You are on page 1of 30

Instrumen Fungsi-Fungsi Manajemen Keperawatan A. Fungsi Perencanaan Manajemen Keperawatan 1. Visi dan Misi Organisasi a.

Visi dan Misi Rumah Sakit Visi RSUD Wlingi: Unggul dalam pelayanan kesehatan yang bermutu terjangkau dengan mengutamakan kepuasan pelanggan Misi RSUD Wlingi: 1. Menyelenggarakan pelayanan yang professional 2. Mewujudkan SDM yang berkualitas 3. Memberi perlindungan kepada pelanggan 4. Meningkatkan kerjasama yang harmonis antara karyawan, pemilik, pemasok, dan pihak ketiga lainnya 5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan 6. Member kepuasan kepada pelanggan Rumah Sakit Umum Daerah Wlingi sebagai rumah sakit tipe B di daerah Kecamatan Wlingi diharapkan mampu menjadi rumah sakit yang bisa menjangkau seluruh kalangan dan tetap unggul dalam pelayanannya. Yang bertanggung jawab untuk mewujudkan harapan tersebut adalah seluruh komponen yang ada di dalam rumah sakit dan di sekitar lingkungan rumah sakit. Visi dan misi RSUD Wlingi telah menjelaskan tujuan mendasar yang merupakan ciri khas rumah sakit tersebut. Visi dan Misi RSUD Wlingi juga telah mengidentifikasi jangkauan operasi Rumah Sakit tersebut dalam jasa pelayanan kesehatan yang ditawarkan b. Visi dan Misi Keperawatan Visi Ruang Bougenville:

Terwujudnya pelayanan keperawatan yang mengacu pada standar profesi global pada tahun 2005 dan memuaskan pelanggan. Misi Ruang Bougenville: 1. Memberikan asuhan keperawatan sesuai standar pelayanan keperawatan 2. Memberikan pelayanan keperawatan 3. Cepat dan tanggap terhadap keluhan klien serta kritis di dalam mengatasi permasalahan klien 4. Memberikan kemudahan di dalam pelayanan keperawatan efektif dan efisien c. Keterikatan Visi dan Misi Keperawatan dengan Rumah sakit Visi dan misi keperawatan merupakan suatu rumusan yang dibuat dan harus diwujudkan demi terwujudnya visi dan misi rumah sakit. Pada visi misi ruang Bougenville terdapat poin-poin yang merupakan usaha untuk mewujudkan visi misi rumah sakit, apabila visi misi ruang bougenville dapat dicapai dengan baik maka akan terwujud pelayanan keperawatan yang professional sehingga harapan Rumah Sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan yang unggul dapat tercapai 2. Filosofi Organisasi a. Filosofi Rumah Sakit b. Filosofi Keperawatan 1. Perawat ruang bougenville meyakini bahwa semua pasien harus mendapatkan perawatan yang sama 2. Perawat ruang bougenville meyakini bahwa tujuan pelayanan keperawatan adalah membantu pasien untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal 3. Perawat ruang bougenville meyakini bahwa semua staf keperawatan harus memotivasi keluarga pasien untuk dapat

melakukan keperawatan mandiri dan tidak tergantung orang lain 4. Perawat ruang bougenville adalah meyakini komponen bahwa pendidikan untuk

berkelanjutan

penting

mengembangkan pelayanan keperawatan Filosofi yang dimiliki ruang bougenville memiliki peranan penting dalam mewujudkan visi misi rumah sakit. Apabila seluruh perawat meyakini filosofi tersebut maka dapat terwujud visi misi rumah sakit dengan baik. Misalnya pada poin 4 filosofi ruangan yaitu Perawat ruang bougenville meyakini bahwa pendidikan berkelanjutan adalah komponen penting untuk mengembangkan pelayanan keperawatan, filosofi tersebut memiliki keterkaitan dengan salah satu misi rumah sakit yaitu mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Begitu pula dengan filosofi yang lainnya. 3. Tujuan Organisasi a. Tujuan Rumah Sakit c. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu

dijangkau oleh pelanggan d. Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat e. Mewujudkan pelayanan yang ramah dan santun f. Mewujudkan sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, aman dan nyaman g. Meningkatkan kesejahteraan karyawan Tujuan tersebut sudah merumuskan apa yang akan diselesaikan, dan kapan akan diselesaikan dan sebaiknya dapat diukur Pencapaian tujuan rumah sakit merupakan hasil dari penyelesaian misi rumah sakit b. Tujuan Keperawatan

