You are on page 1of 25

MODEL PEMBELAJARAN Berbasis Masalah

Oleh :

Model Pembelajaran Problem Solving

Duch ,Allen dan White (2005) mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis masalah menyediakan kondisi untuk meningkatkan keterampilan untuk berpikir kritis dan analitis serta memecahkan masalah kompleks dalam kehidupan nyata sehingga akan memunculkan budaya berpikir pada diri siswa, dengan menggalakkan berbagai pertanyaan- pertanyaan yang dapat memacu proses berpikir.

Menurut Kronberg dan Griffin (2005), ada beberapa pembelajaran yang dapat diterapkan untuk melatih keterampilan berpikir kritis, antara lain : analisis masalah, pemecahan masalah, atau belajar berbasis masalah yang menekankan pada metode sains, metode kooperatif, dan inkuiri sains. Menurutnya strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan memecahlkan masalah , serta utuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran

Materi 10 - Model-model Pembelajaran

Konsep Dasar Dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Agus Suprijono ( 2011:68-69) model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan berdasarkan kosep-konsep yang dicetuskan oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut adalah penemuan atau discovering learning. Mengenai discovering learning, Johnson membedakan dengan inquiri learning. Dalam discovering learning, ada pengalaman yang disebut ...Ahaa experience yang dapat diartikan seperti,...Nah,ini dia.sebaliknya, inquiri learning tidak selalu sampai pada proses tersebut. Hal ini karena proses akhir discovering learning adalah penemuan, sedangkan inquiri learning akhir terletak pada kepuasan kegiatan meneliti.

Menurut Hamruni ( 2009:149-150) landasan teori pembelajaran berbasis masalah adalah kolaborativisme, suatu perspektif yang berpendapat bahwa siswa akan meyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimilikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dari sesama individu. Telah terjadi transfer informasi guru- siswa ke proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya sosial dan individual.

Materi 10 - Model-model Pembelajaran

Langkah Langkah Mengaplikasikan Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Menurut Hamruni (2009 :155-157) Menyadari masalah
Merumuskan

masalah Merumuskan hipotesis Mengumpulkan data Menguji hipotesis Menentukan pilihan penyelesaian

Sintakmatik
Adapun tahap-tahap dalam pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut:
Tahap

pertama : Persiapan Pengajar menentukan dan menjelaskan masalah (ceramah). Pengajar menyediakan alat/buku-buku yang relevan dengan masalah tersebut. kedua : Pelaksanaan siswa mengadakan identifikasi masalah.

Tahap

Mengumpulkan data atau keterangan yang relevan

dengan masalah. Menguji hipotesis (siswa berasaha memecahkan masalah yang dihadapi dengan data yang ada).
Tahap

ketiga : Evaluasi/tindakan lanjut Pengajar membuat kesimpulan pemecahan masalah. Pengajar memberi tugas kepada siswa untuk mencatat hasil pemecahan masalah.

Sistem sosial
Sepanjang

menyangkut pemecahan masalah problem solving yang berhubungan dengan masalah-masalah pribadi atau social, mempergunakan synectics dapat dipertanggung jawaban. Tujuan stetegi kedua adalah untuk memecahkan masalah dengan pedekatan baru yang lebih segar.

Prinsip reaksi
Didalam

kelas menerapkan model problem solving pengajar berperan memotivasi anak untuk lebih inovatif dan kreatif dalam memecahkan masalah.

Sistem pendukung
Sarana

yang diperlukan untuk melaksanakan model ini adalah segala sesuatu yang menyentuh kebutuhan pembelajar untuk dapat menggali berbagai informasi yang diperlukan untuk proses pemecahan masalah. Perpustakaan yang walaupun tidak serba ada, akan tetapi cukup memiliki sumber informasi yang komperhensif dengan alat bantu mengajar atau media yang relatif memadai pula.

