Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan yang diampu Drs. Mangun Budiyanto, M.Si
Disusun oleh: Siti Zulfatun K. (11470029) Amrita Kurnia K. (11470032) Habib Musthafa (11470151) Miftakul Amin (11470162)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2012
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu pendidikan, baik itu pendidikan umum maupun pendidikan Islam masing-masing memiliki sumber-sumber norma yang berbeda. Suatu kegiatan pendidikan dibatasi oleh peraturan-peraturan atau hukum-hukum tertentu yang akan dijadikan sebagai landasan dari kegiatan tersebut. Di negara kita pendidikan didasarkan pada Pancasila, UUD 1945, dan beberapa sumber lain baik peraturan pemerintah, undang-undang, peraturan menteri pendidikan nasional, dan peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga atau badan terkait lainnya. Pendidikan dalam Islam berdasarkan al Iman, al Islam, al Ihsan, dan sumber norma Islam adalam sumber-sumber yang memuat tiga dasar itu, yakni Al Quran As Sunnah sebagai pokoknya, dan bila dalam Al Quran dan As Sunnah tidak didapati, maka kita boleh mengambil sumber yang lain yaitu dengan jalan ijtihad.
B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud pendidikan umum dan pendidikan Islam ? 2. Apakah yang menjadi sumber pendidikan umum ? 3. Apakah yang menjadi sumber pendidikan Islam ? 4. Apakah perbedaan pendidikan umum dan pendidikan Islam ?
2
C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian pendidikan umum dan pendidikan Islam 2. Mengetahui sumber pendidikan umum 3. Mengetahui sumber pendidikan Islam 4. Mengetahui perbedaan pendidikan umum dan pendidikan Islam
3
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan Umum dan Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Umum Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dimaksud pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensis dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sedangkan pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sedangkan menurut beberapa ahli pendidikan dapat diartikan: a. Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. 1
b. John Dewey Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual, emosional ke arah alam dan sesama Indonesia. 2
1 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada) hlm. 4
2 Ibid 4
2. Pengertian Pendidikan Islam Dalam bahasa Arab, ada beberapa istilah yang biasa dipergunakan untuk menunjuk pengertian pendidikan itu antar lain yang populer adalah at-tarbiyyah, at-tadris, at-talim, at-tadib, at-tahzib, dan al-insya. Namun dari keenam istilah itu yang paling sering digunakan adalah at-tarbiyyah. 3
Ditinjau dari segi bahasanya, sebagaimana yang diutarakan oleh Abdur Rahman An-Nahlawi (1979:12) kata at-tarbiyyah memilki arti bertambah dan tumbuh, tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, serta memperbaikinya, mengurusnya, memimpinnya, dan mengawasi serta menjaganya. 4
Sedangkan Islam secara bahasa penyerahan diri dan kepatuhan. Kemudian secara istilah kata Islam ini digunakan sebagai nama agama dan tatanan kehidupan yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW melalui wahyu dari Allah SWT yang termuat dalam Al-Quran dan Al-Hadist. 5
Sehingga dapat disimpulkan pendidikan Islam adalah proses kependidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam berdasarkan Al-Quran dan Al- Hadits. 6
2. Sumber Pendidikan Umum a. Pancasila Pancasila dapat kita artikan sebagai lima dasar yang dijadikan dasar negara serta pandangan hidup bangsa. Suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tanpa dasar negara yang kuat dan tidak dapat mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai tanpa pandangan hidup. Dengan adanya
3 Mangun Budiyanto, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: Griya Santri) hlm. 2 4 Ibid hlm. 3 5 Ibid hlm. 8 6 Ibid hlm. 10 5
dasar negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing dalam menghadapi permasalahan baik yang dari dalam maupun dari luar.
