You are on page 1of 8

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Telah dilakukan penelitian terhadap 34 Subyek yang dihitung Indeks massa tubuh dimana 17 diantaranya dengan IMT gemuk dan 17 dengan IMT Normal. Dan diperiksa kadar serum AMH. Pengumpulan subyek dilakukan secara acak dan yang memenuhi kriteria syarat inklusi diambil. Sampel diambil mulai 29 september sampai dengan 10 Oktober 2012 dibeberapa rumah sakit jejaring di Makassar.

1. Karakteristik Umur dan Indek Massa Tubuh Subjek Penelitian.


Tabel 5. Distribusi umur subyek IMT obes dan IMT normal tidak berbeda bermakna (p>0,05), demikian juga indeks massa tubuh (IMT) pada subyek IMT obes dan IMT normal tidak terdapat perbedaan bermakna.

Tabel 5. Karakteristik subjek penelitian


Variabel IMT obes 1.Umur 20 - 35 (27.,58 4,6) Min-Max ( Mean SD) 2.IMT Min-Max (MeanSD) 30,23 35 (32.011.14) IMT normal (kontrol) 26-31 (28,78 1.30)

19.97-24.17 (22,570.91)

Uji sapiro-wilk Distribusi normal pada umur dan imt masing-masing signifikansi P= 0,34 dan 0,41 imt obes, dan imt normal P 0.06
(tidak berbeda bermakna (p>0,05) dan superscript yang berbeda bermakna (p<0,05))

48

2. Perbedaan Kadar Hormon anti Mullerian subyek IMT obes dan IMT normal
Pada tabel 6. Kadar hormon anti mullerian subyek IMT obes dan IMT normal tidak terdapat perbedaan bermakna p > 0,05

Tabel 6. Perbedaan kadar AMH pada kedua kelompok


Variabel Anti Mullerian Hormon(AMH) Min-Max (Mean +SD) 95% CI IMT Obes IMT Normal (kontrol)

0.78 5.84 (2.331.57) 0.83-1.16

1.01.-6,74 (2,490,30) 0.82 1.16

Independent Samples T Test p (> 0,05) p=0.75

Gambar 3. Grafik BOX-PLOT Kadar hormon anti mullerian IMT obes dibanding IMT normal kontrol.

3. Korelasi Indeks massa tubuh (IMT) dengan kadar AMH.


Hasil uji korelasi Spearman menunjukan tidak adanya hubungan, linear negative yang bermakna 0,896 (p>0,05) dengan pearson correlation 0,023 antara indeks massa tubuh dengan kadar hormon anti mullerian.

Variabel IMT

Tabel IV.3. korelasi IMT dengan AMH Kadar hormon anti mullerian Pearson 0,023 Corelation Nilai p 0,896

Gambar 4. Grafik pencar (scatter plot) korelasi IMT dengan kadar hormon anti mullerian :Grafik pencar (scatter plot) korelasi IMT dengan kadar hormon anti mullerian

Gambar 4 .dengan pola plot yang menyebar menunjukkan tidak adanya korelasi antara IMT dengan AMH. Bila melihat R2 = 0,05 (probabilitas 5 %) artinya 5% kenaikan kadar hormon anti mullerian disebabkan oleh IMT dan 95 % disebabkan oleh faktor lain

3. korelasi Indeks massa tubuh dengan kadar hormon anti mullerian Pada uji korelasi pearson pada tabel IV.4 terlihat tidak ada korelasi antara indeks massa tubuh dengan kadar AMH p> 0,05 , dengan t hitung 0.13, nilai R2 0.023

B. Pembahasan

Pada penelitian ini terdapat 34 sampel, 17 sampel dengan IMT obes dan 17 sampel kasu IMT normal sebagai kontrol. Pada tabel 1 tampak karakteristik umur rata - rata pada penelitian ini distribusinya homogen, usia dibatasi antara 20 sampai 35 tahun batasan ini diambil oleh karena pada usia diatas 35 tahun sudah tampak terjadi penurunan cadangan ovarium (ovarian reserve). Hasil usia tertinggi pada IMT obes adalah 35 tahun dan yang terendah 23 tahun dengan mean rank 28,4 tahun, sedangkan kontrol usia tertinggi 34 orang dan terendah 23 tahun, mean rank 29, 3 tahun (p> 0,05) hal ini berarti dalam penelitian ini umur ibu berdistribusi normal. Jumlah oosit primer pada waktu lahir diperkirakan berkisar antara 700 ribu sampai 2 juta. Kira-kira hanya tinggal 300-500 ribu menjelang menars. Sel sel

granulosa yang menghasilkan hormon anti mullerian merupakan sel folikuler yang mengelilingi oosit primer berubah bentuk dari gepeng menjadi kuboid dan berproliferasi membentuk epitel.

