan uji statistik non
parametrik. Ini dikarenakan penelitian ini menggunakan data ordinal
sehingga lebih baik menggunakan alat-alat statistik non parametrik. Jenis Uji
yang dipergunakan penelitian ini adalah uji sign test, dimana score
pencapaian masing-masing responden tentang kinerja pelayanan dan
kepentingan dibandingkan untuk tiap-tiap dimensi mutu pelayanan. Adapun
rumus yang dipergunakan adalah :
( X ± 0,5 ) - μ
Z =
σ
Dimana X = jumlah beda yang bertanda positif
µ=n.p
σ=√n.p.q
Bila X < µ gunakan ( X – 0,5 )
Bila X > µ gunakan ( X + 0,5 )
M. Zalviwan, Analisis Persepsi Pelanggan ……… 5
Variabel Penelitian
Variabel penelitian mutu pelayanan jasa telekomunikasi dari PT. Telkom
(Persero) Cabang Sanggau Kalimantan Barat Adalah : (a) Keandalan
(Reliability); (b) Ketanggapan (Responsiveness); (c) Kepastian (Assurance); (d)
Empati (Emphaty); (e) Berwujud (Tangibles)
Dari Tabel 1 tidak ada satupun dari kinerja yang dinilai oleh pelanggan
mempunyai rata-rata pencapaian di atas atau sama dengan tingkat kepentingan
pelanggan. Ini dapat dilihat dari tingkat kesesuaian (Tki), tidak ada satupun yang
nilainya 100% atau lebih. Hal ini mengindikasikan bahwa dimensi keandalan dari
pelayanan yang diberikan PT. TELKOM Cabang Sanggau masih belum dapat
seluruh memuaskan pelanggannya. Untuk total dari kelima indikator juga
menunjukan tingkat kesesuaiannya juga masih dibawah 100%. Pencapaian
6 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
kinerja yang cukup baik dicapai pada kemampuan PT. TELKOM Cabang
Sanggau dalam memproses pemasangan telepon baru yaitu 92,31%.
Untuk mengetahui apakah berbeda nyata ataukah tidak tingkat
pencapaian score dari kinerja terhadap kepentingan pelayanan dimensi keandalan,
dilakukan pengujuan dengan menggunakan sign test dengan menggunakan SPSS
15.0 for windows sebagai berikut:
Frequencies
N
Kepentingan - Kinerja Negative
6
Differences(a)
Positive
41
Differences(b)
Ties(c) 3
Total 50
a Kepentingan < Kinerja b Kepentingan > Kinerja c Kepentingan =
Kinerja
Test Statistics(a)
Kepentingan - Kinerja
Z -4,959
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a Sign Test
Dari hasil pengujian dengan significance α = 0,05 dapat dilihat hanya 6
responden yang menilai tingkat kinerja lebih tinggi dari kepentingan, 3 responden
mempunyai score yang sama dan 41 responden menilai kinerja masih dibawah
atau lebih rendah dari tingkat kepentingan pelanggan (responden). Nilai Z hasil
perhitungan sebesar -4,959 sedangkan Z tabel ( Z α/2 = Z 0,05/2) sebesar ± 1,96 ini
berarti – 4,956 < - 1,96 atau significance 0,000 < 0,05 ini berarti Ho ditolak
dan Ha diterima dengan demikian terbukti bahwa tingkat kinerja PT. TELKOM
Cabang Sanggau dirasakan pelanggan pada dimendi keandalan masih dibawah
dari yang diharapkan berdasarkan kepentingannya.
Ketanggapan/Daya Tanggap (Responsiveness). Daya tanggap merupakan
kecepatan dan kemampuan PT. TELKOM (Persero) Cabang Sanggau dalam
melihat atau mengatasi suatu kendala atau keluhan yang datang dari konsumen.
Palayanan jasa yang diberikan kepada konsumen dapat berdampak positif dan
juga berdampak negatif. Daya tanggapan PT. TELKOM (Persero) Cabang
Sanggau yang mungkin terjadi meliputi tanggapan terhadap kemampuan PT.
TELKOM (Persero) Cabang Sanggau dalam menangani keluhan atau permintaan
yang disampaikan untuk konsumen dan keterbukaan karyawan dalam
menanggapi keluhan dan masalah pelanggan.
Adapun hasil tanggapan responden tentang mutu daya tanggap PT
TELKOM Cabang Sanggau sebagai berikut:
M. Zalviwan, Analisis Persepsi Pelanggan ……… 7
Dari Tabel 2 tidak ada satupun dari kinerja yang dinilai oleh pelanggan
mempunyai rata-rata pencapaian di atas atau sama dengan tingkat kepentingan
pelanggan. Ini dapat dilihat dari tingkat kesesuaian (Tki), tidak ada satupun yang
nilainya 100% atau lebih. Hal ini mengindikasikan bahwa dimensi daya tanggap
dari pelayanan yang diberikan PT. TELKOM Cabang Sanggau masih belum
dapat seluruh memuaskan pelanggannya. Untuk total dari kelima indikator
menunjukan tingkat kesesuaiannya juga masih dibawah 100%. Pencapaian
kinerja yang cukup baik dicapai pada keluangan waktu petugas administrasi PT.
TELKOM Cabang Sanggau menanggapi keluhan pelanggan yaitu 91,84%.
Untuk mengetahui apakah berbeda nyata ataukah tidak tingkat pencapaian
score dari kinerja terhadap kepentingan pelayanan dimensi daya tanggap,
dilakukan pengujuan dengan menggunakan sign test sebagai berikut:
Frequencies
N
Kepentingan - Kinerja Negative
8
Differences(a)
Positive
37
Differences(b)
Ties(c) 5
Total 50
a Kepentingan < Kinerja b Kepentingan > Kinerja c Kepentingan =
Kinerja
Test Statistics(a)
Kepentingan - Kinerja
Z -4,174
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a Sign Test
8 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
Sama halnya dengan dimensi keandalan dan daya tanggap, pelayanan jasa
PT. TELKOM Cabang Sanggau dimensi kepastian juga menunjukkan tidak ada
satupun dari kinerja yang dinilai oleh pelanggan mempunyai rata-rata pencapaian
di atas atau sama dengan tingkat kepentingan pelanggan. Ini dapat dilihat dari
tingkat kesesuaian (Tki), tidak ada satupun yang nilainya 100% atau lebih. Hal ini
mengindikasikan bahwa dimensi kepastian dari pelayanan yang diberikan PT.
TELKOM Cabang Sanggau masih belum dapat seluruh memuaskan
pelanggannya atau tidak seperti yang diharapkan. Pencapaian kinerja yang cukup
baik dicapai pada pengetahuan dan kecakapan karyawan pelayanan PT.
TELKOM Cabang Sanggau dalam memberikan pelayanan pada pelanggan yaitu
M. Zalviwan, Analisis Persepsi Pelanggan ……… 9
Test Statistics(a)
Kepentingan -
Kinerja
Z -4,866
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a Sign Test
N
Kepentingan - Kinerja Negative
8
Differences(a)
Positive
34
Differences(b)
Ties(c) 8
Total 50
a Kepentingan < Kinerja b Kepentingan > Kinerja c Kepentingan =
Kinerja
M. Zalviwan, Analisis Persepsi Pelanggan ……… 11
Test Statistics(a)
Kepentingan -
Kinerja
Z -3,858
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a Sign Test
Dari hasil pengujian dengan significance α = 0,05 dapat dilihat hanya 8
responden yang menilai tingkat kinerja lebih tinggi dari kepentingan, 8 responden
mempunyai score yang sama dan 36 responden menilai kinerja masih dibawah
atau lebih rendah dari tingkat kepentingan pelanggan (responden). Nilai Z hasil
perhitungan sebesar -4,866 sedangkan Z tabel ( Z α/2 = Z 0,05/2) sebesar ± 1,96 ini
berarti – 3,858 < - 1,96 atau significance test 0,000 < 0,05 level of significance,
ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian terbukti bahwa tingkat
kinerja PT. TELKOM Cabang Sanggau dirasakan pelanggan pada dimensi empati
masih dibawah dari yang diharapkan berdasarkan kepentingannya.
