You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan narkoba saat ini telah membahayakan remaja.

Pemberitaan di media massa tentang penangkapan produser narkoba yang telah memproduksi ribuan narkoba membuat kita prihatin. Indonesia tidak hanya menjadi daerah pemasaran gelap narkoba tetapi juga sebagai daerah produser narkoba. Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Bandar narkoba aktif mencari mangsa yang tidak hanya orang dewasa melainkan telah menyebar didaerah sekolah, sehingga banyak pelajar yang terjerumus narkoba. Sebagian besar korban penyalahgunaan narkoba berusia 15 sampai dengan 25 tahun. Jumlah kasus penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba yang dilaporkan terus meningkat, pada tahun 1999 berjumlah 1.833 kasus, tahun 2000 berjumlah 3.478 kasus dan pada tahun 2001 berjumlah 3.617 kasus (sumber data Badan Narkotika Nasionl). Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas, pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan, namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Berdasar permasalah di atas maka kami tertarik untuk menyusun karya tulis tentang Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pelajar 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Apa pengertian Narkoba? b. Apa saja Jenis-jenis Narkoba? c. Apa efekyang ditimbulkan dari penggunaan narkoba? d. Apa alternatif pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pelajar?

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk: a. Menjelaskan pengertian Narkoba. b. Menginformasikan Jenis-jenis Narkoba. c. Menjelaskan efek yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba. d. Memberikan alternatif pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pelajar. 1.4 Manfaat Penelitian Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak sebagai berikut: a. Pelajar (siswa SMP) sebagai bahan kajian dalam mengenal narkoba dan diharapkan sebagai filter sekaligus upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. b. Sekolah, sebagai informasi dan penentu kebijakan dalam upaya pencegahan narkoba di lingkungan sekolah c. Masyarakat, sebagai informasi dan wacana untuk bersama-sama berperan aktif dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN NARKOBA Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Narkoba, Wikipedia bahasa Indonesia, 2010) Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obatobatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah di luar batas dosis. 2.2 JENIS-JENIS NARKOBA Dalam Wikipedia bahasa Indonesia dan buku BNN, jenis-jenis narkoba diantaranya adalah: a. OPIAT (PUTAUW) Nama lainnya adalah Pe-te ,zat ini ada lah turunan ke lima - ke enam dari Heroin yang dibuat dari bungan yang namanya Opium. Ada dua jenis yaitu jenis Banana dan jenis Snow White yang berbentuk seperti Bedak. - Ciri pengguna putaw: Pada tahap awal biasanya pengguna akan terlihat tidak bersemangat ,mata sayu, pucat ,tidak dapat berkonsentrasi ,hidung sering terasa gatal , mual dan selalu terlihat mengantuk.! Kurus karena nafsu makan berkurang ,emosi sangat labil , sehingga sering marah dan sering pusing atau sakit kepala. -Sakauw Adalah terhentinya suplai PUTAUW sehingga akan menimbul kan gejala mual-mual , mata dan hidung berair ,tulang dan sendi-sendi terasa ngilu , badan berkeringat tidak wajar dan pemakai terlihat menggigil seperti kedinginan. b. AMFETAMIN (SHABU SHABU) Ini adalah nama GAUL dari Methamphetamine ,berbentuk kristal seperti gula pasir atau seperti VETSIN (bumbu penyedapmakanan). Ada beberapa jenis antara lain : Chystal ,Coconut ,Gold River. - Ciri pengguna shabu-shabu : Setelah menggunakannya ,pemakai akan terlihat bersemangat , tapi juga cenderung Paranoid (suka curiga) ,terkesan tidak bisa diam, tidak bisa tidur karena cenderung untuk terus beraktivitas ,tapi tetap akan sulit berfikir dengan baik. c. BENZODIAZEPIN (ECSTASY) Yang satu ini adalah zat Psikotropika ,jenis yang populer beredar dimasyarakat adalah : Alladin , Apel , Electric , Butter fly dengan nama Gaul yang bermacam - macam. - Ciri pengguna ectasy: Setelah memakai pengguna akan menjadi energik tapi mata sayu dan pucat, berkeringat dan tidak bisa diam ,dan susah tidur. Efek Negatif yang dapat timbul adalah kerusakan saraf otak dehidrasi (kurang cairan) ,gangguan lever ,tulang dan gigi keropos , kerusakan saraf mata dan tidak nafsu makan. d. CANNABIS/GANJA Cannabis atau yang dikenal juga dengan nama Tetrahidrocana hidrol ,adalah jenis tanaman yang dikeringkan dengan efek dapat membuat pemakainya menjadi TELER atau FLY. - Ciri pengguna cannabis Biasanya setelah menggunakan mata akan terlihat sembah atau kantung mata terlihat bengkak

