Professional Documents
Culture Documents
A. LATAR BELAKANG Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses terus menerus manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat karena itu siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berfikir secara mandiri. Metematika merupakan pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan lain. Dengan adanya pendidikan matematika di sekolah dapat mempersiapkan anak didik agar
menggunakan matematika secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam menghadapi ilmu pengetahuan lain. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting diajarkan
pada pendidikan dasar atau pendidikan menengah. Dalam pedoman penyusunan kurikulum matematika pada pendidikan dasar, antara lain agar siswa memahami konsep matematika secara luwes, akurat, efisien, dan tepat serta sikap menghargai kegunaan maematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu atau kritis, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri alam pemecahan masalah. Adapun untuk pelajaran matematika, penilaiaan diarahkan untuk mengukur kemampuan, diantaranya: 1. Pemahaman konsep, siswa mampu mendifinsikan konsep, mengidentifikasi dan member contoh atau bukan contoh dari sikap. 2. Prosedur, siswa mampu mengenali prosedur atau proses penghitungan yang benar dan tidak benar. 3. Komunikasi, siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis dan mampu mendemontrasikan. 4. Penalaran, siswa mampu memberikan alasan induktif dan deduktif. 5. Pemecahan masalah, siswa mampu memahmi masalah, memilih stategi
penyelesaian. Indikasi masalah dalam matematika adalah agar siswa mampu memecahkan masalah yang dihadapai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
mempelajari matematika siswa selalu dihadapkan pada maslah matematika yang tersetruktur, sistematis dan logis, yang membiasakan siswa untuk mangatasi masalah yang timbul secara mandiri dalam kehidupannya tanpa harus meminta bantuan kepada orang lain. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat diketahui melalui soal-soal yang berbentuk uraian, karena soal yang berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukansiswa dalam menyelesaiakan permasalahan, sehingga pemahaman siswa akan memecahkan masalah dapat diukur. Bentuk lain alam pemecahan masalah dalam pembelajaran ini adalah soal cerita. Berdasarkan buku-buku penunjang pembelajaran matematika yang mengacu pada kurikulum, banyak dijumpai soal-soal cerita hampir pada setiap materi pokok. Karena soal cerita merupakan soal yag dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari dan lebih ditekankan pada ketajaman intelektual anak sesuai dengan kenyataan yang mereka hadapai. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami setiap kalimat dalam soal cerita, misal apa yang diketahui dan yang ditanyakan, kurangbisa menghubungkan secara fungsional unsur-unsur yang diketahui utuk menyelesaikan masalah, serta memisalkan unsur sesuai dengan aturan yang berlaku.
B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang di maksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC ? 2. Bagaimana langkah-langkah metode model pembelajaran kooperatif tipe CIRC ? 3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari metode model pembelajaran kooperatif tipe CIRC ? 4. Apa materi yang cocok untuk di terapkan dengan metode model pembelajaran kooperatif tipe CIRC ?
C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC. 2. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam menerapkan metode pembelajaran koperatif tipe CIRC.
3. Untuk mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan metode pembelajaran koperatif tipe CIRC. 4. Untuk mengetahui materi yang cocok menggunakan metode pembelajaran koperatif tipe CIRC.
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION Menurut Etin Solihatin dan Raharjo Cooperative Learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menuliskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Serta berfungsi sebagai pedoman bagi para perencana pembelajaran dan bagi para pendidik dalam merencanakan dan melaksanankan aktifitas belajar mengajar. Roger dan David Johnson dalam Anita Lie menyatakan bahwa tidak semua kerja kelompok dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal ada lima unsur model pembelajaran gotong royong harus ditetapkan. Kelima unsur tersebut antara lain : 1. Saling ketergantungan positif Untuk menciptakan kerja kelompok yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka, dengan cara ini mau tidak mau setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain bisa berhasil. 2. Tanggung jawab perseorangan Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran koparatif setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan model pembelajaran kerja kelompok adalah persiapan guru dalam menyusun tugasnya.
3. Tatap muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. 4. Komunikasi antar anggota Ketrampilan berkomunikasi dalam kelompok ini juga merupakan proses panjang. Pembelajar tidak bisa diharapkan langsung menjadi komunikator yang andal dalam waktu sekejap. Proses ini sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa. 5. Evaluasi proses kelompok Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dan lebih efektif. Waktu evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa kali siswa terlibat dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif mencakup kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu masalah atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan bersama lainnya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang penting yaitu: A. Hasil belajar akademik Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tudas-tugas akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit. B. Penerimaan terhadap perbedaan individu Efek penting ini adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan. C. Pengembangan ketrampilan sosial Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa ketrampilan kerjasama dan kolaborasi.
Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompokkelompok kecil yang heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masingmasing siswa sebaiknya merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Sebelum di bentuk kelompok, siswa dijarkan bagaimana bekerjasama dengan suatu kelompok. Siswa diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja sama menghargai pendapat orang lain dan sebagainya. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut. B. KOMPONEN KOMPONEN DALAM PEMBELAJARAN CIRC Model pembelajaran CIRC menurut slavin dalam suyitno memiliki delapan komponen, delapan komponen tersebut anyara lain: 1) Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa, 2) Plcement tes misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa pada bidang tertentu, 3) Student creative melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya, 4) Team study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan kepada kelompok yang
membutuhkannya, 5) Team scorer and team recognition yaitu memberikan skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang
berhasil secara cemerlang dan kelompok yang di pandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas, 6) Teaching group memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok, 7) Facts test pelaksanaan test ulangn berdasarkan fakta yang diperoleh siswa 8) Whole-class units yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru diakhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
C. KEGIATAN POKOK PEMBELAJARAN CIRC Kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah meliputi rangkain kegiatan bersama yang spesifik, yaitu: 1. Salah satu anggota atau beberapa kelompok membaca soal, 2. Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal pemecahan masalah, termasuk penulisan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, 3. Saling membuat rencana penyelesaian soal pemecahan masalah, 4. Menuliskan penyelesaian soal pemecahan masalah secara urut, 5. Saling merevisi dan mengedit pekerjaannya.
D. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC Penerapan model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dapat ditempuh dengan: 1) Guru menerangkan suatu pokok bahasan matematika kepada siswa yang berisi materi yang akan diajarkan pada setiap pertemuan 2) Guru memberikan latihan soal 3) Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan ketrampilan siswanya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah melalui penerapan model CIRC 4) Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen 5) Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam bentuk kartu masalah dan membagikannya pada setiap kelompok 6) Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC, guru mengawasinya 7) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya
8) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahawa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah 9) Guru bertindak sebagai fasilitator 10) Guru memberikan tugas/PR secara individual 11) Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya 12) Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal pemecahan masalah 13) Guru memberikan kuis
Kelebihan model pembelajaran CIRC: 1. Siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas. 2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain. 3. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang 4. Para siswa dapat memahami soal dan mengecek pekerjaannya 5. Membantu siswa yang lemah 6. Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah.
Kekurangan model pembelajaran CIRC: 1. Pada saat presentasi hanya siswa aktif yang tampil 2. Persiapan yang perlu dilakukan yang akan menggunakan model pembelajaran koperatif cukup rumit 3. Pengelolaan kelas dan pengorganisasian peserta didik lebih sulit.
E. EVALUASI MATERI YANG COCOK UNTUK SMP/SMA DENGAN METODE CIRC Beberapa materi matematika yang cocok di gunakan model CIRC adalah pemfaktoran bentuk aljabar,menyelesaikan bilangan (bulat, pecahan, dll). Segi
empat (persegi panjang, jajar genjang, persegi, belah ketupat, dan layang-layang). Dalam metode ini, siswa yang mendapat peringkat dalam kelas bukan berarti dianggap sebagai tombak paling utama, namun semua anggota berpengaruh. Akan
tetapi dalam CIRC ini, seseorang yang mempunyai bobot lebih di bagi secaramerata dalam setiap kelompok. Agar keseimbangan dalam pengertian materinya dapat diterima dengan sama.
B. SARAN Beberapa saran yang diberikan oleh seorang guru adalah: 1) Guru matematika harus dapat mengemas proses pembelajaran yang
menyenangkan namun tetap menantang. 2) Guru harus kreatif, inovatif, dan selalu meningkatkan profesionalisnya. 3) Salah satu proses pembelajaran dalam rangka mengoptimalkan hasil belajar matematika dan meningkatkan ketrampilan siswa yaitu dengan menerapkan tipe CIRC dalam pembelajaran.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, CA and Jeaning, DL.1990, When Experiences of failure Promote Expectation of Succes: the Impact of attributing failure to ineffective Strategies.Journal of personality, vol.48,393-407. Abdurrahman Asari.2005. pemecahan masalah matematika-pembelajaran dan Asesmenya. Makalah disajikan dalam Seminar Pendidikan di SBI Madania Bogor. Amin Suyitno dan Isnaeni Rosyida.2002. Pembelajaran RME ( Realistic Mathematies Education ) sebagai langkah inofasi pendidikan Matematika dan Implementasinya. Laporan Pembelajaran Dosen Muda. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
11
I.
Standar Kompetensi 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.
II.
III.
IV.
Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya (memfaktorkan bentuk aljabar).
Disiplin ( Discipline ) Rasa hormat dan perhatian ( respect) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility)
V.
12
VI.
VII.
Langkah-langkah Kegiatan No 1. Kegiatan Pendahuluan: a. Guru mengucapkan salam. b. Guru memimpin doa. c. Guru menyampaikan apersepsi (tujuan Waktu 3 menit
pembelajaran), memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
2.
Kegiatan Inti: Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a. Peserta didik diberikan stimulus berupa
35 menit
pemberian materi oleh guru mengenai cara menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktorfaktornya (memfaktorkan bentuk aljabar)
(Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1, mengenai menentukan faktor-faktor suku aljabar), kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut. b. Peserta didik diberi latihan secara soal lisan dan atau
mengkomunikasikan
13
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada mengenai cara memfaktorkan bentuk aljabar yang mempunyai FPB, mengenai cara
dan
mengenai
cara
memfaktorkan
bentuk
ax 2 bx c jika a 1 .
d. Peserta
didik
dilatih
untuk
meningkatkan
ketrampilan siswanya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah melalui penerapan model CIRC. e. Peserta didik dibentuk kelompok belajar yang heterogen. f. Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam bentuk kartu masalah dan
membagikannya pada setiap kelompok. g. Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC, guru mengawasinya. h. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya. i. Ketua kelompok harus dapat menetapkan
bahawa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah j. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. k. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam
14
kembali ke tempat duduknya. m. Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal pemecahan masalah. n. Guru memberikan kuis
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: a. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. b. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. c. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. d. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. e. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok. f. Peserta didik mengerjakan soal-soal dari Cek Pemahaman dalam buku paket mengenai cara memfaktorkan bentuk aljabar yang mempunyai FPB, mengenai cara memfaktorkan bentuk aljabar selisih dua kuadrat, mengenai cara memfaktorkan
x 2 2 xy y 2 , x 2 2 xy y 2
bentuk
dan
15
. g. Peserta didik diingatkan untuk mempelajari kembali materi mengenai faktorisasi suku aljabar, yaitu mengenai pengertian koefisien, variabel, dan konstanta, cara menyelesaikan operasi bentuk aljabar, operasi pecahan dalam bentuk aljabar. Serta cara menentukan faktorfaktor suku aljabar.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: a. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. c. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. d. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. e. Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar. f. Membantu menyelesaikan masalah.
16
3.
Kegiatan Akhir Dalam kegiatan penutup, guru: a. Bersama-sama dengan peserta didik danatau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. b. Guru menutup pelajaran, berdoa, dan
2 menit
mengucapkan salam.
VIII.
Sumber : Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1. Buku referensi lain.
IX.
Indikator Pencapaian Kompetensi Menentukan faktor suku aljabar Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktorfaktornya.
Instrumen/ Soal
17
berikut! a. b. c. d.
3x 24
r2 4
9 x 2 12 x 4
x 2 6x 9
e. 3x2 13x 10
Uraian
Pilihan ganda
Semarang,
18
Pemfaktoran bentuk memperlihatkan bahwa suku kedua merupakan dua kali akar kuadrat suku pertama dan akar kuadrat suku ketiga.
3. Faktorisasai Bentuk Selisih Dua Kuadrat Bentuk adalah ( )( ) dinamakan bentuk selisih dua kuadrat. Faktorisasi dari ( )( ). Hal ini dapat dibuktikan dengan uraian berikut. ( ) ( )( )
)(
19
4. Faktorisasai Bentuk a. Faktorisasi Bentuk dengan Sebelum mempelajari faktorisasi bentuk dengan , coba kamu perhatikan hal berikut terlebih dahulu. ( )( )
Faktorisasi bentuk
adalah (
)(
) dengan
dan
b. Faktorisasi Bentuk dengan Langkah langkah melakukan faktorisasai bentuk dengan adalah sebagai berikut. ( ) 1. Ubah bentuk menjadi dengan dan ( ) 2. Bentuk aljabar dapat dipandang sebagai jumlah dua bentuk aljabar, yaitu dan 3. Tentukan FPB suku-suku dan . Kemudian, tuliskan dalam bentuk hasil kali faktor-faktornya. 4. Tentukan FPB suku-suku dan . Kemudian, tuliskan dalam bentuk hasil kali faktor-faktornya. 5. Setelah melakukan langkah 3 dan langkah 4, akan memperoleh ( ) ( ) ( ) ( ) ) ( ) dengan dan (
20
KARTU MASALAH
x2 14 x + 49
X2 4
9a2 30a + 25
12x2 + 8x + 1
9a2 30a + 25
x2 14 x + 49
21