Berwujud. Berwujud adalah bentuk fisik yang dimiliki oleh perusahaan
meliputi : perlengkapan dan peralatan diruang pelayanan, penampilan dan cara
berpakaian karyawan perusahaan, desain ruang dan meja kerja petugas pelayanan,
kebersihan, kerapian serta kenyamanan diruang pelayanan dan tempat parkir
kendaraan.
Adapun hasil tanggapan responden tentang mutu pelayanan PT TELKOM
Cabang Sanggau berkaitan dengan dimensi kepastian sebagai berikut:
Frequencies
N
Kepentingan - Kinerja Negative
12
Differences(a)
Positive
25
Differences(b)
Ties(c) 13
Total 50
a Kepentingan < Kinerja b Kepentingan > Kinerja c Kepentingan =
Kinerja
Test Statistics(a)
Kepentingan -
Kinerja
Z -1,973
Asymp. Sig. (2-tailed) ,049
a Sign Test
Dari hasil pengujian dengan significance α = 0,05 dapat dilihat hanya 12
responden yang menilai tingkat kinerja lebih tinggi dari kepentingan, 13
responden mempunyai score yang sama dan 25 responden menilai kinerja masih
dibawah atau lebih rendah dari tingkat kepentingan pelanggan (responden). Nilai
Z hasil perhitungan sebesar -1,973 sedangkan Z tabel ( Z α/2 = Z 0,05/2) sebesar ±
1,96 ini berarti – 1,973 < - 1,96 atau significance test 0,049 < 0,05 level of
significance, ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian terbukti
bahwa tingkat kinerja PT. TELKOM Cabang Sanggau dirasakan pelanggan pada
dimensi empati masih dibawah dari yang diharapkan berdasarkan
kepentingannya.
Daftar Pustaka
Zeithaml, V. A., M. J. Bitner, 1996. Service Marketing, New Jersey: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Parasuraman, A; Zeithaml, Valarie A. & Berry, Leonard L. (1998) Serqual : A.
Multiple-Items Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service
Quality. Journal of Retailing. Volume 64, number 1, p 12 – 37.
14 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
Kotler, Philip & Amstrong, Garry. (1997) Dasar-dasar Pemasaran. Jilid I. Alih
Bahasa Alexander Sindoro. Prenhallindo, Jakarta.
Sudjana, 1997, Statistik Untuk Ekonomi. Penerbit : Tarsito, Bandung.
Sugiono, Prof, Dr. 1999, Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta, Bandung
Hawkins, et all. (1980) Consumer Implication For Marketing Strategy. Business
Publications, Georgetown
Craven, W. David. (1996) Pemasaran Strategis. Alih Bahasa Lina Salim, MBA
Jilid 1, Edisi ke empat, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Yamit, Zulian. 2001. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Penerbit Ekonisa,
Yokyakarta.
Simamora, Bilson, 2003. Panduan Riset Perilaku Konsumen, Penerbit
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Penerbit
Prenhallindo, Jakarta.
Nasution, M.N, M.Sc. 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Penerbit : Ghalia
Indonesia, Jakarta
Jaurino*)
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana efektivitas
Pelaporan SPJ oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu kepada Bendahara
Pengeluaran pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat,
serta faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan Pelaporan SPJ.
Alat analisis yang digunakan adalah kuesioner, laporan SP2D yang
diterbitkan serta jumlah SPJ yang dilaporkan pada tahun 2006. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Pelaporan SPJ telah berjalan dengan
efektif namun tidak efesien.
*)
Drs. Jaurino, M.Si adalah dosen Fakultas Ekonomi Universitas Panca Bhakti Pontianak
15
16 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
Kerangka Teoritik
Kinerja Akuntansi Sektor Publik
Tolak ukur dalam anggaran belanja suatu organisasi, baik organisasi yang
berorientasi laba (swasta) maupun organisasi nonprofit (Sektor Publik) adalah
value for money yang meliputi penilaian efesiensi, efektifitas, dan ekonomis.
Efesiensi dan efektifitas anggaran belanja merupakan salah satu prinsip utama
dalam penyelenggaraan anggaran belanja suatu organisasi sektor publik agar
dapat memberikan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal.
Indikator kinerja dalam suatu organisasi yang menggunakan value for
money harus menggambarkan pencapaian tingkat pelayanan pada biaya ekonomis
yang terbaik (economical cost). Ini berarti unit biaya yang terendah tidak selalu
menggambarkan value for money yang terbaik, karena dengan biaya termurah
tidak selalu merupakan yang terbaik. Untuk lebih jelasnya, efesiensi, efektifitas
dan ekonomis akan diuraikan sebagai berikut:
• Efesiensi adalah hubungan antara input dan output di mana barang dan jasa
yang dibeli oleh organisasi digunakan untuk mencapai output tertentu.
• Efektifitas adalah hubungan antara output dan tujuan, di mana efektifitas
diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan, dan prosedur
organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
• Ekonomis adalah hubungan antara pasar dan input di mana barang dan jasa
dibeli pada kualitas yang diinginkan dan pada harga terbaik yang
dimungkinkan.
Konsep value for money sangat penting bagi pemerintah daerah sebagai
pemberi pelayanan kepada masyarakat karena pemakaian konsep tersebut akan
memberi manfaat berupa :
1) Efektifitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan tepat sasaran.
2) Meningkatkan mutu pelayanan publik
3) Dengan menghilangkan setiap inefesiensi dalam seluruh tindakan
pemerintaah maka biaya pelayanan yang diberikan menjadi murah dan selalu
dilakukan penghematan dalam pemakaian sumber daya.
4) Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik.
5) Meningkatkan public cost awarenes sebagai akar dari akuntabilitas
Jaurino, Analisis Prosedur Pelaporan ……… 17
Analisis value for money memerlukan data input dan output yang memadai
karena value for money mempunyai kaitan yang erat dengan pengukuran output
dan input. Permasalahan yang sering muncul adalah tidak tersedianya data yang
lengkap terutama data output tidak tersedianya data output yang lengkap tidak
berarti analisis value for money tidak dapat dilakukan.
Metode Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian, penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Kalimantan Barat. Adapun yang ingin dikaji adalah Prosedur,
Efektivitas Laporan Surat Pertanggungjawaban dari Bendahara Pengeluaran
Pembantu kepada Bendahara Pengeluaran, yang meliputi jumlah SP2D yang
diterbitkan dan jumlah SPJ yang dipertanggungjawabkan. Penelitian ini
menggunakan data pada tahun 2006, yang bersumber dari Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Kalimantan Barat.
Jaurino, Analisis Prosedur Pelaporan ……… 19
Model Analisis
Analisis data dilakukan dengan cara kualitatif deskriptif, yaitu :
Analisis Efektifitas
Untuk menganalisis efektifitas Pelaporan SPJ dapat dihitung dengan rumus :
Jumlah SPJ
x 100 %
Jumlah SP2D + Sisa Panjar
Dimana :
Jumlah SPJ = Jumlah yang dipertanggungjawabkan berdasarkan
SP2D yang diterbitkan
Jumlah SP2D = Jumlah SP2D yang diterbitkan oleh Pemda
Sisa Panjar = Jumlah SP2D dikurangi SPJ periode sebelumnya
Pembahasan
Prosedur Pelaporan SPJ
Berdasarkan prosedur pelaporan SPJ yang berlaku pada Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat, maka analisis yang didapat
penulis adalah sebagai berikut:
1) Alur Dokumen
Alur dokumen Pelaporan SPJ pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Kalimantan Barat telah berjalan dengan memadai. Dimana dokumen SP2D
untuk pencairan dana telah dibuat sebanyak 4 rangkap, dimana rangkap
pertama untuk Bank yang ditunjuk, rangkap kedua untuk Pengguna
Anggaran, rangkap ketiga untuk arsip BUD dan rangkap keempat untuk
pihak ketiga (Bendahara Pengeluaran Pembantu). Dengan demikian tujuan
dari pengendalian intern dapat terlaksana dengan baik yaitu mengamankan
harta perusahaan dan mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi.