Penurunan fungsi ovarium akibat meningkatnya usia berpengaruh pada penurunan kadar hormon anti mullerian. (Laven et al., 2004). Penurunan kadar AMH ini terjadi karena pengurangan cadangan ovarium secara signifikan bila umur mulai mencapai 35 tahun. Wiweko B pada penelitianya tentang kronologis umur dengan biologis ovarium mendapatkan hasil yang bermakna terjadi penurunan hormon anti mullerian pada usia mulai 36 tahun, penurunan kadar hormon anti mullerian ini lebih bermakna dalam menilai cadangan ovarium bila dibandingkan dengan FSH karena perubahan atau penurunan FSH terjadi dengan lambat.

Indeks massa tubuh (IMT) pada kasus dan kontrol mempunyai distribusi data normal bermakna (p <0,05), mean IMT obesitas dan IMT normal masingmasing 32.01 dan pada 22.57.Untuk tujuan studi apakah obesitas berpengaruh terhadap kadar serum AMH hanya dipilih 2 Kategori IMT obes dan IMT normal , penilaian perbedaan 2 kelompok dapat dipakai untuk mentukan asosiasi atau hubungan dan penentuan sebab akibat (Jane L,Garb,2001) dimana IMT sebagai variable bebas atau variable sebab sedangkan Kadar serum AMH sebagai variable tergantung atau variable akibat.

Pada uji korelasi pearson antara IMT dengan hormon anti mullerian didapatkan korelasi negatif dengan kemaknaan p> 0,05. Hasil ini sama dengan penelitian Erkan Buyuk, 2011 dengan populasi wanita dengan usia akhir reproduksi mean usia 37-38 tahun, tapi nilai kemaknaan p < 0.05 Buyuk2011). (Erkan

Berbeda dengan penelitian Steinera,dkk 2009 melaporkan justru pada kelompok IMT obes kadar AMH nya 34 lebih rendah dibanding kontrol. (Steinera, A. Z. 2009), demikian juga erizaldi melaporkan korelasi positif pada uji spearman antara IMT infertil dengan PCOS dan infertil tanpa PCOS .

Erizaldi

melaporkan

Peningkatan

insulin

pada

penderita

SPOK

menyebabkan hiperandrogenisme, hal ini karena insulin bersinergis dengan LH untuk meningkatkan produksi androgen oleh sel teka. Pemberian Metformin yang menurunkan insulin darah akan menurunkan kadar AMH). Pada beberapa penelitian pasien SPOK dengan obesitas pemberian metformin menurunkan kadar AMH setelah mengkonsumsi selama 6-8 bulan tetapi tidak merubah jumlah folikel secara signifikan. (Erizaldi., 2010)

Hasil uji perbedaan kadar hormon anti mullerian pada IMT obes dengan IMT Normal mempunyai nilai rentang 0.78 ng/ml - 5.84 ng/ml, kontrol 1.01 ng/ml 6.74 ng/ml. Dengan hasil uji Independent Samples Test tidak menunjukan perbedaan bermakna. Hasil rerata kedua kelompok menunjukan perbedaan hanya 0.06 kali lebih rendah kadar hormon mullerian pada IMT obes dibandingkan kontrol

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1.

Kadar Anti Mullerian Hormon tidak berbeda secara signifikan antara subyek dengan Indeks massa tubuh obes dan indeks massa tubuh Normal

2.

Indeks Massa Tubuh tidak berhubungan dengan kadar AMH (Anti Mullerian Hormon )

3.

Indeks massa tubuh tidak berkorelasi dengan kadar serum AMH.

B. SARAN

Perlu dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar dan untuk penelitian lebih lanjut tentang hubungan Indeks massa tubuh dengan kadar anti mullerian hormon , atau penelitian AMH pada IMT obesitas dengan dislipidemia dan IMT Normal. penentuan lipid secara immunoassay pada

ovarium untuk pembuktian langsung efek lipid terhadap kadar Amh.

You might also like