You are on page 1of 53

S.

RODHIYAH DWI ISTINAH FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA SEMARANG

Pendahuluan Eksistensi Pancasila - diinterpretasikan


- dimanipulasi politik sesuai kepentingan penguasa - berlindung di balik ideologi Pancasila

Reformasi

Untuk mengembalikan kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara Ketetapan Sidang Istimewa MPR TH 1998 - TAP MPR N0.XXVIII/MPR/1998 -Pencabutan P4(Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila) - Pencabutan Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi orsospol
Untuk mengkaji & memberikan pengetahuan kpd mahasiswa agar benar-benar mampu memahami Pancasila secara ilmiah & obyektif

A .Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Historis Secara historis nilai-nilai yg terkandung dlm sila-sila Pancasila telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri, sehingga asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau bangsa Indonesia merupakan kausa materialis Pancasila. Landasan Kultural Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan merupakan suatu hasil karya besar bangsa sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para pendiri negeri ini.

Landasan Filosofis Nilai-nilai Pancasila merupakan dasar filsafat negara. Konsekuensinya dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila termasuk sistem peraturan perundang-undangan di Indonesia. Landasan Yuridis SK Mendiknas No. 232/U/2000 Mata Kuliah MPK SK Mendiknas No. 045/U/2002 : mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa

SK Mendiknas No. 38/Dikti/2002 Tentang Rambu-rambu pelaksanaan Mata Kuliah MPK

B .Tujuan Pendidikan Pancasila


Untuk menghasilkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, dengan sikap dan perilaku yang memiliki kemampuan 1. Mengambil sikap bertanggungjawab sesuai dengan hati nurani 2. Mengenali masalah hidup dan kesejahteraan dan cara-cara pemecahannya. 3. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan IPTEKS. 4. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.

C. Istilah Pancasila
Secara Etimologis Istilah Pancasila berasal dari Bhs Shansekerta dari India Panca : Lima Dasar yang memiliki lima Sila : dasar unsur/lima aturan tingkah laku
yang penting Pancasila yang berisi lima larangan/pantangan berisi 1. Jangan mencabut nyawa/dilarang membunuh 2. Jangan mengambil barang/jangan mencuri 3. Dilarang berzina 4. Dilarang berdusta 5. Dilarang minum-minuman keras Dalam kebudayaan jawa di kenal lima larangan M5 yaitu Mateni, Maling, Madon (Zina), Mabuk, Main (Judi)

Filsafat Pancasila
Secara etimologis istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani philein yang artinya cinta dan sophos artinya hikmah atau kebijaksanaan atau wisdom. Secara harfiah istilah filsafat mengaandung arti Cinta Kebijaksanaan . Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem yaitu ; Pancasila yg terdiri atas bagian-bagian, yaitu sila-sila Pancasila, setiap sila pada hakekatnya merupakan suatu asas tersendiri, fungsi sendiri, namun secara keseluruhan merupakan satu kesatuan yang sistematis.

Awal berfilsafat selalu bermula dari keheranan manusia

Bersifat intelektual dan kerokhanian

Upaya untuk mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan Pengetahuan Merupakan suatu hasil dari proses tindakan manusia dg melibatkan seluruh keyakinan yg berupa kesadaran dlm menghadapi obyek yang ingin di kenal.

Filsafat Pancasila merupakan


Hasil perenungan sedalam-dalamnya tentang hakekat isi jiwa Bangsa Indonesia. (Sistem : suatu kesatuan bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama
untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh).

