You are on page 1of 11

Arus Biaya dalam Perusahaan Manufaktur

Work-in-Process Inventory Direct material cost Direct labor cost Manufacturing overhead Finished Goods Inventory Product cost transferred when product is finished

Cost of Goods Sold Expense closed into Income Summary at end of accounting period

Income Summary

A. Perhitungan dan Produksi Biaya Pesanan


Perusahaan yang beroperasi dalam industry berdasarkan proses, memproduksi jenis jasa atau produk yang sangat banyak dan berbeda satu dengan lainnya. Produk khusus atau yang dibuat menurut pesanan termasuk dalam kategori ini, termasuk juga perusahaan yang menyediakan jasa yang berbeda kepada setiap pelanggan. Jadi pesanan kerja (job) adalah suatu unit atau serangkaian unit yang berbeda. Idealnya setiap produk atau jasa dapat dikhususkan menurut pelanggan tertentu. Perkembangan teknologi memungkinkan perusahaan untuk memproduksi lebih banyak produk untuk memenuhi pesanan khusus. System berdasarkan pesanan dapat digunakn untuk mem[roduksi barang untuk menggantikan perediaan yang pada akhirnya terjual habis di pasaran. Akan tetapi, sering kali suatu pekerjaan berhubungan dengan pesanan pelanggan tertentu. Kunci dari perhitungan biaya pesanan adalah bahwa baiay suatu pekerjaan berbeda dari pekerjaan lainnya dan haurs tetap ditelusuri secara terpisah. Pada system produksi berdasar pesanan, biaya-biaya diakumulaksikan berdasarkan pekerjaannya. Pendekatan untuk membebankan biaya ini dinamakan system perhitungan biaya pesanan. Dalam suatu perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan, pengumpulan biaya per pekerjaan menyediakan informasi penting bagi pihak manajemen.

Perhitungan Biaya Pesanan 1. Produk sangat bervariasi 2. Biaya diakumulasikan berdasarkan pekerjaan/pesanan 3. Biaya per unit dihitung melalui pembagian total biaya pekerjaan dengan unit yang diproduksi untuk pekerjaan tersebut

Perhitungan Biaya Proses 1. Produk bersifat homogeny 2. Biaya diakumulasikan berdasarkan proses atau departemen 3. Biaya per unit dihitung melalui pembagian baiay proses satu periode dengan unit yang diproduksi selama periode tersebut

Lembar Biaya pesanan Lembar biaya disiapkan setiap kali pekerjaan baru dimulai. Lembar biaya pesanan dipersiapkan untuk setiap pesanan dan merupakan bagian dari akun proses kerja yang sedang berjalan serta merupakan dokumen utama untuk menghitung semua biaya-biaya yang terkait dengan pesanan tertentu.Contoh Lembar biaya pesanan
Job Number F16 Date Started Nov. 1, 20x1 JOB-COST RECORD Description 80 deluxe alum. fishing boats Date Completed Nov. 22, 20x1 Number of Units Completed 80 Unit Price $2.50 Cost $18,000

Date 11/1

Direct Material Requisition Number Quantity 803 7,200 sq ft Direct Labor Quantity 600

Date Various dates

Requisition Number Various time cards

Unit Price $20

Cost $12,000

Date 11/30

Manufacturing Overhead Requisition Number Quantity Direct Labor Hours 600

Unit Price $30.00

Cost $18,000

Cost Summary Cost Item Total direct material Total direct labor Total manufacturing overhead Total cost Unit cost