Dampak intruksional dan pendukung


Syaiful

Bahrin Djamarah (1996) mengemukakan kelebihan dan kelemahan modal problem solving yaitu:
Kelebihan Model Problem Solving Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan. Mendidik siswa berfikir secara sistematis. Mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi. Mampu menganalisis suatu masalah dari berbagai aspek. Mendidik siswa tidak putus asa dalam mengatasi masalah.

Kekurangan problem solving :


Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat peraga menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak

berfikir memecahkan permasalahan.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Sekolah Mata pelajaran Pokok bahasan

: SMA : Matematika : Sistem Pertidaksamaan Linier Tiga variabel. Kelas/semester : X/I Alokasi waktu : 15 menit Standar Kompetensi : Menggunakan operasi dan sifat serta memanipulasi aljabar dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear. Kompetensi Dasar : Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan dengan sistem persamaan.

Indikator

: Merancang model matematika yang berbentuk sistem persamaan linear tiga variabel. Menyelesaikan sistem persamaan linier tiga variabel dengan metode substitusi. Menyelesaikan sistem persamaan linier tiga variabel dengan metode campuran (substitusi dan eliminasi). pembelajaran : Siswa dapat merancang model matematika yang berbentuk sistem persamaan linear tiga variabel. Siswa dapat menyelesaikan sistem persamaan linear tiga variabel dengan metode substitusi. Siswa dapat menyelesaikan sistem persamaan linear tiga variabel dengan metode substitusi.

Tujuan

Materi/bahan

: Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel. Model pembelajaran : Problem Solving ( pemecahan masalah) Metode pembelajaran : Pemecahan masalah, diskusi, ekspositori, dan tanya jawab Pendekatan : Deduktif Kegiatan pembelajaran kegiatan awal Guru menyampaikan salam pembuka dan mengontrol kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memberikan penjelasan untuk mengkaitkan materi seperti yang tertera berikut : Sistem persamaan tiga variabel :

ajar

Metode substitusi Metode gabungan (substitusi dan eliminasi) Metode determinan Guru menarik perhatian dan memotivasi siswa untuk semangat mengikuti pelajaran. Guru membagi kelas menjadi 6 kelompok. Guru membagikan LKS pada masing-masing kelompokdan memberikan prosedur pengerjaannya.

kegiatan inti Guru memberi informasi secara singkat materi merancang model matematika yang berbentuk sistem persamaan linear tiga variabel. Guru meminta siswa segara berdiskusi memahami masalah. Guru membantu siswa dalam berkelompok agar saling kerjasama dan saling membantu untuk menguasai materi dan memecahkan masalah (soal) dalam LKS.

Sementara siswa berdiskusi, guru berkeliling untuk mengetahui jalannyan diskusi kelompok dan memotivasi siswa kelompok untuk merumuskan alternatif strategi penyelesaian masalah yang sesuai. Kelompok siswa masing-masing membuat rencana pemecahan masalah yang tepat. Guru member pengarahan pada kelompok agar lebih aktif dan membimbing dalam menerapkan strategi pemecahan suatu masalah.

kegiatan akhir Dengan bimbingan guru secara bergantian satu kelompok menyelesaikan masalah dan mempresentasikan hasilnya didepan kelas sementara kelompok yang lain menanggapi, hingga diperoleh suatu jawaban yang tepat sesuai dengan permasalahannya.

Guru dan siswa menyimpulkan inti pelajaran. Menyampaikan pesan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya.

Uraian

materi

Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel terdiri atas tiga persamaan linear yang masing-masing memuat tiga variabel x, y, dan z dapat ditulis sebagai berikut : ax+by+cz= d a1x+b1y+c1z = d1 ex+fy+gz = h atau a2x+b2y+c2z = d2 ix+jy+kz = l a3x+b3y+c3z = d3 dengan a, b, c, d, e, f, g, h, I, j, k, dan l atau a1,b1,c1, d1, a2, b2, c2, d2, a3, b3, c3, dan d3 merupakan bilangan-bilangan real. Untuk selanjutnya kita gunakan bentuk umum sistem persamaan linear dua variabel.

Jika nilai x = x0, y = y0, dan z = z0, ditulis dengan pasangan terurut (x0, y0, z0) memenuhi sistem persamaan linear tiga variabel diatas, maka haruslah berlaku hubungan :
a1x0+b1y0+c1z0 = d1 a2x0+b2y0+c2z0= d2 a3x0+b3y0+c3z0 = d3 Dalam hal demikian (x0, y0, z0) disebut penyelesaian sistem persamaan

linear tersebut dan himpunan penyelesaiannya ditulis sebagai { (x0, y0, z0) }. Langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel dengan menggunakan metode substitusi adalah sebagai berikut : Pilih salah satu persamaan yang sederhana, kemudian x sebagai fungsi y, dan z, atau y sebagai fungsi x dan z, atau z sebagai fungsi x dan y. Substitusikan a atau y atau z yang diperoleh pada langkah 1 kedalam satu persamaan yang lainnya sehinngga didapat sistem persamaan linear dua variabel. Selesaikan sistem persanmaan linear dua variabel yang diperoleh pada langkah 2.

Menggunakan metode gabungan (substitusi dan eliminasi) Untuk memahami cara penyelesaian sistem persamaan tiga

variabel dengan menggunakan metode eliminasi (penghapusan/pelenyapan), perhatikan langkah-langkahnya : Langkah 1 : Eliminasi salah satu peubah x atau y atau z sehingga diperoleh sistem persanaan linier dua variabel (SPLDV). Langkah 2 : Selesaikan SPLDV yang didapat pada langkah 1. Langkah 3 : Eiminasi salah satu peubah x atau y atau z sehingga diperoleh SPLDV. Langkah 4 : Selesaikan SPLDV yang didapat pada langkah 3.

Untuk

memahami cara penyelesaian SPLTV (sistem persamaan linier tiga variabel) dengan menggunakan metode gabungan (substitusi dan eliminasi), perhatikan langkah-langkahnya : Langkah 1 : Eliminasi salah satu peubah x atau y atau z sehingga diperoleh SPLDV. Langkah 2 : Selesaiakan SPLDV yang didapat pada langkah 1. Langkah 3 : Substitusikan nilai-nilai peubah yang diperoleh pada langkah 2 kedalam salah satu persamaan semula untuk mendapatkan nilai peubah yang lainnya.

Sumber

belajar : Wirodikromo, Sartono. 2004 . Matematika kelas X. Jakarta : Erlangga. Media pembelajaran : LKS (Lembar Kerja Siswa) Penilaian Prosedur penilaian Kognitif
Aspek yang dinilai yaitu kemampuan siswa mengerjakan soal.

Afektif
Aspek yang dinilai yaitu kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat / keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

Psikomotor
Aspek yang dinilai yaitu kecepatan siswa dalam mengerjakan soal. Instrumen penilaian

1.

2.

Teknik : Tes tertulis Bentuk instrumen : Tes uraian Contoh instrumen : Carilah himpunan penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel berikut : Bentuk kuadrat ax2+bx+c mempunyai nilai -1 untuk x = 1, mempunyai nilai 4 untuk x = 2 dan mempunyai nilai 17 untuk x = 3. Carilah nilai a, b, c ! Ali, Boneng dan Carli berbelanja disebuah toko buku. Ali membeli 2 buku tulis , 1 pensil dan 1 penghapus.Ali harus membayar Rp.4.700,00Boneng membeli 1 buku tulis, 2 pensil dan 1 penghapus.Boneng harus membayar Rp.4.300,00 Carli membeli 3 buku tulis, 2 pensil dan 1 penghapus.Carli harus membayar Rp.7.100,00. Berapa harga untuk 1 buku tulis, 1 pensil dan 1 penghapus?

You might also like