Professional Documents
Culture Documents
1.
A. TUJUAN PERCOBAAN Mengamati dan memahami cara kerja beberapa rangkaian dioda sebagai penyearah. A. TEORI
Penyearah setengah gelombang adalah rangkaian yang mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC berdenyut. Sumber tegangan AC yang biasa digunakan adalah transformator penurun tegangan (step down). Pada siklus positif dari tegangan masukan, dioda akan dibias maju (forward bias) dan pada siklus negatif dari tegangan masukan, dioda akan dibias mundur (reverse bias).
Gambar 1.1. Rangkaian penyearah setengah gelombang Tegangan yang muncul di R1 merupakan tegangan DC berdenyut yang memiliki nilai efektif Vrms =
Gambar 1.2 menunjukkan rangkaian penyearah gelombang penuh. Pada siklus positif tegangan masukan, D2 dan D3 dibias maju dan selama siklus negatif, dioda D1 dan D4 dibias maju. Arus yang mengalir melalui tahanan beban memiliki arah yang sama kedua setengah siklus tersebut.
Gambar 1.2. Rangkaian penyearah gelombang penuh. Rangkaian filter digunakan untuk mengubah sinyal keluaran penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh menjadi tegangan DC yang memiliki ripple kecil. Hal ini dapat diterapkan pada rangkaian sebelumnya dengan menambahkan komponen berupa kapasitor yang dapat menyimpan muatan ketika potensial naik dan melepaskan muatan pada saat potensial turun.
B. Percobaan 1A. Penyearah Setengah Gelombang Alat dan Bahan : 1 buah transformator step down 1 buah dioda (1N4002 / 1N4007 / 1N4148) 1 buah resistor (10K) 1 unit osiloskop Hameg HM303-6 + probe Unjuk Kerja : 1. Ukur tegangan puncak-ke-puncak (peak-to-peak) dari kumparan sekunder
transformator dengan cara menghubungkan probe negatif dari osiloskop ke terminal 0 Volt dan probe positif ke terminal 12 Volt. Atur terlebih dahulu tombol input coupling dari osiloskop (gambar 1.4 tombol no. 29) ke posisi AC.
Gambar 1.4 Tombol input coupling dari osiloskop Hameg HM303-6 Bandingkanlah hasil pembacaan osiloskop dengan rating yang tertera pada transformator. Apakah keduanya menunjukkan perbedaan ? Mengapa hal itu dapat terjadi ? Lalu jenis tegangan apakah yang dibaca oleh osiloskop dan jenis tegangan apakah yang tertera pada transformator ?
2.
3.
Susun dioda dan resistor seperti gambar 1.1 lalu hubungkan rangkaian tersebut Ukurlah tegangan maksimum dari output rangkaian penyearah, yakni tegangan
ke terminal transformator yang terdapat pada panel praktikum. antara titik 2 dan 3 pada gambar 1.1 dengan input coupling dari osiloskop pada posisi DC.
Alat dan Bahan : 1 buah transformator step down 4 buah dioda (1N4002 / 1N4007 / 1N4148) 1 buah resistor (10K) 1 unit osiloskop Hameg HM303-6 + probe
Unjuk Kerja : 1. Ulangi langkah 1 dari percobaan 1A.
2. Susun keempat dioda dan resistor seperti gambar 1.2 lalu hubungkan rangkaian tersebut ke
terminal transformator yang terdapat pada panel praktikum. 3. Ukurlah tegangan maksimum dari output rangkaian penyearah, yakni tegangan antara titik 2 dan 0 pada gambar 1.2 dengan input coupling dari osiloskop pada posisi DC. Percobaan 1C. Penyearah Gelombang Penuh dengan Filter Kapasitor
Praktikum Rangkaian Elektronika 1 buah transformator step down 4 buah dioda (1N4002 / 1N4007 / 1N4148) 1 buah resistor (10K) 2 buah kapasitor berorde mikroFarad 1 unit osiloskop Hameg HM303-6 + probe
Unjuk Kerja : 1. Ulangi langkah 1 dari percobaan 1A.
2. Susun keempat dioda, resistor, dan kapasitor berorde mikroFarad ( yang lebih rendah nilai
kapasitansinya ) seperti gambar 1.3 lalu hubungkan rangkaian tersebut ke terminal transformator yang terdapat pada panel praktikum. Biasanya kapasitor yang dipakai merupakan kapasitor elektrolit. Perhatikan polaritas dari kapasitor yang bersangkutan. Jangan sampai terbalik polaritasnya !!! 3. Ukurlah tegangan maksimum dari output rangkaian penyearah, yakni tegangan antara titik 2 dan 0 pada gambar 1.3 dengan input coupling dari osiloskop pada posisi DC.
