You are on page 1of 17

KOMPARASI SUMBER PENDIDIKAN ISLAM DENGAN

SUMBER PENDIDIKAN ISLAM


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu
Pendidikan yang diampu Drs. Mangun Budiyanto, M.Si








Disusun oleh:
Siti Zulfatun K. (11470029)
Amrita Kurnia K. (11470032)
Habib Musthafa (11470151)
Miftakul Amin (11470162)


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu pendidikan, baik itu pendidikan umum maupun pendidikan
Islam masing-masing memiliki sumber-sumber norma yang berbeda. Suatu
kegiatan pendidikan dibatasi oleh peraturan-peraturan atau hukum-hukum tertentu
yang akan dijadikan sebagai landasan dari kegiatan tersebut.
Di negara kita pendidikan didasarkan pada Pancasila, UUD 1945, dan
beberapa sumber lain baik peraturan pemerintah, undang-undang, peraturan
menteri pendidikan nasional, dan peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga atau
badan terkait lainnya.
Pendidikan dalam Islam berdasarkan al Iman, al Islam, al Ihsan, dan sumber
norma Islam adalam sumber-sumber yang memuat tiga dasar itu, yakni Al Quran
As Sunnah sebagai pokoknya, dan bila dalam Al Quran dan As Sunnah tidak
didapati, maka kita boleh mengambil sumber yang lain yaitu dengan jalan ijtihad.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud pendidikan umum dan pendidikan Islam ?
2. Apakah yang menjadi sumber pendidikan umum ?
3. Apakah yang menjadi sumber pendidikan Islam ?
4. Apakah perbedaan pendidikan umum dan pendidikan Islam ?



2

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidikan umum dan pendidikan Islam
2. Mengetahui sumber pendidikan umum
3. Mengetahui sumber pendidikan Islam
4. Mengetahui perbedaan pendidikan umum dan pendidikan Islam
















3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Umum dan Pendidikan Islam
1. Pengertian Pendidikan Umum
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
dimaksud pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensis dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sedangkan pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman.
Sedangkan menurut beberapa ahli pendidikan dapat diartikan:
a. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran,
serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan
menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
1

b. John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental
secara intelektual, emosional ke arah alam dan sesama Indonesia.
2




1
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada) hlm. 4

2
Ibid
4

2. Pengertian Pendidikan Islam
Dalam bahasa Arab, ada beberapa istilah yang biasa dipergunakan untuk
menunjuk pengertian pendidikan itu antar lain yang populer adalah at-tarbiyyah,
at-tadris, at-talim, at-tadib, at-tahzib, dan al-insya. Namun dari keenam istilah
itu yang paling sering digunakan adalah at-tarbiyyah.
3

Ditinjau dari segi bahasanya, sebagaimana yang diutarakan oleh Abdur
Rahman An-Nahlawi (1979:12) kata at-tarbiyyah memilki arti bertambah dan
tumbuh, tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, serta memperbaikinya,
mengurusnya, memimpinnya, dan mengawasi serta menjaganya.
4

Sedangkan Islam secara bahasa penyerahan diri dan kepatuhan. Kemudian
secara istilah kata Islam ini digunakan sebagai nama agama dan tatanan kehidupan
yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW melalui wahyu dari Allah SWT yang
termuat dalam Al-Quran dan Al-Hadist.
5

Sehingga dapat disimpulkan pendidikan Islam adalah proses kependidikan
yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam berdasarkan Al-Quran dan Al-
Hadits.
6


2. Sumber Pendidikan Umum
a. Pancasila
Pancasila dapat kita artikan sebagai lima dasar yang dijadikan dasar negara
serta pandangan hidup bangsa. Suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan
kokoh tanpa dasar negara yang kuat dan tidak dapat mengetahui dengan jelas
kemana arah tujuan yang akan dicapai tanpa pandangan hidup. Dengan adanya

3
Mangun Budiyanto, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: Griya Santri) hlm. 2
4
Ibid hlm. 3
5
Ibid hlm. 8
6
Ibid hlm. 10
5

dasar negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing dalam menghadapi
permasalahan baik yang dari dalam maupun dari luar.