2) Dokumen / Formulir yang digunakan
a. SP2D ( Surat Perintah Pencairan Dana )
b. Buku Kas Umum Pengeluaran
c. Buku Kas Umum Pengeluaran Pembantu
d. Buku Pembantu panjar
e. Buku Pembantu Pajak
3) Bagian – bagian yang terlibat
Bagian yang terlibat dalam prosedur pelaporan SPJ adalah :
a. Pengguna Anggaran
Pengguna Anggaran bertugas untuk mengotorisasi SPJ sebelum
diserahkan ke Bendahara Pengeluaran.
b. Bendahara Pengeluaran
Bendahara Pengeluaran bertugas untuk mengotorisasi SPJ setelah
dibukuhkan oleh Pembantu Bendahara Pengeluaran Pencatat dokumen
c. Pembantu Bendahara Pengeluaran Pencatat Dokumen
20 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
Perencanaan Umum
Penyusunan & Pengumpulan
Data
Terima Panjar I 81,240,057 98.61 Efektif
81,240,057 - 80,112,725
Terima Panjar II 61,127,332 98.05 Efektif
60,000,000 1,127,332 59,935,450
Terima Panjar III 64,344,132 98.48 Efektif
63,152,250 1,191,882 63,363,550
Terima Panjar IV 53,818,982 98.18 Efektif
52,838,400 980,582 52,838,400
Penyelenggaraan Forum SKPD
Terima Panjar I 33,930,000 99.71 Efektif
33,930,000 - 33,830,000
Terima Panjar II 10,050,000 99.00 Efektif
9,950,000 100,000 9,950,000
Terima Panjar III 1,156,000 91.35 Efektif
1,056,000 100,000 1,056,000
Bidang SDA
Pelaksanaan Normalisasi
Sungai
Terima Panjar I 71,251,550 83.19 Efektif
71,251,550 - 59,271,550
Terima Panjar II 40,460,504 70.88 Tidak
28,480,504 11,980,000 28,678,000 Efektif
Terima Panjar III 25,884,029 57.88 Tidak
14,101,525 11,782,504 14,981,525 Efektif
Bidang UPMKL
Belanja Telepon
Terima Panjar I 6,000,000 87.79 Efektif
6,000,000 - 5,267,368
Terima Panjar II 5,332,632 25.18 Tidak
4,600,000 732,632 1,342,969 Efektif
Belanja Listrik
Terima Panjar I 6,000,000 90.25 Efektif
6,000,000 - 5,414,700
Terima Panjar II 585,300 100.00 Efektif
- 585,300 585,300
Bidang Bindal
Monitoring, Evaluasi &
Pelaporan
Rencana Tata Ruang
Terima Panjar I 48,556,000 98.29 Efektif
48,556,000 - 47,726,000
Terima Panjar II 35,709,000 96.86 Efektif
34,879,000 830,000 34,589,000
Terima Panjar III 17,685,000 97.06 Efektif
16,565,000 1,120,000 17,165,000
Pelaksanaan Pengendalian
Pengawasan Bidang Ke-Puan
Terima Panjar I 38,338,100 95.60 Efektif
38,338,100 - 36,650,000
Terima Panjar II 43,810,100 99.43 Efektif
42,122,000 1,688,100 43,560,100
Terima Panjar III 31,859,000 84.81 Efektif
31,609,000 250,000 27,020,000
Penutup
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Hasil analisis menunjukkan bahwa prosedur Pelaporan SPJ telah berjalan
dengan memadai
Jaurino, Analisis Prosedur Pelaporan ……… 25
Daftar Pustaka
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Bastian, Indra, 2001, Akuntansi Sektor Publik, Edisi pertama, Penerbit Salemba
Empat, Jakarata.
Nordiawan, Deddi, 2006, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta
Mardiasmo, 2002, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Romney, Marshall B & Paul John Steinbart. 2004, Accounting Information
System, Edisi 9, PenerbitSalemba Empat, Jakarta.
Widjajanto, Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Bastian, Indra, 2006, Akuntansi Sektor Publik, Edisi Kedua, Penerbit Salemba
Empat, Jakarata.
H Bodnar, George & William S.Hopwood, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi
kedelapan, Penerbit PT. Indeks kelompok gramedia.
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP MINUMAN
LIDAH BUAYA “SAVIERA” DI KOTA PONTIANAK;
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku konsumen dalam
pembelian minuman lidah buaya “Saviera” di kota Pontianak.
Penelitian dilakukan di kota Pontianak. Peneliti menetapkan 30 orang
responden untuk sampel yang memiliki kriteria yang pernah membeli
dan mengkonsumsi minuman lidah buaya “Saviera” sebanyak dua kali
berturut-turut atau lebih. Untuk keperluan analisis diguanakan methode
Fishbein.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai perilaku atau nilai maksud
perilaku yang terbentuk terhadap produk minuman lidah buaya merek
saviera adalah baik. Perusahaan CV. Madinah sebaiknya memperluas
jalur distribusi pemasaran untuk mencari pengecer baru hingga ke
wilayah yang belum terjangkau atau sebaiknya melakukan promosi
dengan melakukan demo agar konsumen mengetahaui secara jelas
kegunaan dari minuman lidah buaya.
Lidah buaya sering dikenal dengan nama aloe vera atau aloe. Karena
penyebarannya cukup luas, lidah buaya memiliki nama lokal yang beragam
diantaranya ghai kunwar, gwar-patha, yaa dam, lou-houey, zambila dan lain-lain.
Tanaman lidah buaya termasuk dalam Divisi Spermatophyta, Kelas
Monocotyledoneae, Famili Liliales, Ordo Liliaceae, Genus Aloe, Species Aloe
vera.
Untuk daerah Kalimantan Barat, walaupun berstatus kota, Pontianak
bukanlah wilayah yang tidak memungkinkan orang mengusahakan usaha
agribisnis. Justru salah satu andalan kota Pontianak pada saat ini adalah agribisnis
khususnya lidah buaya (Aloe Vera). Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan
bahwa pada saat ada kecenderungan masyarakat untuk beralih ke bahan-bahan
alami, peluang tanaman obat sebagai komoditas perdagangan menjadi sumber
besar.
