Professional Documents
Culture Documents
Work-in-Process Inventory Direct material cost Direct labor cost Manufacturing overhead Finished Goods Inventory Product cost transferred when product is finished
Cost of Goods Sold Expense closed into Income Summary at end of accounting period
Income Summary
Perhitungan Biaya Pesanan 1. Produk sangat bervariasi 2. Biaya diakumulasikan berdasarkan pekerjaan/pesanan 3. Biaya per unit dihitung melalui pembagian total biaya pekerjaan dengan unit yang diproduksi untuk pekerjaan tersebut
Perhitungan Biaya Proses 1. Produk bersifat homogeny 2. Biaya diakumulasikan berdasarkan proses atau departemen 3. Biaya per unit dihitung melalui pembagian baiay proses satu periode dengan unit yang diproduksi selama periode tersebut
Lembar Biaya pesanan Lembar biaya disiapkan setiap kali pekerjaan baru dimulai. Lembar biaya pesanan dipersiapkan untuk setiap pesanan dan merupakan bagian dari akun proses kerja yang sedang berjalan serta merupakan dokumen utama untuk menghitung semua biaya-biaya yang terkait dengan pesanan tertentu.Contoh Lembar biaya pesanan
Job Number F16 Date Started Nov. 1, 20x1 JOB-COST RECORD Description 80 deluxe alum. fishing boats Date Completed Nov. 22, 20x1 Number of Units Completed 80 Unit Price $2.50 Cost $18,000
Date 11/1
Direct Material Requisition Number Quantity 803 7,200 sq ft Direct Labor Quantity 600
Cost $12,000
Date 11/30
Cost $18,000
Cost Summary Cost Item Total direct material Total direct labor Total manufacturing overhead Total cost Unit cost
Date 30-Nov
Permintaan Bahan Baku Biaya bahan baku langsung dibebankan ke pekerjaan dengan menggunakan dokumen sumber yang disebut formulir permintaan bahan baku. Dengan menggunakan formulir ini, departemen akuntansi biaya dapat mencatat biaya bahan baku langsung, ke dalam lembar biaya pesanan yang tepat. Apabila system akuntansinya terotomatisaso, penjurnalan ini langsung masuk ke dalam data pada terminal computer, dengan menggunakan formulis permintaan bahan baku sebagai dokumen sumber. Sebagai tambahan untuk penyediaan informasi penting pada pembebanan biaya bahan baku langsung ke pekerjaan, formulir permintaan bahan baku juga memiliki item data lain, seperti nomor permintaan, tanggal, dan tanda tangan. Data-data ini bermanfaat untuk melakukan pengendalian atas persediaan bahan baku langsung. Tanda tangan misalnya, memindahkan tanggung jawab bahan baku dari gudang, kepada orang yang menerima bahan baku, biasanya supervisor produksi. Kartu Jam Kerja Tenaga kerja langsung juga harus dihubungkan dengan setiap pekerjaan tertentu. Alat yang digunakan untuk membebankan biaya tenaga kerja langsung ke setiap pekerjaan adalah dokumen sumber yang disebut sebagai kartu jam kerja. Setiap hari, pegawai perusahan mengisi kartu jam kerja yang mengidentifikasi nama, tingkat gaji, dan jam kerja tiap pekerjaan.kartu jam kerja ini dikumpulkan dan dikirim ke departemen akuntansi biaya, yang menggunakan informasi tersebut untuk mencatat baiay tenaga kerja langsung ke pekerjaan tertentu. Kartu jam kerja digunakan hanya untuk tenaga kerja langsung. Oleh karena tenaga kerja tidak langsung ada di semua pekerjaan, biayanya termasuk overhead dan dialokasikan dengan menggunakan satu atau lebih tariff overhead yang telah dianggarkan. Dokumen sumber Lainnya Penggunaan perhitungan baiay berdasarkan aktivitas untuk membebankan overhead ke pekerjaan, mengharuskan perusahaan untuk tetap menelusuri lebih dari satu penggerak aktivitas. Berbagai dasar lainnya juga juga harus dipertimbangkan. Jadi jumlah actual yang digunakan pada penggerak lain (misalnya jam mesin, jumlah pesanan pembelian, jumlah penyetelan, dan sebagainya) harus dikumpulkan dan dimasukan ke dalam lembar biaya pesanan.
