You are on page 1of 8

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Makalah yang berjudul kepedulian mahasiswa UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) dalam membuang sampah pada tempatnya. Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik itu dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka penulis sangat mengharapokan kritikan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah untuk hari yang akan datang. Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala bantuan dari semua pihak mudah mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah SWT.

Malang,

Desember 2012

PENDAHULUAN

1.

Latar belakang

Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam prosesproses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.

Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius. Tumpukan sampah yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain) yang membawa kuman penyakit. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang masalah sampah dan penanggulangannya maka dibuatlah makalah ini.

2.

Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk : a. b. Mengetahui dampak-dampak yang ditimbulkan oleh sampah. Mengetahui cara penanggulangan sampah dan kepedulian mahasiswa UNIVERSITAS

NEGERI MALANG (UM) untuk membuang sampah pada tempatnya. ISI 1. Definisi Sampah Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga. Jika mendengar istilah sampah, pasti yang terlintas dalam benak adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma bau busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Sampah dapat berada pada setiap fase materi yitu fase padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yaitu cair dan gas, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Bila sampah masuk ke dalam lingkungan (ke air, ke udara dan ke tanah) maka kualitas lingkungan akan menurun. Peristiwa

masuknya sampah ke lingkungan inilah yang dikenal sebagai peristiwa pencemaran lingkungan. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.

2.

Jenis-Jenis Sampah

Ada beberapa jenis-jenis sampah diantaranya adalah sebagai berikut :

a.

Berdasarkan sumbernya

Berdasarkan sumbernya maka sampah dapat dibagi menjadi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sampah alam Sampah manusia Sampah konsumsi Sampah nuklir Sampah industri Sampah pertambangan

b.

Berdasarkan sifatnya

Berdasarkan sifatnya maka sampah dapat dibagi menjadi : 1. 2. Sampah organik - dapat diurai (degradable) Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

c.

Berdasarkan bentuknya

Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi menjadi :

1.

Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Sampah ini dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potonganpotongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi: a. Biodegradable : yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi

baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan. b. Non-biodegradable : yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat

dibagi lagi menjadi: Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai

secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau

diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

2.

Sampah Cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. a. Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen

yang berbahaya. b. Limbah rumah tangga : sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat

cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

3.

Sampah di lingkungan kampus UM

Sampah yang ada di lingkungan kampus UM termasuk kedalam jenis sampah organik dan sampah anorganik. Hal ini bisa dilihat dari jenis-jenis sampah yang ada, contoh dari sampah organik adalah sampah yang berupa daun-daun, rumput yang mudah busuk, serta sisa-sisa sayuran, dan makanan dari kantin yang letaknya tidak jauh dari tempat pembuangan. Sedangkan yang termasuk ke dalam sampah anorganik contohnya adalah sampah yang berupa plastik jajanan, bekas aqua gelas / botol, kertas, kayu, dan kaleng yang sulit untuk diuraikan. Sampah-sampah itu berserakan di sekitar gedung g baik didalam maupun diluar.

Pada umumnya sampah-sampah yang berserakan di dalam gedung g adalah akibat kurangnya kesadaran dari warga kampus itu sendiri. Padahal, di dalam gedung sudah terfasilitasi tempat sampah dan ada petugas kebersihan yang membersihkan setiap ruangan. Lain halnya dengan

keadaan sampah yang berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di belakang gedung. Tumpukan sampah yang dibiarkan begitu saja semakin hari semakin menumpuk dan semakin banyak. Selain itu juga tumpukan sampah semakin meluas, sehingga menempati sebagian kawasan belakang lingkungan kampus UM. Namun, sampah-sampah itu tidak hanya berasal dari lingkungan kampus saja, tetapi ada pihak lain diluar kampus yang membuang sampah disana setiap hari menggunakan gerobak motor. Sedangkan belum diketahui sampah-sampah itu berasal darimana. Apakah pihak tersebut memiliki wewenang untuk membuang sampah disana atau tidak.

4.

Dampak yang Ditimbulkan dari sampah di lingkungan kampus UM

Sampah-sampah yang berserakan yang berada disekitaran kampus UM, terutama di Tumpukan sampah yang berlebihan dapat mengundang lalat, pertumbuhan organismeorganisme yang membahayakan, mencemari udara, tanah dan air. Sehingga dampak negatif yang ditimbulkan akan banyak sekali. Misalnya menimbulkan bau yang tidak sedap dan akan merusak keindahan lingkungan sekitarnya.

Selain dampak yang telah disebutkan tadi, secara tidak langsung sampah yang menumpuk akan berpengaruh pada perubahan iklim akibat adanya kenaikan temperatur bumi atau yang lebih dikenal dengan istilah pemanasan global. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pemanasan global terjadi akibat adanya peningkatan gas-gas rumah kaca seperti uap air, karbondioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrooksida (N2O). Dari tumpukan sampah ini akan dihasilkan ber ton-ton gas karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas metana (CH4) dapat dirubah menjadi sumber energi yang akhirnya bisa bermanfaat bagi manusia. Sedangkan untuk gas karbondioksida (CO2), sampai saat ini belum ada pemanfaatan yang signifikan.

