You are on page 1of 5

BAB I POKOK POKOK AJARAN AGAMA HINDU

A. PENDAHULUAN Setiap agama mempunyai karakteristik dan sejarah perkembanganya masing-masing yang merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa penting yang dialami oleh agama bersangkutan dari masa kemasa. Demikian pula agama Hindu telah memiliki usia dan sejarah cukup tua , sudah tentu lebih banyak pula pengalaman atau kejadian penting yang dialami oleh agama Hindu dalam percaturannya di tengah-tengah zaman yang berkepanjangan. Tiap-tiap babak zaman sejak Weda diwahyukan sampai dengan penyebarannya ke Asia terutama ke Indonesia membawa suatu warna tersendiri yang secara lahiriah menampakan perbedaan bentuk, jika dibandingkan dengan negeri asalnya yaitu India. Perbedaan ini terutama tampak dalam bentuk tatacara pelaksanaan upacara keagamaan, walaupun hakekat Sradha (keimanannya ) yang dimilikinya tetap abadi dan universal . Hal ini perlu disadari karena agama Hindu memiliki tiga komponen pokok yang mendasar yaitu sebagai kerangka dasar ajaran agama Hindu yaitu : a. Tattwa Darsana b. Sila sasana c. Yadnya Upacara = Sradha ( Filsafat ) = Budhi Pekerti ( Etika ) = Pelaksanaan Upacara (Ritual )

Dari ketiga kerangka pokok tersebut Tattwa Dasarna dan Sila Sasana merupakan unsur yang terpenting dan bersifat kekal dan universal, sedangkan Yadnya Upacara adalah

merupakan wujud pelaksanaan ( pengamalan) ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini kadang dalam pelaksanaanya menampakan bentuk yang berbeda-beda, perbedaan bentuk tata cara dan upacara tersebut sangat dipengaruhi oleh adat istiadat masyarakat sebagai penganutnya, karena agama Hindu sangat menghormati dan mengakui budaya serta tradisi adat istiadat dalam kehidupan masyarakat yang telah berlaku, sepanjang budaya dan tradisi tersebut tidak bertentangan dengan Dharma Agama.

B. POKOK-POKOK AJARAN AGAMA HINDU Berbicara masalah pokok pokok ajaran agama Hindu kita kembali pada konsep dasar kerangka ajaran agama Hindu : 1. TATTWA Tattwa mengandung pengertian yang lebih luas dari filsafat, karena pandangan tentang kebenaran tetapi lebih dititik beratkan kepada keyakinan tetang kebenaran. Agama Hindu mengajarkan tiga cara untuk meyakini suatu kebenaran yang disebut dengan Tri Pramana Tattwa yaitu :

a. Agama Pramana adalah cara mengetahui hakekat kebenaran sesuatu melalui Kitab suci atau mendengar cerita dari orang suci ( Rsi ), guru yang diyakini kebenarannya. b. Anumana Pramana adalah cara mengetahui hakekat kebenaran sesuatu dengan menggunakan logika berdasarkan tanda-tanda atau gejala-gejala yang dapat diamati kemudian di tarik suatu kesimpulan atas obyek yang diamati. c. Pratyaksa Pramana adalah cara mengetahui hakekat kebenaran sesuatu dengan megamati langsung terhadap sesuatu obyek. Sebagai bagian dari kerangka agama Hindu, Tattwa diyakini dan dijadikan dasar keimanan yang sebut dengan Panca Sradha adalah lima kebenaran yang harus diyakini sebagai dasar keimanan bagi umat hindu :

a. Keyakinan terhadap Tuhan ( Brahman ), Weda mengajarkan bahwa Brahman itu Esa dan tidak ada duanya Ekam Eva Advityam Brahman Dia adalah kebenaran tunggal, Maha Esa, Maha Kuasa dsb , namun oleh orang orang-orang suci disebut dengan banyak nama Ekam sad viprah bahudha vadanti . Dia juga disebut dengan nama Sang Hyang Widhi karena Dia statusnya yang kuasa menakdirkan segala ciptaan dan menghidupi ciptaanNya . Ada empat sifat dan hakekat kemahakusaanNya yang sebut dengan nama Cadhu Sakti 1. Kriya Sakti adalah Tuhan Maha Pencipta segala yang adalah ciptaanNya dan tidak ada sesuatu tanpa Dia . 2. Vibhu Sakti adalah Tuhan itu Maha ada memenuhi dan meresapi seluruh isi alam semesta . 3. Jnana Sakti adalah Tuhan itu Maha Tahu , mengetahui segala yang telah ada, sedang dan yang akan terjadi. 4. Prabhu Sakti adalah Tuhan itu Maka Kuasa, berkuasa dari semua ciptaanNya dan tidak ada satu kekuatan apapun yang mampu menentangnya. b. Keyakinan terhadap inti hidup (Atman). Yang mejiwai setiap mahkluk, dan keberadaanya kekal abadi, Antara Atman dengan badan bagaikan bola lampu dengan listrik . Bola lampu tidak akan menyala tanpa listrik, demikian pula badan jasmani tidak akan hidup tanpa Atman. bila Atman meninggalkan badan dengan kata lain mati maka alat-alat tubuhpun hancur kembali kepada asalnya, sedangkan Atmannya akan kembali kepada Tuhan.

c.