1. Memberikan asuhan keperawatan yang paripurna kepada semua klien yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem kesehatan nasional 2. Melibatkan klien dalam perencanaan dan pelaksanaan

pelayanan kesehatan 3. Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat serta

meminimalkan cidera/kecacatan yang berkelanjutan 4. Mengembangkan standar asuhan keperawatan 5. Mengevaluasi asuhan keperawatan yang selalu berubah serta menjamin ketersediaan sumber 6. Meningkatkan citra keperawatan secara terus menerus 7. Memberikan kesempatan kepada semua perawat untuk

mengembangkan pengetahuan secara terus-menerus 8. Meningkatkan kesehatan lain c. Keterkaitan tujuan keperawatan dengan tujuan rumah sakit Tujuan keperawatan memiliki keterikatan yaung erat dengan tujuan rumah sakit, perumusan tujuan keperawatan merupakan penjabaran dari tujuan rumah sakit. Tujuan rumah sakit adalah suatu bentuk umum target yang akan dicapai dengan melaksanakan tujuan khusus yaitu tujuan keperawatan. 4. Kebijakan dan Prosedur Organisasi a. Kebijakan dan prosedur rumah sakit b. Kebijakan dan prosedur terkait dengan keperawatan Ada beberapa kebijakan dan prosedur rumah sakit yang terkait dengan keperawatan, hal tersebut tercipta dikarenakan bagian rumah sakit membuat aturan serta langkah-langkah dalam melaksanakan pelayanan keperawatan 5. Peraturan Organisasi hubungan yang kondusif dengan profesi

a. Peraturan rumah sakit b. Peraturan yang terkait dengan keperawatan 6. Perencanaan Strategis a. Rencana strategis rumah sakit b. Rencana operasional Rencana operasional merupakan rencana jangka pendek rumah sakit dan terkait dengan keperawatan Rencana operasional telah mewujudkan strategi & kebijakan dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, & prosedur c. Keterlibatan staf keperawatan dalam perencanaan Staf keperawatan karena memiliki staf keterlibatan dalam perencanaan pendukung

strategis,

keperawatan

merupakan

terwujudnya tujuan yang ada dalam perencanaan strategis. Staf keperawatan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas pelayanan keperawatan bertanggung jawab dalam perencanaan strategis rumah sakit yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang professional.

B. Fungsi Pengorganisasian 1. Struktur organisasi a Struktur organisasi keperawatan

KEPALA RUANGAN Roby Kurniawan, AMK

WAKIL KEPALA RUANGAN M. Zainal Arifin, AMK ADMINISTRASI Dwi Retnowati

Koor. Almed Dyah Untari, AMK

Koor PKMRS Tulus G, S.kep.Ns

Koor PIN Yuyun y. AMK

Koor Obat ICU Qunik Z. AMK

Koor Inventari s Anang M Mustofa

Koor Mutu Askep

Koor data & dokument asi

Koor ketertiban & kebersihan Suprapti

Dian R. Skep.Ns

Noerodin,A MK

a. Kepala Ruangan Job description 1. Membuat perencanaan untuk kebutuhan

perawatan yang dibutuhkan diruangan baik dari segi jumlah, jenis, maupun kualitas 2. Membuat perencanaan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana 3. Membuat perencanaan kebutuhan tenaga di ruangan baik dari segi kualitas, maupun kuantitas. 4. staff Membuat rencana untuk pengembangan untuk perawatan sesuai dengan kebutuhan

pelayanan di ruangan. 5. Membuat rencana dan melaksanakan orientasi kepada tenaga baru dan praktikan 6. Membuat perencanaan untuk jadwal pertemuan berkala dengan para staf di ruangan 7. Merencanakan peningkatan kenyamanan kerja perencanaan tentang metode

di ruangan 8. Membuat

pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan situasi di ruangan 9. Menyusun daftar dinas 10. Mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan

pelayanan di ruangan 11. Memberi orientasi kepada pasien dan keluarga tentang peraturan dan tata tertib serta fasilitas yang disediakan di rumah sakit 12. Melaksanakan pertemuan sewaktu-waktu dengan staff berkala dan tenaga atau lain

diruangan 13. Memberi kesempatan atau izin kepada staff ruangan untuk mengikuti kegiatan ilmiah atau pelatihan. 14. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-

obatan sesuai kebutuhan ruangan 15. Mengatur dan mengkoordinasikan

pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan siap pakai 16. Mengelompokkan penempatannya pasien dan sesuai mengatur tingkat

