Professional Documents
Culture Documents
Reformasi
Untuk mengembalikan kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara Ketetapan Sidang Istimewa MPR TH 1998 - TAP MPR N0.XXVIII/MPR/1998 -Pencabutan P4(Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila) - Pencabutan Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi orsospol
Untuk mengkaji & memberikan pengetahuan kpd mahasiswa agar benar-benar mampu memahami Pancasila secara ilmiah & obyektif
Landasan Filosofis Nilai-nilai Pancasila merupakan dasar filsafat negara. Konsekuensinya dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila termasuk sistem peraturan perundang-undangan di Indonesia. Landasan Yuridis SK Mendiknas No. 232/U/2000 Mata Kuliah MPK SK Mendiknas No. 045/U/2002 : mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa
C. Istilah Pancasila
Secara Etimologis Istilah Pancasila berasal dari Bhs Shansekerta dari India Panca : Lima Dasar yang memiliki lima Sila : dasar unsur/lima aturan tingkah laku
yang penting Pancasila yang berisi lima larangan/pantangan berisi 1. Jangan mencabut nyawa/dilarang membunuh 2. Jangan mengambil barang/jangan mencuri 3. Dilarang berzina 4. Dilarang berdusta 5. Dilarang minum-minuman keras Dalam kebudayaan jawa di kenal lima larangan M5 yaitu Mateni, Maling, Madon (Zina), Mabuk, Main (Judi)
Filsafat Pancasila
Secara etimologis istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani philein yang artinya cinta dan sophos artinya hikmah atau kebijaksanaan atau wisdom. Secara harfiah istilah filsafat mengaandung arti Cinta Kebijaksanaan . Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem yaitu ; Pancasila yg terdiri atas bagian-bagian, yaitu sila-sila Pancasila, setiap sila pada hakekatnya merupakan suatu asas tersendiri, fungsi sendiri, namun secara keseluruhan merupakan satu kesatuan yang sistematis.
Upaya untuk mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan Pengetahuan Merupakan suatu hasil dari proses tindakan manusia dg melibatkan seluruh keyakinan yg berupa kesadaran dlm menghadapi obyek yang ingin di kenal.
Nilai-nilai Pancasila bersifat Obyektif dan Subyektif; artinya esensi nilai Pancasila bersifat
Universal, sehingga dimungkinkan dapat diterapkan pd negara lain walaupun namanya bukan pancasila namun negara tersebut pada.hakekatnya menggunakan dasar filsafat dari nilai-nilai Pancasila. Nilai Pancasila bersifat obyektif:
1. Rumusan sila Pancasila hakekat maknanya menunjukkan adanya sifat-sifat yg umum dan universal dan abstrak. 2. Inti nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia dan mungkin bangsa lain dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan, keagamaan. 3. Pancasila dalam pembukaan UUD 1945, menurut ilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah yg fundamental negara shg merupakan suatu hukum positif di Indonesia.
Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Masyarakat 1. Implementasi Sila Pertama : Ketuhanan YME , beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, menghormati dan bekerja sama antar umat beragama, tidak memaksakan agama ke orang lain (mengembangkan sikap toleransi, menolak paham atheisme. 2. Implementasi Sila Kedu : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sesama manusia saling menghormati, tidak saling melecehkan, sesama manusia saling bekerjasama, setiap manusia menjaga keseimbangan hak dan kewajibannya, menyantuni anak yatim dsb.
3. Implementasi Sila Ketiga : Persatuan Indonesia , kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan, bekerja keras dan membayar pajak, meningkatkan prestasi di segala bidang, berani dan percaya diri sebagai WNI.
4. Implementasi Sila Keempat : Hasil musyawarah harus diterima dan dilaksanakan dengan tanggung jawab, tidak memaksakan kehendak kpd orang lain. 5. Implementasi Sila Kelima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Indonesia, Saling membantu dan gotong royong, tidak egois dan individualistis, bekerja keras tidak pantang menyerah, menghargai karya orang lain.
5. Seorang profesional yang jujur dilandasi Iman dan Taqwa kepada Tuhan YME 6. Cinta tanah air
Semangat Kebangsaan Faham kebangsaan Nasionalisme Nasionalisme diartikan sebagai sebuah situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total diabdikan langsung kepada negara bangsa atas nama sebuah bangsa.
Berakibat pada: - Struktur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia - Dalam berpola pikir, bersikap dan bertindak - Kondisi mental spiritual bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Perlu pembekalan diri, setiap warga negara yaitu dengan Pendidikan Kewarganegaraan untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna.
Pembekalan diri berupa : Ipteks yang berlandaskan nilai-nilai budaya bangsa dan keagamaan Yang menjadi panduan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurut Zamroni
Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berfikir kritis dan bertindak demokratis melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi muda, kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paing menjamin hakhak warga masyarakat.