b. UUD 1945
Sebagai penyelenggaraan pendidikan nasional yang utama, perlu
pelaksanaannya berdasarkan undang-undang. Hal ini sangat penting karena
hakikatnya pendidikan nasional adalah perwujudan dari kehendak UUD 1945
utamanya pasal 31 tentang Pendidikan dan Kebudayaan, pasal 31:
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar pemerintah wajib
membiayainya.
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketkwaan serta akhlak yang
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang.
4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua
puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional.
5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Pentingnya undang-undang sebagai tumpuan bangunan pendidikan
nasional di samping untuk menunjukkan bahwa pendidikan sangat penting
sebagai penjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia, juga dapat dipedomani
bagi pennyelenggaran pendidikan secara utuh yang berlaku untuk seluruh tanah
air.
6

c. UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional dibahas
tentang dasar dan fungsi pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional, prinsip
penyelenggaraan pendidikan, hak peserta didik, kewajiban peserta didik,
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan
khusus dan layanan khusus, standar nasional pendidikan, pengertian dasar
kurikulum, muatan wajib kurikulum pendidikan dasar dan menengah, dewan
pendidikan, komite sekolah dan madrasah, dan evaluasi.

3. Sumber Pendidikan Islam
Dalam suatu pendidikan, baik itu pendidikan umum maupun pendidikan
islam masing-masing memiliki sumber-sumber norma yang berbeda. Suatu
kegiatan pendidikan dibatasi oleh peraturan-peraturan atau hukum-hukum tertentu
yang akan dijadikan sebagai landasan dari kegiatan tersebut. Pendidikan dalam
Islam berdasarkan al Iman, al Islam, al Ihsan, dan sumber norma Islam adalam
sumber-sumber yang memuat tiga dasar itu, yakni Al Quran As Sunnah sebagai
pokoknya, dan bila dalam Al Quran dan As Sunnah tidak didapati, maka kita
boleh mengambil sumber yang lain yaitu dengan jalan ijtihad.
Dalam menentukan urutan sumber-sumber tersebut, hendaknya berpegang
pada hadis Muadz tatkala diutus Nabi ke Yaman untuk menjadi hakim di sana.
Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Turmudzi ini, di samping
menunjuk sebagai urutan sumber dalam syareat Islam, juga bisa djadikan rujukan
untuk menentukan urutan sumber pendidikan Islam. Hadis ini berisi dialog antara
Nabi dan Muadz sebagai berikut:
Nabi berkata kepada Muadz : Dengan apa kamu mengambil
hukum?
Muadz menjawab : Dengan kitab Allah (Al Quran)
Berkata Nabi : Jika tidak kamu dapati?
7

Jawab Muadz : Dengan sunah Rasulullah
Berkata Nabi : Jika tidak kamu dapati?
Jawab Muadz lagi : Saya berijtihad dengan pikiranku
Maka berkata Nabi : Segala puji bagi Allah yang telah
memberi petunjuk kepada utusan pesuruhnya kepada yang diridloi
RosulNya

Dan dari hadis di atas bisa kita ketahui urutan dari sumber-sumber
pendidikan dalam Islam, yakni mula-mula Al Quran, kemudian Hadis Nabi, dan
baru berijtihad menggunakan akal pikiran. Dan ijtihad diperuntukkan jika ada hal-
hal yang yang belum jelas-jelas disebutkan dalam Al Quran dan Sunnah
Rosulullah.
Di atas telah diuraikan bahwa sumber pendidikan Islam adalah Al-Quran,
Al-Hadits,dan ijtihad. Untuk itu bila ingin mengetahui bagaimana sebenarnya
perhatina Islam terhadap pendidikan haruslah melihat ayat-ayat Al-Quran, hadits-
hadist Nabi, serta hasil ijtihad para ulama yang berkaitan dengan pendidikan ini.

a) Sumber Al-Quran
Ternyata sangat banyak ayat Al-Quran yang menunjukkan betapa besar
perhatian Islam terhadap pendidikan dan pengajaran pada khususnya serta ilmu
pengetahuan pada umumnya. Hal ini dapat terlihat di dalam beberapa ayat antara
lain:
1) Q.S At-Tahrim ayat 6
Og^4C 4g~-.- W-ONL4`-47
W-EO~ 7=O^ 7O)Uu-4
-4O4^ E-1O~4 +EEL-
7E4OEg4^-4 OgOU4
NOj^U4` [+EgN 1-Eg- 4pOOu4C
-.- .4` -4O4` 4pOUE^4C4
4` 4p+OuNC ^g