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Merupakan lima sila peradaban yang saling memberikan keseimbangan dalam suatu kesatuan yang utuh dan harmonis. Lima sila peradaban tsb saling berhubungan sangat erat sehingga tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, sehingga rumusan Pancasila bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal, seperti:
Sila Pertama .: Ketuhanan YME adalah meliputi dan menjiwai kemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, Yang berkerakyatan Yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah diliputi dan dijiwai oleh Ketuhanan YME, meliputi dan menjiwai sila ke-3, 4, 5. Sila ketiga..: Persatuan Indonesia adalah yang diliputi dan dijiwai sila ke-1, dan 2, meliputi dan menjiwai sila ke-4 dan 5. dst

Pengertian Pancasila secara Filsafati


Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukan hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis, namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, epistimologis dan aksiologis.
Dasar Ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila, yaitu manusia yang monopluralis, mempunyai unsurunsur susunan kodrat jasmani dan rokhani, jiwa dan raga. Sifat kodrat sebagai makhluk individu dan dan makhluk sosial, sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan YME. Ontologis : mempersoalkan adanya sesuatu yang ada Epistimologi : membahas segenap proses dlm usaha memperoleh kebenaran pengetahuan.

Dasar epistimologis Sila-sila Pancasila dapat


diperinci sebagai berikut; Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan meliputi sumber pengetahuan dan susunan pengetahuan. Sebagai sumber pengetahuan, nilai-nilai Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang dirumuskan oleh wakil-wakil bangsa Indonesia. Sebagai susunan pengetahuan, Pancasila memiliki susunan formal dan logis baik yang menyangkut kualitas dan kuantitas. Sebagai suatu paham epistemologis, Pancasila mendasarkan pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakekatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia dan moralitas religius menuju tingkat pengetahuan hidup yang tinggi.

Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila Aksiologi : mempersoalkan tentang nilai


Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan satu kesatuan. Menurut Notonagoro, bahwa nilai-nilai Pancasila termasuk nilai kerokhanian yg mengakui nilai material dan nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai estetis, nilai moral , maupun nilai kesucian yg secara keseluruhan bersifat sistemik-hierarkhis.
Nilai material, segala sesuatu yg berguna bagi jasmani manusia. Nilai vital, segala sesuatu yg berguna bagi manusia untuk mengadakan aktivitas atau kegiatan Nilai kerokhanian, segala sesuatu yang berguna bagi rokhani manusia, yg dibedakan: nilai kebenaran bersumber pd rasio, akal, budi atau cipta manusia. Dan nilai keindahan (estetis) bersumber pd perasaan manusia. Nilai moral bersumber pd kehendak manusia. Nilai religius merupakan nilai kerokhanian tertinggi bersumber pd keyakinan

Nilai-nilai Pancasila bersifat Obyektif dan Subyektif; artinya esensi nilai Pancasila bersifat
Universal, sehingga dimungkinkan dapat diterapkan pd negara lain walaupun namanya bukan pancasila namun negara tersebut pada.hakekatnya menggunakan dasar filsafat dari nilai-nilai Pancasila. Nilai Pancasila bersifat obyektif:
1. Rumusan sila Pancasila hakekat maknanya menunjukkan adanya sifat-sifat yg umum dan universal dan abstrak. 2. Inti nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia dan mungkin bangsa lain dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan, keagamaan. 3. Pancasila dalam pembukaan UUD 1945, menurut ilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah yg fundamental negara shg merupakan suatu hukum positif di Indonesia.

Nilai-nilai Subyektif Pancasila tergantung pada Bangsa Indonesia sendiri artinya:


1. Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia, sebagai hasil pemikiran, serta hasil refleksi filosofis bangsa 2. Nilai-nilai pancasila merupakan jati diri bangsa yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan, kebijaksanaan dalam kehidupan bangsa. 3. Nilai-nilai pancasila terkandung ketujuh nilai-nilai kerokhanian yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis dan nilai religius yg manifestasinya sesuai dg kepribadian bangsa. Nilai-nilai pancasila tersebut nerupakan das sollen atau cita-cita tentang kebaikan yg harus diwujudkan menjadi kenyataan atau das sein.

Pancasila Sebagai Sistem Etika


Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika berkaitan dengan berbagai masalah nilai karena etika pd pokoknya membicarakan masalahmasalah yg berkaitan dg predikat nilaisusila dan tidak susila baik dan buruk. Etika : sikap yg bertanggungjawab dg predikat nilai susila/bijak dan tidak susila baik dan buruk. Etika umum; membahas prinsip/nilai-nilai yg berlaku bagi manusia.

Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka


Ideologi secara etimologis --- eidos dan logos ( yunani) Eidos : gagasan dan Logos : berbicara (ilmu) Ideologi adalah berbicara tentang gagasan/ilmu yg mempelajari tentang gagasan
Definisi Ideologi adalah : ajaran, doktrin, teori yg diyakini kebenarannya yg disusun secara sistematis dan diberi petunjuk pelaksana dlm menanggapi dan menyelesaikan masalah yg dihadapi dlm masyarakat, bangsa dan bernegara (BP-7) Ideologi adalah : rangkaian (kumpulan) nilai yg disepakati bersama untuk menjadi landasan atau pedoman dlm mencapai tujuan bersama.

Ideologi Pancasila : Kumpulan nilai/norma yang


meliputi sila-sila Pancasila sebagaimana yg termaktub dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945, al IV yang telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Ideologi Terbuka : merupakan sistem pemikiran terbuka, yang dapat berinteraksi dengan ideologi lainnya. Hal ini dimungkinkan karena ideologi Pancasila memiliki nilai-nilai: 1. Nilai dasar yaitu hakekat kelima sila pancasila yg merupakan representasi dari nilai dlm masyarakat. 2. Nilai instrumental yaitu nilai yg merupakan pendukung utama dari nilai dasar Pancasila (peraturan perundangundangan) 3. Nilai praktis yaitu nilai-nilai yg ada dalam praktek penyelenggaraan negara (sifatnya abstrak : semangat, komitmen, etos kerja dsb)

Ciri-ciri ideologi terbuka


1. Nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar melainkan digali dan diambil dari masyarakat 2. Tidak diciptakan oleh negara 3. Merupakan hasil musyawarah dan konsensus masyarakat tersebut. Ideologi terbuka tidak operasional. Menjadi operasional apabila sudah dijabarkan kedalam Konstitusi/UUD dan peraturan perundang-undangan Ideologi tertutup : merupakan cita-cita satu kelompok orang yang mendasari suatu program untuk mengubah dan membaharui masyarakat.

Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Masyarakat 1. Implementasi Sila Pertama : Ketuhanan YME , beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, menghormati dan bekerja sama antar umat beragama, tidak memaksakan agama ke orang lain (mengembangkan sikap toleransi, menolak paham atheisme. 2. Implementasi Sila Kedu : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sesama manusia saling menghormati, tidak saling melecehkan, sesama manusia saling bekerjasama, setiap manusia menjaga keseimbangan hak dan kewajibannya, menyantuni anak yatim dsb.

3. Implementasi Sila Ketiga : Persatuan Indonesia , kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan, bekerja keras dan membayar pajak, meningkatkan prestasi di segala bidang, berani dan percaya diri sebagai WNI.
4. Implementasi Sila Keempat : Hasil musyawarah harus diterima dan dilaksanakan dengan tanggung jawab, tidak memaksakan kehendak kpd orang lain. 5. Implementasi Sila Kelima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Indonesia, Saling membantu dan gotong royong, tidak egois dan individualistis, bekerja keras tidak pantang menyerah, menghargai karya orang lain.

A. PENTINGNYA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAGI MAHASISWA


* Faktor Intern : Melemahnya Nilai-nilai Perjuangan Bangsa. 1. Semangat perjuangan 2. Berani berkorban 3. Mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi. 4. Tanggap terhadap lingkungan dimanapun berada

5. Seorang profesional yang jujur dilandasi Iman dan Taqwa kepada Tuhan YME 6. Cinta tanah air

Semangat Kebangsaan Faham kebangsaan Nasionalisme Nasionalisme diartikan sebagai sebuah situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total diabdikan langsung kepada negara bangsa atas nama sebuah bangsa.

*Faktor Ekstern : Proses Globalisasi - Merupakan proses transformasi berbagai


dimensi kehidupan sosial manusia yang mengarah kepada satu pusat kebudayaan kosmopolitan. Arus globalisasi mendesakkan uniformitas secara universal - Mengikis batas-batas identitas negara dan individu secara hampir bersamaan melalui liberalisasi ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan. - Oleh Lembaga-lembaga Internasional maupun negara-negara maju. Menimbulkan konflik kepentingan. Isu-Isu Global

Berakibat pada: - Struktur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia - Dalam berpola pikir, bersikap dan bertindak - Kondisi mental spiritual bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Perlu pembekalan diri, setiap warga negara yaitu dengan Pendidikan Kewarganegaraan untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna.