Akan tetapi proses perubahan gas metana (CH4) menjadi energi tetap saja menghadapi kendala diantaranya adalah kurangnya prospek dari segi ekonomi, yang akhirnya membuat perkembangannya masih tetap jalan ditempat dan entah kapan akan maju. Akibatnya gas metana (CH4) yang dihasilkan dari tumpukan sampah hanya dapat dibiarkan saja mengapung keudara tanpa bisa dimanfaatkan.

Gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan di TPA-TPA pun tidak hanya berasal dari

penumpukan sampah-sampah saja. Tetapi berasal juga dari pembakaran-pembakaran sampah plastik. Pembakaran ini akan sangat merugikan terutama bagi kesehatan masyarakat disekitar tempat pembakaran. Besarnya gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari pembakaran tentu saja akan semakin meningkatkan temperatur di permukaan bumi ini. selain itu abu dari sisa pembakaran sampah akan menimbulkan gangguan pernafasan pada masyarakat sekitar.

5.

Cara Menanggulangi Sampah

Pengelolaan sampah merupakan salah satu proses yang diperlukan dengan tujuan mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis atau mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan sekitar. Secara garis besar ada tiga system pengelolaan sampah, yaitu dengan cara : a. Kimiawi melalui pembakaran

Pada sistem ini perlu diketahui bahwa dalam dalam melakukan pembakaran tidak dilakukan secara sembarangan, karena sampah bisa terdiri dari berbagai bahan yang belum tentu aman. Bahan seperti kaleng aerosol dapat meledak bila kena panas, sedangkan bahan dari plastik dan karet dapat menghasilkan gas yang menimbulkan kanker bila dibakar. Hal ini bisa dihindari dengan memisahkan sampah terlebih dahulu, selain itu harus dipastikan bahwa ketika sampah organik yang dibakar, tidak terlalu banyak sampah basah, dan lakukan jauh dari kerumunan orang banyak atau benda lain yang dapat memperburuk pembakaran. selain menghasilkan gas karbondioksida (CO2) dalam jumlah besar, pembakaran sampah akan menghasilkan senyawa yang disebut dioksin. Dioksin adalah istilah yang umum dipakai untuk salah satu keluarga bahan kimia beracun yang mempunyai struktur kimia yang mirip serta mekanisma peracunan yang sama. Keluarga bahan kimia beracun ini termasuk (a) Tujuh Polychlorinated Dibenzo Dioxins (PCDD); (b) Duabelas Polychlorinated Dibenzo Furans (PCDF); dan (c) Duabelas Polychlorinated Biphenyls (PCB). Racun udara dioksin akan berbahaya pada gangguan fungsi daya tahan tubuh, kanker, perubahan hormon, dan pertumbuhan yang abnormal. Dengan demikian pengurangan sampah dengan pembakaran lebih baik dihindari.

b.

Cara biologis melalui proses composing

merupakan proses pembusukan secara alami dari materi organik, misalnya daun, limbah pertanian (sisa panen), sisa makanan dan lain-lain. Pembusukan itu menghasilkan materi yang kaya unsur hara, antara lain nitrogen, fosfor dan kalium yang disebut kompos atau humus yang baik untuk pupuk tanaman.

c.

daur ulang (pemanfaatan kembali)

Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Tapi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana, yaitu di mulai dari kita sendiri misalnya : 1. 2. 3. Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk di daur ulang. Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang. Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Dampak yang ditimbulkan dari tumpukan sampah yang berlebihan dapat mengundang lalat, pertumbuhan organisme-organisme yang membahayakan, mencemari udara, tanah dan air. Sehingga menjadi sumber penyakit dan pencemaran lingkungan. Selain dampak yang telah disebutkan tadi, secara tidak langsung sampah yang menumpuk akan berpengaruh pada perubahan iklim akibat adanya kenaikan temperatur bumi atau yang lebih dikenal dengan istilah pemanasan global. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pemanasan global terjadi akibat adanya peningkatan gas-gas rumah kaca seperti uap air, karbondioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrooksida (N2O). Pengolahan sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya secara kimiawi melalui pembakaran, cara biologis melalui proses composing, dan daur ulang (pemanfaatan kembali).

2.

Saran

Agar terciptanya lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman maka diharapkan kesadaran dari seluruh warga kampus untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus terutama di seluruh area kampus UM. Selain itu juga diharapkan agar sampah-sampah tersebut diolah sehingga memberikan manfaat dan menghindari pencemaran lingkungan.

You might also like