Amount $18,000 12,000 18,000 $48,000 $600

Date 30-Nov

Shipping Summary Units Remaining Units Shipped in Inventory 60 20

Cost Balance $12,000

Permintaan Bahan Baku Biaya bahan baku langsung dibebankan ke pekerjaan dengan menggunakan dokumen sumber yang disebut formulir permintaan bahan baku. Dengan menggunakan formulir ini, departemen akuntansi biaya dapat mencatat biaya bahan baku langsung, ke dalam lembar biaya pesanan yang tepat. Apabila system akuntansinya terotomatisaso, penjurnalan ini langsung masuk ke dalam data pada terminal computer, dengan menggunakan formulis permintaan bahan baku sebagai dokumen sumber. Sebagai tambahan untuk penyediaan informasi penting pada pembebanan biaya bahan baku langsung ke pekerjaan, formulir permintaan bahan baku juga memiliki item data lain, seperti nomor permintaan, tanggal, dan tanda tangan. Data-data ini bermanfaat untuk melakukan pengendalian atas persediaan bahan baku langsung. Tanda tangan misalnya, memindahkan tanggung jawab bahan baku dari gudang, kepada orang yang menerima bahan baku, biasanya supervisor produksi. Kartu Jam Kerja Tenaga kerja langsung juga harus dihubungkan dengan setiap pekerjaan tertentu. Alat yang digunakan untuk membebankan biaya tenaga kerja langsung ke setiap pekerjaan adalah dokumen sumber yang disebut sebagai kartu jam kerja. Setiap hari, pegawai perusahan mengisi kartu jam kerja yang mengidentifikasi nama, tingkat gaji, dan jam kerja tiap pekerjaan.kartu jam kerja ini dikumpulkan dan dikirim ke departemen akuntansi biaya, yang menggunakan informasi tersebut untuk mencatat baiay tenaga kerja langsung ke pekerjaan tertentu. Kartu jam kerja digunakan hanya untuk tenaga kerja langsung. Oleh karena tenaga kerja tidak langsung ada di semua pekerjaan, biayanya termasuk overhead dan dialokasikan dengan menggunakan satu atau lebih tariff overhead yang telah dianggarkan. Dokumen sumber Lainnya Penggunaan perhitungan baiay berdasarkan aktivitas untuk membebankan overhead ke pekerjaan, mengharuskan perusahaan untuk tetap menelusuri lebih dari satu penggerak aktivitas. Berbagai dasar lainnya juga juga harus dipertimbangkan. Jadi jumlah actual yang digunakan pada penggerak lain (misalnya jam mesin, jumlah pesanan pembelian, jumlah penyetelan, dan sebagainya) harus dikumpulkan dan dimasukan ke dalam lembar biaya pesanan.

Seluruh lembar biaya pesanan perusahaan yang lengkap, dapat berfungsi sebagai buku pembantu untuk persediaan barang jadi. Pada system akuntansi manual, lembar yang lengkap akan dipindahkan dari arsip barang dalam proses,, ke arsip persediaan barang jadi. Pada system akuntansi terotomatisasi, proses pembaruan akan menghapus pekerjaan yang telah sielesaikan dari file utama barang dalam proses, dan menambahkan catatan ini ke file utama barang jadi. Pada kedua system tersebut, penambahan total lembar biaya pesanan yang lengkap menimbulkan biaya persediaan barang jadi pda titik waktu tertentu. Ketika brang jadi terjual dan dikirim, catatn biayanya akan ditarik dari arsip persediaan barang jadi. Catatan tersebut selanjutnya menjadi dasar bagi perhitungan harga pokok penjualan suatu periode.

B. Perhitungan dan Produksi Biaya Proses


Perusahaan perusahaan yang termasuk dalam industry proses, secara besar-besaran memproduksi produk yang hampir sama atau sejenis. Contoh perusahaan yang menggunakan system prosuksi proses adalah perusahaan makanan, semen, bahan bakar, dan bahan kimia. Hal yang penting dalam system proses adalah bahwa biaya satu unit produk, identik dengan baiay produk lainnya. Perusahaan jasa juga dapat menggunakan pendekatan perhitungan biaya proses. Perusahaan dengan system proses mengakumulasikan biaya produksi berdasarkan proses atau departemen untuk satu periode waktu tertentu. Output proses selama periode tersebut diukur. Biaya per unit dihitung melalui pembagian biaya prosesnya dengan output pada periode terkait. Pendekatan akumulasi biaya ini disebut sebagai system perhitungan biaya proses. Perhitungan biaya proses berfungsi dengan baik apabila produk-produk yang relative sejenis melalui proses berurutan dan menerima biaya produksi yang hampir sama. Pabrik manufaktur yang besar, seperti pabrik kimia, makanan, dan ba mobil, menggunakan perhitungan biaya proses. Dalam seuatu perusahaan dengan system proses, unit-unit produksi umumnya melalui rangkaian departemen manufaktur atau produksi, di tiap departeme atau tiap proses, suatu proses operasi akan membawa suatu produk satu langkah lebih dekat ke penyelesaian. Dalam tiap departemen, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead mungkin dibutuhkan. Saat penyelsaian proses tertentu, barang yang setengah jadi dipindahkan ke departemen berikutnya. Setelha melewati departemen terakhir, barang selesai diproduksi dan dipindahkan ke gudang. Sistem Biaya Proses (Process Cost) adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada metode ini, proses produksi diperusahaan dilaksanakan secara terus menerus, barang yang dihasilkan homogen, dan perhitungan harga pokok produksi didasarkan atas waktu. Pada metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi stock. Persamaan antara job order costing dan proses costing terletak pada tujuannya yaitu, tujuan utama kedua sistem tersebut adalah membebankan biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead ke produk dan memberikan meknisme penghitungan biaya per unit.
5