Pembekalan diri berupa : Ipteks yang berlandaskan nilai-nilai budaya bangsa dan keagamaan Yang menjadi panduan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. Istilah Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Kewargaan Negara berasal dari istilah Civic Education / Citizenship Education. Menurut Mansoer Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia merupakan pendidikan kebangsaan dan kewarganegaraan yang berhadapan dengan keberadaan NKRI, demokrasi, HAM, dan cita-cita untuk mewujudkan masyarakat madani Indonesia dengan menggunakan filsafat Pancasila sebagai pisau analisisnya.

Menurut Zamroni

Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berfikir kritis dan bertindak demokratis melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi muda, kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paing menjamin hakhak warga masyarakat.

Sikap mental dan perilaku peserta didik yang diharapkan ; 1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME 2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin 3. Bersikap rasionat, dinamis dan sadar hak dan kewajiban 4. Bersikap profesional 5. Aktif memanfaatkan iptek.

C. Maksud dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Maksud Pendidikan Kewarganegaran dirancang dengan maksud untuk memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warga negara dengan negara, serta PPBN sebagai bekal agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

Tujuan
1. Dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai warga negara yang bertanggungjawab. 2. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar kehidupan yang diatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan Pancasila. 3. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan serta patriotisme cinta tanah air, rela berkorban.

Ciri-ciri Khaira Ummah


Dalam Al Quran Surat Ali Imron : 110 Artinya : Kamu adalah umat yang terbaik yang di lahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yabg munkar, dan beriman kepada ALLah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Visi Unissula
Melahirkan generasi khaira ummah, mengembangkan ipteks, membangun kesejahteraan masyarakat dan mengembangkan peradaban Islam menuju masyarakat madani yang di ridhoi Allah SWT.

Misi Unissula
Menyelenggarakan pendidikan Islam yang berorientasi pada kualitas dan kesetaraan universal dengan :
1. Merekonstruksi dan mengembangkan Ipteks dilandasi ajaran Islam. 2. Mendidik dan mengembangkan sumber daya insani pd semua strata penddk tinggi. 3. Mengembangkn gagasan, kegiatan dan kelembagaan sesuai dengan pengembangn dan rekonstruksi ilmu. 4. Berperan aktif dalam pengembangan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan peradaban Islam menuju masyarakat madani yang diridhoi Allah.

IDENTITAS NASIONAL
Pengertian Identitas Nasional Identitas berarti : Ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan orang lain. Pengertian antropologis Identitas adalah : sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan, kelompok, komunitas atau negara sendiri. Kata nasional menunjuk pada kelompok2 yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan, baik fisik (budaya,agama, bahasa) maupun non fisik (keinginan, cita-cita dan tujuan).

Identitas nasional adalah :


Manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya. (Kunto Wibisono) Konsep Nasional Nasionalisme Nasionalisme Ideologi Kebangsaan

Parameter Identitas Nasional adalah : Suatu ukuran atau patokan yang dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu adalah menjadi ciri khas suatu bangsa.

Parameter Identitas Nasional : 1. Pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas sehari-hari. 2. Lambang-lambang dan secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi bangsa. 3. Alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan seperti bangunan, teknologi dan peralatan manusia. 4. Tujuan yang ingin dicapai suatu bangsa.

Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional Berdasarkan parameter sosiologis : a. Suku bangsa : gol sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak lahir). b. Kebudayaan : termasuk kesenian, iptek dan adat istiadat. c. Bahasa : adalah merupakan keistimewaan manusia khususnya dalam kehidupan bersama dalam masyarakat. d. Kondisi geografis : merupakan identitas yang bersifat alamiah. Suatu bangsa akan mendapat pengaruh dari kedudukan geografis wilayah negarannya.

