You are on page 1of 14

MAKALAH LAB FAAL RESPIRATORY SYSTEM

FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

Kelompok Lab B1

Annisa Rahma Rufaida Hanna Fatia Ardhi Twindy Rarasati Dimas Wiantadiguna Mekko Pebin Rosiana

1010.211.063 1010.211.0 1010.211.0 1010.211.0 1010.211.0 1010.211.0 1010.211.0

Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta Tahun Ajaran 2012/2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb. Salam sejahtera bagi kita semua . Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini.. Makalah ini adalah sebuah intisari dari hal-hal yang telah kita pelajari selama kegiatan lab faal berlangsung. Makalah ini dibuat agar kita dapat mengerti lebih dalam tentang bahasan kita dalam kegiatan lab dan sebagai acuan pembelajaran bagi kita semua. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat diambil hikmahnya. Kami sadar makalah ini masih jauh dari sebuah kata kesempurnaan, namun mudahmudahan kita semua dapat mengambil semua ajaran yang terdapat di dalamnya. Kami mengucapkan terima kasih atas perhatiannya.

Desember 2012

Penyusun

Fisiologi Sistem Respirasi


Anatomi Sistem Respirasi
Sistem respirasi terdiri dari cavum nasal (rongga hidung), pharynk, larynk, trakhea, bronkhus, bronkhioli, bronkhioli terminalis, bronkhioli respiratorius, duktus alveoli dan alveoli pada paru-paru.

Saat udara melewati jalan nafas maka terjadi penghangatan oleh dinding mukosa yang banyak mengandung kapiler, humidifikasi (pelembaban) dan filterisasi (penyaringan) oleh bulu hidung, mukus dan silia. Mikroorganisme patogen yang masuk bersama udara dan tidak tersaring pada jalan nafas akan berakhir pada alveoli dan dibasmi oleh makrofag alveoli. Fungsi utama respirasi (pernafasan) adalah memperoleh O2 untuk digunakan oleh sel tubuh dab mengeluarkan CO2 yang diproduksi oleh sel. Respirasi mencakup dua proses yang terpisah tetapi berkaitan, yaitu : 1. Respirasi Internal adalah proses metabolik intrasel yang dilakukan didalam mitokndria yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selagi mengambil energi dari molekul nutrient. 2. Respirasi eksternal adalah seluruh rangkaian kejadian dalam pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan tubuh Langkah langkah :

Proses mekanis bernapas / ventilasi, udara secara bergantian dimasukan ke dan dikeluarkan dari peru sehingga udara dapat dipertukarkan antara atmosfer (lingkungan eksternal) dan kantung udara (alveolus) paru(SR) Oksigen dan CO2 dipertukarkan antara udara dialveolus dan darah didalam kapiler paru melalui proses difusi(SR) Darah mengangkut O2 dan CO2 antara paru dan jaringan (SS) O2 dan CO2 dipertukarkan antara jaringan dan darah melalui proses difusi menembus kapiler sistemik (jaringan)(SS)

Mekanika Pernafasan
Udara cenderung mengalir dari daerah tekanan tinggi ke daerah dengan tekanan rendah, yaitu menuruni gradien tekanan. Hubungan antara tekanan didalam dan diluar paru penting dalam ventilasi. Tiga tekanan yang berperan penting : Tekanan atmosfer (barometrik) (760 mmHg), tekanan yang ditimbulkan oleh berat udara di atmosfer pada benda di permukaan bumi Tekanan intra alveolus / intraparu, tekanan di dalam alveolus Tekanan intrapleura / intrathoraks (rerata 756 mHg saat istirahat), tekanan di dalam kantung pleura. Tekanan ini tidak menyeimbangkan dgn tekanan atmosfer / intra alveolus karena tdk ada komunikasi lngsung rongga pleura dan atmosfer atau paru

Paru dalam keadaan normal teregang untuk mengisi rongga thorak yang lebih besar. Terdapat dua gaya : Daya kohesif (rekat) cairan intrapleura Gradien tekanan transmural

Yang berfungsi menahan dinding thorak dan paru saling berdekatan, meregangkan paru untuk mengisi rongga thorak yang lebih besar. Aliran udara masuk dan keluar paru terjadi karena perubahan siklik tekanan intra alveolus. Hukum Boyle menyatakan bahwa pada suhu konstan, tekanan yg ditimbulkan oleh suatu gas berbanding terbalik dengan volume gas, yaitu sewaktu volume gas meningkat, tekanan yang ditimbulkan oleh gas berkurang secara proposional dan sebaliknya.