Sikap mental dan perilaku peserta didik yang diharapkan ; 1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME 2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin 3. Bersikap rasionat, dinamis dan sadar hak dan kewajiban 4. Bersikap profesional 5. Aktif memanfaatkan iptek.
Maksud Pendidikan Kewarganegaran dirancang dengan maksud untuk memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warga negara dengan negara, serta PPBN sebagai bekal agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Tujuan
1. Dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai warga negara yang bertanggungjawab. 2. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar kehidupan yang diatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan Pancasila. 3. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan serta patriotisme cinta tanah air, rela berkorban.
Visi Unissula
Melahirkan generasi khaira ummah, mengembangkan ipteks, membangun kesejahteraan masyarakat dan mengembangkan peradaban Islam menuju masyarakat madani yang di ridhoi Allah SWT.
Misi Unissula
Menyelenggarakan pendidikan Islam yang berorientasi pada kualitas dan kesetaraan universal dengan :
1. Merekonstruksi dan mengembangkan Ipteks dilandasi ajaran Islam. 2. Mendidik dan mengembangkan sumber daya insani pd semua strata penddk tinggi. 3. Mengembangkn gagasan, kegiatan dan kelembagaan sesuai dengan pengembangn dan rekonstruksi ilmu. 4. Berperan aktif dalam pengembangan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan peradaban Islam menuju masyarakat madani yang diridhoi Allah.
IDENTITAS NASIONAL
Pengertian Identitas Nasional Identitas berarti : Ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan orang lain. Pengertian antropologis Identitas adalah : sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan, kelompok, komunitas atau negara sendiri. Kata nasional menunjuk pada kelompok2 yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan, baik fisik (budaya,agama, bahasa) maupun non fisik (keinginan, cita-cita dan tujuan).
Parameter Identitas Nasional adalah : Suatu ukuran atau patokan yang dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu adalah menjadi ciri khas suatu bangsa.
Parameter Identitas Nasional : 1. Pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas sehari-hari. 2. Lambang-lambang dan secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi bangsa. 3. Alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan seperti bangunan, teknologi dan peralatan manusia. 4. Tujuan yang ingin dicapai suatu bangsa.
Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional Berdasarkan parameter sosiologis : a. Suku bangsa : gol sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak lahir). b. Kebudayaan : termasuk kesenian, iptek dan adat istiadat. c. Bahasa : adalah merupakan keistimewaan manusia khususnya dalam kehidupan bersama dalam masyarakat. d. Kondisi geografis : merupakan identitas yang bersifat alamiah. Suatu bangsa akan mendapat pengaruh dari kedudukan geografis wilayah negarannya.
KONSEPSI WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN INDONESIA A. Pengertian Warga Negara Masyarakat suatu negara dapat dibedakan atas penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah warga negara dan orang asing yang berada dalam wilayah suatu negara. Bukan penduduk untuk menunjuk kepada warga negara suatu negara yang berada di luar wilayah negara. Orang yang berstatus sebagai warga negara akan memiliki hubungan hukum yang lebih berakses dengan negaranya sendiri dibanding orang asing.
warga
atau
Warga Negara merupakan anggota suatu persekutuan yg didirikan atas kekuatan bersama, dilaksanakan atas tanggungjawab bersama dan ditujukan untuk kepentingan bersama.
B. Asas-asas Kewarganegaraan Pada dasarnya dapat ditentukan melalui tiga asas, yaitu; 1. Asas keturunan (ius sanguinis) 2. Asas tempat kelahiran (ius soli) 3. Asas Campuran
Penggunaan asas ius sanguinis adalah cara penentuan kewarganegaraan berdask pertalian darah atau keturunan, pokok standarnya adalah kewarganegaraan orang tuanya.
Penggunaan asas ius soli tolok ukurnya terletak pada daerah atau negara tempat seseorang dilahirkan. (diberlakukan terbatas bg anak-anak) Penentuan kewarganegaraan atas ketiga asas tsb. Akan memunculkan 2 stelsel yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif.Stelsel Aktif:seseorang yg hendak mendapatkan kewarganegaraannya utk melakukan tindakan aktif dalam bentuk tindakan hukum tertentu. Stelsel Pasif : seseorang dengan sendirinya dianggap sbg warga negara tanpa melakukan suatu tindakan hukum tertentu.