b. UUD 1945 Sebagai penyelenggaraan pendidikan nasional yang utama, perlu pelaksanaannya berdasarkan undang-undang. Hal ini sangat penting karena hakikatnya pendidikan nasional adalah perwujudan dari kehendak UUD 1945 utamanya pasal 31 tentang Pendidikan dan Kebudayaan, pasal 31: 1. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. 2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar pemerintah wajib membiayainya. 3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketkwaan serta akhlak yang mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. 4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. 5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Pentingnya undang-undang sebagai tumpuan bangunan pendidikan nasional di samping untuk menunjukkan bahwa pendidikan sangat penting sebagai penjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia, juga dapat dipedomani bagi pennyelenggaran pendidikan secara utuh yang berlaku untuk seluruh tanah air. 6
c. UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional dibahas tentang dasar dan fungsi pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional, prinsip penyelenggaraan pendidikan, hak peserta didik, kewajiban peserta didik, pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan khusus dan layanan khusus, standar nasional pendidikan, pengertian dasar kurikulum, muatan wajib kurikulum pendidikan dasar dan menengah, dewan pendidikan, komite sekolah dan madrasah, dan evaluasi.
3. Sumber Pendidikan Islam Dalam suatu pendidikan, baik itu pendidikan umum maupun pendidikan islam masing-masing memiliki sumber-sumber norma yang berbeda. Suatu kegiatan pendidikan dibatasi oleh peraturan-peraturan atau hukum-hukum tertentu yang akan dijadikan sebagai landasan dari kegiatan tersebut. Pendidikan dalam Islam berdasarkan al Iman, al Islam, al Ihsan, dan sumber norma Islam adalam sumber-sumber yang memuat tiga dasar itu, yakni Al Quran As Sunnah sebagai pokoknya, dan bila dalam Al Quran dan As Sunnah tidak didapati, maka kita boleh mengambil sumber yang lain yaitu dengan jalan ijtihad. Dalam menentukan urutan sumber-sumber tersebut, hendaknya berpegang pada hadis Muadz tatkala diutus Nabi ke Yaman untuk menjadi hakim di sana. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Turmudzi ini, di samping menunjuk sebagai urutan sumber dalam syareat Islam, juga bisa djadikan rujukan untuk menentukan urutan sumber pendidikan Islam. Hadis ini berisi dialog antara Nabi dan Muadz sebagai berikut: Nabi berkata kepada Muadz : Dengan apa kamu mengambil hukum? Muadz menjawab : Dengan kitab Allah (Al Quran) Berkata Nabi : Jika tidak kamu dapati? 7
Jawab Muadz : Dengan sunah Rasulullah Berkata Nabi : Jika tidak kamu dapati? Jawab Muadz lagi : Saya berijtihad dengan pikiranku Maka berkata Nabi : Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada utusan pesuruhnya kepada yang diridloi RosulNya
Dan dari hadis di atas bisa kita ketahui urutan dari sumber-sumber pendidikan dalam Islam, yakni mula-mula Al Quran, kemudian Hadis Nabi, dan baru berijtihad menggunakan akal pikiran. Dan ijtihad diperuntukkan jika ada hal- hal yang yang belum jelas-jelas disebutkan dalam Al Quran dan Sunnah Rosulullah. Di atas telah diuraikan bahwa sumber pendidikan Islam adalah Al-Quran, Al-Hadits,dan ijtihad. Untuk itu bila ingin mengetahui bagaimana sebenarnya perhatina Islam terhadap pendidikan haruslah melihat ayat-ayat Al-Quran, hadits- hadist Nabi, serta hasil ijtihad para ulama yang berkaitan dengan pendidikan ini.