Meskipun lidah buaya sudah banyak dilakukan pengusaha dalam bentuk
dodol dan teh lidah buaya, namun baru-baru ini pengusaha mulai
memperkenalkan minuman lidah buaya (Nata de Aloe), CV. Madinah misalnya,
perusahaan ini memperkenalkan minuman lidah buaya (Nata de Aloe) dengan
merek “Saviera”. Untuk pemasaran minuman lidah buaya ini pangsa pasarnya
*)
Uray Mustakim Z, SE, MM adalah dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak
26
Uray Mustakim, Analisis Prilaku Konsumen ……… 27
Tabel 1. Data penjualan minuman lidah buaya “Saviera” periode Januari 2006
sampai Januari 2007
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di kota Pontianak. Peneliti menetapkan 30 orang
responden untuk sampel yang memiliki kriteria yang pernah membeli dan
mengkonsumsi minuman lidah buaya “Saviera” sebanyak dua kali berturut-turut
atau lebih, dengan usia diatas 17 tahun yang diharapkan sudah dapat mengambil
keputusan dan merupakan pengambil keputusan dalam pembelian.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini
adalah dengan studi lapang atau studi pustaka. Dalam studi lapang itu data-data
yang diperlukan diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari data yang dikumpulkan langsung melalui obyek. Dalam hal ini data
Uray Mustakim, Analisis Prilaku Konsumen ……… 29
n
AB = ∑ (bi) (ei)
i=1
dimana :
AB : Sikap total individu terhadap objek tertentu.
bi : Kekuatan keyakinan konsumen bahwa objek memiliki \
atribut i
ei : Evaluasi kepercayaan individu mengenai atribut i
n : Jumlah criteria atribut yang relevan
2. Mencari nilai SN (norma subjektif)
m
SN = ∑ (NBj) (MCj)
i=1
30 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
Dimana :
SN : Norma subjektif
NBj : Keyakinan normatif individu
MCj : Motivasi konsumen
m : banyaknya referen yang relevan
Gm SN
W2 = ---------------
Gm AB + Gm SN
Dimana :
Total bj + Total ej
Gm AB : ----------------------
2 × Jumlah Atributnya
Keterangan :
Gm AB = Great mean nilai sikap
Gm SN = Great mean nilai normatif subjektif
Dengan kriteria keputusan
Jika B > 0, maka perilaku konsumen yang terbentuk adalah baik
B = 0, maka perilaku konsumen yang terbentuk adalahnetral.
B < 0, maka perilaku konsumen yang terbentuk adalah tidak baik.
Uray Mustakim, Analisis Prilaku Konsumen ……… 31
Enak 1 20
Netral 0 -
Tidak enak -1 9
Sangat tidak enak -2 -
Jumlah - 30
Sumber : Analisis Data Primer, 2007
Dari hasil analisis didapatkan nilai AB atau nilai sikap sebesar 1,5745. Hasil
sikap responden terhadap atribut minuman lidah buaya merek saviera sebesar
1,5745 berada pada kategori baik, diatas rentang nilai sikap maksimum sebesar
2,04. hal ini menunjukkan bahwa responden/konsumen memiliki minat yang
besar untuk mengkonsumsi minuman lidah buaya merek saviera, konsumen dapat
menerima atribut yang dibuat oleh penjual. Dengan sikap responden/konsumen
yang baik ini maka untuk sementara penjual tidak perlu mengadakan
pembaharuan atribut dari minuman lidah buaya merek saviera (Lampiran I)
Analisis Perilaku Individu Konsumen Dalam Membeli Minuman Lidah
Buaya Merek Saviera. Untuk mengetahui bagaimana konsumen bertindak maka
dapat dilakukan dengan mengkombinasikan antara sikap konsumen terhadap
objek dan norma subjektif (Sn) untuk mempengaruhi keinginan berperilaku
konsumen.
a. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keyakinan Normatif
Variabel keyakinan normatif merupakan referensi personal organisasi yang
menginginkan subjek sikap untuk melakukan atau tidak melakukan suatu
perilaku. Tanggapan responden terhadap variabel keyakinan normatif ini dilihat
dari referensi pihak ekstern atau faktor sosial yang mempengaruhi perilaku
konsumen seperti yang tertera pada Tabel 10 di bawah ini.
Dari hasil analisis responden terhadap referensi pihak ekstern atau faktor
sosial yang mempengaruhi perilaku konsumen seperti terlihat pada Tabel 10,
sebanyak 15 orang atau 50 % responden bersikap netral yang artinya pihak
keluarga menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada responden untuk
mengkonsumsi atau tidak pada minuman lidah buaya merek saviera. Sebanyak 14
orang atau 46,7% responden dianjurkan mengkonsumsi minuman lidah buaya
merek saviera oleh pihak keluarga, sebanyak 1 orang atau 3,3 % responden
sangat dianjurkan oleh keluarga untuk mengkonsumsi minuman lidah buaya
merek saviera.
Dari pihak orang lain sebagian besar bersikap netral atau responden tidak
dipengaruhi oleh orang lain sebanyak 22 orang atau 73,3 %, sebanyak 6 orang
atau 20 % responden dianjurkan oleh orang lain, dan 2 orang atau 6,7%
responden tidak dianjurkan oleh orang lain untuk mengkonsumsi minuman
lidah buaya merek saviera.
Dari pihak teman, 15 orang atau 50 % responden memilih dianjurkan yang
artinya dari teman mendukung keputusan responden untuk mengkonsumsi
minuman lidah buaya merek saviera. Sebanyak 14 orang atau 46,7 % responden
tidak dianjurkan oleh teman untuk mengkonsumsi minuman lidah buaya merek
saviera dan 1 orang (3,3 %) dari responden memilih netral atau tidak mengikuti
anjuran teman.
Dari pihak penjual, sebanyak 12 orang atau 40 % responden dianjurkan
oleh pihak penjual dalam melakukan pembelian minuman lidah buaya merek
saviera, 10 orang atau 33,3 % responden memilih netral atau tidak dipengaruhi
oleh pihak penjual, sedangkan 8 orang atau 26,7 % responden sangat dianjurkan
oleh pihak penjual dalam melakukan pembelian minuman lidah buaya merek
saviera.
Tabel 11. Motivasi Responden Terhadap Pihak Ekstern Atau Faktor Sosial
Dalam Mengkonsumsi Minuman Lidah Buaya Merek Saviera
Pengaruh norma subjektif individu lain
Rata-rata
No Atribut terhadap perilaku konsumen Jumlah
tertimbang
2 1 0 -1 -2
1 Keluarga 1 2 22 5 - 1 -0,03
2 Orang lain - 1 23 6 - -5 -0,16
3 Teman - 2 21 7 - -5 -0,16
4 Penjual - 2 20 7 1 7 -0,23
Jumlah -0,58
Sumber : Analisis Data Primer, 2007
Uray Mustakim, Analisis Prilaku Konsumen ……… 37
DAFTAR PUSTAKA
Sigit Sugiardi*)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara finansial
pembangunan Tempat Pendarata Ian (TPI) di Kecamatan Selakau
Kabupaten Sambas. Dalam penelitian ini alat analisis finansial yang
digunakan adalah: Net Present Value(NPV), Anuity Factor, Internal
Rate of Retunr (IRR), Benevit Cost Ratio (BCR), Pay Back Periode
(PBP) dan Break Event Point (BEP).
Hasil analisis finansial menunjukan bahwa pembangunan Tempat
Pendaratan Ikan di Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas ini layak
untuk dilaksanakan, karena semua indikatornya menunjukkan
demikian. Disarankan kepada Pemerintah Kabupaten Sambas dalam
rencana pembangunan TPI ini juga memperhatikan aspek teknis dan
sosial.
*)
Ir. Sigit Sugiardi, MP adalah dosen Program Studi Agribisnis Universitas Panca Bhakti Pontianak
41
42 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
Pangkalan Pendaratan Ikan di Selakau dan Paloh memang menjadi alternatif yang
tidak bisa dikesampingkan.
Pangkalan Pendaratan Ikan merupakan infrastruktur yang memfasilitasi
kegiatan usaha penangkapan ikan, yaitu sebagai pengembangan masyarakat
nelayan, tempat berlabuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan, pusat
penyuluh dan pengumpul data, pusat pelaksanaan pengawasan sumberdaya ikan
serta pusat pelayanan informasi.
