You are on page 1of 6

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUIS TENTANG KEINDAHAN ALAM DENGAN TEKNIK TANDUR PADA SISWA KELAS VII SMP

NEGERI 3 PARE KABUPATEN KEDIRI Siti Eli Setiawati Abstrak: Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan pembelajaran sastra. Khususnya pembelajaran menulis puisi tentang keindahan alam siswa kelas VII semester II SMP Negeri 3 Pare Kabupaten Kediri. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan selama dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dalam dua pertemuan yang terbagi dalam tiga tahap, yakni (1) tahap menemukan kosa kata yang berhubungan dengan media yang menjadi objek penulisan puisi, (2) tahap merangkai kata dengan menambahkan kata lain sehingga menjadi kalimat puitis, dan (3) tahap merangkai kalimat menjadi baitbait puisi atau puisi utuh. Pertemuan pertama penelitian dilaksanakan dengan menerapkan teknik TANDUR pada tahap Tumbuhkan, Alamai, Namai, dan Demonsrtasikan. Pertemuan kedua menerapkan teknik TANDUR pada tahap Ulangi dan Rayakan. Berdasarkan catatan lapangan, penerapan teknik TANDUR dalam pembelajaran menulis puisi ternyata dapat memberikan kemudahan bagi siswa. Terjadi peningkatan kemampuan siswa secara signifikan. Dengan memanfaatkan media yang ada, siswa dapat dengan mudah mengekspresikan pikiran dan perasaannya. Penghargaan yang diberikan oleh guru dan temannya ternyata dapat menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi. Pembelajaran menulis puisi dengan teknik TANDUR ini dapat dijadikan sebagai variasi model pembelajaran menulis puisi yang selama ini dianggap sangat sulit oleh siswa. Untuk itu diharapkan guru Bahasa Indonesia dapat menggunakan teknik ini agar pembelajaran menulis puisi variatif, menarik, mudah, dan menyenangkan. Kata Kunci: Menulis puisi, Teknik TANDUR Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, guru dituntut untuk memiliki komitmen, kemauan keras dan kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan ketentuan tersebut. Oleh karena itu, guru dalam proses pembelajaran harus kreatif mengelola kelas sehingga tercipta suasana pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan. Guru harus selalu berinovasi untuk mencari solusi setiap permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran. Dengan tersedianya tenaga pendidik yang profesional, akan terjadi proses pembelajaran yang bermutu dan menyenangkan. Kondisi riil dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas, utamanya pada materi pembelajaran Menulis Puisi dengan Keindahan Alam di kelas VII H SMP N 3 Pare Kabupaten Kediri masih mengalami beberapa permasalahan, baik dari faktor siswa maupun guru. Faktor penyebab dari siswa adalah siswa cenderung kurang dapat berimajinasi kemudian menuangkannya ke dalam bentuk tulisan. Siswa belum mampu memilih katakata puitis dan merangkainya menjadi kalimat-kalimat yang puitis sehingga materi menulis

puisi merupakan materi yang sangat sulit. Sedangkan faktor penyebab dari guru adalah kurangnya kreativitas guru dalam menggunkan model pembelajaran. Dalam konteks yang demikian, diperlukan teknik pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan aktif, efektif, dan menyenangkan. Teknik yang dimaksud adalah teknik pembelajaran TANDUR. Teknik TANDUR adalah akronim yang dikenalkan untuk memudahkan mengingat dan untuk keperluan operasional pembelajaran Quantum. TANDUR adalah akronim dari: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Unsur-unsur ini membentuk basis struktur yang melandasi Model Pembelajaran Quantum. Kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran apa pun mata pelajaran, tingkat kelas, dengan beragam budayanya, jika guru betul-betul menggunakan prinsip-prinsip atau nilai-nilai pembelajaran model Quantum (Sugiyanto, 2009:83). Prinsip utama pembelajaran Quantum adalah Bawalah Dunia Mereka (pembelajar) ke dalam Dunia Kita (pengajar), dan Antarkan Dunia Kita (pengajar) ke dalam Dunia Mereka. Setiap bentuk interaksi dengan pembelajar, setiap rancangan kurikulum, dan setiap metode pembelajaran harus dibangun di atas prinsip utama tersebut. Prinsip tersebut menuntut pengajar untuk memasuki dunia pembelajar sebagai langkah pertama pembelajaran selain juga mengharuskan pengajar untuk membangun jembatan otentik memasuki kehidupan pembelajar. Menurut Sugiyanto (2009:80), selain prinsip utama tersebut pembelajaran Quantum juga memiliki prinsip-prinsip, antara lain: (1) Ketahuilah bahwa segalanya berbicara. Dalam pembelajaran Quantum segala sesuatu mulai lingkungan pembelajaran sampai dengan bahasa tubuh pengajar, penataan ruang sampai sikap guru, mulai kertas yang dibagikan oleh pengajar sampai dengan rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang pembelajaran. (2) Ketahuilah bahwa segalanya bertujuan. Semua yang terjadi dalam proses pengubahan energi menjadi cahaya mempunyai tujuan. Tidak ada kejadian yang tidak bertujuan. (3) Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan. Proses pembelajaran paling baik terjadi ketika pembelajar telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh makna untuk apa yang mereka pelajari. (4) Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran. (5) Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan. Segala sesuatu yang layak dipelajari oleh pembelajar sudah pasti layak pula dirayakan keberhasilannya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketika kita menerapkan model Quantum dalam pembelajaran segala sesuatu yang kita berikan harus bermakna dan mempunyai tujuan. Apa pun usaha siswa walaupun itu menunjukkan kesalahan kita harus tetap mengakui dan menghargainya. Selanjutnya, seperti yang telah dijelaskan di atas, Quantum mengenalkan kerangka TANDUR dalam pembelajaran. Kerangka yang dimaksud adalah (1) Tumbuhkan, (2) Alami, (3) Namai, (4) Demonstrasikan, (5) Ulangi, dan (6) Rayakan. Mengingat pentingnya kemampuan menulis puisi bagi siswa, maka penulis berusaha mengungkapkan seberapa besar peningkatan pembelajaran menulis puisi tentang keindahan alam dengan teknik TANDUR jika dilihat dari sudut pandang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi melalui suatu Penelitian Tindakan Kelas.