8

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.
Dalam Q.S At-Tahrim ayat 6 ini Allah mengintruksikan kepada setiap orang
yang beriman untuk menjaga dirinya sendiri dan seluruh keluarga yang menjadi
tanggung jawabnya agar tidak tertimpa siksa api neraka.
Menjaga diri dan keluarga dari api neraka adalah dengan pengajaran dan
pendidikan sehingga dapat dikatakan pendidikan itu penting.
2) Q.S Luqman ayat 13
^O)4 4~ }E^7 gOgL] 4O-4
+OOg4C O/E_+:4C ')O; *.) W
]) EuO]- vUO _1g4N ^@
Artinya:
dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman
yang besar".
Dari ayat tersebut dapat kita ambil pokok pikiran sebagai berikut:
a. Orangtua wajib memberi pendidikan kepada anak-anaknya.
b. Prioritas pertama adalah penanaman akidah, pendidikan akidah
diutamakan sebagai kerangka dasar/landasan dalam membentuk pribadi anak yang
soleh.
c. Dalam mendidik hendaknya menggunakan pendekatan yang bersifat
kasih sayang, sesuai makna seruan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu Yaa
Bunayyaa (Wahai anak-anakku), seruan tersebut menyiratkan muatan kasih
sayang/sentuhan kelembutan dan kemesraan, tetapi dalam koridor ketegasan dan
kedisplinan, bukan berarti mendidik dengan keras.
3) Q.S Al-Mujadilah ayat 11
9

Og^4C 4g~-.- W-EONL4`-47 -O)
1g~ 7 W-OOOE> ) +)UEE^-
W-O=O^ gE=O^4C +.- 7 W
-O)4 1g~ W-+O=e- W-+O=e
;7O4C +.- 4g~-.- W-ONL4`-47 7Lg`
4g~-.-4 W-O>q =Ug^-
eE_4OE1 _ +.-4 E) 4pOUEu>
OO)lE= ^
Artinya:
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

b) Sumber Al-Hadits
Tidak berbeda dengan ayat-ayat Al-Quran, hadits-hadits yang
menunjukkan perhatian Islam terhadap pendidikan dan pengajaran juga tak
terbilang banyaknya. Berikut ini debagian dari perintah dan petunjuk Nabi SAW
yang berkaitan tentang pendidikan:

Perintahkanlah anak-anakmu shalat ketika mereka berumur 7 tahun, dan
pukullah mereka jika berumur 10 tahun. Dan pisahkanlah mereka di tempat
tidur (HR Abu Daud, Tirmidzi, Ad-Darimi, Ahmad, Ibnu Abu Syaibah, Ibnu
Khuzaimah, Thahawy)

Dari Abdullah bin Masud r.a. Nabi Muhamad pernah bersabda:
Janganlah ingin seperti orang lain, kecuali seperti dua orang ini. Pertama
orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia membelanjakannya secara
benar, kedua orang yang diberi Allah al-Hikmah dan ia berprilaku sesuai
dengannya dan mengajarkannya kepada orang . (HR Bukhari)
10


Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah
akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR Muslim)

Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, mak ia harus memiliki
ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus
dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka itupun harus
dengan ilmu. (HR. Thabrani)

c) Sumber Hasil Ijtihad
Dapat diyakini bahwa tidak ada seorangpun ulam yang mengingkari arti
pentingnya pendidikan dan pengajaran dalam Islam. Mereka sepakat bahwa umat
Islam wajib memperhatikan pendidikan dan pengajaran ini.
Drs. H. Abu Tahied mengutip ucapan Umar bin Khattab, sebagai berikut:
Termasuk hak anak yang menjadi kewajiban orangtua adalah
mengajarnya, menulis, memanah, dan tidak memberikan rizki kecuali yang halal
baginya.
7

Dari kata-kata Umar bin Khattab ini dapat diambil bahwa:
1. Pendidikan baik pendidikan jasmani, akal maupun rohani merupakan hak
anak.
2. Setiap orangtua berkewajiban memberikan hak pendidikan anak-anaknya
dengan sebaik-baiknya.
3. Setiap orangtua berkewajiban memberikan nafkah kepada anak-anaknya.
4. Setiapa orangtua berkewajiban mencari rizki yang halal dan baik untuk
nafkah anak-anaknya.
Kemudian Imam Al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya Ulumuddin (t.th, Juz III:
62) menulis:
Anak itu amanat (Tuhan) bagi kedua orangtuanya. Hatinya bersih
bagaikan mutiara yang indah, bersahaja, bersih dari setiap lukisan dan gambar.