a) Sumber Al-Quran Ternyata sangat banyak ayat Al-Quran yang menunjukkan betapa besar perhatian Islam terhadap pendidikan dan pengajaran pada khususnya serta ilmu pengetahuan pada umumnya. Hal ini dapat terlihat di dalam beberapa ayat antara lain: 1) Q.S At-Tahrim ayat 6 Og^4C 4g~-.- W-ONL4`-47 W-EO~ 7=O^ 7O)Uu-4 -4O4^ E-1O~4 +EEL- 7E4OEg4^-4 OgOU4 NOj^U4` [+EgN 1-Eg- 4pOOu4C -.- .4` -4O4` 4pOUE^4C4 4` 4p+OuNC ^g
8
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Dalam Q.S At-Tahrim ayat 6 ini Allah mengintruksikan kepada setiap orang yang beriman untuk menjaga dirinya sendiri dan seluruh keluarga yang menjadi tanggung jawabnya agar tidak tertimpa siksa api neraka. Menjaga diri dan keluarga dari api neraka adalah dengan pengajaran dan pendidikan sehingga dapat dikatakan pendidikan itu penting. 2) Q.S Luqman ayat 13 ^O)4 4~ }E^7 gOgL] 4O-4 +OOg4C O/E_+:4C ')O; *.) W ]) EuO]- vUO _1g4N ^@ Artinya: dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dari ayat tersebut dapat kita ambil pokok pikiran sebagai berikut: a. Orangtua wajib memberi pendidikan kepada anak-anaknya. b. Prioritas pertama adalah penanaman akidah, pendidikan akidah diutamakan sebagai kerangka dasar/landasan dalam membentuk pribadi anak yang soleh. c. Dalam mendidik hendaknya menggunakan pendekatan yang bersifat kasih sayang, sesuai makna seruan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu Yaa Bunayyaa (Wahai anak-anakku), seruan tersebut menyiratkan muatan kasih sayang/sentuhan kelembutan dan kemesraan, tetapi dalam koridor ketegasan dan kedisplinan, bukan berarti mendidik dengan keras. 3) Q.S Al-Mujadilah ayat 11 9
Og^4C 4g~-.- W-EONL4`-47 -O) 1g~ 7 W-OOOE> ) +)UEE^- W-O=O^ gE=O^4C +.- 7 W -O)4 1g~ W-+O=e- W-+O=e ;7O4C +.- 4g~-.- W-ONL4`-47 7Lg` 4g~-.-4 W-O>q =Ug^- eE_4OE1 _ +.-4 E) 4pOUEu> OO)lE= ^ Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang- lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
b) Sumber Al-Hadits Tidak berbeda dengan ayat-ayat Al-Quran, hadits-hadits yang menunjukkan perhatian Islam terhadap pendidikan dan pengajaran juga tak terbilang banyaknya. Berikut ini debagian dari perintah dan petunjuk Nabi SAW yang berkaitan tentang pendidikan:
Perintahkanlah anak-anakmu shalat ketika mereka berumur 7 tahun, dan pukullah mereka jika berumur 10 tahun. Dan pisahkanlah mereka di tempat tidur (HR Abu Daud, Tirmidzi, Ad-Darimi, Ahmad, Ibnu Abu Syaibah, Ibnu Khuzaimah, Thahawy)
Dari Abdullah bin Masud r.a. Nabi Muhamad pernah bersabda: Janganlah ingin seperti orang lain, kecuali seperti dua orang ini. Pertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia membelanjakannya secara benar, kedua orang yang diberi Allah al-Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya dan mengajarkannya kepada orang . (HR Bukhari) 10
Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR Muslim)
Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, mak ia harus memiliki ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka itupun harus dengan ilmu. (HR. Thabrani)
c) Sumber Hasil Ijtihad Dapat diyakini bahwa tidak ada seorangpun ulam yang mengingkari arti pentingnya pendidikan dan pengajaran dalam Islam. Mereka sepakat bahwa umat Islam wajib memperhatikan pendidikan dan pengajaran ini. Drs. H. Abu Tahied mengutip ucapan Umar bin Khattab, sebagai berikut: Termasuk hak anak yang menjadi kewajiban orangtua adalah mengajarnya, menulis, memanah, dan tidak memberikan rizki kecuali yang halal baginya. 7
Dari kata-kata Umar bin Khattab ini dapat diambil bahwa: 1. Pendidikan baik pendidikan jasmani, akal maupun rohani merupakan hak anak. 2. Setiap orangtua berkewajiban memberikan hak pendidikan anak-anaknya dengan sebaik-baiknya. 3. Setiap orangtua berkewajiban memberikan nafkah kepada anak-anaknya. 4. Setiapa orangtua berkewajiban mencari rizki yang halal dan baik untuk nafkah anak-anaknya. Kemudian Imam Al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya Ulumuddin (t.th, Juz III: 62) menulis: Anak itu amanat (Tuhan) bagi kedua orangtuanya. Hatinya bersih bagaikan mutiara yang indah, bersahaja, bersih dari setiap lukisan dan gambar.