Respirasi terdiri dari : - Inspirasi : mengambil nafas - Ekspirasi : mengeluarkan nafas Pada inspirasi : Kontraksi otot-otot pernafasan rongga dada membesar tekanan dalam rongga dada menurun udara masuk ke dalam paru Pada ekspirasi : Karena elastisitas dinding dada rongga dada mengecil tekanan dalam rongga dada meningkat udara keluar paru

Otot inspirasi utama : - Otot Diafragma fungsinya menjadikan diafragma mendatar dan peningkatan dimensi vertikal rongga thoraks. - M.intercostalis externus fungsinya untuk mengangkat iga, sternum tertarik keluar, diameter anteroposterior & laterolateral rongga dada membesar Otot inspirasi tambahan : - M.Scalenus

- M. Sternocleidomastoideus Otot ekspirasi : - M. intercostalis internus fungsinya untuk menarik rongga dada ke bawah. - Otot abdomen anterior fungsinya untuk menarik iga ke bawah dan meningkatkan tekanan intraabdomen sehingga mendorong diafragma ke atas.

Faktor lain yang mempengaruhi ventilasi Compliance paru adalah luasnya pengembangan paru untuk setiap unit peningkatan tekanan transpulmonal Recoil elastic adalah kemampuan paru (alveolus) untuk kembali ke bentuk semula. Tegangan permukaan alveolus (dipengaruhi adanya surfaktan).

Resistensi saluran pernapasan.

Sifat elastik paru disebabkan oleh :

Jaringan ikat elastik Jaringan ikat paru mengandung banyak serat elastin Terayam membentuk jaringan yg memperkuat perilaku elastiknya sendiri, sprt benang dalam kain elastik

Tegangan permukaan alveolusnya Ditimbulkan oleh lapisan tipis cairan yg melapisi bagian dalam alveolus

Volume Kapasitas Paru Volume alun napas (tidal volume, TV) Vol udara yg masuk / keluar paru selama satu kali bernapas. Nilai rerata pada kondisi istirahat = 500 ml

Volume cadangan inspirasi (IRV) Volume udara tambhn yg di dpt secara maksimal dihirup di atas volume alun napas istirahat Dicapai oleh kontraksi maksimal -> diafragma, otot interkostal eksternal, otot inspirasi tambahan

Kapasitas inspirasi (IC) Vol udara maksimal yg dpt dihirup pada akhir ekspirasi tenang normal (IC = IRV + TV) Nilai rerata = 3500 ml

Volume cadangan ekspirasi (ERV) Vol udara tambahn yg dpt secara aktif dikeluarkan dgn mengontraksikan secra maksimal otot2 ekspirasi melebihi udara yg secara normal dihembuskan scra pasif pd akhir vol alun nafas istirahat Nilai rerata = 1000ml

Volume residual (RV) Vol udara minimal yg tertinggal di paru bahkan setelah ekspirasi maksimal Nilai rerata = 1200ml

Kapasitas residual fungsional (FRC)

Volume udara diparu pada akhir ekspirasi pasif normal FRC = ERV + RV. Nilai rerata = 2200ml

Kapasitas vital (VC) Vol udara maksimal yg dapat dikeluarkan dl satu kali bernapas setelah inspirasi maksimal VC = IRV + TV + ERV. Niali rerata = 4500ml

Kapasitas paru total (TLC) Vol udara maksimal yg dapat ditampung oleh paru TLC = VC + RV. Nilai rerata = 4500ml

Volume ekspirasi paksa dalam 1 detik(FEV1) Vol udara yg dapat dihembuskan selama detik pertama ekspirasi dalam suatu penentuan VCI