Pangkalan Pendaratan Ikan merupakan perpaduan antara bangunan darat
dan bangunan laut yang disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat
nelayan, sehingga mulai dari perencanaan sampai ke pengembangan dan
pengawasan pembangunan, serta pemeliharaan merupakan perpaduan dari
berbagai disiplin ilmu. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam merencanakan
Pangkalan Pendaratan Ikan guna perkembangan ekonomi serta mengantisipasi
perkembangan kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Sambas Provinsi
Kalimantan Barat, diperlukan adanya Studi Kelayakan Pembangunan Pangkalan
Ikan (PPI). Hal ini untuk memperoleh data yang akurat dalam rangka
pembangunan PPI yang nantinya akan menjadi acuan dalam penyusunan detail
PPI sekaligus sinkronisasi dengan perkembangan sektor-sektor lainnya dimasa
yang akan datang. Dengan adanya studi kelayakan ini diharapkan PPI yang
direncanakan nantinya dapat beroperasi secara optimal dan dapat
mengakomodasikan perkembangan perikanan di Kabupaten Sambas.
Metode Penelitian
Analisis Net Present Value. Formula yang sering digunakan dalam
menganalisis proyek adalah menghitung net present value (NPV) dari proyek
tersebut. NPV menentukan present value dari net benefit. Formula yang
digunakan adalah:
n
Bt − Ct
NPV = ∑
t =1 (1 + r )t
dimana: Bt = Benefit/penerimaan pada tahun t
Ct = Cost/ Biaya pada tahun t
r = discount rate
t = tahun
Bt – Ct = arus kas / net benefit
Nilai faktor anuity dapat dihitung dengan rumus
AnuityFactor =
(1 + r )n − 1
(r[1 + r ]n )
Sigit Sugiardi, Analisis Finansial Pembangunan ……… 43
IRR adalah discount rate yang menghasilkan zero net present value untuk
suatu proyek. Jika IRR lebih besar dari bunga bank maka proyek tersebut
menguntungkan untuk dibiayaai, dan sebaliknya.
Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:
IRR = r1 +
NVP1
(r2 − r1 )
NPV1 − NPV2
Rasio ini membandingkan benefit yang telah didiskont dan cost yang juga
telah didiscont. Jika nilai BCR sama dengan 1, maka proyek menghasilkan zero
net benefit sepanjang proyek tersebut berjalan – benefit yang telah didiskont sama
dengan cost yang telah didiscont. BCR yang mempunyai nilai kurang dari satu
menyatakan bahwa proyek tersebut merugi dan tidak layak dilaksanakan.
Pay Back Period (PBP) adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan
terjadinya arus penerimaan (cash flows) secara kumulatif sama dengan jumlah
investasi dalam bentuk present value. Analisis PBP dalam studi kelayakan perlu
juga ditampilkan untuk mengetahui berapa lama usaha proyek yang dikerjakan
baru dapat mengembalikan investasi.
PBP = T p −1 +
∑I −∑B p −1
Bp
Break even Point (BEP) adalah titik pulang pokok di mana total revenue
sama dengan total cost. Dilihat dari jangka waktu pelaksanaan sebuah proyek,
terjadinya titik pulang pokok terantung pada lama arus penerimaan sebuah proyek
dapat menutupi segala biaya operasional dan pemeliharaan beserta biaya modal
lainnya.
44 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
BEP = T p −1 +
∑C p −1 − ∑ B p −1
Bp
Catatan :
- Untuk harga satuan bangunan Kantor, Pasar Ikan, UPMB, Bengkel,
TPI,dan Cold Storage menggunakan harga satuan bangunan per m2
Sigit Sugiardi, Analisis Finansial Pembangunan ……… 45
Perkiraan Arus Kas. Untuk dapat menilai profitabilitas dari suatu proyek
investasi dalam rangka pengambilan keputusan investasi, diperlukan data
mengenai cash flow (arus kas) dari proyek investasi yang bersangkutan. Untuk
mendapatkan gambaran mengenai arus kas (cash flow) suatu pryek investasi dari
suatu perusahaan, diperlukan data yang bersumber dari laporan keuangan
perusahaan itu sendiri, yang dalam hal ini adalah Laporan Rugi/Laba. Perkiraan
rugi/laba pada proyek investasi pemindahan TPI/PPI Selakau ini disusun secara
taksasi atau taksiran yang diproyeksikan hingga beberapa tahun ke depan.
Perkiraan cash flow dari proyek investasi pemindahan TPI Selakau dapat
dilihat pada Tabel 4.berikut:
46 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
Dari Tabel 5 di bawah diperoleh hasil bahwa nilai NPV pada discount rate
24% adalah bernilai nilai positif. Karena nilai suku bunga investasi pada bank
umum paling besar adalah sebesar 24% maka proyek ini adalah layak dan
menguntungkan untuk dilaksanakan.
Analisis ini menunjukkan bahwa pemilihan discount rate merupakan hal
yang penting. Jika bunga pinjaman yang dikenakan di atas 33% maka hasilnya
sangat jelas bahwa proyek adalah tidak layak. Lebih jauh, dengan suku bunga
33% akan menyebabkan tambahan hasil yang negatif. Jika bunga pinjaman yang
dikenakan di bawah 33% maka proyek memberikan hasil yang layak.
Untuk discount rate 14% dan pada periode 25 tahun, nilai dari faktor anuity
AnuityFactor =
(1 + 0,24) − 1
25
(0,24[1 + 0,24]25 )
AnuityFactor = 4,1474
adalah sebagai berikut
Sigit Sugiardi, Analisis Finansial Pembangunan ……… 47
Present value untuk setiap tahun (A) adalah dapat didapatkan dari
1.867.311.425 = 4,1474 x A
Hasilnya adalah
A = 450.233.941,-
Artinya benefit yang hilang karena adanya proyek (external environmental
costs) harus lebih dari Rp 450.233.941,- agar proyek dapat dinyatakan tidak layak
secara ekonomi.
IRR = 24 +
1.867.211.425
(33 − 24)
1.867.211.425 + 150.135.961
adalah
IRR = 32,33 %
Karena suku bunga investasi pada bank umum yang paling tinggi adalah sebesar
24% maka proyek tersebut adalah layak dan menguntungkan.
48 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
Analisis Pay Back Period (PBP) dan Break Event Point (BEP). Pay
Back Period (PBP) adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya
arus penerimaan (cash flows) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi
dalam bentuk present value. Analisis PBP dalam studi kelayakan perlu juga
ditampilkan untuk mengetahui berapa lama usaha proyek yang dikerjakan baru
dapat mengembalikan investasi.
PBP = T p −1 +
∑I −∑B p −1
Bp
Dari persamaan diatas akan diperoleh PBP pada 4 tahun 9 bulan 19 hari.
Break even Point (BEP) adalah titik pulang pokok di mana total revenue
sama dengan total cost. Dilihat dari jangka waktu pelaksanaan sebuah proyek,
Sigit Sugiardi, Analisis Finansial Pembangunan ……… 49
terjadinya titik pulang pokok terantung pada lama arus penerimaan sebuah proyek
dapat menutupi segala biaya operasional dan pemeliharaan beserta biaya modal
lainnya.
BEP = T p −1 +
∑C p −1 − ∑ B p −1
Bp
Dari persamaan diatas akan diperoleh BEP pada 6 tahun 1 bulan 20 hari.
Grafiknya dapat dilihat pada Gambar 1. di bawah
10.000.000.000
9.000.000.000
8.000.000.000
7.000.000.000
6.000.000.000
Invetasi
5.000.000.000 TR
TC
4.000.000.000
3.000.000.000
2.000.000.000
1.000.000.000
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
5. Pay back Periode pada 4 tahun 9 bulan 19 hari dan Break Event Point pada 6
tahun 1 bulan 20 hari.
Dari hasil penelitian ini disarankan kepada Pemerintah Kabupaten Sambas
bahwa untuk membangun Tempat Pendaratan Ikan perlu juga dipertibangkan
masalah-masalah teknis dan sosial, sehingga pembangunan dapat dilaksanakan
dengan lancar.
Daftar Putaka
Choliq, Abdul et al. 1999. Evaluasi Proyek (Suatu Pengantar). Pioner Jaya.