diruangan

kegawatan, infeksi, non infeksi untuk kelancaran pemberian asuhan keperawatan 17. Mengendalikan system pencatatan secara tepat dan benar 18. Memberi motifasi dan

pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain kepada petugas dalam

memelihara kebersihan lingkungan ruangan 19. Menyimpan status perawatan dalam masa perawatan diruangan 20. Membuat laporan harian mengenai

pelaksanaan asuhan keperawatan diruangan. 21. Melakukan serah terima pada saat pergantian dinas 22. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan

asuhan keperawatan di ruangan 23. Melakukan penilaian kinerja staff di ruangan 24. Mengawasi, mengendalikan, dan menilai

pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan dan obat-obatan. 25. Mengawasi dan menilai asuhan keperawatan sesuai prosedur ketat (SOP)

Total nilai

b. Kor. Mutu askep No 1 Aspek yang dinilai Membimbing PP pada implementasi MPKP. Kegiatan Dilakukan Tidak

yang dilakukan adalah sebagai berikut: Bersama dengan PP memvalidasi setiap

diagnosis keperawatan yang sudah ditetapkan PP. CCM menganalisis data klien berdasarkan dokumentasi, pemerikasaan bertemu bila perlu keluarga CCM kepada klien. melakukan klien atau Beberapa sesuai langsung

dengan Apakah

pertangaan yang perlu dipikirkan: diagnosis sudah dengan kondisi klien? Apakah ada diagnosis yang belum diidentifikasi? Apakah tindakan keperawatan yang diidentifikasi PP sudah tepat? Baca setiap tindakan yang ada pada renpra terkait diagnosis tersebut? Apakah ada tindakan keperawatan tamabahan? Hasil penelitian?

Memberikan masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP dan PA.

Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan keperawatan.

Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan pembuktian.

Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan dan melakukan penelitian.

Menerapkan hasil-hasil penelitian dalam memberi asuhan keperawatan.

Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal: melakukan evaluasi tentang mutu asuhan keperawatan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengevaluasi mahasiswa praktik, serta membahas dan mengevaluasi tentang implementasi MPKP.

Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan memberi masukan untuk perbaikan.

Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil evaluasi/penelian tentang asuhan keperawatan.

10

Mengevaluasi implementasi MPKP dengan menggunakan instrumen evaluasi implementasi MPKP oleh CCM. Total nilai

46,15%

53,85%

b. Kor PKMRS Job Description 1. 2. 3. Mengkoordinir PKMRS Membuat SAP Membuat jadwal SOP Selalu Kadangkadang Tidak pernah

penyuluhan 4. Menyiapkan saat pre conference

tindakan yang dibacakan pada

Total

100%

c.

Kor. Data dan dokumentasi Job Description Selalu Kadangkadang Tidak perna h

1.

Mengoordinir dan melaporkan

dokumen Askep 2. Mengecek kelengkapan dokumen askep masing-masing pasien 3. Menyediakan format Askep dan discharge planning 100%

Total nilai

d.

Kor alkes

Job Description 1. Menginventaris alat-alat medis

Selalu

Kadangkadang

Tidak pernah

setiap operan jadwal 2. Mengecek persediaaan bahan habis pakai 3. Inventaris alat medis setiap bulan sekali 4. Membuat rencana kebutuhan bahan habis pakai Total nilai 50%

25%

25%

e.

Kor inventaris Job Description Selal u 1. Menginventaris alat-alat linen setiap Kadangkadang Tidak pernah

operan jadwal 2. Bila pasien pulang selimut segera diambil dan diletakkan di gudang 3. Menghitung inventaris linen kotor dan yang sudah dicuci (keluar/masuk) Total nilai

33,33 %

66,67%

f.administrasi Job Description 1. Merapikan, menyetorkan Selalu Kadangkadang Tidak pernah

status, sensus harian, laporan kegiatan ruangan 2. Menulis atau menyalin sensus harian 3. Mengambil bon-bonan 4. Mengurus pembayaran

Total

75%

25%

g.

Tugas pekarya Selalu Kadangkadang Tidak pernah

Job Description Memelihara kerapian dan kebersihan ruangan antara lain : a. ruangan tempat atau cuci Menyapu, kamar tangan, penderita, meja dan

membongkar dan menata kembali membersihkan kaca jendela/ pintu, lemari penderita

b. c.