Dengan adanya Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi guru untuk mengembangkan dan memperbaiki praktik pembelajaran menulis terutama menulis puisi tentang keindahan alam serta meningkatkan kreativitas guru dalam menentukan metode pembelajaran. Bagi siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi dan mengatasi kesuliatan dalam menulis puisi. Selain itu penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi mata pelajaran lain dalam menentukan metode pembelajaran. METODE Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan kemanusiaan dengan tradisi metodologi berbeda. Penelitian ini berlangsung secara alamiah karena dalam penelitian ini data diperoleh peneliti dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran menulis puisi tentang keindahan alam dengan teknik TANDUR. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan model Kemnis dan MC. Taggart yaitu model siklus. Banyaknya siklus direncanakan ada dua yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus dilaksanakan melalui empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (aksi/tindakan), pengamatan (observasi), dan refleksi. Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah seluruh siswa kelas VII H SMP N 3 Pare tahun pelajaran 2011/2012 semester II yang berjumlah 38 siswa. Peneliti memilih kelas tersebut selain kelas tersebut bersifat heterogen, terdapat juga sejumlah siswa yang memiliki motivasi belajar cenderung rendah. Media utama yang digunakan adalah bunga mawar, keindahan alam di lingkungan sekolah, dan gambar keindahan alam. Adapun istrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen utama dan instrumen penunjang. Instrumen utama adalah peneliti sendiri, orang yang paling mengetahui seluruh data dan cara menyikapinya. Sedangkan instrumen penunjang dalam penelitian ini adalah (1) format observasi, (2) format catatan lapangan, (3) daftar pertanyaan wawancara, (4) format LKS, dan (5) rubrik penilaian kemampuan menulis puisi. Untuk menentukan kualifikasi keberhasilan tindakan penelitian diperlukan ramburambu. Indikator pada penelitian ini dibuat untuk mendeskripsikan tiga permasalahan penelitian. Ketiga permasalahan itu yakni permasalahan penelitian tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian Indikator untuk menentukan keberhasilan perencanaan pembelajaran difokuskan pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menulis puisi tentang keindahan alam dengan teknik TANDUR. Indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran difokuskan pada aspek proses dan aspek hasil. Aspek proses ditujukan pada aktivitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. Keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan guru dilihat dari kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat. Sementara itu, keberhasilan proses pembelajaran siswa dilihat dengan menggunakan observasi pelaksanaan pembelajaran. Penentuan keberhasilan pembelajaran pada aspek hasil dilakukan dengan melihat hasil karya puisi yang dibuat siswa. Untuk menentukan keberhasilan itu digunakan panduan penilaian hasil menulis puisi.