Keyakinan terhadap Hukum Karma ( Karmaphala ) yaitu hukum sebab akibat dari sebuah perbuatan , baik buruk yang diterima oleh setiap manusia itu sesungguhnya adalah akibat dari perbuatannya sendiri.

d.

Keyakinan terhadap kelahiran kembali ( Punarbhawa ), Agama Hindu meyakini adanya kelahiran yang berulang-ulang. Punarbawa tejadi karena Atman masih dipengaruhi oleh Wisaya ( kenikmatan duniawi ) dan Awidya (kebodohan) sehingga kematian akan diikuti oleh kelahiran kembali.

e.

Keyakinan terhadap Moksa yaitu bersatunya atman dengan Brahman ( Tuhan ) Moksa artinya kelepasan tercapainya hidup yang kekal abadi , inilah tujuan akhir pemeluk agama Hindu, orang telah mencapai Moksa tidak akan mengalami kelahiran kembali kedunia.

2. SILA SASANA Untuk mengamalkan Tattwa dengan benar maka harus berpedoman pada sila sasana yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kerangka agama Hindu . Adapun bagianbagian dari sila sasana tersebut sebagai berikut : a. Sila Sasana kepada Tuhan 1) Sandyopasana Melaksanakan Puja Trisandya yaitu pelaksanakan sembahyang yang dilakukan setiap hari sebanyak tiga kali. 2) Namo Smaranam Melakukan japa dengan menyebut nama Tuhan secara berulang-ulang 3) Surya Pastana Melakukan doa-doa permohonan pengampunan dosa dan doa-doa permohonan yang sifatnya duniawi.

b. Sila Sasana kepada sesama manusia Disebut dengan Panca Yama Bratha 1). Ahimsa 2). Satya 3). Brahmacarya 4). Asteya 5). Aparigraha : Tidak Menyakiti/membunuh : Kejujuran : Pantang hubungan sex : Tidak mencuri : Tidak menerima sesuatu yang berlebihan.

c. Sila Sasana kepada diri sendiri Disebut dengan Panca Niyama Bratha 1). Sauca 2). Santosa : Bersih lahir batin : Kepuasan

3). Tapa 4).Swadiyaya

: Puasa : Belajar

5). Iswara Pranidana : Bakti/Berserah diri

3. YADNYA Yadnya Artinya Upacara keagamaan atau juga berarti pemberian atau pengorbanan untuk siapapun yang benar-benar didasari dengan tulus ikhlas , Yadnya sesungguhnya sebagai bentuk kongkrit pelaksanaan ajaran agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari, Menurut jenisnya ada lima jenis yadnya yang dilaksanakan oleh umat Hindu dalam rangka mencapai kesempurnaan hidup yang disebut Panca Yadnya yaitu : a. Dewa Yadnya adalah pengorbanan suci/persembahan suci kepada Sang Hyang Widhi ( Tuhan ) b. Fitra Yadnya adalah pengorbanan suci yang ditujukan kepada para leluhur c. Manusia Yadnya adalah pengorbanan suci yang di tujukan untuk manusia d. Rsi Yadnya adalah pengorbanan suci yang di tujukan kepada orang suci, guru yang telah memberi ilmu pengetahuan dsb e. Butha Yadnya adalah pengorbanan suci yang ditujukan sarwa bhuta yaitu makhluk rendahan baik yang tampak maupun yang tidak tampak.

C. SUMBER AJARAN AGAMA HINDU Satu-satunya pemikiran secara tradisional bahwa sumber ajaran agama Hindu adalah WEDA . Weda sebagai kitab suci agama Hindu yang ajarannya harus diyakini dan dipedomani oleh umat Hindu sebagai satu-satunya sumber bimbingan dan imformasi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari ataupun untuk waktu-waktu tertentu. Diyakini sebagai kitab suci karena sifat isinya diwayukan oleh Tuhan ( Apurusesa) .

D. TUJUAN HIDUP Agama Hindu memandang bahwa hidup harus mempunyai makna, sehingga tujuan hidup agama Hindu adalah tercapainya jagadhita dan Moksa ( Moksa Artham Jagadhita yaca ithi Dharma ) yaitu kesjateraan jasmani dan ketentraman rohani. Moksa artinya tercapainya kebebasan yang sejati,kebahagian yang abadi, manunggalnya Atman dengan Brahman .

E. FUNGSI AGAMA. Fungsi agama bagi kehidupan umat manusia dapat ditinjau dari dua sisi: 1. Fungsi agama secara vertikal Agama membantu manusia unuk mengenal yang sakral dan makhluk tertinggi yaitu Tuhan dan memberikan jalan bagaimana cara berkomonikasi dengan Tuhan . Agama mampu memberikan kedamaian bagi umat manusia sekalipun dalam kondisi sangat berdosa dengan jalan memohon pengampunan dan penyucian diri . 2. Fungsi agama secara harisontal Fungsi Edukatif adalah agama sebagai sistem nilei, norma dan aturan , agama sebagai alat untuk menuntun dan mendidik seseorang dalam proses pendewasaan kehidupan. Fungsi Integratif adalah agama sebagai tempat berkumpul dan berinteraksi dalam khidupan sosial dan bermasyarakat. Fungsi Sublimatif adalah agama sebagai alat kontrol dari sikap dan tindakan . untuk

You might also like