Membersihkan, menyiapkan tempat tidur penderita Menjaga kebersihan kamar

mandi/WC d. Memelihara menyimpan kembali

kebersihan, alat-alat

keperawatan seperti urinal, spatum e. pot, perlak, kateter, dll Memelihara kebersihan, keindahan lingkungan di sekitar ruang perawatan Terhadap penderita, antara lain a. Membantu perawat dan perawatan, kebersihan jasmani penderita yaitu : memandikan, menggosok memotong membantu menyisir gigi, kuku, rambut, menyuap, mencukur, membalut,

membersihkan pispot dan urinal b. Membantu mengubah posisi tidur penderita c. Menyiapkan keperluan huknah d. penderita e. Mengganti baju Menimbang BB

dan mengukur temperature f. Mengantar penderita g. lainnya Membantu konsul dan keperluan menjaga tata tertib

ruangan/ lingkungan Membantu pengurusan sarana perawatan, antara lain: a. Membantu

pengurusan makan penderita b. Membantu pengurusan bon obat

dan alat-alat. Total nilai Keterangan: Tugas dikerjakan dengan kurang baik 0-49%; baik : >49%-77%; sangat baik: > 77% Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa: Kepala ruangan melakukan tugasnya 84% (sangat baik) Koor pengendalian mutu melakukan tugasnya 46,15% (kurang baik) Koor PKMRS melakukan tugasnya 100% (sangat baik) Koor data dan dokumentasi melakukan tugasnya 100% (sangat baik) Koor alkes melakukan tugasnya 50% (baik) Koor inventaris melakukan tugas 33,3% (kurang baik) Administrasi melakukan tugasnya 75% (baik) koor kebersihan (pekarya) melakukan tugasnya 27,8% (kurang baik) 27,8% 14,26% 57,14%

Jadi dapat disimpulkan bahwa pegawai ruang bougenvil telah melaksanakan tugas sesuai tugasnya dengan baik hanya saja dalam pengendalian mutu, koor inventaris dan koor kebersihan perlu adanya peningkatan kinerja. 2. Uraian tugas Tugas kepala ruangan Metode Primer Menyusun rencana harian kerja Melakukan pembagian tugas pelayanan Memimpin operan Memimpin conference Member pengarahan kepada ketua tim Member motifasi dan supervise kegiatan pelayanan Melakukan audit dokumentasi Melakukan evaluasi pelayanan keperawatan Membuat laporan harian karu Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer. Orientasi dan merencanakan kerjawan baru. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.

Evaluasi kerja. Merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang terjadi. Tugas CCM

Membimbing PP pada implementasi MPKP. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Bersama dengan PP memvalidasi setiap diagnosis keperawatan yang sudah ditetapkan PP. CCM menganalisis data klien berdasarkan dokumentasi, bila perlu CCM melakukan pemerikasaan langsung kepada klien atau bertemu dengan keluarga klien. Beberapa pertangaan yang perlu dipikirkan: - Apakah diagnosis sudah sesuai dengan kondisi klien? - Apakah ada diagnosis yang belum diidentifikasi? - Apakah tindakan keperawatan yang diidentifikasi PP sudah tepat? Baca setiap tindakan yang ada pada renpra terkait diagnosis tersebut? - Apakah ada tindakan keperawatan tamabahan? Hasil penelitian? Memberikan masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP dan PA. Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan keperawatan. Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan pembuktian. Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan dan melakukan penelitian. Menerapkan hasil-hasil penelitian dalam memberi asuhan keperawatan. Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal: melakukan evaluasi tentang mutu asuhan keperawatan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengevaluasi mahasiswa praktik, serta membahas dan mengevaluasi tentang implementasi MPKP. Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan memberi masukan untuk perbaikan. Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil evaluasi/penelian tentang asuhan keperawatan. Mengevaluasi implementasi MPKP dengan menggunakan instrumen evaluasi implementasi MPKP oleh CCM. Tugas perawat primer:

Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.

Membuat tujuan dan rencana keperawatan. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai. Menerima dan menyesuaikan rencana. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang. Melakukan rujukan kepada pekarya sosial, kontak dengan lembaga sosial di masyarakat. Membuat jadwal perjanjian klinis. Mengadakan kunjungan rumah. Tugas perawat asosiet

Memberikan ASKEP Mengikuti timbang terima Melaksanakan tugas yang didelegasikan Mendokumentasikan tindakan keperawatan.