7 Mangun Budiyanto, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: Griya Santri) hlm. 23
11
Ia menerima bagi setiap yang dilukiskan, cenderung kepada arah apa saja yang diarahkan kepadanya. Jika ia dibiasakan dan diajar dengan baik,ia dapat tumbuh menjadi baik, beruntung di dunia dan akherat. Kedua orangtuanya, semua gurunya, pengajarnya serta ayng mendidiknya sama-sama dapat menerima pahala. Dan jika ia dibiasakan melakukan keburukan dan dibiarkan sebagaimana membiarkan binatang, ia celaka dan rusak. Adalah dosanya menimpa leher (pundak) pengasuh dan walinya. Dari pendapat Al-Ghazali ini, maka berarti setiapa orangtua, para pendidik, maupun para guru pada ahkekatnya mengemban amanat Allah. Karena sebagai amanat maka harus ditunaikan dan kelak mereka akan dimintai pertanggung jawab oleh Allah tentang bagaimanakah keadaaan pendidikan anak-anaknya. Maka jelaslah sudah betapa pentingnya pendidikan itu menurut ajaran Islam. Oleh karena itu, bagi siapa saja yang mengabaikan atau tidak melaksanakan pendidikan anak-anaknya sebagaiman mestinya akan mendapat ancaman siksa Allah dan sebaliknya bagi siapa saja yang menunaikan sesuai dengan petunjuk- petunjuk Allah dan Rasulullah maka baginya akan mendapatkan pahala surga.
C. Perbedaan Pendidikan Islam dan Pendidikan Umum Perbedaan pendidikan Islam dan pendidikan umum dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu tujuannya, fungsi, dan sumbernya. Di bawah ini akan dijelaskan tentang tujuan, fungsi, dan sumber dari pendidikan islam dan pendidikan umum. 1. Pendidikan Islam a) Tujuan pendidikan Islam 1. Terbentuknya kesadaran terhadap hakikat dirinya sebagai manusia hamba Allah yang diwajibkan menyembah kepadanya. Melalui kesadaran ini yang akhirnya ia akan berusaha agar potensi dasar keagaamaan (fitrah) yang ia miliki dapat tetap terjaga kesuciannya sampai akhir hayatnya. Sehingga ia hidup dalam keadaan beriman dan meninggal juga dalam keadaan beriman. 2. Terbentuknya kesadaran akan fungsi dan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi dan selanjutnya dapat ia wujudkan kehidupannya sehari-hari. 12
Melalui kesadaran ini seseorang akan termotivasi untuk mengembangkan potensi yang ia miliki, meningkatkan sumber daya manusia, mengelola lingkungannya dengan baik, dan lain-lain. Sehingga ia akan mampu memimpin diri dan keluarganya. Zakiah Daradjad dalam Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam mendefinisikan tujuan Pendidikan Agama Islam adalah membina manusia beragama berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat. Yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif. 8
b) Fungsi pendidikan Islam Fungsi pendidikan Islam, dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah ayat 151 yang artinya: Sebagaimana kami telah mengutus kepada kamu sekalian seorang rasul diantara kau yang membacakan ayat-ayat kami kepadamu, menyucikan mu, mengajarkan al-Kitab, dan al-hikmah, dan mengajarkan kepadamu yang belum kamu ketahui" Dari ayat di atas ada lima 5 fungsi pendidikan yang dibawa Nabi Muhammad, yang dijelaskan dalam tafsir al-Manar karangan Muhammad Abduh 9 : 1. Membacakan ayat-ayat kami, (ayat-ayat Allah) ialah membacakan ayat- ayat dengan tidak tertulis dalam al-Quran (al-Kauniyah), ayat-ayat tersebut tidak lain adalah alam semesta. Dan isinya termasuk diri manusia sendiri sebagai mikro kosmos. Dengan kemampuan membaca ayat-ayat Allah wawasan seseorang semakin luas dan mendalam, sehingga sampai pada kesadaran diri terhadap wujud zat Yang Maha Pencipta (yaitu Allah).