,merah dan berair , terlihat sering bengong ,pendengaran seperti berkurang , sulit berpikir ,perasaan gembira dan selalu tertawa ,tapi juga dapat cepat menjadi marah dan tidak bergairah.

2.3 EFEK YANG DITIMBULKAN DARI PENGGUNAAN NARKOBA a. Gejala-Gejala Pemakaian Narkoba Yang Berlebihan 1. Opiat (heroin, morfin, ganja) - perasaan senang dan bahagia - acuh tak acuh (apati) - malas bergerak - mengantuk - rasa mual - bicara cadel - pupil mata mengecil (melebar jika overdosis) - gangguan perhatian/daya ingat 2. Ganja - rasa senang dan bahagia - santai dan lemah - acuh tak acuh - mata merah - nafsu makan meningkat - mulut kering - pengendalian diri kurang - sering menguap/ngantuk - kurang konsentrasi - depresi 3. Amfetamin (shabu, ekstasi) - kewaspadaan meningkat - bergairah - rasa senang, bahagia - pupil mata melebar - denyut nadi dan tekanan darah meningkat - sukar tidur/ insomnia - hilang nafsu makan 4. Kokain - denyut jantung cepat - agitasi psikomotor/gelisah - euforia/rasa gembira berlebihan - rasa harga diri meningkat - banyak bicara - kewaspadaan meningkat - kejang - pupil (manik mata) melebar - tekanan darah meningkat - berkeringat/rasa dingin - mual/muntah - mudah berkelahi - psikosis - perdarahan darah otak - penyumbatan pembuluh darah

- nystagmus horisontal/mata bergerak tak terkendali - distonia (kekakuan otot leher) 5. Alkohol - bicara cadel - jalan sempoyongan - wajah kemerahan - banyak bicara - mudah marah - gangguan pemusatan perhatian - nafas bau alkohol 6. Benzodiazepin (pil nipam, BK, mogadon) - bicara cadel - jalan sempoyongan - wajah kemerahan - banyak bicara - mudah marah - gangguan pemusatan perhatian b. Tanda-Tanda Kemungkinan Penyalahgunaan Narkotika dan Zat adiktif 1. Fisik - berat badan turun drastis - mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman - tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan ada tanda bekas luka sayatan. Goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan - buang air besar dan kecil kurang lancar - sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas 2. Emosi - sangat sensitif dan cepat bosan - bila ditegur atau dimarahi, dia malah menunjukkan sikap membangkang - emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara kasar terhadap anggota keluarga atau orang di sekitarnya - nafsu makan tidak menentu 3. Perilaku - malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya - menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga - sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa pamit dan pulang lewat tengah malam - suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat pekerjaan dan menggadaikan barang-barang berharga di rumah. Begitupun dengan barang-barang berharga miliknya, banyak yang hilang - selalu kehabisan uang - waktunya di rumah kerapkali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang, ruang yang gelap, kamar mandi, atau tempat-tempat sepi lainnya - takut akan air. Jika terkena akan terasa sakit karena itu mereka jadi malas mandi - sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya terjadi pada saat gejala putus zat - sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada maunya, seperti saat membutuhkan uang untuk beli obat - sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan - mengalami jantung berdebar-debar - sering menguap