Seluruh lembar biaya pesanan perusahaan yang lengkap, dapat berfungsi sebagai buku pembantu untuk persediaan barang jadi. Pada system akuntansi manual, lembar yang lengkap akan dipindahkan dari arsip barang dalam proses,, ke arsip persediaan barang jadi. Pada system akuntansi terotomatisasi, proses pembaruan akan menghapus pekerjaan yang telah sielesaikan dari file utama barang dalam proses, dan menambahkan catatan ini ke file utama barang jadi. Pada kedua system tersebut, penambahan total lembar biaya pesanan yang lengkap menimbulkan biaya persediaan barang jadi pda titik waktu tertentu. Ketika brang jadi terjual dan dikirim, catatn biayanya akan ditarik dari arsip persediaan barang jadi. Catatan tersebut selanjutnya menjadi dasar bagi perhitungan harga pokok penjualan suatu periode.
Keduanya
menggunakan
rekening
barang dalam proses dan barang jadi. Selain mempunyai persamaan, ternyata kedua sistem itu mempunyai perbedaan seperti yang disajikan dalam tabel berikut:
yang satu
Process Costing 1. Hanya ada satu jenis produk yang diproduksi secara kontinyu dan dalam jangka panjang. Seluruh unit bersifat identik 2. Biaya diakumulasikan per
setiap pekerjaan adalah dokumen 3. Kartu biaya sumber yang digunakan untuk
departemen produksi depertemen 3. Laporan menjadi dokumen sumber yang menunjukkan pengumpulan dan
mengendalikan pengumpulan biaya suatu pekerjaan 4. Biaya per unit dihitung untuk setiap pekerjaan berdasarkan kartu biaya
disposisi biaya per departemen 4. Biaya per unit dihitung per departemen berdasarkan laporan
Perbedaan job order costing dan process costing disebabkan dua faktor. Pertama, aliran unit dalam system process costing bersifat kontinyu dan kedua, masing-masing unit ini tidak bisa dibedakan. Berdasarkan proses costing, tidak mungkin untuk mencoba mengidentifikasi biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan pesanan dari
konsumen (seperti yang dilakukan dalam job order costing) karena setiap order dipenuhi dari unit-unit yang identik yang mengalir secara terus-menerus dari bagian produksi. Biaya diakumulasikan per depertemen dan mebebankan biaya ini secara merata ke seluruh unit yang melewati depertemen tersebut selama satu periode. Perbedaan lebih lanjut antara kedua system penentuan harga pokok ini adalah bahwa kartu biaya tidak digunakan dalam process costing, karena kuncinya ada di tiap departemen. Sebagai gantinya digunakan dokumen yang disebut Laporan Produksi
yang disiapkan di setiap depertemen yang melakukan pekerjaan atas produk. Laporan produksi memiliki beberapa fungsi yaitu memberikan ringkasan jumlah unit yang melalui depertemen selama satu periode dan digunakan juga untuk menghitung biaya per unit.
6
Selanjutnya, laporan tersebut juga menunjukkan biaya yang dibebankan ke departemen dan disposisi apa yang akan dilakukan terhadap biaya ini. Laporan produksi departemen adalah dokumen sumber dalam process costing. Untuk menghitung biaya departemen, output departemen diukur dengan unit ekuivalen. Ada dua cara yang berbeda unituk menghitung unit ekuivalen produksi untuk suatu periode. Metode FIFO dalam process costing adalah metode yang menganggap bahwa unit
ekuivalen dan biaya per unit hanya berkaitan selama periode tertentu saja. sebaliknya metode Rata-rata Tertimbang menggabungkan unit dan biaya dari periode sekarang dengan unit dan biaya periode sebelumnya. Dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang, ekuivalen untuk seluruh periode adalah unit yang ditransfer ke depertemen berikutnya atau ke barang jadi dan persediaan akhir barang dalam proses pada akhir periode. Berikut merupakan situasi dua system biaya proses : 1. One Production Department
Work-in-Process Inventory Direct material Direct labor Applied manufacturing overhead One Production Department Finished Goods Inventory
Tipe Manufaktur Proses 1. Proses Berurutan (sequential processing) Unit-unit produksi harus melalui suatu proses sebelum mereka dapat dikerjakan dalam proses berikutnya. Contoh bagan untuk Perusahaan Manufaktur Kimia/Obat-obatan
Peracikan
Pengkapsulan
Pembotolan
Barang Jadi
2. Proses Sejajar (parallel processing) Dua atau lebih proses berurutan dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang jadi. Unit-unit yang telah setengah jadi (sebgai contoh, dua subkomponen) dapat dikerjakan secara simultan dalam dua proses yang berbed dan kemudian dibawa bersamaan dalam proses akhir untuk penyelesaian. Berikut Contoh manufaktur hardisk untuk komputer
Proses 1
Proses 3
Proses 4
3. Arus Produk Selektif Pada arus ini bahan pertama kalinya dimasukkan ke dalam satu departemen kemudian dipindahkan ke departemen berikutnya yang berbeda, pada waktu bersamaan.