3. Pengorganisasian perawatan pasien Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan metode pemberian asuhan keperawatan di ruang Bougenvville di RSU Ngudi Waluyo menggunakan metode primer modifikasi fungsional Tim Medis Kepala Ruangan Sarana Prasarana CCM

PP 1 PA PA

PP 2 PA PA

PP 3 PA PA

PP 4 PA PA

Pasien

Pasien

Pasien

Pasien

Kelebihan dari metode ini adalah : Bersifat kontinuitas dan komprehensif Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan pengembangan diri. Keuntungan yang dirasakan oleh pasien, perawat, dokter dan RS Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi. Dokter juaga merasakan kepuasan dengan model primer karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbarui dan komprehensif. Kelemahan dari metode ini adalah: Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinis, akuntabel, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu. Konsep dasar metode primer: Ada tanggung jawab dan tanggung gugat Ada otonomi Ketertiban pasien dan keluarga Berdasarkan analisa kelompok pelaksanaan metode pemberian asuhan keperawatan secara primer modifukasi fungsional di ruangan ini sudah berjalan dengan cukup baik. Pembahasan mengenai ini akan dibahas secara detail pada point metod. 4. Klasifikasi pasien

Berdasarkan pengamatan dan sesuai hasil praktek kami selam tiga hari di ruang bougenvil, klasifikasi tingkat ketergantungan pasien sebagai berikut: No Hari ke Klasifikasi tingkat ketergantungan Total 1 2 3 Pertama Kedua Ketiga 1 2 2 Parsial 13 17 13 Mandiri 0 0 0 Total pasien 14 19 15

Instrument penilaian yang digunakan untuk menilai tingkat ketergantungan pasien adalah sebagai berikut: Kriteria Ketergantungan Perawatan Minimal (1-2 jam/24 jam) 1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri 2. Makan dan minum dilakukan sendiri 3. ambulasi dengan pengawasan 4. Observasi TTV dilakukan setiap shift 5. Pengobatan minimal, status psikologi stabil 6. Perawatan luka sederhana Perawatan Partial (3-4 jam/24 jam) 1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu 2. Observasi TTV setiap 4 jam 3. Ambulasi dibantu pengobatan lebih dari sekali 4. Folley kateter intake output dicatat 5. klien dengan pasang infuse 6. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur Perawatan total Kriteria Klien Ya Tidak

1. segalanya diberi bantuan 2. posisi yang diatur, observasi TTV setiap 2 jam 3. makan memerlukan NGT 4. pengobatan intravena perdrip 5. Pemakaian suction 6. gelisah/disorientasi 7. perawatan luka kompleks

Jumlah total pasien Perhari

5. Pendokumentasian proses keperawatan: No Aspek Yang Dinilai A 1 PENGKAJIAN Mencatat data yang dikaji dengan pedoman pengkajian 2 3 Data dikaji sejak pasien masuk sekarang Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan TOTAL B 4 DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnose keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan 5 6 Diagnose keperawatan actual/potensial Merumuskan diagnose keperawatan actual/potensial TOTAL C 7 RENCANA TINDAKAN Berdasarkan diagnose keperawatan 33,3% 66,7% 33,3% 66,7% Dilakukan Tidak

8 9

Disusun menurut urutan prioritas Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subjek perubahan , perilaku, kondisi pasien dan atau criteria

10

Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah, terinci dan jelas dan atau melibatkan pasien atau keluarga

11

Rencana tindakan menggambarkan kerjasama tim kesehatan lain TOTAL

60%

40%

D 12 13

TINDAKAN Tindakan dilaksanakan sesuai rencana Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan

14 15

Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas TOTAL 50%

50%

E 16 17

EVALUASI Evaluasi mengacu pada tujuan Hasil evaluasi dicatat TOTAL 100%

F 18 19

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN Menulis pada format yang baku Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan

20

Setiap melakukan tindakan perawat mancantumkan paraf/nama jelas dan tanggal jam dilakukan tindakan

21

Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. TOTAL NILAI 50%

50%

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa Pendokumentasian pengkajian 3,3%, Pendokumentasian diagnose 3,3% dikatakan belum optimal. Sedangkan pendokumentasian yang lainya sudah optimal namun perlu ditingkatkan.