Bandung
Ibrahim, Yacob. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta.
Nitiseniro, Alek S dan M. Umar Burhan. Wawasan Studi Kelayakan dan
Evaluasi Proyek. Bumi Aksara. Jakarta.
Umar, Husein. 2001. Studi Kelayakan Bisnis. Teknik Menganalisis
Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
EVALUASI PENERAPAN PSAK NO 27
DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI DI KOTA
PONTIANAK
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengehatahui persepsi pengurus koperasi
terhadap pentingnya penyusunan dan penyajian laporan keuangan sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) No 27 dan untuk
melihat bagaimana perananan penyajian laporan keuangan sesuai dengan
PSAK No. 27 tersebut terhadap penilaian kinerja koperasi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Pada penelitian
ini sampel yang digunakan adalah 61 koperasi yang telah melaksanakan
Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan menggunakan analisis korelasi
Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pengurus koperasi terhadap
penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah penting. Kemudian
berdasarkan analisis korelasi Spearman diketahui bahwa laporan
keuangan hanya berperan penting untuk penilaian kinerja neraca dan
laporan arus kas, sedangkan perhitungan hasil usaa, laporan promosi
ekonomi anggota dan catatan atas laporan keuangan tidak berperan
penting untuk menilai kinerja koperasi.
*)
Drs. Ak. Sartono, MM, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Panca Bhakti, Pontianak
Yuni Artilawati, SE., Alumni Fakultas Ekonomi Pontianak
51
52 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
Metode Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan adalah metode survey, yaitu : penulis
langsung terjun ke lapangan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada
responden sebagai instrumen penelitiannya
Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
Wawancara dan studi dokumenter
Populasi merupakan kumpulan dari seluruh elemen dari suatu objek
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh koperasi dikota
pontianak. Setiap koperasi diwakili oleh salah satu pengurus inti. Jumlah populasi
koperasi yang masih aktif pada saat penulis mengadakan penelitian ini adalah 474
koperasi. Sampel adalah bagian populasi yang menjadi sumber data sebenarnya
dalam suatu penelitian. Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi
untuk mewakili seluruh populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengambilan sampel terhadap
koperasi kota Pontianak yang telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan
(RAT). Jumlah sampel yang ditetapkan akan diteliti berjumlah 61 koperasi.
Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah Persepsi pengurus
koperasi terhadap pentingnya penyusunan dan penyajian laporan keuangan sesuai
standar akuntansi untuk menilai kinerja koperasi. Standar akuntansi merupakan
pedoman atau prinsip-prinsip yang mengatur tentang perlakuan akuntansi didalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Sedangkan laporan keuangan
merupakan sumber informasi yang berfungsi sebagai alat pertanggungjawaban
dan penilaian kinerja yang meliputi : (1) Neraca, (2) Perhitungan Hasil Usaha, (3)
54 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
Laporan arus Kas, (4) Laporan Promosi ekonomi/anggota, (5) Catatan Atas
Laporan Keuangan.
Pernyataan ini dikembangkan dengan skala Likert yang masing-masing
butir pernyataan diberi skor 1 sampai 5. Deskripsi sebagai gambaran dari desain
penelitian yang mana untuk mengetahui persepktif atau suatu kerangka acuan dan
memandang suatu teori dalam penelitian melalui pengujian hipotesis dan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel neraca, perhitungan hasil
usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota, catatan atas laporan
keuangan terhadap penilaian kinerja. Secara operasional variabel perlu
didefinisikan yang bertujuan untuk menjelaskan makna variabel penelitian.
Singarimbun (1989:46) memberikan pengertian tentang definisi operasional
adalah unsur penelitian yang memberikan petunjuk bagaimana variabel itu
diukur. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat, yang meliputi: Neraca (X1), Perhitungan Hasil Usaha (X2),
Laporan Arus Kas (X3), Laporan Promosi Ekonomi Anggota (X4), Catatan Atas
Laporan Keuangan (X5), Penilaian Kinerja (Y) , merupakan bagian dari sistem
pengendalian yang digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas
koperasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Korelasi Spearman
yaitu bentuk pengujian untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan dua
variabel dan untuk mengetahui tingkat kecocokan dari dua variabel atau lebih
terhadap group yang sama. Rumus Korelasi Spearman yang digunakan yaitu :
∑
Dimana :
Rs = Nilai Korelasi Spearman
d2 = Perbedaan skor antar dua variabel
n = Jumlah kelompok (Taraf nyata yang digunakan adalah 0,05)
Sulaiman Wahid mengatakan (2002:137) bahwa kaidah pengambilan
keputusan didasarkan pada uji signifikasi yang berfungsi apabila peneliti ingin
mencari makna hubungan variabel X dan Y. Ketentuannya adalah apabila taraf
signifikasi lebih kecil daripada 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, begitu juga
sebaliknya jika taraf signifikasi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
Tabel 4
Persentase Pentingnya Penyajian Laporan keuangan
Sesuai PSAK No. 27 Per Faktor Persepsi
Komponen Laporan Keuangan Nilai Nilai Persentase
Maksimum Pengamatan (%)
Neraca 2.135 1.825 86,74
Perhitungan Hasil Usaha 915 844 92,24
Laporan Arus Kas 1.20 1.070 87,70
Laporan Promosi Ekonomi 610 519 85,08
Anggota
Catatan Atas Laporan Keuangan 610 526 86,23
keuangan koperasi selama satu periode. Informasi tersebut harus disusun dan
disajikan sesuai standar akuntansi, dalam hal ini badan usaha koperasi yaitu
PSAK No.27.
Sebagaimana dikatakan IAI dalam PSAK No. 27 (2004:12) “Perhitungan
hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha
dan beban perkoperasian selama periode waktu tertentu. Perhitungan hasil usaha
menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha”. Dengan demikian,
diperoleh kesimpulan bahwa hasil penelitian sesuai dengan konsep laporan
keuangan dan terdapat persepsi yang sama antara teori dengan hasil penelitian
yang menyatakan pentingnya penyajian perhitungan hasil usaha sesuai PSAK
No.27.
Laporan arus kas sering juga disebut laporan perubahan posisi keuangan,
karena menyajikan informasi mengenai saldo awal kas, sumber penerimaan kas,
pengeluaran kas, dan saldo akhir kas pada periode waktu tertentu.
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa 11 responden (18,03%) menyatakan
penyajian laporan arus kas sesuai PSAK No. 27 adalah sangat penting, 43
responden (70,46%) menyatakan penting, 7 responden (11,48%) cukup penting,
tidak ada yang menyatakan kurang penting dan tidak penting.
Kemudian dari Tabel 4 diketahui persentase nilai laporan arus kas secara
keseluruhan sebesar 87,70 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa penyajian
laporan arus kas sesuai PSAK No. 27 adalah penting.
Secara umum, Laporan keuangan koperasi disusun dan disajikan untuk
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pemakai utama dan pemakai
lainnya guna pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengendalian. Untuk
dapat menyajikan informasi yang dipercaya mengenai perubahan posisi
keuangan. Informasi tersebut harus disusun dan disajikan sesuai standar
akuntansi, dalam hal ini badan usaha koperasi yaitu PSAK No.27.
Sebagaimana dikatakan IAI dalam PSAK No. 27 (2004:12) “ Laporan arus
kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas,
sumber penerimaan kas, sumber pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada
periode waktu tertentu”. Dengan demikian, diperoleh kesimpulan bahwa hasil
penelitian sesuai dengan konsep laporan keuangan dan terdapat persepsi yang
sama antara teori dengan hasil penelitian yang menyatakan pentingnya penyajian
laporan arus kas sesuai PSAK No.27
Laporan promosi ekonomi anggota digunakan untuk menilai manfaat
ekonomi yang diberikan kepada anggota sekaligus digunakan untuk mengevaluasi
kemajuan koperasi. Melalui laporan ini dapat diketahui faktor-faktor yang
menunjukan keberpihakan koperasi terhadap anggotanya.