C. PEMBEBANAN OVERHEAD PABRIK Ada dua pendekatan yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada seluruh produk yang dihasilkan secara adil yaitu :
1. Berdasarkan Tarif yang ditentukan dimuka Tarif overhead ditentukan dimuka lebih didasarkan pada estimasi daripada yang aktual. Hal ini disebabkan oleh perhitungan tarif overhead yang ditentukan dimuka dilakukan sebelumnya dan digunakan untuk mnetapkan biaya overhead sepanjang periode produksi. Proses pembebanan biaya overhead pabrik ke produk disebut pembebanan overhead dihitung dari tarif overhead yang ditentukan dimuka dikali jumlah basis alokasi yang terjadi dalam suatu pekerjaan. Sedangkan untuk menghitung tarif overhead ditentukan dimuka dihitung dari estimasi biaya overhead pabrik total dibagi estimasi unit produksi. Bila perusahaan tidak menggunakan tarif yang ditentukan dimuka perusahaan harus
menunggu sampai akhir periode akuntnsi untuk menghitung tarif overhead aktual berdasarkan total biaya produksi dan total unit aktual selama periode tersebut. Ada beberapa alasan penggunaan tarif overhead dibayar dimuka daripada tarif overhead aktual: 1. Sebelum akhir periode akuntansi,manajer menginginkan untuk mengetahui penilaian
sistem akuntansi terhadap pekerjaan yang diselesaikan. 2. Jika overhead pabrik aktual dihitung beberapa kali, faktor musiman dan biaya overhead dan basis alokasi dapat menimulakan adanya fluktuasi tarif overhead. 3. Penggunaan tarif overhead yang ditentukan dimukadapat menyederhanakan pencatatan
2. Berdasarkan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi Karena tarif overhead yang ditentukan di muka didasarkan pada estimasi, biaya overhead yang terjadi pada periode tersebut mungkin lebih besar atau lebih kecil daripada biaya overhead yang dibebankan. Perbedaan tersebut disebut overhead dibebankan terlalu rendah atau terlalu tinggi. Terjadinya Under/Overapplied karena adanya ke kekurangan/kelebihan antara Overhead aktual dengan Overhead pabrik standar, keadaan tersebut harus disesuaikan terhadap laporan rugi laba dengan melakukan beberapa koreksi. Under applied terjadi karena overhead aktual lebih besar daripada overhead budget. Over applied terjadi karena overhead aktual lebih besar daripada overhead budget Adanya Over/Applied dibebankan ke Harga Pokok Penjualan, Barang Dalam Proses
9
dan Barang Jadi. Ada dua cara mendisposisikan saldo overhead yang dibebankan terllu rendah atau terlalu tinggi, yaitu: 1. Ditutup ke harga pokok penjualan 2. Dialokasikan antara barang dalam proses, barang jadi, dan harga pokok penjualan dalam proporsi overhead yang dibebankan selama periode tersebut di saldo akhir masing-masing rekening. Metode kedua yang mengalokasikan overhead yang dibebankan teralu rendah atau overhead dibebankan terlalu tinggi ke saldo akhir persediaan dan harga pokok penjualan ekuivalen dengan penggunaan tarif overhead aktual dan karenanya dianggap lebih
akurat dibandingkan dengan metode yang pertama. Konsekuensinya, jika overhead yang dibebankan terlalu rendah atau overhead yang dibebankan terlalu tinggi sangat material, banyak akuntan lebih menekankan pada pendekatan kedua.
10
D. MANFAAT BIAYA PER UNIT 1. Perusahaan Manufaktur Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya perunit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya perunit adalah sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk penilaian persediaan, penentuan laba, dan pengambilan keputusan lainnya. Pengungkapan biaya persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan pelaporan keuangan yang dihadapi setiap perusahaan pada setiap akhir periode. Untuk menentukan biaya perunit, maka total biaya yang digunakan tergantung tujuan informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya produksi, atau biaya variabel, atau biaya produksi ditambah biaya non produksi. Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal, maka informasi biaya perunit diperoleh dari total biaya
produksi, sedangkan untuk pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus, dalam kondisi perusahaan beroperasi dibawah kapasitas produksi,
maka informasi biaya yang dibutuhkanadalah informasi biaya variabel. 2. Perusahaan Jasa Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada dasarnya untuk menghitung biaya perunit antara perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur adalah sama. Pertama sekali, perusahaan jasa yang disediakan dan mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan. Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk
memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan, karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.
11