8 Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara), hlm. 172 9 M. Abduh, Tafsir al-Manar, Juz III (Beirut : Darul Ma'arif), hlm. 29 13
2. Menyucikan diri merupakan efek langsung dari pembacaan ayat-ayat Allah setelah mengkaji gejala-gejalanya serta menangkap hukum-hukumnya. Yang dimaksud dengan penyucian diri menjauhkan diri dari syirik (menyekutukan Allah) dan memelihara akhlaq al-karimah. Dengan sikap dan perilaku demikian fitrah kemanusiaan manusia akan terpelihara. 3. Yang dimaksud mengajarkan al-kitab ialah al-Quran al-karim yang secara eksplisit berisi tuntunan hidup. Bagaimana manusia berhubungan dengan tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya. 4. Hikmah, menurut Abduh adalah hadits, akan tetapi kata al-hikmah diartikan lebih luas yaitu kebijaksanaan, maka yang dimaksud ialah kebijaksanaan hidup berdasarkan nilai-nilai yang datang dari Allah dan rasul-Nya. Walaupun manusia sudah memiliki kesadaran akan perlunya nilai-nilai hidup, namun tanpa pedoman yang mutlak dari Allah, nilai-nilai tersebut akan nisbi. Oleh karena itu, menurut Islam nilai-nilai kemanusiaan harus disadarkan pada nilai-nilai Ilahi (al- Quran dan sunnah Rasulullah). 5. Mengajarkan ilmu pengetahuan, banyak ilmu pengetahuan yang belum terungkap, itulah sebabnya Nabi Muhammad mengajarkan pada umatnya ilmu pengetahuan yang belum diketahui oleh umat sebelumnya. Karena tugas utamanya adalah membangun akhlak al-Karimah. 10
Dengan mengembalikan kajian antropologi dan sosiologi ke dalam perpektif Al-Quran dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan Islam adalah: 1. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenal jati diri manusia, alam sekitarnya dan mengenai kebesaran ilahi, sehingga tumbuh kemampuan membaca (analisis) fenomena alam dan kehidupan serta memahami hukum-hukum yang terkandung didalamnya. Dengan himbauan ini akan menumbuhkan kreativitas sebagai implementasi identifikasi diri pada Tuhan "pencipta". 2. Membebaskan manusia dari segala analisis yang dapat merendahkan martabat manusia (fitrah manusia), baik yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar.
10 Ibid hlm. 30 14
3. Mengembalikan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan kehidupan baik individu maupun sosial. 11
c) Sumber pendidikan Islam Sumber pendidikan Islam adalah Al-Quran, hadits, jika sesuatu hal tidak diketemukan di keduanya maka sumber yang ketiga adalah ijtihad.
2. Pendidikan Umum a) Tujuan dan fungsi pendidikan umum Tujuan pendidikan dalam UU no 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3 menyebutkan Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. UUD 1945 (versi Amandemen), Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, "Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang." Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, "Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia."
Sumber pendidikan umum adalah Pancasila, UUD 1945, dan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Yang dimaksud pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensis dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sedangkan yang dimaksud pendidikan Islam adalah proses kependidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits. 2. Sumber pendidikan umum adalah Pancasila, UUD 1945, dan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 3. Sumber pendidikan Islam adalah Al-Quran, hadits, jika sesuatu hal tidak diketemukan di keduanya maka sumber yang ketiga adalah ijtihad. 4. Perbedaan pendidikan Islam dan pendidikan umum dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu tujuannya, fungsi, dan sumbernya.
B. Kritik dan Saran Demikian makalah ini dibuat, jika terdapat banyak kekurangan dan kesalahan pada makalah ini saya menyatakan mohon maaf yang sebesar-besarnya. 16
Kritik dan saran saya harapkan guna mengoreksi kesalahan yang ada di makalah ini agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Abduh, M. t.th. Tafsir al-Manar Juz III. Beirut: Darul Maarif Ahmadi. 2005. Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar Budiyanto, Mangun. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Griya Santri Daradjad, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara Hasbullah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada