You are on page 1of 4

Kelompok 10 Tri Julian sahputra Rian kurniawan 1.

Gunung Api Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.[7] Dalam aktivitas gerak lempeng tektonik, pada tepian lempeng tersebut umumnya muncul aktivitas vulkanisme dan gempa bumi. Benarkah dan bagaimana itu bisa terjadi? dari lempeng-lempeng yang bergerak adalah merupakan rangkaian gunungapi atau juga terdapat titik-titik pusat gempa. Pola dan sebaran gunungapi serta gempa bumi tersebut tentunya tidak terlepas dari keterkaitannya dengan proses alam lainnya, yaitu akibat gerak mendatar lempeng-lempeng, baik secara tumbukan (konvergen), divergen, maupun berpapasan. Saat ini gunungapi yang aktif di dunia berjumlah 500 sampai 600 buah yang tersebar di tiga tempat utama, yaitu sebagai berikut: a. Di sekitar Samudera Pasifik (sekitar 62%) dengan rincian sekitar 45% tersebar dikepulauan Pasifik Bagian Barat dan 17% di daerah pinggiran Pasifik Utara dan Pasifik Selatan. b. Di Indonesia (14%). Terletak memanjang membentuk jalur pengunungan aktif sepanjang 7.000 - 7.500 km dan lebar 50 - 200 km, mulai dari Aceh di ujung barat hingga Halmahera di ujung timurnya. c. Sisanya tersebar di busur kepulauan dan pinggiran Amerika di Pasifik. Sekitar 3% terletak di Pasifik Tengah (Hawaii dan Samoa), 1% terdapat di pulau-pulau di Samudera Hindia, 13% di Atlantik (Azores, Cape Verde Island, Kanada, dan Medeira yang merupakan gunungapi bawah laut), dan 7% tersebar di Mediteran dan Asia Kecil Utara. Sekitar 4%-nya terletak di tengah benua dan dikenal sebagai African Rift System. nurul asfia lisa ulvia

b. Persebaran Gunung Api dan Gempa Bumi

Gunungapi tersebut sebagian besar terdapat di daratan, yaitu sekitar 83%, sedangkan sisanya tersebar sebagai gunungapi bawah laut atau dinamakan sub marine volcano. Penyebarannya mengikuti jalur-jalur memanjang, yang diduga ada kaitannya dengan rekahan-rekahan kulit bumi. Jalur I merupakan jalur gunungapi yang mengikuti jalur pegunungan lipatan di sepanjang pinggiran Pasifik, terus menyambung melalui Pegunungan Andes, Amerika Tengah, Meksiko, Amerika Bagian Barat, dan Kanada, Alaska, Asia, Kamchatka, Jepang, Filipina, Indonesia Timur, Kepulauan Melanesia, dan Selandia Baru. Di sebelah barat, di sepanjang pinggiran benua Asia dan Afrika, deretan gunungapinya mengikuti rangkaian kepulauan dan sisanya membusur ke samudera. Batas antara rangkaian pulau-pulau tersebut dan Samudera Pasifik masing-masing mempunyai sifat dan keadaan geologi mulai dari sebelah timur pulau-pulau Bouier dan Mariana di utara Irian (Papua), melewati Kepulauan Solomon dan berakhir di Kepulauan Tonga dan Karnadek. Jalur II merupakan daerah gunungapi yang tak sempurna mengikuti jalur pegunungan lipatan muda. Mulai laut tengah hingga ke Asia Kecil dan Kepulauan Indonesia. Jalur ini di bagian timur Asia dipotong oleh deretan pegunungan tinggi Asia. Gunungapi bawah laut pada jalur ini ditemukan di beberapa tempat, antara lain di Laut Tengah, yaitu antara Sisilia dan Tunisia, di daerah Kepulauan Lipari dekat pesisir Arakan dan di Indonesia. Aktivitas gunung api merupakan sebab utama adanya sebaran panas bumi, terutama hidrotermal. Batuan pemanas dari aktivitas vulkanisme akan berfungsi sebagai sumber pemanasan air. Panas yang ditimbulkan oleh pergerakan sesar aktif kadangkadang berfungsi pula sebagai sumber panas. Seperti sumber-sumber mata air panas di daerah sekitar gunungapi di sepanjang jalur sesar aktif Palu - Koro, di Sulawesi.[8] Di Indonesia terdapat 400 gunung berapi, tetapi yang masih aktif kira-kira 80 gunung saja. Gunung-gunung tersebut digolongkan atas 3 barisan, yakni: 2. Sumatra Jawa Nusa Tenggara sekitar laut banda 3. Halmahera dan Pulau-Pulau disebelah baratnya. 4. Sulawesi Utara Pulau sangihe Pulau Mindanao. Beberapa gunung berapi di Indonesiayang sangat berbahaya letusannya adalah Gunung Tambora di pulau sumbawa yang meletus tahun 1815, Gunung Krakatau yang

meletus tahun 1883, gunung kelud yang meletus tahun 1919, gunung merapi yang meletus tahun 1930, Gunung Agung yang Meletus tahun 1962/1963 dan gunung galunggung yang meletus tahun 1982. Ada tiga sistem pokok persebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia, yaitu: Sistem Sunda Sistem Busur Tepi Asia Sistem Sirkum Australia. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa bumi terbesar bersejarah besarnya telahvlebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli .[9] Indonesia adalah daerah pertemuan rangkaian sirkum mediterania dan rangkaian sirkum fasifik, dengan proses pembentukan pegunungan yang masih berlangsung. Oleh sebab itu, di indonesia banyak terjadi gempa bumi. Pusat Gempa didalam Bumi disebut Hiposentrum. Mulai dari Hiposentrum ini getaran diteruskan kesegala arah. Tempat hiposentrum ini ada yang sangat dalam dan ada yang dangkal. Untuk keperluan pemetaan, maka pemetaan dapat dilakukan setelah terjadinya gempa. Pada gempa ada beberapa macam garis yang dikenal, yakni sebagai berikut:

2. Gempa Bumi

a. c. a. c.

Homoseista Pleistoseista Proses perambatan gempa bumi melalui tiga macam getaran: Getaran Longitudinal Getaran Gelombang Panjang Gempa bumi ada yang mempunyai kekuatan besar dan ada yang mempunyai kekuatan kecil. Dilihat dari intensitasnya, ada dua macam gempa yakni:

b. Isoseista

b. Getaran Transvertal

a. b.

Makroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui tanpa alat. Mikroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dapat diketahui dengan menggunakan alat saja. Menurut sebab terjadinya, gempa ada tiga macam:

a. c.

Gempa Runtuhan Gempa Tektonis.

b. Gempa Vulkanis

You might also like