KONSEPSI WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN INDONESIA A. Pengertian Warga Negara Masyarakat suatu negara dapat dibedakan atas penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah warga negara dan orang asing yang berada dalam wilayah suatu negara. Bukan penduduk untuk menunjuk kepada warga negara suatu negara yang berada di luar wilayah negara. Orang yang berstatus sebagai warga negara akan memiliki hubungan hukum yang lebih berakses dengan negaranya sendiri dibanding orang asing.

Warga Negara adalah anggota dari suatu negara.

warga

atau

Warga Negara merupakan anggota suatu persekutuan yg didirikan atas kekuatan bersama, dilaksanakan atas tanggungjawab bersama dan ditujukan untuk kepentingan bersama.

B. Asas-asas Kewarganegaraan Pada dasarnya dapat ditentukan melalui tiga asas, yaitu; 1. Asas keturunan (ius sanguinis) 2. Asas tempat kelahiran (ius soli) 3. Asas Campuran

Penggunaan asas ius sanguinis adalah cara penentuan kewarganegaraan berdask pertalian darah atau keturunan, pokok standarnya adalah kewarganegaraan orang tuanya.

Penggunaan asas ius soli tolok ukurnya terletak pada daerah atau negara tempat seseorang dilahirkan. (diberlakukan terbatas bg anak-anak) Penentuan kewarganegaraan atas ketiga asas tsb. Akan memunculkan 2 stelsel yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif.Stelsel Aktif:seseorang yg hendak mendapatkan kewarganegaraannya utk melakukan tindakan aktif dalam bentuk tindakan hukum tertentu. Stelsel Pasif : seseorang dengan sendirinya dianggap sbg warga negara tanpa melakukan suatu tindakan hukum tertentu.

Ada instrumen hukum lain : Hak Opsi danHak Repudiasi. Hak Opsi biasanya muncul pada stelsel aktif untuk memilih kewarganegaraan. Hak Repudiasi biasanya muncul pada stelsel pasif yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan. Penggunaan asas tsb memunculkan beberapa problem hukum berupa; Apatride, Bipatride dan Multipatride

C. Warga Negara Indonesia UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 26 ayat (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. (Pasal 2 UU No. 12 Tahun 2006) Warga Negara Indonesia menurut Pasal 2 UU No. 12 Th 2006 sbb; 1. Setiap orang yg berdasarkan perat. perUUan dan/atau berds. 2. Perjanjian Pemerintah RI dg negara lain sudah menjadi WNI; 3. Anak yg lahir dari perkawinan yg sah dari seorang ayahdan ibu WNI;

3. Anak yg lahir dari perkawinan yg sah dari seorang ayah WNI dg Ibu berkewarganegaraan asing; 4. Anak yang lahir dari perkawinan yg sah dari seorang ayah berkewarganegaraan asing dan ibu yang WNI; 5. Anak yang lahhir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak memp. KeWNan; 6. Anak yang lahir dlm tenggang waktu 300 hr setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan sah dan ayahnya WNI; 7. Anak lahir di luar perkawinan yg sah dari ibu WNI; 8. Anak lahir di luar perkawinan yg sah dari ibu WNA yg diakui oleh ayah WNI sbg anaknya dan pengakuan itu dilakukan sblm anak tsb berusia 18 th atau blm kawin; 9. Anak lahir di wilayah RI yg pada waktu lahir tdk jelas status keWNan ayah dan ibunya.

D. Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia (UU No. 12 Tahun 2006)

* Kelahiran (Pasal 4 huruf b, c, d, e, f, g, h, l)


* Perkawinan (Pasal 19)

* Pengangkatan (Pasal 21)


* Dikabulkannya Permohonan (Pasal 4 huruf m)

* Pewarganegaraan (Pasal 8)
* Penghargaan (Pasal 20)

Mekanisme Memperoleh KeWNan RI Melalui Pewarganegaraan harus memenuhi persyaratan sbb : a. Telah berusia 18 th atau sudah kawin; b. Sdh bertempat tinggal di wilayah negara RI paling singkat 5 th c. berturutan, atau paling sedikit 10 th tidak berturutan; d. Dapat berbahasa Indonesia, mengakui dasar negara Pancasila, e. dan UUD negara RI Tahun 1945; f. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yg g. diancam pidana penjara 1 tahun atau labih; h. Tidak menjadikan berkewarganegaraan ganda; i. Mempunyai pekerjaan tetap; j. Membayar uang ke kas negara.

E. Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia WNI dapat kehilangan kewarganegaraan Jika; a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri; b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, c. sedangkan kesempatan ada; d. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya atas permohonannya sendiri; e. Masuk dinas tentara asing tanpa ijin terlebih dahulu dari Presiden; f. Secara sukarela masuk dinas negara asing; g. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat h. kenegaraan untuk suatu keperluan negara asing dsb.

KONSTITUSI
A. Pengertian Konstitusi Istilah konstitusi berasal dari bhs Perancis yaitu. Constituir yang berarti membentuk. Pemakaian istilah konstitusi diartikan sebagai peraturan dasar mengenai pembentukan suatu negara. (Wiryono Projodikoro). Faham Aristoteles membedakan istilah politea dan nomoi. Politea diartikan sbg konstitusi, sedang nomoi adalah Undang-Undang biasa. Pada abad pertengahan dikenal konstitusi dengan sebutan lain yg dipelopori oleh aliran monarchomaken yaitu aliran yang membenci kekuasaan Raja yang mutlak.

Isi dari Leges fundamentalis senantiasa memuat perjanjian antara raja dan rakyat, yaitu hal-hal yang merupakan hak dan kewajiban dari seorang raja dan rakyat. Mulai saat itu perjanjian antara rakyat dan pihak yang memerintah mulai dinaskahkan. Pada saat ini pengertian konstitusi disamakan dengan Undang-Undang Dasar , yg dipelopori oleh Oliver Cromwell yang diikuti oleh Struyken, C.F. Strong dan James Bryce. Meski demikian ada sarjana yg membedakan pengertian konstitusi dengan UUD seperti pendapat Herman Heller dan F. Lassale

Herman Heller membagi pengertian konstitusi menjadi 3 : 1. Konstitusi adalah cerminan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.(pengertian politis dan sosiologia). 2. Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat (pengertian yuridis). 3. Konstitusi yg ditulis dlm suatu naskah sbg UU yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara Van Apeldoorn, membedakan secara jelas UUD (grondwet) Adalah bagian tertulis dari konstitusi, sedang Konstitusi (constitution) memuat peraturan tertulis maupun tidak tertulis

B. Materi Muatan Konstitusi


Struyken berpandangan bahwa konstitusi tertulis merupakan Sebuah dokumen formal yang berisi : 1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau; 2. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa; 3. Pandangan tokoh tokoh bangsa yg hendak diwujudkan, baik waktu sekarang, maupun untuk masa yang akan datang; 4. Suatu keinginan, untuk mewujudkan perkembangan ketatanegaraan bangsa hendak diwujudkan/dipimpin.

Steenbeek yg dikutip Sri Soemantri menggambarkan bahwa pada umumnya konstitusi berisi 3 hal pokok;
1. Adanya jaminan hak-hak asasi manusia dan warga negaranya; 2. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental; 3. Adanya pembagian tugas ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental.

C. Sifat Konstitusi a. Flexible dan Rigid adalah sifat suatu konstitusi. Dapat diterjemahkan dengan luwes dan kaku. Konstitusi bersifat flexible atau rigid adapat di ukur dengan; 1. cara merubah konstitusi, 2. apakah konstitusin itu mudah atau tidak mengikuti perkembangan zaman. b. Tertulis dan tidak tertulis . Konstitusi tdk tertulis hanya dipakai untuk dilawankan dg konstitusi modern yang lazimnya ditulis dalam suatu naskah atau beberapa naskah. Konstitusi tidak tertulis, karena ketentuan yg mengatur pemerintahan tdk tertulis dlm suatu naskah tertentu, melainkan ada dlm konvensi atau UU biasa.

You might also like