Keberhasilan seluruh komponen ditentukan dengan kualifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil. Penentuan kualifikasi itu didasarkan pada indikator pencapaian yang diperoleh siswa untuk setiap aspek. Sementara itu, penentuan kualifikasi keberhasilan terhadap tulisan siswa ditentukan oleh jumlah skor yang diperoleh siswa pada seluruh aspek. Dikatakan berhasil jika 85% dari seluruh jumlah siswa memperoleh nilai sama dengan atau di atas KKM (75). HASIL Pelakasanaan pembelajaran menulis puisi tentang keindahan alam dengan teknik TANDUR diawali dengan kegiatan menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan diajak mengamati media yang diperlihatkan oleh guru. Selanjutnya, secara berkelompok, siswa diminta menuliskan kosa kata sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan media tersebut. Setelah berhasil menemukan kosa kata yang berkaitan dengan media, secara berkelompok siswa mulai merangkai kosa kata tersebut dengan menambahkan kata lain sehingga menjadi kalimat puitis. Pada tahap berikutnya, wakil kelompok diminta menuliskan satu kalimat puitis di papan tulis. Selanjutnya, berdasarkan kalimat puitis yang tertulis di papan tulis, setiap kelompok menyusun satu bait puisi. Setelah setiap kelompok berhasil menyusun kalimat-kalimat puitis menjadi bait puisi, pada tahap berikutnya wakil kelompok diminta membacakan puisi hasil karyanya di depan kelas. Kegiatan selanjutnya adalah mengulamg pembelajaran pada kegiatan pembelajaran sebelumnya dengan media yang berbeda. Kegiatan ini dilaksanakan secara individu. Setelah siswa mampu menyusun kalimat puitis pembelajaran dilanjutkan dengan membacakan puisi hasil karyanya di depan kelas. Pada saat siswa membacakan puisi hasil karyanya di depan kelas, siswa lain memberikan penilaian. Berdasarkan penilaian temannya, tiga penulis terbaik mendapatkan penghargaan. Aktiviatas pembelajaran yang dilakukan siswa berjalan dengan baik. Siswa lebih aktif keratif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok. Motivasi dan minat siswa dalam melakukan aktivitas belajar sangat tinggi. Siswa lebih antusias dalam belajar sejak melakukan pengamatan terhadap media yang dijadikan objek penulisan puisi, menuliskan kosa kata sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan media, merangkai kata dengan menambahkan kata lain sehingga menjadi kalimat puitis, menyusun kalimat puitis menjadi puisi yang utuh dan padu sampai membacakan puisi hasil karyanya di depan kelas. Penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran. Untuk melakukan penilaian terhadap proses digunakan teknik observasi. Sementara penilaian hasil dilakukan terhadap puisi hasil karya siswa. Teknik observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar berupa partisipasi, kerja sama, dan keberanian siswa. Hasil penilaian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar yang dilakukan siswa. Untuk menentukan kualifikasi kemampuan menulis puisi, penilaian dilakukan dengan menggunakan panduan penilaian puisi. Berdasarkan panduan itu ada empat aspek yang menjadi fokus penilaian yaitu kesesuaian judul dengan isi puisi, diksi, imajinasi, dan keutuhan puisi.

Hasil penilaian yang dilakukan terhadap puisi yang dihasilkan siswa pada siklus I menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi pada semua aspek di atas masih pada taraf cukup. Rata-rata kualifikasi baik hanya dicapai siswa pada aspek kesesuaian judul dengan isi puisi. Sementara itu pada siklus II, kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan. Peningkatan itu dilihat dari empat aspek penilaian puisi. Dari empat aspek rata-rata dicapai siswa dengan kualifikasi baik. Bahkan untuk aspek kesesuaian judul dengan isi rata-rata yang dicapai siswa berkulifikasi sangat baik. Dari hasil penilaian terhadap puisi hasil karya siswa menggambarkan keberhasilan yang sangat baik. Dari 38 siswa, 23 siswa (60,5%) memperoleh nilai di atas KKM (75), 11 siswa (29%) memperoleh nilai sama dengan KKM (75), dan hanya 4 siswa (10,5%) memperoleh nilai di bawah KKM (75). SIMPULAN Berdasarkan hasil tindakan dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik TANDUR dalam menulis puisi dapat meningkatkan kemampuan siswa. Proses menemukan kosa kata kemudian merangkai kata dengan menambahkan kata lain sehingga menjadi kalimat yang puitis dapat membantu siswa dalam menulis puisi dengan padu dan utuh. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dapat diterapkan ada dua tahap. Tahap I meliputi (1) siswa mengamati media yang dijadikan objek penulisan puisi, (2) menuliskan kosa kata sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan media, (3) siswa merangkai kata dengan menambahkan kata lain sehingga menjadi kalimat puitis, (4) siswa merangkai kalimat puitis menjadi puisi yang utuh dan padu, (5) siswa dan guru memberikan nama terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan (6) siswa membacakan puisi hasil karyanya di depan kelas. Tahap II meliputi (1) siswa mengulangi kegiatan pembelajaran pada tahap I dengan media yang menjadi objek penulisan puisi yang berbeda (2) siswa memberikan penilaian terhadap puisi hasil karya temannya, dan (3) siswa memberikan penghargaan kepada tiga penulis terbaik. Penerapan teknik TANDUR dalam pembelajaran menulis puisi tentang keindahan alam dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Kondisi belajar yang tercipta memberi peluang lebih besar kepada siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. SARAN Teknik TANDUR merupakan salah satu upaya meningkatkan pembelajaran menulis puisi. Teknik ini diharapkan dapat digunakan oleh guru sebagai upaya mengatasi kesulitan mengajarkan menulis puisi. Selain itu diharapkan teknik TANDUR dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran untuk mata pelajaran lain.

DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti. dkk. 1997. Keterampilan Menulis. Jakarata: Depdikbud. Kuntjojo, dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran. Kediri: UNP Musaba, Zulkifli.1994. Terampil Menulis. Banjarmasin: Sarjana Indonesia. Ngafenan, Muhamad. 1990. Kamus Kesusastraan. Semarang: Dahara Prize.Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS. Suryanto, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Kediri: UNP. Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis. Jakarta: Balai Pustaka. Tjahjono, Liberatus Tengsoe.1988. Sastra Indonesia Pengantar Teori dan Apresiasi. Ende Flores: Nusa Indah

You might also like