- mengeluarkan air mata berlebihan - mengeluarkan keringat berlebihan - sering mengalami mimpi buruk - mengalami nyeri kepala - mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi 2.4 ALTERNATIF PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA di KALANGAN PELAJAR Pencegahan penggunaan narkoba di kalangan pelajar dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier. 1. Pencegahan Primer Pencegahan primer ditujukan kepada: a. Remaja/pelajar yang belum menyalahgunakan narkoba b. Semua sektor masyarakat yang berpotensi membantu para remaja/pelajar mencegah penyalahgunaan narkoba, misalnya: organisasi pemuda, orang tua, tokoh masyarakat, para guru, jajaran pemerintah setempat dan masyarakat. c. Pelaksanaan pencegahan dalam bentuk: 1. Penyuluhan yaitu berupa tatap muka (ceramah, diskusi, seminar); melalui media (surat kabar, leaflet, brosur, buletin), penyuluhan moral keagamaan, penyaluran kegiatn (olah raga, kesenian, kerajinan, keagamaan). Pencegahan yang lain adalah: 2. Prinsip hidup sehat 3. Memperkuat keimanan 4. Memilih lingkungan pergaulan yang sehat 5. Komunikasi yang baik 6. Hindari pintu masuk narkoba yaitu rokok 2. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder ditujukan pada para remaja yang sudah coba-coba menggunakan narkoba baik di sekolah maupun luar sekolah serta sektor-sektor masyarakat yang dapat membantu remaja untuk berhenti menyalahgunakan narkoba (organisasi pemuda, orang tua, tokoh masyarakat, para guru, jajaran pemerintah setempat dan masyarakat). Pelaksanaan dalam pencegahan adalah: 1. Pengobatan adiksi (detoks) Pertolongan pertama penderita dimandikan dengan air hangat, minum banyak, makan makanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan perhatiannya dari narkoba. Bila tidak berhasil perlu pertolongan dokter. Pengguna harus diyakinkan bahwa gejala-gejala sakaw mencapai puncak dalam 3-5 hari dan setelah 10 hari akan hilang. Pertolongan berikutnya adalah detoksifikasi. Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif lain) dari tubuh dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif yang dipakai atau dengan penurunan dosis obat pengganti. Detoksifikasi bisa dilakukan dengan berobat jalan atau dirawat di rumah sakit. Biasanya proses detoksifikasi dilakukan terus menerus selama satu sampai tiga minggu, hingga hasil tes urin menjadi negatif dari zat adiktif 2. Pengobatan infeksi 3. Rehabilitasi 4. Pelatihan mandiri 3. Pencegahan Tertier Pencegahan tertier ditujukan pada para remaja/pelajar bekas korban penyalahgunaan narkoba untuk mencegah jangan sampai mereka kambuh/relaps dan terjerumus kembali ke dalam penyalahgunaan narkoba. Pelaksanaan pencegahan dalam bentuk bimbingan social dan konseling terhadap yang bersangkutan

dan keluarganya, penciptaan lingkungan social dan pengawasan social yang menguntungkan eks korban, pengembangan bakat, minat dan ketrampilan bekerja.

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika. Jenis-jenis narkoba adalah opiat (putaw), amfetamin (shabu-shabu), benzodiazepin (ectasy), cannabis (ganja). Efek yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba diantaranya adalah perasaaan senang, malas bergerak, pengendalian diri kurang, depresi, mudah marah, gangguan konsentrasi. Upaya pencegahan terhadap penyalahgunaan penggunaaan narkoba di kalangan pelajar yaitu pencegahan primer (bagi pelajar yang belum menggunakan narkoba), pencegahan sekunder (bagi pelajar yang sudah coba-coba), dan pencegahan tersier (bagai pelajar yang eks pengguna narkoba) 3.2 SARAN Upaya pencegahan akan bisa dioptimalkan apabila ada kerjasama yang harmonis dan sinergis antara sekolah, masyarakat dan pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA -------, 2009. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. BNN, Jakarta -------, 2009. Jenis-jenis Narkoba dan aspek Kesehatan penyalahgunaan Narkoba. BNN. Jakarta -------, 2010 . Narkoba. Wikipedia bahasa Indonesia