Pertukaran Gas
Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2 meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam secara difusi. Terjadinya difusi O2 dan CO2 ini karena adanya perbedaan tekanan parsial. Tekanan udara luar sebesar 1 atm (760 mmHg), sedangkan tekanan parsial O2 di paru-paru 760m mmHg. Tekanan parsial pada kapiler darah arteri 100 mmHg, dan di vena 40mmHg. Hal ini menyebabkan O2 berdifusi dari udara ke dalam darah. Faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi gas yang melalui membran adalah : Perbedaan tekanan parsial gas Ketebalan sawar udara&darah ketika melewati membran. Luas permukaan membran alveolus Koefisien difusi gas, Oksigen 0,024 Karbon dioksida 0,57 Karbon monoksida 0,018 Nitrogen 0,012

helium 0,008

Setelah transportasi maka terjadilah difusi gas pada sel/jaringan. Difusi gas pada sel/jaringan terjadi karena tekanan parsial oksigen (PO2) intrasel selalu lebih rendah dari PO2 kapiler karena O2 dalam sel selalu digunakan oleh sel. Sebaliknya tekanan parsial karbondioksida (PCO2) intrasel selalu lebih tinggi karena CO2 selalu diproduksi oleh sel sebagai sisa metabolisme. Pertukaran gas dalam paru Di alveolus

PO2 udara > PO2 darah O2 alveoli masuk ke dalam darah PCO2 darah > PCO2 alveoli CO2 darah keluar ke alveoli Di jaringan

PO2 darah > PO2 jaringan O2 darah masuk ke jaringan PCO2 jaringan > PCO2 darah CO2 dari jaringan masuk ke darah

Transport O2 & CO2


O2 yang diserap oleh darah di paru harus diangkut ke jaringan untuk digunakan oleh sel dan CO2 yang diproduksi ditingkat sel harus diangkut ke paru untuk dikeluarkan. Sebagian besar O2 dalam darah diangkut dalam keadaan terikat dgn hemoglobin

Transpor Oksigen Dalam darah oksigen diikat oleh hemoglobin (dalam eritrosit) di paru oksigen diikat, di jaringan oksigen dilepas .Transport oksigen tergantung pada : Jumlah O2 yang masuk ke paru Baik tidaknya pertukaran gas di paru Aliran darah ke jaringan tergantung dari derajat konstriksi vaskuler di jaringan dan curah jantung Kapasitas darah mengangkut oksigen tergantung pada jumlah O2 yang larut, jumlah Hb dalam darah dan afinitas Hb untuk O2 Transport CO2 Kelarutan CO2 dalam darah sekitar 20 kali lebih besar dari kelarutan O2 lebih banyak CO2 dalam darah. Transport CO2 dari jaringan keparu-paru melalui tiga cara sebagai berikut: 1. Secara fisk larut dalam plasma (10 %) 2. Berikatan dengan gugus amino pada Hb dalam sel darah merah (30%) 3. ditransport sebagai bikarbonat plasma (60%) Karbon dioksida berikatan dengan air dengan, reaksi seperti dibawah ini CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-

Regulasi Respirasi
Dalam regulasi pernapasan terdapat dua sistem : Sistem yang mengontrol respirasi yang terletak di medula oblongata Sistem yang mengontrol otomasasi yang terletak pada pons

Sebagai aferen : badan karotid dan strecht reseptor yang terdapat pada bronkiolus. Pusat respirasi terdapat 2 lokasi : Respirasi yang terletak di kiri dan kanan secara simetris Terdapatnya persarafan yg resipork

Pneumotaksis beperan dlm ritme respirasi Apneustik berperan dalam memperkuat intensitas rangsangan

Mekanisme Kerja Pusat Respirasi Respirasi secara ritmis Pusat inspirasi anyg terletak pada bagian dorsal adalah merupakan pusat yang terus aktif Dari pusat inspirasi impuls di kirim ke otot inspirasi menyebabkan kontraksi otot inspirasi

Dari pusat ekspirasi : Pengaruh respirok pd pusat inspirasi, menyebabkan pusat inspirasi inaktif Lalu di teruskan ke alat ekspirasi sehingga ekspirasi berlangsung pasif (impuls lemah)

Pernapasan dipengaruhi oleh dua faktor, yakni : Pengaruh aneural (pengaruh langsung) Pengaruh neural (pengaruh refleks) Refleks Hering Breuer Refleks sino aortik

DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood, Lauralee.2001.Fisiologi manusia.Edisi 2. Jakarta : EGC, 2001. 2. Guyton dan Hall. Fisiologi kedokteran. Edisi 11.Jakarta : EGC, 2008.

You might also like