Keduanya

menggunakan

rekening

yang sama termasuk overhead pabrik, bahan baku,

barang dalam proses dan barang jadi. Selain mempunyai persamaan, ternyata kedua sistem itu mempunyai perbedaan seperti yang disajikan dalam tabel berikut:

Job Order Costing 1. Beberapa pekerjaan berbeda dikerjakan dalam

yang satu

Process Costing 1. Hanya ada satu jenis produk yang diproduksi secara kontinyu dan dalam jangka panjang. Seluruh unit bersifat identik 2. Biaya diakumulasikan per

periode. Masing-masing pekerjaan memiliki spesifikasi 2. Biaya dikumpulkan untuk

setiap pekerjaan adalah dokumen 3. Kartu biaya sumber yang digunakan untuk

departemen produksi depertemen 3. Laporan menjadi dokumen sumber yang menunjukkan pengumpulan dan

mengendalikan pengumpulan biaya suatu pekerjaan 4. Biaya per unit dihitung untuk setiap pekerjaan berdasarkan kartu biaya

disposisi biaya per departemen 4. Biaya per unit dihitung per departemen berdasarkan laporan

produksi per departemen.

Perbedaan job order costing dan process costing disebabkan dua faktor. Pertama, aliran unit dalam system process costing bersifat kontinyu dan kedua, masing-masing unit ini tidak bisa dibedakan. Berdasarkan proses costing, tidak mungkin untuk mencoba mengidentifikasi biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan pesanan dari

konsumen (seperti yang dilakukan dalam job order costing) karena setiap order dipenuhi dari unit-unit yang identik yang mengalir secara terus-menerus dari bagian produksi. Biaya diakumulasikan per depertemen dan mebebankan biaya ini secara merata ke seluruh unit yang melewati depertemen tersebut selama satu periode. Perbedaan lebih lanjut antara kedua system penentuan harga pokok ini adalah bahwa kartu biaya tidak digunakan dalam process costing, karena kuncinya ada di tiap departemen. Sebagai gantinya digunakan dokumen yang disebut Laporan Produksi

yang disiapkan di setiap depertemen yang melakukan pekerjaan atas produk. Laporan produksi memiliki beberapa fungsi yaitu memberikan ringkasan jumlah unit yang melalui depertemen selama satu periode dan digunakan juga untuk menghitung biaya per unit.
6

Selanjutnya, laporan tersebut juga menunjukkan biaya yang dibebankan ke departemen dan disposisi apa yang akan dilakukan terhadap biaya ini. Laporan produksi departemen adalah dokumen sumber dalam process costing. Untuk menghitung biaya departemen, output departemen diukur dengan unit ekuivalen. Ada dua cara yang berbeda unituk menghitung unit ekuivalen produksi untuk suatu periode. Metode FIFO dalam process costing adalah metode yang menganggap bahwa unit

ekuivalen dan biaya per unit hanya berkaitan selama periode tertentu saja. sebaliknya metode Rata-rata Tertimbang menggabungkan unit dan biaya dari periode sekarang dengan unit dan biaya periode sebelumnya. Dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang, ekuivalen untuk seluruh periode adalah unit yang ditransfer ke depertemen berikutnya atau ke barang jadi dan persediaan akhir barang dalam proses pada akhir periode. Berikut merupakan situasi dua system biaya proses : 1. One Production Department
Work-in-Process Inventory Direct material Direct labor Applied manufacturing overhead One Production Department Finished Goods Inventory

Cost of Goods Sold Cost of goods sold during current period

Cost of goods completed and transferred to finished goods

2. Two Sequential Production Departments


Two Sequential Production Departments Work-in-Process Inventory Work-in-Process Inventory Production Department A Production Department B Direct material Cost of goods completed Direct labor in department A and Cost of goods completed Applied manufacturing transferred to and transferred to overhead department B finished goods Direct material Direct labor Applied manufacturing overhead

Finished Goods Inventory Cost of goods sold

Cost of Goods Sold

during current period

Tipe Manufaktur Proses 1. Proses Berurutan (sequential processing) Unit-unit produksi harus melalui suatu proses sebelum mereka dapat dikerjakan dalam proses berikutnya. Contoh bagan untuk Perusahaan Manufaktur Kimia/Obat-obatan

Peracikan

Pengkapsulan

Pembotolan

Barang Jadi

2. Proses Sejajar (parallel processing) Dua atau lebih proses berurutan dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang jadi. Unit-unit yang telah setengah jadi (sebgai contoh, dua subkomponen) dapat dikerjakan secara simultan dalam dua proses yang berbed dan kemudian dibawa bersamaan dalam proses akhir untuk penyelesaian. Berikut Contoh manufaktur hardisk untuk komputer

Proses 1

Proses 2 Assembly Barang Jadi

Proses 3

Proses 4

3. Arus Produk Selektif Pada arus ini bahan pertama kalinya dimasukkan ke dalam satu departemen kemudian dipindahkan ke departemen berikutnya yang berbeda, pada waktu bersamaan.