7
Mangun Budiyanto, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: Griya Santri) hlm. 23

11

Ia menerima bagi setiap yang dilukiskan, cenderung kepada arah apa saja yang
diarahkan kepadanya. Jika ia dibiasakan dan diajar dengan baik,ia dapat tumbuh
menjadi baik, beruntung di dunia dan akherat. Kedua orangtuanya, semua
gurunya, pengajarnya serta ayng mendidiknya sama-sama dapat menerima
pahala. Dan jika ia dibiasakan melakukan keburukan dan dibiarkan sebagaimana
membiarkan binatang, ia celaka dan rusak. Adalah dosanya menimpa leher
(pundak) pengasuh dan walinya.
Dari pendapat Al-Ghazali ini, maka berarti setiapa orangtua, para pendidik,
maupun para guru pada ahkekatnya mengemban amanat Allah. Karena sebagai
amanat maka harus ditunaikan dan kelak mereka akan dimintai pertanggung
jawab oleh Allah tentang bagaimanakah keadaaan pendidikan anak-anaknya.
Maka jelaslah sudah betapa pentingnya pendidikan itu menurut ajaran Islam.
Oleh karena itu, bagi siapa saja yang mengabaikan atau tidak melaksanakan
pendidikan anak-anaknya sebagaiman mestinya akan mendapat ancaman siksa
Allah dan sebaliknya bagi siapa saja yang menunaikan sesuai dengan petunjuk-
petunjuk Allah dan Rasulullah maka baginya akan mendapatkan pahala surga.

C. Perbedaan Pendidikan Islam dan Pendidikan Umum
Perbedaan pendidikan Islam dan pendidikan umum dapat dilihat dari
beberapa aspek yaitu tujuannya, fungsi, dan sumbernya. Di bawah ini akan
dijelaskan tentang tujuan, fungsi, dan sumber dari pendidikan islam dan
pendidikan umum.
1. Pendidikan Islam
a) Tujuan pendidikan Islam
1. Terbentuknya kesadaran terhadap hakikat dirinya sebagai manusia hamba
Allah yang diwajibkan menyembah kepadanya. Melalui kesadaran ini yang
akhirnya ia akan berusaha agar potensi dasar keagaamaan (fitrah) yang ia miliki
dapat tetap terjaga kesuciannya sampai akhir hayatnya. Sehingga ia hidup dalam
keadaan beriman dan meninggal juga dalam keadaan beriman.
2. Terbentuknya kesadaran akan fungsi dan tugasnya sebagai khalifah
Allah di muka bumi dan selanjutnya dapat ia wujudkan kehidupannya sehari-hari.
12

Melalui kesadaran ini seseorang akan termotivasi untuk mengembangkan potensi
yang ia miliki, meningkatkan sumber daya manusia, mengelola lingkungannya
dengan baik, dan lain-lain. Sehingga ia akan mampu memimpin diri dan
keluarganya.
Zakiah Daradjad dalam Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam
mendefinisikan tujuan Pendidikan Agama Islam adalah membina manusia
beragama berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam
dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam
seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia
dan akhirat. Yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan
efektif.
8


b) Fungsi pendidikan Islam
Fungsi pendidikan Islam, dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah
ayat 151 yang artinya:
Sebagaimana kami telah mengutus kepada kamu sekalian seorang rasul
diantara kau yang membacakan ayat-ayat kami kepadamu, menyucikan mu,
mengajarkan al-Kitab, dan al-hikmah, dan mengajarkan kepadamu yang belum
kamu ketahui"
Dari ayat di atas ada lima 5 fungsi pendidikan yang dibawa Nabi
Muhammad, yang dijelaskan dalam tafsir al-Manar karangan Muhammad
Abduh
9
:
1. Membacakan ayat-ayat kami, (ayat-ayat Allah) ialah membacakan ayat-
ayat dengan tidak tertulis dalam al-Quran (al-Kauniyah), ayat-ayat tersebut tidak
lain adalah alam semesta. Dan isinya termasuk diri manusia sendiri sebagai mikro
kosmos. Dengan kemampuan membaca ayat-ayat Allah wawasan seseorang
semakin luas dan mendalam, sehingga sampai pada kesadaran diri terhadap wujud
zat Yang Maha Pencipta (yaitu Allah).