6. System penghitungan tenaga keperawatan Penghitungn tenaga keperawatan di ruang Bougenvile sudah ada format dan buku yang harus diisi setiap harinya. Namun perhitungan ini tidak dilakukan secara rutin. Terutama pada kebutuhan tiap perawat primer 1,2,3, dan 4. Rumus penghitungan tenaga keperawatan menggunakan rumus Gillies seperti dibawah ini: Jumlah kebutuhan tenaga per hari = Jumlah kebutuhan tenaga per shift Pagi Sore Malam = 47% x jumlah kebutuhan tenaga per hari = 35% x jumlah kebutuhan tenaga per hari = 17% x jumlah kebutuhan tenaga per hari

Sedangkan rumus yang seharusnya digunakan untuk rumah sakit pemerintah adalah rumus Depkes 2002. Seperti dibawah ini. Untuk penghitungannya secra terinci di tampilkan dalam pokok bahasan Man Rumus Depkes 2002 : Analisis Perhitungan Kebutuhan Tenanga a, Kebutuhan tenaga = Jumlah jam perawatan perhari Jam kerja efektif

b. Loss day = (Jumlah hari minggu dalam satu tahun + cuti + hari besar) Jumlah hari kerja efektif pertahun

Kebutuhan tenaga

c. Tugas non Keperawatan =

(Kebutuhan Tenaga + Loss Day) x 25%

d. Jumlah kebutuhan tenaga = Kebutuhan tenaga + Faktor koreksi (Loss Day + Tugas non Keperawatan)

7. Jadual/ shift dinas a Penanggung jawab shift Penanggung jawab shift diruang bougenvil ini adalah wakil kepala ruangan. Sesuai teori metode pemberian asuhan keperawatan secara primer pembuatan jadwal shift dilakukan oleh seorang kepala ruangan, namun di ruangan ini tugas pembagian shift diwakilkan pada wakaru. b Pendistribusian tenaga setiap sift Pendistribusian tenaga dibagi secara merata antara PNS dan tenaga kontrak. Setiap petugas mendapatkan satu kali libur dalam seminggu. Dalam artian petugas mempunyai 6 hari kerja. c Keterlibatan perawat pelaksana dalam pembuatan jadual Dalam pembuatan jadwal shift perawat pelaksana tidak dilibatkan. Semua petugas menerima hasil akhir dari jadwal yang dibuat oleh wakaru.

8. Ketenagaan a Rencana kebutuhan tenaga Dibahas lebih lanjut pada man. Dalam ruang bougenvil menggunakan rumus penghitungan Gillies. Namun dalam pelaksanaannya penghitungan ini tidak dilakukan secara rutin, meskipun sudah disediakan buku khusus untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga per hari dan jumlah kebutuhan tenaga pada tiap kelompok perawat primer b Recruitment pegawai baru Berdasarkan permintaan dari pegawai ruangan, kemudian karu melaporkan pada pihak rumah sakit, dari pihak rumah sakit mengadakan recruitmen pegawai baru c System seleksi Sesuai hasil interview system seleksi di ruang bougenvil dilakukan secara Langsung (ditentukan oleh pihak rumah sakit) d Penempatan

Berdasarkan hasil wawancara penempatan ketenagaan baru dilakukan berdasarkan prioritas kebutuhan ruangan yang benar-benar membutuhkan pegawai baru e Orientasi ruangan Setiap pegawai yang baru masuk, di orientasikan terlebih dahulu terhadap tugas dan ruangan serta semuan pegawai yang sudah menjadi seperti keluarga besar f Pengembangan staf pendidikan dan pelatihan Semua pegawai boleh mengikuti pendidikan dan pelatihan, namun kendalanya pada biaya, kebanyakan pegaiwai dapat izin dari karu untuk mengikuti pelatihan namun mengundurkan diri karena biaya.

C. Fungsi Pengarahan dan Pengawasan 1. Komunikasi a. Arah komunikasi Kepala ruang melakukan pengarahan secara terbuka, tenaga perawat dan kepala ruang saling menghormati sehingga masukan, saran, dan kritik juga diterima dengan baik, kepala ruang juga cenderung mengajak perawat lain berdiskusi jika terjadi masalah. Arah komunikasi yang digunakan di ruang Bougenvile adalah komunikasi dua arah dimana terdapat proses feedback, biasanya bersifat informative, dan atau persuasive. Pola komunikasi yang digunakan di ruang Bougenvile adalah pola komunikasi menyeluruh dimana seluruh anggota memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan pesan. b. Jadwal pertemuan Rapat diadakan 1 kali dalam sebulan setiap akhir bulan. Rapat membahas tentang evaluasi kinerja setiap bagian coordinator masing-masing, dalam rapat juga dibahas tentang motivasi, peningkatan kinerja, reward dan punishment.