C. PEMBEBANAN OVERHEAD PABRIK Ada dua pendekatan yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada seluruh produk yang dihasilkan secara adil yaitu :

1. Berdasarkan Tarif yang ditentukan dimuka Tarif overhead ditentukan dimuka lebih didasarkan pada estimasi daripada yang aktual. Hal ini disebabkan oleh perhitungan tarif overhead yang ditentukan dimuka dilakukan sebelumnya dan digunakan untuk mnetapkan biaya overhead sepanjang periode produksi. Proses pembebanan biaya overhead pabrik ke produk disebut pembebanan overhead dihitung dari tarif overhead yang ditentukan dimuka dikali jumlah basis alokasi yang terjadi dalam suatu pekerjaan. Sedangkan untuk menghitung tarif overhead ditentukan dimuka dihitung dari estimasi biaya overhead pabrik total dibagi estimasi unit produksi. Bila perusahaan tidak menggunakan tarif yang ditentukan dimuka perusahaan harus

menunggu sampai akhir periode akuntnsi untuk menghitung tarif overhead aktual berdasarkan total biaya produksi dan total unit aktual selama periode tersebut. Ada beberapa alasan penggunaan tarif overhead dibayar dimuka daripada tarif overhead aktual: 1. Sebelum akhir periode akuntansi,manajer menginginkan untuk mengetahui penilaian

sistem akuntansi terhadap pekerjaan yang diselesaikan. 2. Jika overhead pabrik aktual dihitung beberapa kali, faktor musiman dan biaya overhead dan basis alokasi dapat menimulakan adanya fluktuasi tarif overhead. 3. Penggunaan tarif overhead yang ditentukan dimukadapat menyederhanakan pencatatan

2. Berdasarkan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi Karena tarif overhead yang ditentukan di muka didasarkan pada estimasi, biaya overhead yang terjadi pada periode tersebut mungkin lebih besar atau lebih kecil daripada biaya overhead yang dibebankan. Perbedaan tersebut disebut overhead dibebankan terlalu rendah atau terlalu tinggi. Terjadinya Under/Overapplied karena adanya ke kekurangan/kelebihan antara Overhead aktual dengan Overhead pabrik standar, keadaan tersebut harus disesuaikan terhadap laporan rugi laba dengan melakukan beberapa koreksi. Under applied terjadi karena overhead aktual lebih besar daripada overhead budget. Over applied terjadi karena overhead aktual lebih besar daripada overhead budget Adanya Over/Applied dibebankan ke Harga Pokok Penjualan, Barang Dalam Proses
9

dan Barang Jadi. Ada dua cara mendisposisikan saldo overhead yang dibebankan terllu rendah atau terlalu tinggi, yaitu: 1. Ditutup ke harga pokok penjualan 2. Dialokasikan antara barang dalam proses, barang jadi, dan harga pokok penjualan dalam proporsi overhead yang dibebankan selama periode tersebut di saldo akhir masing-masing rekening. Metode kedua yang mengalokasikan overhead yang dibebankan teralu rendah atau overhead dibebankan terlalu tinggi ke saldo akhir persediaan dan harga pokok penjualan ekuivalen dengan penggunaan tarif overhead aktual dan karenanya dianggap lebih

akurat dibandingkan dengan metode yang pertama. Konsekuensinya, jika overhead yang dibebankan terlalu rendah atau overhead yang dibebankan terlalu tinggi sangat material, banyak akuntan lebih menekankan pada pendekatan kedua.

Menghitung Tarif Overhead Pabrik

10

D. MANFAAT BIAYA PER UNIT 1. Perusahaan Manufaktur Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya perunit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya perunit adalah sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk penilaian persediaan, penentuan laba, dan pengambilan keputusan lainnya. Pengungkapan biaya persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan pelaporan keuangan yang dihadapi setiap perusahaan pada setiap akhir periode. Untuk menentukan biaya perunit, maka total biaya yang digunakan tergantung tujuan informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya produksi, atau biaya variabel, atau biaya produksi ditambah biaya non produksi. Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal, maka informasi biaya perunit diperoleh dari total biaya

produksi, sedangkan untuk pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus, dalam kondisi perusahaan beroperasi dibawah kapasitas produksi,

maka informasi biaya yang dibutuhkanadalah informasi biaya variabel. 2. Perusahaan Jasa Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada dasarnya untuk menghitung biaya perunit antara perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur adalah sama. Pertama sekali, perusahaan jasa yang disediakan dan mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan. Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk

memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan, karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.

11

You might also like