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa 14 responden (22,95%) menyatakan
penyajian laporan promosi ekonomi anggota sesuai PSAK No. 27 adalah sangat
penting, 37 responden (60,66%) menyatakan penting, 10 responden (16,39%)
menyatakan cukup penting tidak ada yang menyatakan kurang penting dan tidak
penting.
Sartono dan Yuni Artilawati, Evaluasi Penerapan ……… 59
terdapat persepsi yang sama antara teori dengan hasil penelitian yang menyatakan
pentingnya penyajian catatan atas laporan keuangan sesuai PSAK No.27
Permasalahan yang diungkapkan dalam pembahasan ini adalah untuk
mengetahui persepsi pengurus koperasi tentang peranan penyajian laporan
keuangan sesuai PSAK No. 27 terhadap penilaian kinerja, dengan hipotesis yang
menyatakan penyusunan dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan PSAK
No. 27 ditinjau dari neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan
promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan keuangan memiliki peranan
penting untuk menilai kinerja koperasi.
Pada penelitian ini, data dianalisa dengan menggunakan analisa Korelasi
Spearman, yaitu bentuk pengujian yang digunakan untuk mengukur tingkat atau
eratnya hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui tingkat kecocokan
dari dua variabel atau lebih terhadap group yang sama. Ringkasan hasil
perhitungan dapat dilihat di bawah ini (tabel hasil perhitungan dapat dilihat di
lampiran).
usaha. Dari tabel korelasi di peroleh nilai Korelasi Spearman antara perhitungan
hasil usaha (X2) dan penilaian kinerja (Y) sebesar 0,40 dengan taraf signifikasi
0,0757. Itu berarti Ho diterima dan Ha ditolak dengan ketentuan apabila taraf
signifikasi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak (Artinya tidak
ada korelasi yang kuat dan searah diantara dua variabel). Hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan tujuan laporan keuangan, seharusnya perhitungan hasil usaha lebih
menggambarkan kinerja koperasi karena laporan tersebut mencerminkan
profitabilitas yang diperoleh dalam periode tertentu.
Hasil uji statistik Korelasi Spearman menunjukan bahwa penyusunan dan
penyajian laporan keuangan sesuai PSAK No. 27 memiliki peranan penting untuk
menilai kinerja koperasi berdasarkan persepsi tentang laporan arus kas. Dari tabel
korelasi di peroleh nilai Korelasi Spearman antara laporan arus kas (X3) dan
penilaian kinerja (Y) sebesar 0,362 dengan taraf signifikasi 0,004. Itu berarti Ho
ditolak dan Ha diterima dengan ketentuan apabila taraf signifikasi lebih kecil dari
0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (artinya ada korelasi yang kuat dan searah
diantara dua variabel).
Hasil penelitian sejalan dengan tujuan laporan keuangan.Selain itu, laporan
arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk
mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan dan struktur keuangan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas). Dalam kaitannya dengan penilaian kinerja,
laporan arus kas dapat digunakan untuk melihat bagaimana saldo kas dan setara
kas yang disajikan dalam neraca perusahaan berubah dari awal hingga akhir suatu
periode dan apa pengaruhnya bagi perusahaan apakah menunjukkan prestasi kerja
yang positif atau negatif. Maka dari itu, laporan keuangan hendaknya disususn
dan disajikan sesuai dengan PSAK No. 27 agar dapat menghasilkan informasi
yang relevan bagi pengguna laporan keuangan.
Hasil uji statistik Korelasi Spearman menunjukan bahwa penyusunan dan
penyajian laporan keuangan sesuai PSAK No. 27 tidak memiliki peranan penting
untuk menilai kinerja koperasi berdasarkan persepsi tentang laporan promosi
ekonomi anggota. Dari tabel korelasi di peroleh nilai Korelasi Spearman antara
laporan promosi ekonomi anggota (X4) dan penilaian kinerja (Y) sebesar 0,300
dengan taraf signifikasi 0,19. Itu berarti Ho diterima dan Ha ditolak dengan
ketentuan apabila taraf signifikasi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak (Artinya tidak ada korelasi yang kuat dan searah diantara dua variabel).
Hasil penelitian tidak sejalan dengan tujuan laporan keuangan. Selain itu laporan
ini seharusnya dapat digunakan untuk menilai manfaat ekonomi yang diberikan
kepada anggota sekaligus digunakan untuk mengevaluasi kemajuan koperasi
Hasil uji statistik Korelasi Spearman menunjukan bahwa penyusunan dan
penyajian laporan keuangan sesuai PSAK No. 27 tidak memiliki peranan penting
untuk menilai kinerja koperasi berdasarkan persepsi tentang catatan atas laporan
keuangan. Dari tabel Korelasi di peroleh nilai Korelasi Spearman antara catatan
atas laporan keuangan (X5) dan penilaian kinerja (Y) sebesar 0,270 dengan taraf
signifikasi 0,35. Itu berarti Ho diterima dan Ha ditolak dengan ketentuan apabila
taraf signifikasi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak (Artinya
62 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
tidak ada korelasi yang kuat dan searah diantara dua variabel). Hasil penelitian
ini tidak sejalan dengan laporan keuangan. Selain itu, catatan atas laporan
keuangan seharusnya dapat digunakan untuk menilai akuntabilitas pelayanan
yang diberikan kepada anggota.
Daftar Pustaka
Adi Mursalin*)
Abstract
This research is conducted to analyze the service quality assurance
delivered by The Public Healt Centre of Tanjungsari Sintang .This
research variables analyzed include the clinic aspects, the efficiency
aspect, the effectivity aspects, and the patients safety aspects.The
research design used is descriptive. The researcher describe the
research object related to the four aspects researched. The research
output shown that the Public Health Centre of Tanjungpuri Sintang
has paid full attentions to the four aspects of efficiency,effectivity,
clinics, and the patient’s safety . And the service quality assurance on
the Public Health Centre of Tanjungpuri can be said to be good.
*)
Adi Mursalin, SE, MM adalah dosen Fakultas Ekonomi Universitas Panca Bhakti Pontianak.
64
Adi Mursalin, Analisis Penjaminan Mutu ……… 65
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian deskriptif, yaitu
menggambarkan fenomena yang terjadi pada objek yang diteliti mengenai
bagaimana jaminan mutu pelayanan yang ada pada Puskesmas Tanjung Puri
66 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
Sintang. Adapun objek penelitian yang diambil adalah Puskesmas Tanjung Puri
Sintang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari: (a) Primer,
yaitu data yang penulis kumpulkan sendiri berdasarkan informasi atau masukan-
masukan yang diperoleh melalui Observasi, yaitu pengumpulan data yang
dilakukan dengan mendatangi objek penelitian, kemudian melakukan pengamatan
secara langsung terhadap objek guna mendapatkan data yang subjektif mungkin;
Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan wawancara langsung dengan
pimpinan beserta staf serta beberapa responden mengenai berbagai hal yang
menyangkut masalah yang sedang diteliti; (b) Data Sekunder, yaitu data yang
diperoleh melalui informasi laporan yang didapat dari pimpinan Puskesmas
Tanjung Puri Sintang. Data sekunder diambil melalui : studi Dokumenter, yaitu
meminta data dokumen perusahaan yang diteliti yang ada kaitannya dengan
permasalahan yang peneliti lakukan pada Puskesmas Tanjung Puri Sintang.
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data penelitian adalah Analisis
Data Kualitatif, yaitu analisis yang dilakukan dengan mentabulasi hasil jawaban
responden, kemudian dipresentasikan dan dianalisis lebih lanjut.