8
Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara), hlm. 172
9
M. Abduh, Tafsir al-Manar, Juz III (Beirut : Darul Ma'arif), hlm. 29
13

2. Menyucikan diri merupakan efek langsung dari pembacaan ayat-ayat
Allah setelah mengkaji gejala-gejalanya serta menangkap hukum-hukumnya.
Yang dimaksud dengan penyucian diri menjauhkan diri dari syirik (menyekutukan
Allah) dan memelihara akhlaq al-karimah. Dengan sikap dan perilaku demikian
fitrah kemanusiaan manusia akan terpelihara.
3. Yang dimaksud mengajarkan al-kitab ialah al-Quran al-karim yang
secara eksplisit berisi tuntunan hidup. Bagaimana manusia berhubungan dengan
tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya.
4. Hikmah, menurut Abduh adalah hadits, akan tetapi kata al-hikmah
diartikan lebih luas yaitu kebijaksanaan, maka yang dimaksud ialah kebijaksanaan
hidup berdasarkan nilai-nilai yang datang dari Allah dan rasul-Nya. Walaupun
manusia sudah memiliki kesadaran akan perlunya nilai-nilai hidup, namun tanpa
pedoman yang mutlak dari Allah, nilai-nilai tersebut akan nisbi. Oleh karena itu,
menurut Islam nilai-nilai kemanusiaan harus disadarkan pada nilai-nilai Ilahi (al-
Quran dan sunnah Rasulullah).
5. Mengajarkan ilmu pengetahuan, banyak ilmu pengetahuan yang belum
terungkap, itulah sebabnya Nabi Muhammad mengajarkan pada umatnya ilmu
pengetahuan yang belum diketahui oleh umat sebelumnya. Karena tugas
utamanya adalah membangun akhlak al-Karimah.
10

Dengan mengembalikan kajian antropologi dan sosiologi ke dalam
perpektif Al-Quran dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan Islam adalah:
1. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenal jati diri
manusia, alam sekitarnya dan mengenai kebesaran ilahi, sehingga tumbuh
kemampuan membaca (analisis) fenomena alam dan kehidupan serta memahami
hukum-hukum yang terkandung didalamnya. Dengan himbauan ini akan
menumbuhkan kreativitas sebagai implementasi identifikasi diri pada Tuhan
"pencipta".
2. Membebaskan manusia dari segala analisis yang dapat merendahkan
martabat manusia (fitrah manusia), baik yang datang dari dalam dirinya sendiri
maupun dari luar.

10
Ibid hlm. 30
14

3. Mengembalikan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan
kehidupan baik individu maupun sosial.
11



c) Sumber pendidikan Islam
Sumber pendidikan Islam adalah Al-Quran, hadits, jika sesuatu hal tidak
diketemukan di keduanya maka sumber yang ketiga adalah ijtihad.

2. Pendidikan Umum
a) Tujuan dan fungsi pendidikan umum
Tujuan pendidikan dalam UU no 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3
menyebutkan Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
UUD 1945 (versi Amandemen), Pasal 31, ayat 3 menyebutkan,
"Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang."
Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, "Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia."

b) Sumber pendidikan umum

11
Ahmadi, Ideologi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Belajar) hlm. 36-37
15

Sumber pendidikan umum adalah Pancasila, UUD 1945, dan UU No 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Yang dimaksud pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensis dirinya untuk memilki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sedangkan yang dimaksud pendidikan Islam adalah proses kependidikan yang
didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits.
2. Sumber pendidikan umum adalah Pancasila, UUD 1945, dan UU No 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Sumber pendidikan Islam adalah Al-Quran, hadits, jika sesuatu hal tidak
diketemukan di keduanya maka sumber yang ketiga adalah ijtihad.
4. Perbedaan pendidikan Islam dan pendidikan umum dapat dilihat dari beberapa
aspek yaitu tujuannya, fungsi, dan sumbernya.

B. Kritik dan Saran
Demikian makalah ini dibuat, jika terdapat banyak kekurangan dan kesalahan
pada makalah ini saya menyatakan mohon maaf yang sebesar-besarnya.
16

Kritik dan saran saya harapkan guna mengoreksi kesalahan yang ada di
makalah ini agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.






DAFTAR PUSTAKA

Abduh, M. t.th. Tafsir al-Manar Juz III. Beirut: Darul Maarif
Ahmadi. 2005. Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Budiyanto, Mangun. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Griya Santri
Daradjad, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara
Hasbullah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada

You might also like