c. Faktor penghambat komunikasi Dari hasil pengamatan selama 3 hari, Kesalahpahaman individu dalam memahami pesan pernah terjadi hal ini dikarenakan nilai-nilai kepercayaan, temperamen dan tingkat stres pengirim pesan dan penerima pesan. Persepsi yang berbeda antar bagian juga menyebabkan hambatan komunikasi dalam organisasi dikarenakan kesalahpahaman individu dalam memahami pesan. 2. Motivasi a. Cara memotivasi individu dan kelompok Pemberian reward dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja anggota. Selain itu juga sering disampaikan oleh kepala ruang kata-kata yang membangun semangat disetiap kali kesempatan, baik pada saat rapat maupun pada saat tidak rapat. b. Sistem reward dan punishment Reward yang diberikan biasanya berupa pujian oleh kepala ruangan, pemberian poin pada buku raport sebagai kebijakan untuk meningkatkan pangkat dan golongan, dan mengikutkan anggota pada pelatihan-pelatihan. Punishment yang diberikan dapat berupa teguran, dan pengurangan poin pada buku raport yang nantinya hasilnya dilaporkan ke IRNA. 3. Supervisi a. Mekanisme supervise terhadap staf. Supervise dilakukan secara langsung oleh kepala ruang kepada perawat anggota, kepala ruang juga melakukan penilaian kinerja kepada perawat anggota dan hasil penilaian dimasukkan ke dalam raport yang hasilnya akan diserahkan ke IRNA. b. Mekanisme supervise terhadap asuhan keperawatan. Supervisi dilakukan secara tidak langsung oleh CCM terkait dengan

pendokumentasian askep, tetapi masih banyak askep yang didokumentasikan tidak sesuai dengan petunjuk teknis.

c. Faktor penghambat supervise Beban kerja supervisor yang berat menyebabkan supervisor tidak sempat melakukan supervise secara menyeluruh dan terfokus. 4. Pendelegasian a. Mekanisme pendelegasian Kepala ruang mendelegasikan tugas sesuai dengan orang yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan sesuai dengan uraian tugasnya. Kepala ruang juga memperhatikan tugas yang diberikan harus sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh penerima delegasi. b. Uraian tugas pendelegasian 1. Kepala ruang mendelegasikan tugas saat tidak ada ditempat kepada

wakil kepala ruang. 2. Bila PP cuti,tugas dan tanggung jawab PP dapat didelegasikan kepada

PA senior (wakil PP pemula yang ditunjuk) tetapi, tetap di bawah pengawasan kepala ruang rawat dan CCM. 3. Bila PP cuti/libur, tugas-tgas PP didelegasikan pada PA yang telah

ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan kepala ruang rawat atau CCM. 4. Dalam pemberian tugas PP ke PA dalam tindakan keperawatan, PP

menjelaskan tindakan yang harus dilakukan. 5. Mekanisme penyelesaian masalah: manajemen konflik Apabila terjadi konflik atau masalah, kepala ruangan cenderung mengajak perawat lain berdiskusi bersama sehingga strategi pemecahan konflik yang dilakukan kepala ruangan adalah strategi pemecahan masalah. SWOT Strenght Arah komunikasi yang Weakness Supervise secara langsung Opportunity Pemberian reward Threat Adanya tes CPNS di daerah lain sehingga

digunakan ruang Bougenvile menggunakan

di

maupun langsung dilakukan, belum beban supervisor. man pesan juga dikarenakan tingkat pengirim

tidak sudah tetapi optimal kerja

berdasarkan peninkatan pada sebagai dan

memotivasi

tenaga

poin honorer untuk pindah raport tempat kerja.

indikasi golongan dari

komunikasi dua arah. Pemberian motivasi oleh ruang. Pemberian reward punishment diberikan secara tegas oleh kepala ruang. dan juga kepala sering dilakukan

karena kesibukan

kenaikan pangkat merupakan kebijakan pemerintah.

Kesalahpaha individu terkadang terjadi stress dan

RSUD Wlingi dan

dalam memahami

penerima pesan.