Kalau kita lihat dari penjelasan diatas, sepertinya quality assurance yang
dimiliki oleh Puskesmas Tanjung Puri Kabupaten Sintang dari tahun 2008-2007
pada jasa bersalin termasuk cukup baik. Hanya pada aspek efisiensi pihak
puskesmas harus lebih hati-hati dalam menggunakan alat medis yang dinilai
penting untuk proses persalinan.
Pengobatan Penyakit
1. Aspek Klinis
Aspek klinis yang dimiliki oleh Puskesmas Tanjung Puri Kabupaten Sintang
dapat dilihat dengan adanya alat yang siap pakai, perugas yang terlatih seperti
dokter bidan dan perawat, sterilisasi alat-alat medis terjamin, sarana
pengobatan cukup, adanya prosedur pengobatan yang tetap. Pada pengobatan
penyakit tidak pernah terjadi komplikasi dan tidak pernah terjadi infeksi.
2. Aspek Efisiensi
Aspek efisiensi yang dimiliki oleh Puskesmas Tanjung Puri Kabupaten
Sintang dapat dilihat dari adanya alat rusak karena sudah lama, adanya alat
medis yang hilang, dan pihak puskesmas tidak pernah melakukan
pemeriksaan atau pengobatan yang telat.
3. Aspek Keamanan Pasien
Aspek keamanan pasien pada jasa pengobatan penyakit dapat dilihat dari
adanya petugas berseragam, petugas seperti dokter, bidan dan perawat yang
menggunakan identitas, namun di puskesmas belum ada kereta dorong yang
lengkap dengan gantungan infus, puskesmas hanya mempunyai kereta dorong
biasa, gantungan infus hanya ada pada kamar rawat inap. Puskesmas juga
telah memberikan petunjuk pemakaian obat yang jelas.
4. Aspek Kepuasan Pasien
Aspek kepuasan pasien dapat dilihat dari adanya petugas yang ramah, namun
petugas masih belum sigap dalam menangani penyakit pasien, petugas
memberikan informasi yang jelas, ruangan yang nyaman dan biaya yang
wajar.
Quality assurance pada jasa pengobatan penyakit di Puskesmas Tanjung
Puri Kabupaten Sintang dari tahun 2004-2006 masih belum baik, hal ini
disebabkan kurangnya alat pengobatan yang dimiliki puskesmas sehingga
puskesmas agak lamban dalam memberikan rujukan ke Rumah Sakit. Masalah ini
harus dapat diselesaikan oleh pihak puskesmas dengan lebih teliti dan lebih sigap
dalam menangani pasien, pihak puskesmas juga berusaha untuk melengkapi alat
medis yang digunakan.
2. Aspek Efisiensi
Aspek efisiensi yang dimiliki oleh puskesmas yaitu dengan adanya alat yang
rusak karena sudah lama, tidak adanya alat yang hilang, pengobatan yang
tidak pernah telat pelaksanaannya.
3. Aspek Keamanan Pasien
Aspek keamanan pasien dapat dilihat dari adanya petugas yang berseragam,
petugas yang menggunakan identitas, petunjuk pemakaian obat yang teratur.
4. Aspek Kepuasan Pasien
Aspek kepuasan pasien dapat dilihat dari petugas yang ramah, petugas yang
sigap, ruangan yang nyaman, dan biaya yang wajar.
Pasien kecelakaan dianjurkan untuk rawat inap jika luka yang di derita
parah, tapi jika luka yang diderita biasa saja atau tidak parah, pasien boleh
langsung pulang. Dari penjelasan keempat aspek di atas dapat dikatakan bahwa
quality assurance puskesmas sudah baik.
Selain itu pelayanan gawat darurat yang dilakuakn selama 24 jam penuh,
akan melibatkan petugas, sehingga banyak petugas akan terkait, maka semua
petugas diharapkan dapat secara berkesinambungan menjalankan menjaga mutu.
1. Aspek Klinis
Aspek klinis terdiri dari dokter yang terlatih, alat UGD yang lengkap,
persediaan obat untuk keadaan darurat yang cukup, persediaan oksigen yang
cukup.
2. Aspek Efisiensi
Aspek efisiensi dilihat dari tidak adanya alat yang hilang maupun yang rusak
karena salah pakai, namun alat yang rusak karena sudah lama itu ada, tidak
ada obat-obatan yang hilang.
3. Aspek Keamanan Pasien
Aspek keamanan pasien dilihat dari tidak pernah pasien jatuh dari tempat
tidur, adanya identitas petugas, adanya gantungan infus di ruangan UGD.
4. Aspek Kepuasan Pasien
Aspek kepuasan pasien dilihat dari kecepatan pelayanan dalam menangani
gawat darurat, keramahan petugas, informasi yang jelas mengenai penyakit
pasien kepada keluarga atau pasien itu sendiri, waktu tunggu petugas yang
jelas sehingga pasien tidak ditinggal sendirian dan ruangan yang nyaman.
Farmasi. Pelayanan farmasi berperan penting dalam kesembuhan
pasien, terutama pasien yang membutuhkan obat, tetapi bila kesalahan terjadi
akan merupakan racun yang berbahaya, maka quality assurance pelayanan ini
perlu agar secara jelas dapat menjamin hasil yang diharapkan dan sekaligus
menjaga keamanan. Banyaknya merk obat akan menambah beban pemilihan,
sekaligus harus hati-hati agar jangan salah baca yang dapat fatal, selain itu obat
punya nilai ekonomis, maka menjaga agar jangan sampai penggunaan yang salah
terjadi sudah secara otomatis mengurangi biaya bagi pasien.
1. Aspek Klinis
Aspek klinis pada farmasi dilihat dari kesesuaian identitas petugas, pemberian
dosis yang sesuai dengan resep dari dokter, kemasan obat yang sesuai dengan
standar kesehatan, pemberitahuan mengenai cara pemakaian obat yang sesuai
dan kesesuaian jumlah obat yang diminta.
2. Aspek Efisiensi
Aspek efisiensi dilihat dari pihak farmasi pada Puskesmas Tanjung Puri
Kabupaten Sintang tidak pernah memberikan obat yang sudah kadaluarsa
kepada pasien, adanya obat yang sudah 1 (satu) tahun tidak digunakan namun
obat tersebut dihancurkan lalu dibuang, adanya obat yang rusak dalam
penyimpanan, ada permintaan obat yang tidak ada obatnya di puskesmas, ada
permintaan obat yang habis persediaannya.
3. Aspek Keamanan Pasien
Aspek keamanan pasien pada bagian farmasi dilihat dari bentuk obat yang
sesuai dengan ketentuan dinas kesehatan, pemberian petunjuk dosis yang
jelas, kejelasan cara pemakaian, kejelasan petunjuk bahaya obat, kejelasan
petunjuk identitas pasien.
72 Jurnal Equilibrium, Vol IV. No.1 April 2007
Daftar Pustaka
Alma, Buchari. 1998. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung.
Penerbit : Alfabeta.
Angipora, Marius P. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta. Penerbit : PT. Raja
Grafindo Persada.
Byod dkk. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi ke-2. Jilid 1. Jakarta. Penerbit :
Erlangga.
Kotler, Philip, 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol, Jilid 1 dan Jilid 2. Jakarta : Penerbit PT.
Prenhellindo.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 1997. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Jilid 1 dan 2.
Jakarta : Penerbit PT. Prenhellindo.
Nasution, M.n, M.Sc. 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta : Penerbit Graha
Indo.
Malo, Manase. 1999. Buku Materi Pokok Penelitian Sosial. Modul 1-5. Jakarta.
Penerbit : Karunia.
Sabarguna, Boy S, MARS. 2004. Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit.
Surakarta : Penerbit Konsorsium Rumah Sakit Islam Jawa Tengah –
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Adi Mursalin, Analisis Penjaminan Mutu ……… 75