4. Ubahlah input coupling dari osiloskop menjadi AC, lalu ukurlah tegangan peak-to-peak dari
output rangkaian penyearah. Tegangan yang terukur disini adalah tegangan ripple dari rangkaian penyearah yang bersangkutan.
5. Ulangi langkah 2 dengan menggunakan kapasitor berorde mikroFarad ( yang lebih tinggi
nilai kapasitansinya ). 6. Ulangi langkah 3 dan 4.
2. Ukur tegangan peak-to peak VA dan VB dengan osiloskop dan gambar bentuk
gelombangnya. 3. Ulangi prosedur 1 dan 2 untuk rangkaian gambar 2.2 dan 2.3.
TUJUAN PERCOBAAN Mengamati dan memahami cara kerja beberapa rangkaian dioda sebagai pemotong tegangan. TEORI Pemotong tegangan adalah rangkaian yang inputnya berupa gelombang dan bentuk sinyal outputnya sama dengan sinyal input namun tegangannya dipotong, dimana sinyalnya berada diatas atau dibawah suatu level tegangan yang dijadikan referensi. Gambar 3.1. menunjukkan gelombang pada bagian atas level tegangan yang dijadikan referensi dipotong sehingga outputnya hanya gelombang yang berada di bagian bawah level tegangan referensi. Sedangkan pada gambar 3.2. menunjukkan gelombang pada bagian bawah level tegangan yang dijadikan referensi dipotong sehingga outputnya hanya gelombang yang berada di bagian atas level tegangan referensi.
1. Hubungkan power supply sesuai dengan rangkaian pada gambar 3.3. 2. Ukur tegangan peak-to peak VA dan VB dengan osiloskop dan gambar bentuk
gelombangnya.
Gambar 4.1. Rangkaian pengaturan tegangan dengan zener. JALAN PERCOBAAN 1. Susun rangkaian seperti pada gambar 3.1.
2. Ukur tegangan pada dioda zener (VZ) dengan voltmeter untuk setiap kenaikan tegangan
pada catu daya (VIN). 3. Bandingkan tegangan yang diukur tersebut.
BAHAN BACAAN
TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami prinsip kerja bipolar junction transistor. 2. Mengamati dan memahami DC bias pada transistor. 3. Mengamati dan memahami prinsip kerja transistor bipolar sebagai penguat. 4. Memahami prinsip rangkaian logika melalui BJT TEORI UMUM Transistor merupakan suatu komponen aktif karena dapat melakukan penguatan terhadap sinyal yang masuk. Pada dasarnya penguat transistor bipolar terdiri dari tiga konfigurasi dasar, yaitu common emitter, common collector, dan common base, seperti terlihat pada gambar 1, 2, dan 3.
Common Emitter
Langkah Percobaan
1. Hubungkan rangkaian penguat CE dengan generator fungsi seperti Gambar 4. Atur agar
harga V1 = 10 volt dan frekuensinya = 1 kHz.
rg Vg V1 10k A
C E
VA
1k
Gambar 4. Rangkaian perubahan CE-1 2. Ulangi langkah 1 di atas dengan frekuensi yang berbeda-beda.
Rangkaian logika Selain untuk rangkaian amplifier, transistor juga biasa dalam proses switching. Proses switching digunakan pada aplikasi digital, yaitu unutk merangkai gerbang-gerbang logika, seperti: 1. Gerbang NOT
2. Gerbang AND
3. Gerbang OR
5. Gerbang NOR
ALAT YANG DIGUNAKAN Power supply DC, multimeter, oscilloscope, bread board, LED, resistor (10K, 1K, 220 Ohm), IC741, IC4558.
PERCOBAAN 2 : Op-Amp Sebagai Penguat TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari kerja op-amp sebagai penguat. 2. Memodelkan op-amp sebagai sebuah voltage-controlled voltage source (VCCS) TEORI UMUM Secara umum, ada dua jenis konfigurasi penguat yang menggunakan op-amp yaitu penguat membalik (inverting amplifier) dan penguat tak-membalik (non-inverting amplifier). Gambar 4.2 menunjukkan rangkaian inverting amplifier dan gambar 4.3 menunjukkan rangkaian non-inverting amplifier. Besarnya penguatan yang terjadi, ditentukan oleh nilai dan konfigurasi rangkaian umpan-balik yang dipasang antara output dan input op-amp tersebut.