D. Fungsi Pengendalian 1. Penampilan Kinerja

a. Penilaian penampilan kinerja Penilaian penampilan kinerja penting dalam fungsi pengendalian. Penilaian penampilan kinerja berguna untuk mengetahui sejauh mana kinerja anggota dapat mencapai tujuannya. Dengan mengevaluasi kinerja maka penampilan kinerja dapat diketahui sejauh mana perkembangannya. b. Alat penilaian kinerja Alat ukur penilaian kinerja berupa format evaluasi penilaian kinerja yang berisi unsurunsur yang dievaluasi dalam kinerja. Unsur-unsur tersebut menjelaskan pekerjaan apa saja yang dilakukan oleh anggota FORMAT EVALUASI PENILAIAN KINERJA Unsur-Unsur Evaluasi Penilaian Kinerja Pemberian umpan balik pada penampilan kinerja anggota Pemberian kesempatan untuk merefleksikan kinerjanya Adanya dorongan dan masukan untuk peningkatan kinerja Memberi reward pada anggota yang berprestasi Mengukur sikap yang ditunjukkan sesuai dengan tugas dan wewenangnya Adanya dokumen legal pada penilaian kinerja Melibatkan seluruh lapisan struktur organisasi Penggunaan metode esay (adanya penilaian kelebihan dan kekurangan anggota oleh KaRu) Penggunaan Metode Komparasi (membandingkan kinerja staf satu dengan staf lain) Penggunaan Metode Daftar Periksa (cecklist) Penggunaan Penilaian langsung Penggunaan Penilaian Perilaku Penggunaan Penilaian Efektivitas Adanya Buku Catatan Penilaian Personel Adanya buku absensi staf Penilaian unsur-unsur Penilaian Kerja: Kesetiaan - Prestasi Kerja - Tanggung Jawab - Ketaatan - Kejujuran - Kerjasama - Prakarsa - Kepemimpinan Adanya dokumentasi hasil penilaian kinerja Total Dilakukan Tidak dilakukan

Presentase Rata-rata c. Hasil penilaian kinerja

47.05%

52,94%

Setelah dilakukan penilaian penampilan kinerja dengan menggunakan alat ukur maka didapatkan sebanyak unsur-unsur 52,94% penilaian kinerja yang tidak dilakukan.

Ilyas Yaslis, Kinerja : Teori, Penilaian, dan Penelitian (edisi ke-3).Jakarta : Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI.2002 Manajemen Bangsal Keperawatan.Editor Arwani,Heru Supriyatno.Jakarta: EGC.2006 Marquis, B.L., & Hustin, C.J. Leadership roles and management finctions in nursing: theory & application (3rd ed). Philadelphia: Lippincot. 2000 2. Pengendalian Mutu a. Kegiatan Pengendalian Mutu Kegiatan pengendalian mutu terus dilakukan demi terwujudnya visi dan misi rumah sakit serta ruangan. FORMAT EVALUASI PENGENDALIAN MUTU Unsur Evaluasi Pengendalian Mutu Adanya pelaksanaan sensus harian Adanya laporan setiap bulan yang ditulis oleh KaRu Pengembangan solusi pada masalah indikator pengendalian mutu yang timbul Adanya Pembuatan Juknis/SOP pengendalian mutu Penerapan sesuai Juknis/SOP pengendalian mutu yang berlaku Adanya pelatihan dan upgrade skill secara berkala Penilaian dan pelaporan angka infeksi luka operasi Penilaian dan pelaporan angka komplikasi pasca bedah Penilaian dan pelaporan jumlah operasi bersih/hari Rendahnya angka infeksi luka operasi Rendahnya angka komplikasi pasca bedah Tingginya jumlah operasi bersih/hari Total Presentase Rata-rata b. Indikator Pengendalian Mutu Indikator pengendalian mutu apabila unsur pengendalian mutu dilakukan sebanyak 50% lebih dari seluruh unsur pengendalian mutu yang ada Dilakukan 10 83,33% Tidak Dilakukan

2 16,67%

c. Keberhasilan pengendalian Mutu Keberhasilan pengendalian mutu dapat dilihat dari semakin baiknya pelayanan yang diberikan oleh ruangan 3. Pengembangan Standar a. Standar askep Standar askep dapat diwujudkan dengan mematuhi dan melaksanakan tindakan keperawatan sesuai standar operasional prosedur yang sudah ditentukan b. Standar Kinerja Standar kinerja dapat ditingkatkan dengan perbaikan kualitas sumber daya manusia FORMAT EVALUASI PENGEMBANGAN STANDART Unsur Evaluasi Pengembangan Standart Pengidentifikasian SDM yang perlu dilakukan pembinaan Menentukan kriteria pemberian kompensasi Perbaikan kualitas pelaksanaan kinerja Perencanaan program manajemen SDM (seminar dan workshop) Pelaksanaan proses keperawatan sesuai SOP yang berlaku Membandingkan dokumentasi keperawatan dengan juknis yang ada Adanya evaluasi SOP dan Juknis secara berkala Pengadaan program workshop Pemberian Askep secara berkelanjutan Total Presentase Rata-rata Dilakukan 5 62,5% 3 37,5% Tidak Dilakukan

You might also like