b. Amfetamin Kita seringkali mendengar pemberitaan di media massa mengenai penjualan barang-barang terlarang, seperti ekstasi dan shabu. Ekstasi dan shabu adalah hasil sintesis dari zat kimia yang disebut amfetamin (perhatikan Gambar 8.22). Jadi, zat psikotropika, seperti ekstasi dan shabu tidak diperoleh dari tanaman melainkan hasil sintesis. Pemakaian zat-zat tersebut akan menimbulkan gejalagejala berikut: siaga, percaya diri, euphoria (perasaan gembira berlebihan), banyak bicara, tidak mudah lelah, tidak nafsu makan, berdebar-debar, tekanan darah menurun, dan napas cepat. Jika overdosis akan menimbulkan gejala-gejala: jantung berdebar-debar, panik, mengamuk, paranoid (curiga berlebihan), tekanan darah naik, pendarahan otak, suhu tubuh tinggi, kejang, kerusakan pada ujung-ujung saraf, dan dapat mengakibatkan kematian. Jika sudah kecanduan, kemudian dihentikan akan menimbulkan gejala putus obat sebagai berikut: lesu, apatis, tidur berlebihan, depresi, dan mudah tersinggung. 3. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika

Zat adiktif dan psikotropika akan memberikan manfaat jika dipakai untuk tujuan yang benar, misalnya untuk tujuan ilmu pengetahuan dan pelayanan kesehatan. Dalam bidang kedokteran, misalnya satu jenis narkotika diberikan kepada pasien yang menderita rasa sakit luar biasa karena suatu penyakit atau setelah menjalani suatu operasi. Contoh lain, satu zat jenis psikotropika diberikan kepada pasien penderita gangguan jiwa yang sedang mengamuk dan tak dapat ditenangkan dengan caracara lain. Jika pemakaian zat adiktif dan psikotropika dipakai di luar tujuan yang benar, itu sudah termasuk penyalahgunaan dan harus diupayakan pencegahannya. Penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika sangat berbahaya bagi diri sendiri, keluarga, maupun kehidupan sosial di sekitar kita. Dampak negatif pemakaian zat adiktif dan psikotropika pada diri sendiri, yaitu rusaknya sel saraf, menimbulkan ketergantungan, perubahan tingkah laku, dan menimbulkan penyakit (jantung, radang lambung dan hati, merusak pankreas, dan berisiko mengidap HIV positif). Pada dosis yang tidak tepat akan mengakibatkan kematian. Dalam kehidupan sosial, penyalahgunaan pemakaian zat adiktif dan psikotropika, di antaranya: sering membuat onar atau perkelahian (misalnya, perkelahian pelajar), melakukan kejahatan (pencurian dan pemerkosaan), kecelakaan, timbulnya masalah dalam keluarga, dan mengganggu ketertiban umum.

Kita semua harus berupaya untuk terhindar dari penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika memerlukan peran bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. a. Peran Anggota Keluarga Setiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada anggota keluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Kalangan remaja ternyata merupakan kelompok terbesar yang menyalahgunakan zat-zat tersebut. Oleh karena itu, setiap orang tua memiliki tanggung jawab membimbing anakanaknya agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan. Karena ketaqwaan inilah yang akan menjadi perisai ampuh untuk membentengi anak dari menyalahgunakan obat-obat terlarang dan pengaruh buruk yang mungkin datang dari lingkungan di luar rumah.

b. Peran Anggota Masyarakat Kita sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan pengetahuan setiap anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat terlarang. Selain itu, kita sebagai anggota masyarakat perlu memberi informasi kepada pihak yang berwajib jika ada pemakai dan pengedar narkoba di lingkungan tempat tinggal. c. Peran Sekolah Sekolah perlu memberikan wawasan yang cukup kepada para siswa tentang bahaya penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika bagi diri pribadi, keluarga, dan orang lain. Selain itu, sekolah perlu mendorong setiap siswa untuk melaporkan pada pihak sekolah jika ada pemakai atau pengedar zat adiktif dan psikotropika di lingkungan sekolah. Sekolah perlu memberikan sanksi yang mendidik untuk setiap siswa yang terbukti menjadi pemakai atau pengedar narkoba. d. Peran Pemerintah Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas. Di samping itu, setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat, dan penyimpan narkoba perlu diberikan sanksi atau hukuman yang membuat efek jera bagi si pelaku dan mencegah yang lain dari kesalahan yang sama.

You might also like