ALAT YANG DIGUNAKAN Op-Amp Motorola MC1741CP1, Osiloskop, Function Generator, Resistor. LANGKAH PERCOBAAN A. Percobaan penguat pembalik 1. Susun rangkaian seperti Gambar 4.2. 2. Aturlah tegangan V1 yang berasal dari function generator hingga menghasilkan gelombang sinusoid dengan amplitudo 1 Vpp dan frekuensi 100 Hz. Nilai R1 dan R2 ditentukan oleh asisten. 3. Lihat Vo pada oscilloscope. Catat amplitudo dari tegangan output dan amati juga pergeseran fasa yang mungkin terjadi pada output. 4. Ulangi langkah 2 dan 3 dengan nilai R2 yang berbeda. B. Percobaan penguat tak membalik 1. Susun rangkaian seperti pada Gambar 4.3. 2. Lakukan langkah 2-4 seperti pada percobaan A.
PERCOBAAN 3 : INTEGRATOR
TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari arti fisis dari proses integarasi gelombang sinusoid dan non-sinusoid serta pengaruh proses integrasi terhadap amplitudo dan sudut fasanya. TEORI UMUM Integrator merupakan sebuah rangkaian yang digunakan untuk mengimplementasikan proses pengintegralan dari suatu sinyal yang dinyatakan dengan fungsi matematis tertentu. Output dari sebuah integrator merupakan integral dari inputnya tehadap waktu. Integrator seperti pada gambar 1 biasa dipakai untuk pengubahan bentuk gelombang, misalnya membentuk gelombang segitiga dari gelombang persegi dan sebaliknya.
Gambar 4.4 Rangkaian integrator sederhana Secara matematis, hubungan antara tegangan output dan tegangan input dari rangkaian pada gambar 4.4 tersebut adalah :
Gambar 4.5 menunjukkan rangkaian integrator yang akan digunakan pada praktikum. Peralihan fungsi dari penguat membalik ke integrator terjadi pada saat XC = R2 dengan frekuensi transisi :
Pembuktian persamaan 3 tersebut dapat dilakukan dengan analisa rangkaian pada domain frekuensi (domain s) untuk mendapatkan transfer function dari integrator tersebut. Frekuensi transisi dapat dicari dengan membaca bode plot dari transfer function tersebut. Bode plot dapat dibuat dengan bantuan software MATLAB. Berikut adalah tabel sinyal output ideal yang dihasilkan oleh integrator tersebut.
Gambar 4.5 Rangkaian percobaan integrator ALAT YANG DIGUNAKAN Op-Amp Motorola MC1741CP1, Osiloskop, Function Generator, Resistor (2 buah), Kapasitor.
LANGKAH PERCOBAAN 1. Susun rangkaian integrator seperti pada gambar 4.5 dengan nilai R, R1, dan C yang ditentukan oleh asisten. Tegangan suplai op-amp = 15 Volt. 2. Atur generator untuk gelombang sinusoid dengan amplitudo 1 Vpp dan frekuensi yang ditentukan oleh asisten. 3. Amati gelombang input dan outputnya, seperti pada tabel 1. Bagaimana amplitudo dan fasanya ? Catat hasilnya pada lembar data. 4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk frekuensi yang berbeda. 5. Ulangi langkah 2 sampai 4 untuk gelombang segitiga dan persegi. 6. Ubah nilai resistor R1 sesuai petunjuk asisten. 7. Ulangi langkah 2 sampai 5.
PERCOBAAN 4 : DIFFERENSIATOR TEORI UMUM Differensiator pada gambar 4.6 adalah rangkaian yang menghasilkan sinyal keluaran yang berupa turunan dari sinyal masukannya. Sinyal keluaran yang dihasilkan sangat bergantung pada frekuensi sinyal masukan.
Gambar 4.6 Rangkaian differensiator sederhana Hubungan matematis antara tegangan output dan input dari rangkaian tersebut adalah
Gambar 4.7 Rangkaian differensiator percobaan ALAT YANG DIGUNAKAN Op-Amp Motorola MC1741CP1, Osiloskop, Function Generator, Resistor (2 buah), Kapasitor. LANGKAH PERCOBAAN 1. Susun rangkaian differensiator seperti pada gambar 4.7 dengan nilai R, R1, dan C yang ditentukan oleh asisten. Tegangan suplai op-amp = 15 Volt. Praktikum Rangkaian Elektronika Modul IV 2. Atur generator untuk gelombang sinusoid dengan amplitudo 1 Vpp dan frekuensi yang ditentukan oleh asisten. 3. Amati gelombang input dan outputnya, seperti pada tabel 2. Bagaimana amplitudo dan fasanya ? Catat hasilnya pada lembar data. 4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk frekuensi yang berbeda. 5. Ulangi langkah 2 sampai 4 untuk gelombang segitiga dan persegi. 6. Ubah nilai resistor R1 sesuai petunjuk asisten. 7. Ulangi langkah 2 sampai 5.
BAHAN BACAAN