Ada instrumen hukum lain : Hak Opsi danHak Repudiasi. Hak Opsi biasanya muncul pada stelsel aktif untuk memilih kewarganegaraan. Hak Repudiasi biasanya muncul pada stelsel pasif yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan. Penggunaan asas tsb memunculkan beberapa problem hukum berupa; Apatride, Bipatride dan Multipatride
C. Warga Negara Indonesia UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 26 ayat (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. (Pasal 2 UU No. 12 Tahun 2006) Warga Negara Indonesia menurut Pasal 2 UU No. 12 Th 2006 sbb; 1. Setiap orang yg berdasarkan perat. perUUan dan/atau berds. 2. Perjanjian Pemerintah RI dg negara lain sudah menjadi WNI; 3. Anak yg lahir dari perkawinan yg sah dari seorang ayahdan ibu WNI;
3. Anak yg lahir dari perkawinan yg sah dari seorang ayah WNI dg Ibu berkewarganegaraan asing; 4. Anak yang lahir dari perkawinan yg sah dari seorang ayah berkewarganegaraan asing dan ibu yang WNI; 5. Anak yang lahhir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak memp. KeWNan; 6. Anak yang lahir dlm tenggang waktu 300 hr setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan sah dan ayahnya WNI; 7. Anak lahir di luar perkawinan yg sah dari ibu WNI; 8. Anak lahir di luar perkawinan yg sah dari ibu WNA yg diakui oleh ayah WNI sbg anaknya dan pengakuan itu dilakukan sblm anak tsb berusia 18 th atau blm kawin; 9. Anak lahir di wilayah RI yg pada waktu lahir tdk jelas status keWNan ayah dan ibunya.
* Pewarganegaraan (Pasal 8)
* Penghargaan (Pasal 20)
Mekanisme Memperoleh KeWNan RI Melalui Pewarganegaraan harus memenuhi persyaratan sbb : a. Telah berusia 18 th atau sudah kawin; b. Sdh bertempat tinggal di wilayah negara RI paling singkat 5 th c. berturutan, atau paling sedikit 10 th tidak berturutan; d. Dapat berbahasa Indonesia, mengakui dasar negara Pancasila, e. dan UUD negara RI Tahun 1945; f. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yg g. diancam pidana penjara 1 tahun atau labih; h. Tidak menjadikan berkewarganegaraan ganda; i. Mempunyai pekerjaan tetap; j. Membayar uang ke kas negara.
E. Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia WNI dapat kehilangan kewarganegaraan Jika; a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri; b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, c. sedangkan kesempatan ada; d. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya atas permohonannya sendiri; e. Masuk dinas tentara asing tanpa ijin terlebih dahulu dari Presiden; f. Secara sukarela masuk dinas negara asing; g. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat h. kenegaraan untuk suatu keperluan negara asing dsb.
KONSTITUSI
A. Pengertian Konstitusi Istilah konstitusi berasal dari bhs Perancis yaitu. Constituir yang berarti membentuk. Pemakaian istilah konstitusi diartikan sebagai peraturan dasar mengenai pembentukan suatu negara. (Wiryono Projodikoro). Faham Aristoteles membedakan istilah politea dan nomoi. Politea diartikan sbg konstitusi, sedang nomoi adalah Undang-Undang biasa. Pada abad pertengahan dikenal konstitusi dengan sebutan lain yg dipelopori oleh aliran monarchomaken yaitu aliran yang membenci kekuasaan Raja yang mutlak.
Isi dari Leges fundamentalis senantiasa memuat perjanjian antara raja dan rakyat, yaitu hal-hal yang merupakan hak dan kewajiban dari seorang raja dan rakyat. Mulai saat itu perjanjian antara rakyat dan pihak yang memerintah mulai dinaskahkan. Pada saat ini pengertian konstitusi disamakan dengan Undang-Undang Dasar , yg dipelopori oleh Oliver Cromwell yang diikuti oleh Struyken, C.F. Strong dan James Bryce. Meski demikian ada sarjana yg membedakan pengertian konstitusi dengan UUD seperti pendapat Herman Heller dan F. Lassale
Herman Heller membagi pengertian konstitusi menjadi 3 : 1. Konstitusi adalah cerminan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.(pengertian politis dan sosiologia). 2. Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat (pengertian yuridis). 3. Konstitusi yg ditulis dlm suatu naskah sbg UU yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara Van Apeldoorn, membedakan secara jelas UUD (grondwet) Adalah bagian tertulis dari konstitusi, sedang Konstitusi (constitution) memuat peraturan tertulis maupun tidak tertulis
Steenbeek yg dikutip Sri Soemantri menggambarkan bahwa pada umumnya konstitusi berisi 3 hal pokok;
1. Adanya jaminan hak-hak asasi manusia dan warga negaranya; 2. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental; 3. Adanya pembagian tugas ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental.
C. Sifat Konstitusi a. Flexible dan Rigid adalah sifat suatu konstitusi. Dapat diterjemahkan dengan luwes dan kaku. Konstitusi bersifat flexible atau rigid adapat di ukur dengan; 1. cara merubah konstitusi, 2. apakah konstitusin itu mudah atau tidak mengikuti perkembangan zaman. b. Tertulis dan tidak tertulis . Konstitusi tdk tertulis hanya dipakai untuk dilawankan dg konstitusi modern yang lazimnya ditulis dalam suatu naskah atau beberapa naskah. Konstitusi tidak tertulis, karena ketentuan yg mengatur pemerintahan tdk tertulis dlm suatu naskah tertentu, melainkan ada dlm konvensi atau UU biasa.